Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 26573 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Khairunnisa Ahadini; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Dadan Erwandi, Didik Nurhadi
Abstrak: Berdasarkan masih tingginya angka pelanggaran kendaraan bermotor pada tahun 2017 dan keluhan dari konsumen terkait aspek keselamatan berkendara dari pengemudi ojek online perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran analisis efektivitas pelatihan safety riding Rifat Drive Labs pada pengemudi ojek online Jabodetabek tahun 2018. Penelitian dilakukan terhadap pengemudi ojek online Jabodetabek yang telah mengikuti pelatihan safety riding Rifat Drive Labs, instruktur Rifat Drive Labs, dan konsumen aktif jasa ojek online. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner, observasi, dan wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan teori evaluasi empat level Kirkpatrick, yakni evaluasi pada tingkat reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil. Secara garis besar gambaran evaluasi pelatihan pada tingkat reaksi, tingkat pembelajaran, tingkat perilaku, dan tingkat hasil menunjukkan hasil yang cukup baik. Ditemukan beberapa faktor risiko yang berpengaruh dalam efektivitas pelatihan yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi karakteristik individu dan preferensi peserta pelatihan. Faktor eksternal meliputi unsur pelaksanaan pelatihan, dukungan lingkungan kerja, intervensi penumpang serta kondisi motor dan jalan raya. Peneliti merekomendasikan agar pihak yang terkait lebih aktif untuk melakukan evaluasi pasca pelatihan secara berkala dan berkesinambungan.
Kata kunci: Pelatihan, Efektivitas Pelatihan, Safety Riding, Ojek Online

Based on the high number of motorcycle violations in 2017 and complaints form consumers related to the safety riding aspect from ojek online riders it is necessary to conduct a study that aims to provide an overview of the effectiveness analysis of safety riding Rifat Drive Labs training on ojek online riders at Jabodetabek in 2018. This study was conducted on ojek online riders that already attended safety riding training Rifat Drive Labs, instructor of Rifat Drive Labs, and active consumer of ojek online service. Data collection were done by distributing questionnaires, observations, and in-depth interviews. This study uses four levels of Kirkpatrick's evaluation theory, which are evaluation of reaction, learning, behavior and outcomes level. Broadly speaking, the training evaluation overview at four level show good results. There are several risk factors that influence the effectiveness of training that comes from internal and external. Internal factors include individual characteristics and participants' preference. External factors include elements of training implementation, work environment support, passenger intervention also motorcycle and road conditions. The researcher recommends that the stakeholders should be more active to conduct post-training evaluations on a regular and continuous basis.
Key words: Training, Training Effectiveness, Safety Riding, Ojek Online
Read More
S-9843
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Azri Dwi Mahfudzi; Pembimbing: Zulkifli DjunaidI; Penguji: Ridwan Z. Sjaaf, Soehatman Ramli
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuifaktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku berkendara aman (Safety riding), seperti pendidikan, pelatihan, penetahuan, motivasi, penegakan hukum, intervensi penumpang, nilai kelompok dan kondisi kendaraan. Jenis penelitian ini adalah analitik deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah 100 pengendara ojek onlinedi wilayah Depok, Jawa Barat..Hasil penelitian ini diketahui bahwa pengendara yang berperilaku aman adalah 49%.Penelitian ini juga menghasilkan hubungan antara varibel bebas dengan variabel terikat. Dimana perilaku bekendara aman tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan, motivasi, intervensi penumpang dan nilai kelompok dengan p value pada variabel pengetahuan adalah <0,001.

This research aims to get the factors affecting safety riding behavior, such as education, training, knowledge, motivation, law enforcement, interventions of passengers, the value of team within organization, and vehicles conditions. This research uses descriptive analytic method using cross sectional study. The sample used in this research is 100 of Online Ojek drivers in Depok, West Java. The result of the researh is that there is only 49% of the total respondents who implements safety riding. This research also results in interelations between independent and dependent variables in which safety riding is affected by knowledge, motivation, and the value of team within organization. The Chi square test results in p value <0,001 on knowledge variable.
Read More
S-9126
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arini Melisa; Pembimbing: Hendra; Penguji: Dadan Erwandi, Aswin A. Siregar
Abstrak: Perilaku berkendara aman (safety riding) merupakan bagian dari budayakeselamatan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku aman berkendara(safety riding), yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalmerupakan karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan yangmeliputi pengetahuan, motivasi, dan sikap sedangkan faktor eksternal adalahlingkungan yang meliputi penggunaan alat pelindung diri, kondisi kendaraan,kondisi jalan, dan fasilitas rambu dan marka jalan. Desain peneltian inimenggunakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasilpenelitian ini ingin menunjukkan gambaran perilaku aman berkendara pada pengandara ojek di Universitas Indonesia, sedangkan hasil yang didapat untuk melihat adakah hubungan antara faktor internal dengan perilaku dan faktor eksternal dengan perilaku adalah terdapatnya hubungan antara pengetahuan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku aman berkendara, terdapatnya hubungan yang bermakna antara motivasi dengan perilaku aman berkendara,terdapatnya hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku amanber kendara, terdapatnya hubungan yang bermakna antara penggunaan alat pelindung diri dengan perilaku aman berkendara, dan terdapatnya hubungan yang bermakna antara kondisi kendaran dengan perilaku berkendara aman.Kata Kunci :Perilaku, Perilaku Berkendara Aman, Safety Riding, Ojek Universitas Indonesia
Safe riding behavior is a part of the culture of safety. There are two factors thataffect safey riding behavior, the internal factors and external factors. Internalfactors are those characteristics that are innate in question includes the use ofknowledge, motivation, and attitude while the external factors is the environmentsuch as use of personal protective equipment, vehicle condition, road conditions,and facility signs and road markings. The design of this research using quantitaveresearch with cross sectional design. The result of this study to demonstrate saferiding behavior pictures of ojek at the University of Indonesia, while the resultobtained to see is there a relationship between internal factors and external factorsto the behavior with the behavior is the presence of a significant relationshipbetween knowledge of safe riding behavior, motivation of safe riding behavior,attitude of safe riding behavior, personal protective equipment of safe ridingbehavior, vehicle condition of safe riding bahavior, road condition of safe ridingbehavior, and facility signs and road markings of safe riding behavior.Key Words :Behavior, Safe Riding Behavior, Safety Riding, Ojek University of Indonesia
Read More
S-7614
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mochamad Mauluddin; Pembimbing: Ridwan Z. Sjaaf; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Muhammad
S-7476
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fiana Dwiyanti; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Dadan Erwandi, Mila Tejamaya, Widura Imam Mustopo, Devi Dwiranti
Abstrak: Kemampuan ojek daring untuk berkendara di medan yang sulit dilalui olehkendaraan besar, menjadi keunggulannya untuk mengatasi kemacetan di kotabesar. Kemampuan tersebut harus ditunjang oleh pengetahuan pengendaramengenai keselamatan berkendara. Penelitian ini menggunakan metode kombinasisequential explanatory untuk mengetahui gambaran umum karakteristik dangambaran umum pengetahuan pengendara ojek daring PT. X di Jagakarsa, sertaperan intervensi dari perusahaan (pelatihan). Dengan menggunakan ojekpangkalan di wilayah yang sama sebagai pembanding, didapatkan hasil yaknipengendara ojek daring di Jagakarsa memiliki pengetahuan yang tinggi terhadappengetahuan keselamatan berkendara dan merasakan manfaat dari pelatihanperusahaan. Diharapkan perusahaan dapat memberikan pelatihan secara berkala.
Kata kunci: Perilaku, Pengetahuan, Keselamatan Berkendara, Ojek Daring.
Read More
T-4737
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anis Rohmana Malik; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Chandra Satrya, Chandra Prijanahadi, Irma Setiawaty Wulandari
Abstrak: Musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan cedera dan gangguan yang mempengaruhi pergerakan tubuh manusia atau sistem muskuloskeletal. Salah satu penyebab dari keluhan MSDs adalah getaran (whole body vibration). Driver ojek online yang mempunyai aktivitas berkendara setiap hari mempunyai risiko untuk terpajan getaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pajanan getaran (whole body vibration) dan keluhan MSDs pada driver ojek online di Jakarta tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah driver ojek online region Jakarta, dengan total sampel sebanyak 42 orang untuk menggambarkan keluhan MSDs dan 30 orang untuk menganalisis hubungan antara whole body vibration dengan keluhan MSDs. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner Nordic Body Map and vibration meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah tersering yang mengalami keluhan MSDs pada pekerja driver ojek online adalah pinggang bawah (76,2%), pantat (78,6%), bahu kanan (47,6%), bahu kiri (47,6%), dan pergelangan tangan kanan (45,2%). Pada penelitian ini diketahui bahwa usia, IMT, masa kerja, durasi pajanan kerja, frekuensi kerja, dan whole body vibration belum cukup berpengaruh dalam menyebabkan keluhan MSDs.
Read More
T-5617
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Arif Dalimunthe; Pembimbing: Doni Hikmat Ramadhan; Penguji: Hendra, Fani Syafani
Abstrak: Aktivitas mengendarai sepeda motor sangat erat kaitanya dengan ketidaknyamanan akibat posisi duduk atau dalam istilah lain disebut sebagai risiko ergonomi. Aktifitas mengendarai sepeda motor yang terus menerus setiap harinya menimbulkan risiko mengalami musculoskeletal disorder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi dan keluhan subjektif MSDs pada pengendara ojek online di Kota Depok. Variabel yang diteliti dalam peneltian ini adalah tingkat risiko ergonomi, usia, jenis kelamin, masa kerja, durasi kerja, indeks massa tubuh, aktifitas olahraga, kebiasaan merokok, jenis sepeda motor, dan keluhan musculoskeletal disorder. Penelitian ini dilakukan kepada 150 pengendara ojek online dengan desain studi crossectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan antara usia, masa kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, durasi kerja, masa kerja, dan jarak tempuh terhadap keluhan subjektif MSDs
Read More
S-10139
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Abyan Rafi Haidar; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Robiana Modjo, Yuni Kusminanti
Abstrak: Pengendara ojek online yang memiliki durasi dan frekuensi berkendara yang tinggi merupakan salah satu kelompok pengendara dengan risiko terbesar ketika berkendara. Oleh karena itu penting bagi pengendara ojek online untuk selalu menerapkan perilaku keselamatan berkendara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi perilaku keselamatan berkendara dan menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku keselamatan berkendara pada pengendara ojek online Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional menggunakan kuesioner Indonesian Motorcycle Rider Behavior Questionnaire (MRBQ) serta kuesioner tambahan lainnya yang disebar secara daring dan luring terhadap 100 pengendara ojek online Kota Depok. Variabel yang diteliti adalah faktor internal (usia, tingkat pendidikan, masa kerja, pengalaman kecelakaan,keterampilan berkendara, persepsi risiko, sikap) dan faktor eksternal (keikutsertaan pelatihan berkendara) serta perilaku keselamatan berkendara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 61% pengendara ojek online yang memiliki perilaku keselamatan berkendara baik. Ditemukan juga hubungan yang signifikan antara sikap,persepsi risiko, dan keikutsertaan pelatihan terhadap perilaku keselamatan berkendara. berdasarkan hasil tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya pengendalian dengan cara mengidentifikasi perilaku berkendara pada pengendara dengan cara melakukan evaluasi berkala, mengembangkan program pelatihan yang bersifat interaktif dan berkelanjutan, serta memanfaatkan teknologi pada aplikasi untuk membantu melakukan evaluasi, edukasi, dan sosialisasi keselamatan berkendara.
Online motorcycle taxi riders are one of the groups of riders with the greatest risk when riding because of their high duration and frequency of riding. Therefore, it is important for online motorcycle taxi riders to always implement safety riding behavior. This study aims to identify the prevalence of safety riding behavior and analyze the factors associated with safety riding behavior among online motorcycle taxi drivers in Depok. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design using the Indonesian Motorcycle Rider Behavior Questionnaire (MRBQ) and other additional questionnaires distributed online and offline to 100 online motorcycle taxi riders in Depok. The variables studied were internal factors (age, education level, years of service, accident experience, riding skills, risk perception, attitudes) and external factors (participation in safety riding training) as well as safety riding behavior itself. The results showed that there were 61% of online motorcycle taxi riders who had good safety riding behavior. It was also found that there was a significant relationship between attitude, risk perception, and participation in safety riding training. Based on these results, it is necessary to carry out various control efforts to improve safety riding behavior by identifying riding behavior in motorists by conducting periodic evaluations, developing interactive and sustainable training programs, and utilizing the technology through applications to help evaluate, educate, and socialize safety riding on online motorcycle taxi riders.
Read More
S-10982
Depok : FKM UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ahmad Afif Mauludi; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Dadan Erwandi, Doni Hikmat Ramdhan, Mufti Wirawan, Widura Imam Mustopo, Adrianto Sugiarto Wiyono
Abstrak: DKI Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki mobilitas tinggi. perkembangan zaman dan teknologi mendorong perkembangan di bidang transportasi, termasuk hadirnya aplikasi ojek online. Meskipun dinilai memiliki banyak manfaat, pengemudi ojek online, sebagai pengemudi sepeda motor roda dua memiliki risiko yang sangat tinggi untuk mengalami kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh perilaku berisiko. Perilaku berisiko pada saat mengemudi dapat dipengaruhi oleh karakteristik individu, persepsi risiko berkendara dan pengetahuan berkendara. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu, persepsi risiko berkendara dan pengetahuan berkendara terhadap perilaku berisiko saat mengemudi pada pengemudi ojek online di DKI Jakarta tahun 2021. Penelitian ini diikuti oleh 205 orang responden pengemudi ojek online melalui pengisian kuesioner online. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden pengemudi ojek online di DKI Jakarta memiliki perilaku berisiko yang rendah (87,8%), pengetahuan risiko berkendara yang tinggi (97,1%) dan persepsi risiko berkendara yang tinggi (97,1%). Dari hasil analisis bivariat, diketahui terdapat pengaruh yang bermakna dari pengetahuan berkendara terhadap perilaku berisiko saat berkendara (p-value=0,025) maupun persepsi risiko berkendara terhadap perilaku berisiko saat berkendara (p-value=0,025). Dalam penelitian ini diketahui bahwa faktor dominan yang berpengaruh pada perilaku berisiko saat berkendara adalah sub-variabel dari persepsi risiko berkendara, yaitu pengendalian risiko berkendara. Pada pengemudi ojek online, persepsi risiko berkendara sangat dipengaruhi oleh tekanan ekonomi. Meski perilaku berisiko saat mengemudi cenderung rendah, namun tetap diperlukan pemeliharaan dan peningkatan persepsi risiko dan pengetahuan berkendara secara berkala sehingga dapat mencegah dan mengurangi kejadian kecelakaan lalu lintas
DKI Jakarta is one of the cities in Indonesia that has high mobility. Developments in information and technology also encourage the developments of the transportation sector, including the invention of online motorcycle taxi applications. Although it is considered to have many benefits, online motorcycle taxi drivers have a very high risk of having a traffic accident that caused by risk riding behavior. Risky riding behavior can be influenced by individual characteristics, perceptions of driving risks, and driving knowledge. This study is a cross-sectional study that analyzes the influence of individual characteristics, perceptions of driving risk, and driving knowledge on risky behavior while driving on online motorcycle taxi drivers in DKI Jakarta in 2021. Two hundred five online motorcycle taxi drivers were involved in this study by filling out an online questionnaire. The results of the study, it is known that the majority of online motorcycle taxi drivers in DKI Jakarta respondents have low-risk riding behavior (87.8%), high knowledge of riding practice (97.1%), and good riding risk perceptions (97.1%). From the analysis, it is known that knowledge of riding practice can significantly influence the risky riding behavior (p-value = 0.025) and perceptions of driving risk also can significantly influences the risky riding behavior (p-value = 0.025). Based on binary logistic regression analysis, it is known that the factor that most influences risky riding behavior is a sub-variable of the perception of riding risk, namely perception of driving risk control. This study result also shows that the value of safety based on driving knowledge is not the primary value possessed by online motorcycle taxi drivers in DKI Jakarta. Perception of risk on respondents is strongly related to economic value. Although risky riding behavior tends to be insignificant. However, it is still necessary to regularly maintain and increase the riding risk perception and practice knowledge to prevent and minimize the road accidents
Read More
T-6193
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Awang Joko Purnomo; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Fatma Lestari, Mila Tejamaya, Samy Awaludin, Dody Hartawan
Abstrak: Sebagian besar perusahaan-perusahaan di berbagai industri yang mempunyai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) mengimplementasikan Job Safety Analysis (JSA). Penelitian-penelitian merekomendasikan agar JSA harus mempunyai kualitas yang tinggi. Penyebab kecelakaan paling tinggi pada operasi pengeboran dan perawatan sumur minyak di PT XYZ berhubungan dengan kualitas JSA. Pada bulan Februari sampai Juli 2019 PT XYZ melakukan pelatihan analisis bahaya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pelatihan yang diberikan kepada pemimpin kerja operasi perawatan sumur minyak di PT XYZ dalam meningkatkan kualitas JSA. Pelatihan dilakukan dengan jumlah peserta per sesi adalah 10-11 orang, interaktif di dalam kelas, materi merujuk pada prosedur internal PT XYZ tentang analisis bahaya, macro horizon dalam membuat JSA, dan positioning dari risk assessment dalam JSA dengan Risk Register. Peserta dilatih melakukan analisis bahaya sesuai dengan pekerjaan, termasuk mengidentifikasi bahaya, mengidentifikasi proteksi yang diperlukan, mengetahui peran dan tanggung jawab setiap pekerja, diskusi dua arah, praktik membuat JSA, dan mendiskusikannya. Data kualitas JSA diambil dengan observasi secara langsung di tempat pekerjaan dilakukan. Data kemampuan pemimpin kerja diambil dengan meminta mereka membuat JSA dari pekerjaan saat itu dengan diawasi oleh konsultan keselamatan yang ditunjuk oleh peneliti. Untuk menjaga standarisasi penilaian oleh konsultan keselamatan, tahapan yang dilakukan adalah perencanaan, pembekalan, pelaksanaan, dan evaluasi. Konsultan yang sama menilai JSA sebelum dan setelah pelatihan dengan judul sama. Pemimpin kerja yang dinilai sebelum dan setelah pelatihan adalah orang yang sama termasuk tim dan rignya. Hasil perhitungan SPC XL menunjukkan nilai-p (probabilitas kesalahan) dari Uji-t terhadap data sebelum dan setelah pelatihan sebesar 0,000 atau lebih kecil dari dari tingkat signifikansi yang ditetapkan oleh peneliti yaitu α=0,05 yang berarti hipotesis alternatif menyimpulkan terjadi perubahan mean yang signifikan. Dengan keyakinan lebih dari 99% telah terjadi perubahan mean yang signifikan karena (1-p) X 100 = 100 atau hampir 100. Skor pemimpin kerja setelah mendapatkan pelatihan menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum dilakukan. Skor rata-rata 75 orang pemimpin kerja sebelum pelatihan adalah 44,93 dan skor rata-rata setelah pelatihan mengalami kenaikan menjadi adalah 87,43.
Most companies in various industries that have Occupational Safety and Health Management Systems implement Job Safety Analysis (JSA). Studies recommend that JSA must has high quality. The highest cause of incidents in drilling and workover operations of PT XYZ was related to JSA quality. From February to July 2019, PT XYZ conducted hazard analysis trainings. This study was conducted to determine the effect of training provided for workover operations leaders at PT XYZ in improving the quality of JSA. Training was conducted with 10-11 participants, interactive in classroom, referred to PT XYZ's procedures on hazard analysis, macro horizon in making JSA, and positioning of risk assessment in JSA with the Risk Register. Participants were trained to do hazard analysis in accordance with work, including identifying hazards and safeguards, knowing roles and responsibilities of each worker, two-way discussion, practice to develop JSA, and discussion. JSA quality data was taken by direct observation at work area. Ability of work leaders data was taken by asking them to make JSA from current work, supervised by a safety consultant appointed by the researcher. To maintain the standardization of assessments by safety consultants, the steps taken were planning, briefing, implementation, and evaluation. The same consultant assessed JSA before and after training with the same title. Work leaders who were assessed before and after training are the same people including team and rig. The SPC XL calculation results show the p-value (probability of error) of the t-Test on data before and after training is 0,000 or smaller than the significance level set by the researcher of α = 0.05 which means that the alternative hypothesis concludes that there is a change in the mean significantly. With a confidence level more than 99%, there is a significant change in the mean because (1-p) X 100 = 100 or almost 100. The work leader's score after training shows higher than before. The average score of 76 work leaders before training was 44.93 and the average score after training increased to 87.43.
Read More
T-5996
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive