Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 27843 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Eka Prihartiningsih Yuniarti; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Jayadi Pidie
Abstrak: Skripsi ini membahas mengenai Musculoskeletal Symptoms (MSS) Perawat Triage Instalasi Gawat Darurat (IGD) red zone, yellow zone, dan green zone. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dengan metode penelitian deskriptif analitik dengan melakukan pengambilan data secara langsung kepada Perawat Triage Instalasi Gawat Darurat (IGD) red zone, yellow zone, dan green zone dengan melakukan penilaian postur tubuh menggunakan isian REBA dan untuk mengatahui Muskoloskeletal Symptom (MSS) menggunakan kuisioner Nordic Body Map (NPM). Berdasarkan hasil penelitian perawat green zone dengan postur tubuh yang memiliki risiko paling tinggi yaitu memasang infus pasien yang sedang duduk, perawat yellow zone pada aktifitas pemindahan pasien, dan Perawat red zone pada aktifitas pemindahan pasien. Penelitian kuisioner Nordic Body Map (NBM) menunjukkan bahwa 25 perawat (100%) yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat semuanya mengalami keluhan pada sistem muskuloskeletal. Keluhan yang terjadi dalam 1 bulan terakhir rata-rata paling tinggi yaitu keluhan pada bagian tubuh pinggang, punggung, leher atas.
Read More
S-10069
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vanni Lissadaya; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Robiana Modjo, Ivans Panduwiguna
S-8944
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dian Permata Sari; Pembimbing: Izhar M. Fihir; Penguji: Robiana Modjo, Ibnu Uzail Yamani
S-6437
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hamidah Indrihapsari; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo; Penguji: Kemal Nazaruddin Siregar, Robiana Modjo, Siti Fatonah, Budianto
Abstrak: Tenaga kerja kesehatan atau Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) menjadi pilar utama atas keberhasilan berlangsungnya sistem kesehatan sehingga tercapai tujuan utama yakni meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam menjaga kualitas dan performa SDMK, salah satu hal yang paling penting adalah menjaga kesehatan pekerja. Rumah sakit merupakan salah satu tempat kerja yang paling berisiko bagi SDMK. Agar dapat menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja di rumah sakit, maka terdapat Program Pelayanan Kesehatan Kerja. RSUD Nganjuk sebagai rumah sakit rujukan tingkat kabupaten, serta di masa pandemi COVID-19 menjadi rumah sakit rujukan COVID-19, menyebabkan risiko bagi SDMRS akan semakin meningkat. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, proses dokumentasi data, monitoring, dan review di RSUD Nganjuk belum dapat dilaksanakan secara terintegrasi, konsisten, dan efisien. Suatu sistem informasi dapat mengatasi permasalahan ini dengan baik. Oleh karena itu diusulkan rancangan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Kerja (SIPEKA) Berbasis Web-mobile. Perancangan SIPEKA dilakukan dengan metode prototyping. Dalam tahap awal pengembangan, dilakukan analisis kebutuhan pengguna yang bersifat kualitatif, menggunakan metode analisis stakeholder serta wawancara mendalam pada 12 SDM RSUD Nganjuk, serta telaah dokumen. Kemudian dibuat software prototype sesuai dengan hasil analisis kebutuhan pengguna. Dari proses tersebut, disimpulkan bahwa rancangan SIPEKA berpeluang untuk dikembangkan karena dukungan dari pihak struktural RSUD Nganjuk cukup baik. Akan tetapi, untuk dapat dikembangkan lebih lanjut pada tahap implementasi, diperlukan koordinasi dengan tim IT RSUD Nganjuk, serta membutuhkan umpan balik dari lebih banyak SDM RSUD Nganjuk tentang SIPEKA
Healthcare workers become the most important thing in the success ability of the health system, which the last aim is to improve community health and wellbeing. So that, maintaining the health of its workforce is so important to maintain the quality and performance of the healthcare workers. Hospital is one of the workplace with the highest risk of diseases occurrence among its workers. Occupational Health Service is a program to maintain the health and safety of workers in hospital. Public Hospital of Nganjuk is one of the referral hospital in the COVID-19 pandemic, making the risks of its workers higher. Unfortunately, the Occupational Health Service which was expected to be well implemented, still had some shortcoming in the terms of data documentations, monitoring, and review which could not be well integrated, less consistent, and not efficient. Information systems can handle these problems well. So that, it was proposed a development of Occupational Health Service Information System (SIPEKA) based on web-mobile. The development using prototyping methodology. In the initial stage of development, user requirement analysis was done with stakeholder analysis and in-depth interview to 12 (twelve) staff of Public Hospital of Nganjuk, and documents review. Based on that, the software prototype was made. From the research, resulted that SIPEKA development has great opportunity to be implemented in the next stage because of the stakeholders support was good enough. But, to be on the next development stage (implementation), coordination with the IT staff and more feedback from the Public Hospital is needed
Read More
T-6151
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Isnani Adani; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Pujiyanto, Vetty Yulianti Permatasari, Budiman Widjaja, Astrid Saraswaty
Abstrak: ABSTRAK Beban kerja merupakan salah satu komponen dalam menghitung kebutuhan tenaga. Artinya jumlah tenaga yang dibutuhkan disesuaikan dengan beban kerja yang ada. Metode Workload Indicators of Staffing Need ( WISN) adalah metode untuk menghitung kebutuhan tenaga kesehatan beerdasarkan beban kerja nyata yang dilaksanakan oleh tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya beban kerja yang ada di Instalasi gawat Darurat RSUD Kota Kendari dengan teknik Work Sampling dan selanjutnya digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga dengan metode WISN. Penelitian dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Kendari pada bulan Oktober sampai dengan November 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian didapatkan kegiatan produktif di Instalasi Gawat Darurat yaitu (34,2%%) dan kegiatan produktif tidak langsung (55,3%). Proporsi waktu yang diperoleh dari komponen beban kerja kegiatan produktif dan kegiatan produktif tidak langsung sudah mencapai batas maksimal yaitu (89,5%). Perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan beban kerja diperoleh 28,7 tenaga perawat dengan ratio WISN 0,8. Hasil penelitian menyarankan bagi manajemen RSUD Kota Kendari untuk melakukan pengelolaan tenaga keperawatan secara optimal untuk mencapai pelayanan keperawatan yang berkualitas, mempertimbangkan beban kerja perawat sebagai acuan dalam penentuan kebutuhan tenaga perawat, serta menambah tenaga non medis (porter). Kata Kunci : Beban Kerja, Work Sampling, Kebutuhan Tenaga Perawat, WISN ABSTRACT Workload is one of component in calculating needs power. This means that the amount of energy needed is adjusted to the existing workload. A method of Workload Indicators of Staffing Need (WISN) is the method for calculating the needs of health workers based on the actual workload carried out by the workforce. This study aims to determine the amount of workload in the Emergency Installation at Kendari City General Hospital with Work Sampling techniques and then used to calculate the power requirements with the WISN method. The research was conducted at the Emergency Room Installation at Kendari City General Hospital in October to November 2018. This research is a qualitative research by conducting observations, in-depth interviews and document review. The results showed that productive activities in the Emergency Room were (34.2 %%) and indirect productive activities (55.3%). The proportion of time obtained from the component of the workload of productive activities and indirect productive activities has reached the maximum limit, namely (89.5%). Calculation of nurses' needs based on workload obtained 28.7 nurses with a WISN 0.8 ratio. The results of the research suggested for the management of Kendari City General Hospital to carry out the management of nursing staff optimally to achieve quality nursing services, considering the workload of nurses as a reference in determining the needs of nurses, as well as adding non-medical personnel (porters). Key words: Workload, Work Sampling, Nurse needs power, WISN
Read More
T-5483
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dharsono Yusuf; Pembimbing: Prastuti C. Soewondo, Ede Surya Darmawan
Abstrak: Rumah sakit adalah bagian dari sistem pelayanan perawatan kesehatan yang sangat dipengaruhi globalisasi dan krisis ekonomi. Mahalnya biaya perawatan kesehatan dan tingginya persaingan pasar juga mempengaruhi seluruh kegiatan rumah sakit. Selain itu meningkatnya kebutuhan akan perawatan kesehatan juga menambah tuntutan untuk meningkatnya standar kualitas pelayanan yang akan mengakibatkan meningkatnya juga biaya pelayanan.
Data menunjukkan bahwa 31,4% dari total pasien yang dirawat di RSMH Palembang pada tahun 2002 adalah pasien dengan PT Askes. Masalah yang ditemukan adalah adanya perbedaan pelayanan antara pasien yang menggunakan PT Askes dengan pasien Non-Askes. Pasien peserta wajib PT Askes sering mengeluhkan kualitas pelayanan yang diterima selama dirawat di rumah sakit, terutama pada rawat Inap.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kualitas layanan yang diberikan antara pasien Askes dengan pasien Non-Askes, yang dirawat di ruang rawat inap kelas II dengan diagnosis Hipertensi. Enam indikator digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan meliputi jenis obat yang diberikan terhadap pasien, jumlah pemeriksaan medis, lama rawat, jumlah kunjungan dokter, asuhan keperawatan dan total biaya. Data tersebut diambil dari rekam medis.
Berdasarkan hasil menunjukkan tidak ada perbedaan kualitas pelayanan yang bermakna yang diberikan baik kepada pasien PT Askes maupun Non-Askes yang dirawat di ruang kelas II dengan diagnose hipertensi. Secara khusus tidak terdapat perbedaan pada jumlah jenis obat yang diberikan baik terhadap pasien PT Askes maupun Non-Askes.
Dengan kriteria minimal lima jenis pemeriksaan penunjang medis, ditemukan bahwa pasien dengan PT Askes menerima jumlah pemeriksaan yang sama dengan pasien Non-Askes, dengan rentang antara 2 sampai dengan 8 jenis pemeriksaan penunjang medis. Penelitian ini juga melihat pada lama rawat, dan tidak ditemukan perbedaan antara pasien PT Askes dengan Non-Askes. Rata-rata lama hari rawat adalah 5,58 hari dengan rentang dari 1 sampai 19 hari.
Dalam hal kunjungan oleh dokter selama dirawat inap seringkali menjadi alasan utama keluhan para pasien peserta PT Askes. Dan pads kenyataannya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada kunjungan dokter antara pasien PT Askes dengan pasien Non-Askes. Asuhan keperawatan sebagai salah satu kriteria tidak ada perbedaan kualitas layanan antara pasien PT Asked dengan Non-Askes. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa baik pasien PT Askes maupun Non-Askes mendapat asuhan keperawatan yang kurang, dengan rata-rata 2,19 kali.
Secara keseluruhan, baik pasien PT Askes dan Non-Askes yang dirawat di kelas II dengan hipertensi mendapat pelayanan yang baik, berdasarkan pemberian obat, jumlah pemeriksaan penunjang medis, lama rawat, jumlah kunjungan dokter dan total biaya. Sedangkan asuhan keperawatan mendapat pelayanan yang kurang baik bagi pasien PT Askes maupun Non-Askes.
Dilihat dari informasi rekam medik pasien, perlu disarankan kepada petugas medis untuk menyadari betapa pentingnya informasi yang ditulis dalam rekam medik secara jelas, lengkap dan konsisten. Analisis sangat tergantung pada kualitas informasi yang tersedia pada rekam medik. Lebih jauh lagi, diperlukan juga untuk perbaikan pelayanan perawatan secara berkelanjutan untuk memudahkan proses pemulihan pasien.
Untuk PT Askes perlu mengevaluasi besaran tarif rumah sakit dalam rangka mengurangi beban keuangan rumah sakit. Selanjutnya perlu analisis lebih lanjut untuk Rumah Sakit Mohamad Hoesin Palembang guna perbaikan kualitas pelayanan.

Analysis of Service of Hospital for the Patients with Hypertension Case at Ward Class Two which are Assured by PT.Askes and General Patients in the Mohamad Hoesin Hospital Palembang 2002Hospitals as part of the health care delivery system are highly influenced by globalization and economic crisis. High cost of health services and highly competitive market also contribute to the sustainability of the overall operation of the hospital. In addition, increasing demand on health care services also add to the requirements of high standard of quality of care that further increase the cost of delivery services.
The data indicated that 31.4% of total admitted patients hospitalized in the RSMH in 2002 was P.T.ASKES patients. There are issues that members of PT ASKES are treated differently than Non-ASKES patients. Members of PT ASKES frequently complain on the quality of services received during treatment in the hospital, especially in the inpatient care setting.
This study aims to address issues on differences on quality of care given to patients of PT ASKES and Non-ASKES who are admitted in the ward class two with diagnosis of hypertension. Six indicators are used to measure quality of care that include numbers of types of drugs given to patients, numbers of medical examination taken, length of stay, numbers of visite by doctors, nursing services, and cost Data is taken from medical records.
The results indicated that there is no significant differences on quality of care given to patients of PT. ASKES and Non-ASKES patients admitted in the ward two diagnosed with hypertension. In specific, there is no difference on numbers of types of drugs given to PT ASKES and Non-ASKES patients. Using criteria of minimum five types of medical examination, it is found that ASKES patients receive same numbers of medical examination, with range from 2 to 8 types of medical examinations. The study also address the issue on length of stay, which is found no differences between PT ASKES and Non-ASKES patients. The average length of stay is 5,58 days ranging from 1 - 19 days.
Issues on number of visit by medical doctors during hospitalization frequently become the main reason of complain among PT ASKES patients. Again, the result describes that there is no differences on numbers of visite by medical doctors for both PT ASKES and Non-ASKES patients.
Nursing care is also used as one of the criteria to identify no differences on quality of care between PT ASKES and Non-ASKES patients. The results indicated that both patients ASKES and Non-ASKES receive bad services on nursing care aspect, with the average of 2,19 times.
Overall, patients of PT ASKES and Non-ASKES admitted in the ward class two diagnosed with hypertension both receive good quality of care, as measured by types of drugs given, numbers of medical examination taken, length of stay, numbers of visite by doctors, and cost. Nursing care is considered as bad, both for PT ASKES and Non-ASKES patients.
Since the above information is taken from patients medical records, it is highly recommended for medical staffs to be aware on the importance on clear, valid, concise and consistent information written in the medical records. The analysis will depend on the quality of information available on the medical records. Furthermore, it is needed to continue improve on nursing care to ease process of recovery of the patients.
For PT ASKES, it is important to reevaluate tariff given to the hospital in attempt to reducing financial burden of the hospital. For further detailed analysis, Rumah Sakit Mohamad Hoesin Palembang require to continue improve its quality of services.
Read More
T-1619
Depok : FKM UI, 2003
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadia Listiani; Pembimbing: Wahyu Sulistiadi; Penguji: Pujiyanto, Yulia Astri FDH
Abstrak: Angka pelaporan insiden di rumah sakit merupakan standard keselamatan pasien yangmemerlukan kesadaran bagi perawat untuk melaporkannya. Rendahnya pelaporan insidendi IGD RSUPN Dr.Ciptomangunkusumo perlu diketahui penyebabnya agar insiden yangtidak dihrapkan dapat dicegah. Skripsi ini membahas tentang factor-faktor apa saja yangmemengaruhi rendahnya pelaporan insiden di IGD RSUPN dr.Cipto MangunkusumoJakartatujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui factor apa saja yang berhubungandengan rendahnya pelaporan insiden di RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo serta factor apayang paling dominan. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif denganpendekatan Cross Sectional. jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 143perawat. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, Bivariat dan multivariate.Analisis menggunakan program SPSS versi 22. Hasil penelitian 81 responden (56,6%)tidak melakukan pelaporan insiden selama 12 bulan terakhir, 62 responden (43,4%)melakukan pelaporan insiden selama 12 bulan terakhir.Hasil uji chi-square didapatkanhubungan yang bermakna (P<0,05) pada variabel Pengalaman kerja, lama jamkerja,Kepemilikan sertifikat pelatihan, Pengetahuan, Kepemimpinan Transformasional danBudaya Keselamatan Pasien.Hasil multivariate regresi logistic di dapatkan variabel yangberhubungan dengan rendahnya pelaporan insiden adalah kepemilikan sertifikat,Pengetahuan dan Budaya Keselamatan.
Kata Kunci : Pelaporan insiden, pengalaman kerja, jam kerja, setifikasi pelatihan, pengetahuan, kepemimpinan transformasional, Budaya keselamatan pasien
Read More
S-10199
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nindy Audia Nadira; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Hadi Pratomo, Tiara Amelia, Harry Mulya, Yeni Rustina
Abstrak: Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan salah satu metode perawatan terhadap bayi BBLR yang mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 90-an. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan PMK, serta untuk mengidentifikasi hal-hal yang mendorong dan menghambat pelaksanaan PMK di rumah oleh Ibu pasca perawatan di RSUD Kota Depok tahun 2019. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen pada bulan Mei-Juni 2019 terhadap 4 orang Informan Ibu yang melakukan PMK di rumah dan 18 informan kunci. Berdasarkan hasil penelitian, belum keseluruhan Ibu melaksanakan PMK sesuai dengan kategori komponen PMK. Keberhasilan dan kegagalan pelaksanan PMK dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, usia, paritas, status pekerjaan, dan dukungan yang diterima Ibu yang melakukan PMK, serta kontrol ulang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Disarankan kepada RSUD Kota Depok untuk melakukan edukasi PMK yang tepat sasaran. Selanjutnya, perlu dimaksimalkan peran Kader Kesehatan dan kelompok pendukung dalam pengawasan pelaksanaan PMK di rumah yang berkelanjutan, serta advokasi terkait kebijakan PMK di tingkat kota Depok.
Read More
T-5579
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irwandy; Promotor: Amal Chalik Sjaaf; Kopromotor: Anhari Achadi, Mardiati Nadjib; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Purnawan Junadi, Besral, Abdul Kadir, Supriyantoro, Harimat Hendrawan
Abstrak: ABSTRAK Pengelolaan rumah sakit yang efisien dengan tetap memperhatikan kendali mutu dan biaya menjadi kunci agar mampu bertahan di era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini khususnya bagi RS yang berstatus BLUD yang dituntut untuk dapat mengelola operasional rumah sakit dengan prinsip efisiensi dan produktifitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat efisiensi rumah sakit BLUD di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014-2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian adalah seluruh RS Pemerintah yang telah berstatus BLUD di Provinsi Sulawesi Selatan. Sampel RS penelitian sebanyak 25 RS. Unit analisis adalah kinerja tahunan RS selama 4 tahun (2014-2107). Untuk mengembangkan indikator efisiensi RS digunakan metode wawancara Delphi dan Uji Stabilitas dan Sensititifitas Indikator dengan stepwise modelling melalui pendekatan backward menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Penilaian Efisiensi dan Produktifitas RS dianalisis dengan menggunakan metode DEA dan Malmquist Productivity Index. Dalam menilai faktor yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi RS digunakan Regresi Tobit. Selanjutnya potensi pengembangan efisiensi RS dianalisis dengan menganalisis total potential Improvement RS, wawancara mendalam dan Matriks Analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan indikator input dan output yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi RS BLUD di Provinsi Sulawesi Selatan terdiri atas indikator input yakni luas bangunan, Total Asset, Total Biaya Operasional dan Total Biaya Farmasi sedangkan indikator output terdiri atas jumlah pasien, jumlah pemeriksaan laboratorium, tindakan operasi, total pendapatan operasional, Av-LOS dan TOI. Skor efisiensi RS selama periode penelitian (2014-2017) sebesar 1,023 (2.3%) dan produktifitas rumah sakit tumbuh sebanyak 4% namun hasil penelitian menunjukkan dari tahun ketahun tingkat efisiensi dan produktifitas RS cenderung terus menurun. Selanjutnya ditemukan bahwa terdapat pengaruh antara tingkat efisiensi rumah sakit dengan kelas RS, status BLUD, Akreditasi rumah sakit, jumlah RS sekitar dan jumlah penduduk. Untuk mencapai tingkat efisiensi yang optimal RS perlu mengoptimalisasikan penggunaan input RS seperti asset, bangunan, biaya operasional dan biaya farmasi rumah sakit. Selanjutnya RS masih harus meningkatkan kapasitas outputnya agar optimal yakni untuk jumlah pasien sebesar 10,05%, pemeriksaaan laboratorium sebesar 18,2%, tindakan operasi sebesar 11,73%, pendapatan operasional RS sebesar 8,45% serta menjaga tingkat Av-LOS RS agar tidak terjadi peningkatan melebihi 20,39% dari ratarata saat ini dan 21,59% untuk TOI. Kata Kunci: Efisiensi, RS, BLUD, DEA, Indonesia, Sulawesi Selatan ABSTRACT Managing the hospital with concern to quality control and costs is the key to survive in the current era of National Health Insurance, especially for hospitals with BLUD status that are required to be able to manage with the principle of efficiency and productivity. The purpose of this study was to analyze the level of efficiency of BLUD hospitals in South Sulawesi Province in 2014-2017. This study used a cross sectional design with quantitative and qualitative approaches. The study population was all government hospitals that had BLUD status in South Sulawesi Province. The samples were 25 hospitals. The unit of analysis were the annual performance of hospitals (years 2014-2107). To develop hospital efficiency indicators, we used the Delphi interview method and Stability and Sensitivity Test with stepwise modeling through a backward approach using the Data Envelopment Analysis (DEA). The hospital efficiency and productivity assessment were analyzed using the DEA and the Malmquist Productivity Index. In assessing the factors that influence the level of efficiency of the hospital, tobit regression is used. Furthermore, the strategy to improve the efficiency of hospitals was analyzed with DEA, in-depth interviews with hospital managers and SWOT Analysis Matrix. The results showed that the indicators that can be used to measure the efficiency of the BLUD Hospital in South Sulawesi Province consisted building area, Total Assets, Total Operating Costs and Total Pharmaceutical Costs as input indicators, while the output indicator consisted of the number of patients, number of laboratory examinations, number of operations procedures, total income of hospital, Av-LOS and TOI. Hospital efficiency scores during the study period (2014-2017) were 1.023 (2.3%) and hospital productivity grew by 4% but the results of the study showed that from year to year the level of efficiency and productivity of hospitals tended to decline. Furthermore, it was found that there was an influence between the level of efficiency of the hospital and the hospital class, BLUD status, hospital accreditation, number of hospitals around and population density. To achieve the optimal level of efficiency, the hospital needs to optimize the use of hospital inputs such as assets, buildings, operational costs and hospital pharmacy costs. Furthermore, the hospital still has to increase the output capacity to be optimal, by improve the number of patients at 10.05%, laboratory examination by 18.2%, operating procedure by 11.73%, hospitals income at 8.45% and maintaining the level of Av-LOS should be not increase more than 20.39% of the current average and 21.59% for TOI. Keywords: Efficiency, Hospital, BLUD, DEA, Indonesia, South Sulawesi Province
Read More
D-394
Depok : FKM-UI, 2019
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syifa Rahmah Kamilah; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Helen Andriani, Agus Rahmanto
Abstrak:

Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit merupakan unit krusial yang sering mengalami kepadatan pasien, yaitu kondisi ketika jumlah pasien yang datang per satuan waktu melebihi kapasitas sumber daya dan ruang yang tersedia. Kepadatan ini berdampak pada penurunan kualitas pelayanan, peningkatan risiko keselamatan pasien, serta peningkatan beban kerja tenaga kesehatan. Studi ini bertujuan untuk meninjau faktor-faktor penyebab kepadatan dan dampaknya terhadap sistem pelayanan di IGD rumah sakit berdasarkan literature review. Penelitian ini merupakan studi literature review yang menggunakan sumber dari database PubMed, Scopus, dan Google Scholar dengan rentang tahun 2019–2024. Sebanyak 15 artikel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Faktor penyebab kepadatan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit diklasifikasikan dalam tiga kelompok: input (kasus non-darurat, jumlah pendamping yang berlebihan, dan usia lanjut), throughput (tingginya pemeriksaan penunjang diagnostik, konsultasi dokter spesialis, kurangnya tempat tidur di IGD), dan output (bed block, keterlambatan transfer pasien). Dampak dari kepadatan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit antara lain pelatihan residen menurun, stress dan kelelahan pada tenaga kesehatan, meningkatnya kekerasan terhadap staf di IGD, dan kecemasan pasien. Kepadatan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit merupakan masalah kompleks yang perlu ditangani secara sistematis melalui perbaikan manajemen pelayanan, alokasi sumber daya, serta penguatan sistem rujukan dan layanan primer. Studi ini dapat menjadi dasar bagi pengambil kebijakan untuk merumuskan strategi penanggulangan kepadatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit.


The hospital Emergency Department (ED) is a crucial unit that often experiences patient congestion, a condition when the number of patients arriving per unit of time exceeds the capacity of available resources and space. This congestion has an impact on decreasing the quality of service, increasing the risk of patient safety, and increasing the workload of health workers. This study aims to review the factors causing congestion and its impact on the service system in the hospital ED based on a literature review. This study is a literature review study using sources from the PubMed, Scopus, and Google Scholar databases with a period of 2019–2024. A total of 15 articles were selected based on predetermined inclusion and exclusion criteria. Factors causing patient congestion in the hospital ED are classified into three groups: input (non-emergency cases, excessive number of companions, and elderly), throughput (high diagnostic support examinations, specialist doctor consultations, lack of beds in the ED), and output (bed block, delays in patient transfers). The impacts of patient density in the Emergency Department (ED) of hospitals include decreased resident training, stress and fatigue in health workers, increased violence against staff in the ED, and patient anxiety. Patient density in the Emergency Department (ED) of hospitals is a complex problem that needs to be addressed systematically through improving service management, resource allocation, and strengthening the referral system and primary services. This study can be a basis for policy makers to formulate strategies to overcome the density of the Emergency Department (ED) in hospitals

Read More
S-12054
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive