Ditemukan 36003 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Dyah Puspito Rini; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Evi Fatimah
Abstrak:
Kegemukan merupakan masalah kesehatan dunia yang sering ditemukan di berbagai negara (Daniels, 2009). Berat badan lebih atau gemuk adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan karena terjadinya penumpukan lemak di dalam tubuh (Supariasa, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Kegemukan pada Anak di Sekolah Dasar Katolik Ignatius Slamet Riyadi II Jakarta Timur Tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi crosssectional yang dilakukan pada bulan Mei tahun 2019 di SDK Ignatius Slamet Riyadi II Jakarta Timur dengan jumlah responden sebanyak 128 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuesioner secara mandiri oleh responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-Square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda model prediksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55.5% anak di SDK Ignatius Slamet Riyadi II Jakarta Timur mengalami kegemukan. Berdasarkan hasil uji statistik, variabel jenis kelamin (p-value=0.020;OR=2.483), asupan energi (p-value=0.0001;OR=7.347), asupan protein (p-value=0.0001;OR=4.055), asupan karbohidrat (p-value=0.001;OR=6.349), dan asupan lemak (p-value=0.044;OR=2.300) berhubungan dengan kegemukan pada anak. Selain itu, diketahui juga jenis kelamin merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kegemukan dimana anak laki-laki 3.166 kali lebih berisiko untuk mengalami kegemukan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada siswa untuk lebih memperhatikan berat badan dan tinggi badan dengan melakukan pengukuran antropometri berkala di sekolah dan memperhatikan asupan makan dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, serta tidak mengonsumsi fast food dan minuman manis kemasan bergula berlebihan. Sekolah disarankan melakukan pemantauan berat badan dan tinggi badan siswa dengan mengadakan pengukuran antropometri secara berkala, melakukan edukasi kepada orang tua murid tentang gizi seimbang, serta membuat program senam pagi bersama di sekolah. Kata kunci: Kegemukan, jenis kelamin, asupan makanan, aktivitas fisik, siswa SD
Read More
S-10098
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Cahya Ning Fitri; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Itje Aisah Ranida
S-7090
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Irfani Aisya Siregar; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Fajrinayanti, Trini Sudiarti
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan dengan kejadian underweight pada anak berusia 24-30 bulan berdasarkan faktor resikonya, seperti: asupan gizi, riwayat penyakit infeksi, riwayat BBLR, pola asuh, dan karakteristik keluarga di Kelurahan Jatinegara dan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Kota Jakarta Timur pada tahun 2019. Penelitian dilakukan dengan desain studi potong lintang dan menggunakan data sekunder yang diambil pada bulan Mei 2019 dengan jumlah responden sebanyak 221 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square untuk data kategorik dan uji mann whitney untuk data numerik tidak terdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 16,7% anak berusia 24-30 bulan mengalami underweight. Analisis bivariat dengan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian underweight dengan asupan energi, asupan protein, dan asupan vitamin A pada anak berusia 24-30 bulan di Kecamatan Cakung Jakarta Timur pada tahun 2019.
This study aims to determine the description and factors associated with the incidence of underweight in children aged 24-30 months based on risk factors, such as: nutritional intake, history of infectious diseases, history of low birth weight, feeding practices, and family characteristics in Jatinegara and Pulogebang Villages, Cakung Subdistrict, East Jakarta in 2019. The research was conducted with a cross-sectional design and used secondary data taken in May 2019 with a total of 221 respondents. Data analysis was performed using the chi square test for categorical data and the Mann Whitney test for non-normally distributed numerical data. The results showed that as many as 16.7% of children aged 24-30 months were underweight. Bivariate analysis showed that there was a significant relationship between the incidence of underweight and energy intake, protein intake, and vitamin A intake in children aged 24-30 months in Cakung District, East Jakarta in 2019.
Read More
This study aims to determine the description and factors associated with the incidence of underweight in children aged 24-30 months based on risk factors, such as: nutritional intake, history of infectious diseases, history of low birth weight, feeding practices, and family characteristics in Jatinegara and Pulogebang Villages, Cakung Subdistrict, East Jakarta in 2019. The research was conducted with a cross-sectional design and used secondary data taken in May 2019 with a total of 221 respondents. Data analysis was performed using the chi square test for categorical data and the Mann Whitney test for non-normally distributed numerical data. The results showed that as many as 16.7% of children aged 24-30 months were underweight. Bivariate analysis showed that there was a significant relationship between the incidence of underweight and energy intake, protein intake, and vitamin A intake in children aged 24-30 months in Cakung District, East Jakarta in 2019.
S-11106
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Farida Kusumaningrum; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Triyanti, Anies Irawati
S-6710
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yuni Amalia; Pembimbing: Endang Laksminingsih; Penguji: Trini Sudiarti, Eti Rohati
S-9676
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Irwan Haryanto; Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Trini Sudiarti, Diah M. Utari, Pujo Hartono, Djarot Darsono
T-3576
Depok : FKM UI, 2012
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Aria Novita Sari; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Sandra Fikawati, Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Alsuhendra, Luluk Hadiyanto
Abstrak:
Latar belakang: Nilai volume oksigen maksimal (vo2max) merupakan penilaian yang digunakan untuk melihat asupan oksigen maksimal selama berolahraga. Atlet yang memiliki nilai vo2max rendah akan sulit bersaing dengan atlet yang memiliki nilai vo2max tinggi karena semakin rendah nilai vo2max akan semakin mudah lelah. Banyak faktor yang berhubungan dengan nilai vo2max, seperti usia, jenis kelamin, status gizi, asupan gizi, frekuensi makan, hingga gaya hidup seperti kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan nilai prediksi vo2max pada atlet remaja di Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan di Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan design cross sectional. Sampel yang digunakan adalah atlet remaja di bawah bimbingan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, yang juga merupakan siswa SKO Ragunan. Responden berasal dari olahraga bulutangkis, sepakbola, voli, basket, tenis meja, taekwondo, pencak silat, gulat, panahan, atletik, loncat indah, dan angkat besi. Bleep test digunakan untuk mendapatkan prediksi nilai vo2max. Nilai persen lemak tubuh didapatkan melalui alat bio implemendarce analysis (BIA). Hasil: Rata-rata nilai vo2max atlet remaja di SKO Ragunan 45,12±8,19 ml/kg/menit. Diketahui variabel yang berhubungan dengan nilai vo2max adalah persen lemak tubuh (p 0,0005, r -0,71), asupan energi harian (p 0,04, r 0,21), dan jenis kelamin (p 0,0005). Setelah mengoreksi variabel usia, jenis kelamin, persen lemak tubuh, dan frekuensi makan, hasilnya variabel jenis aktivitas fisik dinilai memiliki pengaruh paling besar terhadap nilai vo2max (p 0,0005). Kesimpulan: Mengombinasikan aktivitas fisik aerobik dan anaerobik untuk latihan harian dapat meningkatkan nilai vo2max pada atlet remaja.
Read More
T-5569
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Lusi Indah Pratiwi; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Evi Fatimah
Abstrak:
Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) adalah minuman dengan gula tambahan dalam jumlah yang tinggi dan menambah kalori asupan serta mengandung sedikit atau tidak ada zat gizi sama sekali (Bogart et al., 2017; Haughton et al., 2018). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi SSBs pada remaja di SMA Islam PB Soedirman Jakarta Timur Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan pada bulan Mei 2019 di SMA Islam PB Soedirman Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 115 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner secara mandiri oleh responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-Square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda model prediksi. Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui 62,6% responden mengonsumsi SSBs tingkat tinggi (≥2x/minggu). Hasil bivariat menunjukan jenis kelamin, konsumsi SSBs ibu, konsumsi SSBs teman, ketersediaan SSBs di rumah dan ketersediaan SSBs di sekolah berhubungan dengan konsumsi SSBs pada remaja. Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi SSBs adalah ketersediaan SSBs di sekolah. Responden yang menganggap SSBs tersedia di sekolah berpeluang 3,3 kali untuk mengonsumsi SSBs tingkat tinggi dibandingkan dengan yang tidak menganggap SSBs tersedia di sekolah. Peneliti menyarankan kepada siswa untuk selektif dalam memilih minuman dan membawa botol minum agar mengurangi konsumsi SSBs di luar rumah. Pihak sekolah disarankan untuk memberikan edukasi mengenai konsumsi SSB, mengedukasi kantin serta membatasi SSBs yang tersedia dikantin, membuat gerakan membawa botol minum, dan dapat menyediakan sarana isi ulang air minum untuk para siswa. Masyarakat disarankan untuk memperhatikan jenis minuman yang tersedia di rumah dan memberikan contoh konsumsi minuman yang lebih sehat kepada anak.
Kata kunci: Ketersediaan SSBs, remaja, sugar-sweetened beverages.
Read More
Kata kunci: Ketersediaan SSBs, remaja, sugar-sweetened beverages.
S-10022
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Dehidrasi pada Murid di SLTA X Jakarta Timur Tahun 2017
Manzilla; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Ahmad Syafiq, Nazhif Gifari
Abstrak:
Dehidrasi merupakan kondisi yang terjadi apabila air yang keluar dari dalam tubuh melebihi air yang masuk ke dalam tubuh. Kejadian dehidrasi pada remaja lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa dan dapat berdampak pada penurunan performa fisik dan kognisi, serta meningkatkan risiko berbagai gangguan atau penyakit. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status dehidrasi pada murid di SLTA X Jakarta Timur tahun 2017. Data yang dikumpulkan berupa status dehidrasi, konsumsi air, kebiasaan minum, pengetahuan air dan dehidrasi, aktivitas fisik, status gizi dan jenis kelamin. Pengambilan data diukur melalui kuesioner, metode food recall 2x24 jam, pengukuran antropometri, serta pengukuran status dehidrasi melalui warna urin dengan menggunakan Kartu PURI Periksa Urin Sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 64.2 responden mengalami status dehidrasi dari 134 responden. Berdasarkan uji statistik Chi Square diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara status dehidrasi dengan konsumsi air dan status gizi. Proporsi kejadian dehidrasi lebih banyak terjadi pada remaja yang memiliki konsumsi air rendah dan status gizi lebih.
Dehydration is a condition that happens when the output of water from the body exceeds the body rsquo s water intake. Dehydration happens to adolescents more often than to adults and can contribute in the lowering physical performance and cognition, and may also increase the risk of several disabilities or diseases. This study takes on a cross sectional design in order to know the factors related to dehydration status in SLTA X students, East Jakarta 2017. Data collected in this study includes dehydration status, water intake, drinking habit, knowledge towards water and dehydration, physical activity, nutritional status, and gender. Data was collected using a questionnaire, 2 x 24 hours food recall, anthropometry measures, and measuring dehydration status using PURI cards. Results of this study conclude that 64.2 of the 134 respondents were dehydrated. Furthermore, Chi Square analysis shows that there is a significant relation between water intake and nutritional status. Also, the proportion of dehydration occurs more on adolescents with low water intake and an over nutrition status.
Read More
Dehydration is a condition that happens when the output of water from the body exceeds the body rsquo s water intake. Dehydration happens to adolescents more often than to adults and can contribute in the lowering physical performance and cognition, and may also increase the risk of several disabilities or diseases.
S-9407
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fauza Rizqiya; Pembimbing: Siti Arifah Pudjonarti; Penguji: Kusharisupeni, Erry Sriyanti
S-5681
Depok : FKM-UI, 2009
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
