Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 36554 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yenni Miranda Savira; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Syahrul Efendi Panjaitan
S-10129
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mindalena; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Fatma Lestari, Hendra, Inne Nutfiliana, Harumiti Ramli
Abstrak: Penelitian dilakukan berdasarkan semakin meningkatnya jumlah pekerjainformal yang bekerja di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),akan tetapi minimnya kegiatan penilaian risiko keselamatan dan kesehatan kerjayang dilakukan di sektor tersebut padahal pekerja infomal jarang yangdiikutsertakan progam asuransi kesehatan/kecelakaan kerja.Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan dankesehatan kerja pada proses produksi pembuatan alas kaki di UMKM X, UMKMY, UMKM Z dan menentukan risiko tertingginya serta memberikan rekomendasitindakan pengendalian terhadap risiko yang teridentifikasi.Metode yang digunakan dalam penelitian ialah semi kuantitatif dandeskriptif berdasarkan standar AS/NZS 4360:2004 dengan menggunakan metodeJob Safety Analysis untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko dan metode Fineuntuk mengukur tingkat risiko dengan mengalikan antara kemungkinan, paparandan konsekuensi dari setiap risiko yang ada. Studi deskriptif dilakukan untukmenjelaskan tindakan pengendalian yang sudah dilakukan oleh masing-masingUMKM. Pengambilan sampel penelitian dilakukan berdasarkan metode PurposiveSampling, yakni semua pekerja yang berada di proses produksi pembuatan alaskaki di UMKM X, UMKM Y, UMKM Z.Hasil penelitian didapatkan bahwa pada tahap proses produksi di UMKMX, UMKM Y, UMKM Z terdapat risiko yang termasuk ke dalam semua kategorimetode Fine, yaitu: Very High, Priority 1, Substansial, Priority 3, Acceptable.Risiko tertinggi (Very High) didapatkan dari penggunaan bahan kimia dan kabellistik yang tidak sesuai standar.
Kata kunci: UMKM, JSA, Metode Fine, kemungkinan, paparan, konsekuensi,risiko, AS/NZS 4360:2004
Research carried out because the increment number of informal workerswho work in the sector of Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs), butthere is lack of activity for health and safety risk assessment done in that sectorand workers rarely covered by health or accident insurance program.The research aims to determine the level of occupational safety and health risks inthe production process of making footwear in SMEs X, SMEs Y, SMEs Z anddetermine the highest risk and provide recommendations control measures againstthe identified risks.The method used in this research is semi-quantitative and descriptive basedon the standard AS/NZS 4360:2004 using the Job Safety Analysis method toidentify hazards and risks and Fine method for measuring the level of risk bymultiplying the probability, exposure and consequences of any risks. Descriptivestudy was conducted to elucidate the control measures already carried out by eachSME. Sample was conducted by purposive sampling method, ie all workers whoare in the process of production of the footwear in SMEs X, Y SMEs, SMEs Z.The results showed that at this stage of the production process in SMEs X, YSMEs, SME Z risks are included in all categories at Fine methods, namely: VeryHigh, Priority 1, Substantial, Priority 3, Acceptable. The highest risk (Very High)obtained from the use of chemicals and electric cables that do not meet standards.
Keywords: SMEs, JSA, Fine Method, probability, exposure, consequences, risk,AS/NZS 4360:2004.
Read More
T-4631
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widya Motivasi Manurung; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Harumiti Ramli
Abstrak: Masalah kesehatan dan keselamatan kerja di bengkel pembuatan alas kakidiakibatkan oleh lemahnya manajemen risiko, sehingga dibutuhkan pengkajianrisiko dalam rangka pengelolaan risiko. Penelitian ini berisi analisis risikokesehatan dan keselamatan kerja di Bengkel Pembuatan Alas Kaki Tahun 2016.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai tingkat risiko kesehatan dankeselamatan kerja pada setiap tahapan proses produksi alas kaki. Penilaian risikomenggunakan metode W.T. Fine yaitu dengan menganalisis nilai konsekuensi,pajanan dan kemungkinan. Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yangdimiliki pada setiap langkah kerja meliputi level very high yaitu bahaya kimia,level priority 1 yaitu bahaya ergonomi dan bahaya mekanik, level substantialyaitu desain kerja (housekeeping), level priority 3 yaitu bahaya kinetik danacceptable yaitu bahaya psikososial.Kata kunci:Penilaian risiko, konsekuensi, panjanan, kemungkinan, tingkat risiko, metodeW.T. Fine
Occupational health and safety problems in small and medium enterprises arecaused by lack of risk management. This research aimed to assess the OHS risklevel at five small shoes industries. Risk assessment was done by implementingW.T Fine method to analyze risk level by scoring the level of probability,exposure and consequence. This study found that the risk of chemical hazard(solvent vapor from glue) was very high; the risk of ergonomic and mechanicalhazard were categorized as priority 1, the risk of poor housekeeping wassubstantial; the risk of kinetic hazard was priority 3; and the risk of psychosocialhazards was acceptable.Keywords:Risk assessment, consequence, exposure, probability, level of risk. W.T. Finemethod.
Read More
S-9215
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dita Mayasari; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Hendra, Irma Setiawaty Wulandari
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko individu, faktor risiko pekerjaan, faktor risiko lingkungan kerja, dan faktor risiko peralatan kerja terhadap keluhan gangguan muskuloskeletal pada pekerja UMKM pengrajin alas kaki di Kecamatan Ciomas. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Keluhan gangguan musculoskeletal dinilai dengan lembar penilaian Nordic Muskuloskeletal Questionnaire (NMQ).
Read More
S-10731
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sari Ichtiari; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Azahruddin Fauzi, Fatma Lestari
Abstrak:
Penggunaan bahan kimia seperti pelarut organik (organic solvent), media blasting, bubuk keramik, bubuk logam, material mengandung nanopartikel serta asap las berbahaya (welding fumes) pada perbaikan Industrial Gas Turbine (IGT) berpotensi menimbulkan bahaya kesehatan pada pekerja. Kontak pekerja dengan bahan kimia melalui rute pajanan inhalasi dan dermal, dapat menimbulkan dampak kesehatan akut seperti iritasi kulit hingga gangguan kronis seperti kanker, gagal ginjal, sirosis hati, dan lain-lain. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan terkait penggunaan bahan kimia pada empat sub-proses perbaikan Industrial Gas Turbine (IGT) yaitu sandblasting, dye penetrant inspection (DPI), pengelasan (welding) dan Thermal Barrier Coating (TBC). Rute pajanan yang diteliti meliputi inhalasi dan kontak dermal. Metode yang digunakan adalah metode semikuantatif yaitu Chemical Health Risk Assessment (CHRA DOSH Malaysia) untuk pajanan inhalasi dan RISKOFDERM untuk pajanan dermal. Ditemukan bahwa terdapat 12 dari 28 bahan kimia (42,8%) berisiko tinggi terhadap apabila terhirup, yaitu aluminium oksida dan silika pada sandblasting; hidrokarbon C12-C15 (kerosin), n- alkana, isoalkana, siklik aromatic, distilasi minyak bumi (Naphtha) pada DPI; gas ozon, mangan, silika dan heksavalen kromium pada asap pengelasan; zirconia pada bubuk pelapis Metco204NS dan nikel, kobalt, kromium pada bubuk pelapis Amdry 995 pada TBC. Untuk rute pajanan dermal terdapat 7 dari 11 (63,6%) bahan kimia memiliki risiko efek lokal tinggi yaitu hidrokarbon C12-C15, distilasi minyak bumi (Naphtha), 2-Naphthalenol dan tetrahidro-furfuril salisilat pada DPI;nikel, kobalt dan kromium pada TBC. Selain terdapat 1 dari 11 (9%) bahan kimia memiliki risiko efek sistemik tinggi yaitu nikel pada TBC.

The use of chemicals such as organic solvents, blasting media, ceramic powders, metal powders, nanoparticles materials and welding fumes in industrial gas turbine (IGT) repair processes have the potential to pose health hazards to workers. Exposure to the workers through inhalation and dermal can cause acute health effects such as skin irritation, till chronic effects like cancer, kidney disease, liver cirrhosis, etc. Therefore, this study aims to analyze the health risks associated with the use of chemicals in four sub-processes of Industrial Gas Turbine (IGT) namely sandblasting, dye penetrant inspection (DPI), welding and thermal barrier coating (TBC). The scope of the exposure route includes inhalation and dermal contact. For inhalation, health risk determination used a semiquantitative method, Chemical Health Risk Assessment from DOSH Malaysia (CHRA DOSH Malaysia); RISKOFDERM for dermal exposure. The result shows that 12 out of 28 chemicals (42.8%) have high risk via inhalation namely aluminum oxide and silica in sandblasting;hydrocarbons C12-C15 (kerosene), n-alkanes, isoalkanes, cyclic aromatics, petroleum distillation (Naphtha) in dye penetrant inspection; ozone, manganese, silica and hexavalent chromium gases as welding fumes;zirconia in metco204NS powder coating and nickel, cobalt, chromium in Amdry995 powder coating for thermal barrier coating (TBC). For dermal exposure route, there were 7 out of 11 (63,6%) chemicals have high local risk namely hydrocarbons C12-C15 (kerosene), n-alkanes, isoalkanes, cyclic aromatics, petroleum distillation (Naphtha), 2-naphthalenol, and tetrahydro-furfuryl salicylate in dye penetrant inspection; nickel, cobalt and chromium in Thermal Barrier Coating (TBC) and 1 out of 11 chemicals (9%) have high systemic risk namely nickel in Thermal Barrier Coating (TBC).
Read More
S-11094
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Azizah Sofia; Pembimbing: Hendra; Penguji: L. Meily Kurniawidjaja, Eko Pudjadi
S-6538
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuansyah Arief; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Chandra Satrya, Yuliani Chafsah
Abstrak: UMKM merupakan salah satu industri dengan risiko yang signifikan karenalemahnya implementasi penglolaan risiko. Penelitian ini menilai tingkat risikoyang ada di UMKM pembuatan busana muslim CV. A dan UMKM pembuatanboneka CV. AT tahun 2016. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilaikemungkinan, pemajanan dan konsekuensi dari setiap bahaya yang teridentifikasirisiko menggunakan metode semi kuantiatif yang dikembangkan oleh W.T Fine.Diperoleh bahwa bahaya kelistrikan (instalasi) ; bahaya ergonomi (handling) ;bahaya kimia (pajanan fume) memiliki tingkat risiko very high. Bahaya mekanik(gerakan jarum) ; bahaya fisik (suhu ruangan) memiliki tingkat risiko priority 1.Bahaya kimia (pajanan debu ; pajanan solvent) ; bahaya gravitasi (tertimpa benda); bahaya fisik (pencahayaan) memiliki tingkat risiko substantial. Bahaya safety(penataan ruang) ; bahaya organisasi kerja (stress kerja) memiliki tingkat risikopriority 3. Bahaya mekanik (gerakan menggunting ; gerakan menyetrika) ; bahayafisik (tabung gas) memiliki tingkat risiko acceptable.
Kata kunci :ISO 31000, penilaian risiko, kemungkinan, pemajanan, konsekuensi, tingkatrisiko
SMEs workers are exposed to significant risk due to improper implementation atrisk management. This study aimed to evaluate the risk level at two tekstile SMEsby using risk assessment method developed by W.T Fine. It was found that veryhigh risk was associated with safety hazard (electricity) ; ergonomic hazard(handling) ; chemical hazard (fume exposure). Priority 1 risk was associated withmechanical hazard (seewing) ; physical hazard (temperature). Substantial risk wasassociated with chemical hazard (dust ; solvent) ; gravity hazard (struck down)physical hazard (lightning exposure). Priority 3 was associated with safety hazard(work area) ; work organization hazard (work stress). Acceptable risk wasassociated with mechanical hazard (scissoring ; ironing) ; physical hazard (gastube).
Key word :ISO 31000, risk assessment, probability, exposure, consequences, risk level.
Read More
S-9232
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fauzan Karim; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Indri Hapsari Susilowati, Lena Kurniawati, Syahrul Efendi PPanjaitan
Abstrak: Sektor Usaha Unit Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Alas kaki merupakan salah satu sektor penting di dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Namun sangat disayangkan, Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja belum dirasakan oleh pekerja UMKM alas kaki. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran aspek K3 apa saja yang telah diimplementasikan di UMKM alas kaki berserta faktor pendorong dan faktor penghambat di implementasikanya K3 di sector UMKM alas kaki. Penelitian ini adalah studi Kualitatif dengan mengambil data dan informasi melalui wawancara dan observasi di 7 UMKM alas kaki ciomas dan 6 UMKM alas kaki Cikupa dengan total 39 responden yang berasal dari pemilik dan pekerja. Hasil penelitian ini adalah beberapa responden pengrajin sepatu telah mengetahui bahaya dan risiko pekerjaan, belum tersedia Komitmen K3, pelaksanaan Housekeeping masih dibawah standard, APD tidak disediakan, Tidak ada SOP, minimnya Fasilitas , belum ada upaya pencegahan kebakaran, Tidak tersedia training dan orientasi, tidak tersedia kesiapan tanggap darurat, postur Kerja dan workstation tidak ergonomis. Pelatihan K3, Pemberian bantuan Pihak K3 / konsultan untuk Menjalankan K3, Pemberian Pedoman K3 dari Pemerintah menjadi faktor pendorong Dimplementasikannya K3 dan Pengetahuan dan Pemahaman yang minim terkait K3, Biaya untuk Implementasi K3, Informasi dan pemahaman Tidak adanya kewajiban dari Pemerintah menjadi faktor penghambat diimplementasikanya K3 di 7 UMKM alas kaki Ciomas dan 6 UMKM alas kaki Cikupa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Implementasi K3 masih minim hampir disemua aspek K3 sehingga diperlukan penguatan aturan dan regulasi untuk mendukung implementasi K3 di sector UMKM alas kaki.
Kata kunci: K3 UMKM alas kaki, K3 alas Kaki Ciomas, K3 alas kaki Cikupa, Pendorong K3 UMKM, Penghambat K3 UMM
Footwear micro, small and medium enterprises (MSMEs) is one of important sectors in the Indonesian economy. However, various types of safety and health hazards are identified in their activities. The purpose of this study was to describe the implementation of safety & health aspects in footwear MSMEs, as well as investigating the driving factors and inhibiting factors in their implementation. This study was qualitative in nature through interviews and observations conducted at ciomas and Cikupa District, each 7 and 6 footwear workshops consecutively. Total respondent was 39 people, acting as owners and workers. It was found that there were no written safety & health commitments, even though the implementationof OSH at limited extend were observed. For instance, some MSMEs have improved ventilation systems, used cutting machines, manual handling aids, and isolation of dusty and noisy processes. Other aspects such as housekeeping, PPE, SOP, fire prevention facilities, training and orientation, ergonomic workstations need to be improved. Leadership directives, safety & health training, assistance from third party or OSH consultant, guidelines from the Government are driving factors for safety & health implementation in observed MSMEs; while the lack of knowledge on OSH and owner support as well as costs implication are found as inhibiting factors in OSH implementation.
Kata kunci: Safety SMe Footwear, Ciomas SMe Footwear, Cikupa SMe Footwear, Boosting SMe, Inhibiting SMe
Read More
T-5487
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhamad Zaky; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Fatma Lestari, Zulkifli Djunaidi, Arif Susanto, Henny Purwaningsih
Abstrak: Penggunaan bahan kimia berbahaya di laboratorium pengujian kimia seperti Laboratorium X terkadang tak terhindarkan. Sementara itu, penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa pekerja laboratorium yang telah bekerja lebih dari 20 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara, kanker ovarium, leukemia, melanoma, kanker prostat, dan kanker tiroid dibandingkan jenis pekerja lain di laboratorium. Oleh karena itu, penilaian risiko kesehatan dari penggunaan bahan kimia berbahaya sangat penting dilakukan di Laboratorium X untuk memastikan kesehatan pekerja laboratorium di masa depan. Tujuan dari penilaian ini untuk mengevaluasi risiko yang timbul dari aktivitas di laboratorium dan untuk mengevaluasi tindakan pengendaliannya. Penilaian risiko kualitatif ini telah dilakukan di Laboratorium X yang diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut lembar data keselamatannya dan telah dilakukan dengan menggunakan alat yang dikembangkan oleh Jabatan Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaaan, Kementerian Sumber Manusia, Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bahaya yang terdapat pada Laboratorium X sangat bervariasi sebagian besar bahaya yang ada pada bahan kimia yaitu bersifat iritan. Hasil evaluasi risiko menunjukkan bahwa pekerja laboratorium memiliki risiko kesehatan yang signifikan dari bahan kimia berbahaya yang digunakan baik pada pajanan inhalasi dan dermal juga langkah-langkah pengendaliannya yang diterapkan untuk mengontrol pajanan bahan kimia di laboratorium dapat ditingkatkan dan beberapa di antaranya sudah memadai.
Read More
T-5745
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuli Irmayanti; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Lestari Fatma, Arif Susanto, Henny Purwaningsih
Abstrak: Penggunaan berbagai pelarut organik volatil di labotatorium pengujian menimbulkan risiko terhadap dampak kesehatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian risiko kesehatan. Chemical Health Risk assessment (CHRA) atau kajian risiko kesehatan yang dikembangkan oleh Department of Occupational Safety and Health (DOSH), Ministry of Human Resources, Malaysia (2018) digunakan dalam studi ini untuk menilai risiko kesehatan akibat pajanan inhalasi dan dermal dari 3 (tiga) pelarut organik volatil yaitu chloroform, dichlorometane, dan tetrachloroethylee. Penelitian dilakukan terhadap 3 (tiga) karyawan laboratorium PT X yang bekerja di 3 (tiga) lokasi ruangan yang berbeda. Penilaian tingkat risiko atau risk rating (RR) pajanan bahan kimia melalui inhalasi dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif, sedangkan pajanan melalui dermal dinilai secara kualitatif saja. Diperoleh bahwa hasil penilain tingkat risiko pajanan bahan kimiakimia melalui inhalasi secara kualitatif adalah chloroform (RR=16) dengan tingkat risiko tinggi, dichlorometane (RR=15) dengan tingkat risiko menengah, dan tetrachloroethylene (RR=12) dengan tingkat risiko menengah Hasil penilaian tingkat risiko pajanan bahan kimia melalui inhalasi secara kuantitaif adalah chloroform (TWA pengukuran = 18,460 ppm) dengan tingkat risiko tinggi (RR=20), dichlorometane (TWA pengukuran = 0,362 ppm) dengan tingkat risiko rendah (RR=3), dan tetrachloroethylene (TWA pengukuran = 0,560) dengan tingkat risiko rendah (RR=3).Hasil penilaian tingkat risiko pajanan bahan kimia melalui dermal secara kualitatif dengan luas area kontak kecil dan durasi panjang adalah chloroform (M2) dengan tingkat risiko menengah, dichlorometane (M2) dengan tingkat risiko menengah dan tetrachloroethylene (M2) dengan tingkat risiko menengah. Pengendalian untuk menurunkan risiko pajanan chloroform melalui inhalasi (AP-3) direkomendasikan dalam penelitian ini.
Read More
T-5700
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive