Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35520 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Erna Diah Lestari; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja, Dadan Erwandi; Penguji: Rusbani Harjulianti, Rusbani Kurniawan
Abstrak: Ketidakaktifan fisik diidentifikasi sebagai faktor risiko utama urutan keempat sebagai penyebab dan bertanggung jawab atas 6% kematian global, sedangkan kegemukan dan obesitas bertanggung jawab atas 5% kematian global. Data PT X tahun 2018 menunjukkan 64% pekerja mengalami masalah obesitas dan kelebihan berat badan. Perusahaan menyediakan berbagai macam fasilitas aktivitas fisik seperti arena fitness, sepakbola, tennis, yoga, renang, aerobik dan lain-lain, sebagai upaya peningkatan kesehatan pekerja. Hasil observasi langsung, tidak banyak pekerja yang memanfaatkan fasilitas tersebut, misalnya yoga hanya diikuti oleh 10 orang dari total 1296 karyawan. Sehingga perlu dilakukan promosi kesehatan di tempat kerja dan evaluasi hasilnya dalam peningkatan pengetahuan, ketertarikan, perhatian dan aktivitas fisik pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perubahan pengetahuan, ketertarikan, perhatian dan aktivitas fisik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi promosi kesehatan dengan tatap muka selama 15 menit. Desain penelitian adalah controlled randomized experiment study pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kedua kelompok mendapatkan informasi terkait aktivitas fisik melalui poster dan wallpaper komputer, untuk kelompok intervensi diberikan training berupa tatap muka selama 15 menit yang terdiri dari pemberian lembar informasi dan interaksi antara trainee dan trainer. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji independent paired t-test dengan siginifikansi 0,05. Hasil analisis mendapatkan p value perubahan atau delta keempat variabel lebih kecil dari 0,05 (p value 0,000) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh promosi kesehatan di tempat kerja terhadap pengetahuan, ketertarikan, perhatian dan aktivitas fisik yang signifikan sebelum dan sesudah promosi kesehatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Perbedaan tersebut dikarenakan kelompok intervensi menerima informasi yang bersifat diberikan, disampaikan secara berkelompok dengan media visual dan adanya interaksi dengan trainer, sedangkan kelompok kontrol hanya berdasarkan keinginan dan kebutuhan dari masing-masing individu.
Read More
T-5545
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Ani; Pembimbing: Hendra; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Robiana Modjo, Istiati Suraningsih
Abstrak: Penyakit hiperkolesterolemia, hipertensi dan perilaku merokok merupakansalah satu faktor penyebab Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang menjadipenyakit pembunuh nomer satu di dunia (Dilley: 2000). Berdasarkan penelitianeksperimental, epidemiologi, dan klinis menyatakan bahwa peran kolesterol tinggi,dan kebiasaan merokok berpengaruh pada kejadian Penyakit Jantung Koroner(Allen : 2001). Berdasarkan data hasil pemeriksaan kesehatan di perusahaan PTZA dibandingkan dengan kondisi wilayah Kalimantan Selatan bahwa faktor risikoPJK (kolesterol total, perilaku merokok dan tekanan darah) masih cukup tinggisehingga dilakukan kegiatan intervensi promosi kesehatan. Intervensi inibertujuan untuk mengetahui penurunan tingkat risiko Penyakit Jantung Koroner(PJK) setelah dilakukan dilakukan intervensi promosi kesehatan media kelompokA dan media kelompok B pada pekerja tambang di PT ZA Kalimantan SelatanTahun 2014. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian kuasieksperimental.Hasil penelitian ini adalah adanya penurunan yang signifikan antara hasilpengukuran kadar kolesterol total sebelum intervensi dengan sesudah intervensipada kelompok A, adanya penurunan yang signifikan antara hasil pengukuranperubahan perilaku merokok sebelum intervensi dengan sesudah intervensi padakelompok A dan pada kelompok B, tidak ada penurunan yang signifikan padatekanan darah sistolik sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok A,sebaliknya ada penurunan yang signifikan pada tekanan darah sistolik sebelummdan sesudah intervensi pada kelompok B, adanya penurunan yang signifikanantara hasil pengukuran perubahan tekanan darah diastolik antara sebelumintervensi dengan sesudah intervensi pada kelompok A dan kelompok B, adanyaperbedaan yang signifikan pada penurunan faktor risiko PJK antara sebelumdengan sesudah intervensi pada kelompok A dan kelompk B, adanya perbedaanyang signifikan antara penggunaan media A lebih efektif dari pada media B padakegiatan intervensi penurunan faktor risiko dan penurunan kolesterol total.Kegiatan intervensi promosi kesehatan menggunakan media booklet, penyuluhan,konseling gizi, seminar kesehatan mampu memberikan perubahan yang positifpada perubahan perilaku kesehatan.

Disease hypercholesterolemia, hypertension and smoking behavior is a risk factorfor coronary heart disease (CHD), which became the number one killer disease inthe world (Dilley: 2000). Based on experimental research, epidemiology, andclinical states that the role of high cholesterol, and smoking habits affect theincidence of coronary heart disease (Allen: 2001). Based on data from the healthexamination at company PT ZA compared with South Kalimantan condition thatCHD risk factors (total cholesterol, smoking and blood pressure) is still highenough to do health promotion interventions. This intervention aims to determinethe degree of reduction in risk of coronary heart disease (CHD) after the mediahealth promotion intervention group A and group B media in miners in SouthKalimantan PT ZA Year 2014. Kind of research is quantitative quasi-experimental research design.These results are a significant decrease between total cholesterol measurementresults before the intervention to after intervention in group A, a significantdecrease between the results of measurements of changes in smoking behaviorbefore the intervention to after intervention in group A and in group B, there wasno reduction significant in systolic blood pressure before and after theintervention in group A, whereas no significant reduction in systolic bloodpressure sebelumm and after intervention in group B, a significant decreasebetween the results of measurements of diastolic blood pressure changes betweenthe pre-intervention to post-intervention in group A and group B, a significantdifference in the reduction in CHD risk factors between the before to afterintervention in group A and B batches, there are significant differences betweenthe use of a more effective medium than in medium B in the intervention and riskfactor reduction in total cholesterol reduction. Health promotion interventionsusing media booklet, counseling, nutrition counseling, health seminars able todeliver positive changes in health behavior changes.
Read More
T-4190
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Age Bunga Perdana; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Abdul Kadir, Barmanto
Abstrak:
Kecelakaan kerja masih menjadi isu penting di tempat kerja, termasuk di PT X, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi. Salah satu upaya preventif yang dilakukan adalah pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (safety training) bagi pekerja lapangan. Penelitian ini bertujuan menganalisis efektivitas safety training dalam meningkatkan pengetahuan K3 pada pekerja lapangan PT X tahun 2025. Penelitian menggunakan mix method dengan desain pre-eksperimental (One Group Pre-Test Post-Test) pada 55 peserta pelatihan. Data kuantitatif diperoleh melalui pre-test, post-test, dan kuesioner kepuasan, sedangkan data kualitatif dikumpulkan melalui observasi dan telaah dokumen. Analisis statistik dilakukan dengan paired sample t-test, sementara data kualitatif dianalisis secara deskriptif berdasarkan model evaluasi CIRO (Context, Input, Reaction, Outcome). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata pengetahuan K3 dari 87,64 pada pre-test menjadi 92,73 pada post-test atau naik 5,81% dengan perbedaan yang signifikan (p < 0,05). Seluruh peserta (100%) mencapai nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Rata-rata kepuasan peserta terhadap pelatihan mencapai 4,14 (kategori tinggi), dengan penilaian tertinggi pada kompetensi instruktur. Evaluasi aspek konteks dan input menunjukkan bahwa pelatihan sesuai kebutuhan, difasilitasi dengan baik, dan disampaikan oleh instruktur kompeten. Secara keseluruhan, safety training dinyatakan efektif dalam meningkatkan pengetahuan K3.

Workplace accidents remain a major concern, including at PT X, a company engaged in the telecommunications sector. One preventive effort implemented is occupational health and safety (OHS) training for field workers. This study aims to analyze the effectiveness of safety training in improving OHS knowledge among field workers at PT X in 2025. A mixed-method approach was used with a pre-experimental design (One Group Pre-Test Post-Test) involving 55 training participants. Quantitative data were collected through pre-tests, post-tests, and satisfaction questionnaires, while qualitative data were gathered through observation and document review. Statistical analysis was conducted using the paired sample t-test, and qualitative data were analyzed descriptively based on the CIRO evaluation model (Context, Input, Reaction, Outcome). Results showed an increase in the average OHS knowledge score from 87.64 (pre-test) to 92.73 (post-test), representing a 5.81% improvement, with a statistically significant difference (p < 0.05). All participants (100%) achieved scores above the minimum passing criteria (≥ 70). The average satisfaction score was 4.14 (high category), with the highest rating in instructor competence. Evaluation of the context and input aspects indicated that the training was relevant, well-facilitated, and delivered by competent instructors. Overall, the safety training was effective in enhancing workers’ OHS knowledge.
Read More
S-11990
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Erwin Santosa; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Robiana Modjo, Devi Dwirantih
Abstrak:

Program Promosi Kesehatan adalah suatu usaha untuk melindungi dan meningkatkan tingkat kesehatan pekerja yang bergantung pada komitmen management perusahaan dan peran sorta pekerja untuk peduli terhadap kesehatan mereka. Model program promosi kesehatan yang dikembangkan oleh Netherland Institute for Health Promotion and Disease Prevention (NIGZ) terdiri dari 8 elemen dengan sub elemen didaiamnya, yaitu Kondisi Kontekstuai dan Kelayakan, Anaiisis Perrnasalahan, Analisis Psikologis, Perilaku dan Lingkungan, Kelompok Target, Penentuan Tujuan, Perencanaan Program, lmpiementasi Program dan Evaluasi. Setiap pegawai PT X setiap tahun wajib mengikuti Pemeriksaan Medis Tahunan (AMCU »- Annual Medical Check Up) yang dilakukan oleh klinik di Kantor Balikpapan maupun di Rumah Sakit. Pekerja yang masuk dalam kategori lit (berisiko rendah) wajib mengikuti program promosi kesehatan olah raga rehabilitasi. Apabila kondisinya tidak membaik sehingga membahayakan keselamatannya maka pegawai tersebut akan diminta untuk pindah ke Kantor Balikpapan sehingga memudahkan akses ke fasilitas medis yang lebih lengkap. Dari data keikutsertaan rata-rata di perusahaan PT X pada tahun 2006, diketahui terdapat perbedaan tingkat partisipasi dalam kegiatan Promosi Kesehatan Rehabilitasi yang dilakukan secara rutin setiap minggu antara pekerja Kantor(11%) dan di Iapangan (CPU : 25%, NPU : 42 % , CPA : 56%). Penelitian diiakukan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan elemen pengeiolaan program promosi kesehatan dan tingkat partisipasi peserta oiah raga rehabiiitasi pada pekerja Kantor dan Pekerja Lapangan (CPU. NPU dan CPA) di Perusahaan PT X pada Tahun 2006. Penelitian secara kualitatif dengan metode Grounded Theory diketahui bahwa elemen program yang memberikan hubungan kontekstual dengan tingkat partisipasi adalah elemen Kondisi Kontekstual clan Kelayakan dan elemen Analisa Permasa|ahan_ Elemen program yang memberikan hubungan pengaruh dengan tingkat partisipasi adalah elemen Anaiisa Psikologis, Perilaku dan Lingkungan dan elemen Kelompok Target. Elemen program yang merupakan hubungan strategi aksi/reaksi adalah elemen Penentuan Tujuan, elemen Perencanaan program dan elemen lmlementasi Program. E|Temen Program Promosi Kesehatan yang berhubungan Iangsung dengan tingkat partisipasi pekerja adalah interaksi antara Penentuan Tujuan, Perencanaan Program dan lmplementasi Program, sedangkan Kondisi Konstekstual dan Kelayakan, Analisis Masalah, Kelompok Target dan Analisis Psikoiogis, Perilaku dan Lingkungan berhubungan secara tidak langsung. Elemen Kondisi Kontekstual dan Kelayakan dan Elemen Perencanaan Program diduga memberikan pengaruh kepada tingkat partisipasi peserta program promosi kesehatan olah raga rehabilitasi di PT X pada tahun 2006. Disarankan agar perusahaan menerapkan waktu pelaksanaan program olah raga rehabilitasi yang fleksibel disesuaikan dengan kondisi di masing - masing lokasi, melibatkan kelompok penghubung dalam tahap-tahap pemilihan strategi program, menentukan target tingkat partisipasi yang diharapkan dari kelompok penghubung dalam proses penyusunan program, memasukan keberhasilan program promosi kesehatan olah raga rehabilitasi sebagai salah satu indikator ketercapaian program manajemen lini pemsahaan (KPI - key performance indicator).


Healt Promotion Program is an effort to protect and improve workers health status which builds upon company and management commitment and workers involvement in their health. Netherland institute for Health Promotion and Disease Prevention (NIGZ) has developed a Health Promotion Program models which consists of 8 elemens and sub elements : Contextual Condition and Feasibility, Problem Analysis, Detemiinant of psychological / behavior problem and environment, Target Group, Objective, Intervention Development, Implementation, and Evaluation. All employee of PT X must undergo an Annual Medical Check Up at companys medical fasility or at the appointed hospital. Any employee whose health status categorized at any risk must follow rehabilitation sport program untill the condition is suitable with his/her workload, otherwise he/she shall be transferred to other site or to Balikpapan Base where medical fasilities are more complete. Data on average participation rate of rehabilitation sport program for the year of 2006 vary between Baiikpapan Base (11%) and operational sites. (CPU : 25%, NPU : 42 %, CPA : 56 %). Research was performed to find relation between implementation of health promotion elemen and participation rate of rehabilitattion sport program on employee working at Balikpapan Base and Operational sites (CPU, CPA, NPU) in year of 2006. Using Grounded Theory qualitative research method, it is found those elements which give a contextual relation to participation rate are Contextual Condition and Feasibility and Problem Analysis. Elements which give contribution relation to participation rate are Psychological/behavior Analysis and Environment and Target Group. Elements which give interaction relation to participation rate are Objective, Intervention Development and Implementation. Health Promotion Program elements which are directly connected to participation rate are Objective, intervention Development, and Implementation. While Contextual Condition and Feasibility, Problem Analysis, Psychological/behavior Analysis and Environment and Target Group are connected to participation rate ind irectly. Based on similar trend between participation rate and semi quantitative result of element assessment (NIGZ questionnaire, 2003) it is suspected that Contextual Condition and Feasibility and intervention Development as dominant contributing factor to participation rate of rehabilitation sport program at TOTAL E&P Indonesia in year 2006. It is suggested to management of PT X to be more flexible in setting the timing of sport activity that suitable with each location, to involve and set up target for intennediaries in Intervention Development, to include achievement of health promotion program as Key Performance Indicator of line hierarchy.

Read More
T-2631
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eko Sapto Priyono; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: L. Meily Kurniawidjaja, Dadan Erwandi, Muthia Ashifa, Yuni Kusminanti
Abstrak: Data MCU nampak adanya faktor risiko penyakit kardiovaskuler pada karyawan PT X yang perlu mendapat perhatian sehingga dapat dicegah timbulnya penyakit kardiovaskuler. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh intervensi promosi kesehatan terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskuler pada pekerja tambang emas PT X di Pandeglang tahun 2017. Desain penelitian adalah kuasi eksperimental dengan pre and post test controlled group design dengan 2 kelompok yaitu kelompok workshop dan flyer dan kelompok flyer. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah intervensi program promosi kesehatan pada tekanan darah, IMT, glukosa darah dan skor aktifitas fisik, namun tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah intervensi program promosi kesehatan pada skor merokok. Perusahaan disarankan mengembangkan program promosi kesehatan secara komprehensif sesuai dengan Ottawa Charter.

MCU data show the presence of risk factors for cardiovascular disease in PT X employees who need attention so that prevented the incidence of cardiovascular disease. The purpose of this study was to determine the effect of health promotion intervention on cardiovascular disease risk factors in gold mine worker PT X in Pandeglang 2017.The research design was quasi experimental with pre and post test controlled group design with 2 groups ie workshop and flyer group and flyer group.The results showed significant differences before and after intervention of health promotion programs on blood pressure, BMI, blood glucose, physical actifity, but there were no significant differences before and after intervention of health promotion program on score smoking. The company is advised to develop a comprehensive health promotion program in accordance with Ottawa Charter.
Read More
T-4985
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
First Mayro Annibaja Hutauruk; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Wahyudin Lihawa, Julia Rantetampang
Abstrak:
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sangat penting dalam industri pengolahan susu karena dapat membantu dalam meminimalkan risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat memastikan kesehatan dan keselamatan para pekerja. PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan susu dan produk turunannya. Perusahaan ini berlokasi di Bogor. PT. ABC dalam kegiatan produksinya melibatkan banyak mesin dan peralatan yang memerlukan perawatan dan pengoperasian yang baik agar tidak menimbulkan risiko kecelakaan kerja. Oleh karena itu, perusahaan ini memutuskan untuk mengembangkan aplikasi Era-K3 yang merupakan aplikasi untuk meningkatkan efektivitas keselamatan kerja di tempat kerja. Oleh sebab itu perlu diadakan penelitian mengenai efektivitas analisis implementasi aplikasi Era-K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) pada PT. ABC untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan guna mengevaluasi apakah aplikasi secara efektif menyelesaikan berbagai masalah. Berdasarkan hasil dari analisis kinerja SMK3 sebelum implementasi aplikasi Era-K3 yang dilakukan dapat dilihat pemenuhan elemen dari analisis efektivitas sebelum implementasi PT. ABC berhasil memenuhi persyaratan sebanyak 142 elemen, dimana persentase pemenuhan secara keseluruhan sebesar 79.3 %. Setelah implementasi aplikasi Era-K3 PT. ABC berhasil memenuhi persyaratan sebanyak 174 elemen, dimana persentase pemenuhan secara keseluruhan sebesar 96.9 %. Dengan pemenuhan 96.9 % artinya PT. ABC telah memiliki peningkatan kinerja sistem manajemen K3 dari sebelumnya 142 kriteria menjadi 174 dengan presentasi kenaikan sebesar 17.9%.. Angka tersebut dapat menggambarkan bahwa terjadi peningkatan signifikan pada element Perencanaan, Review, Pengembangan Kebijakan dan Prosedur dan Pelatihan.

The Occupational Safety and Health Management System (SMK3) is very important in the dairy processing industry because it helps minimize the risk of work accidents and occupational diseases, thus ensuring the health and safety of workers. PT. ABC is a company engaged in the processing of milk and its derivative products. This company is located in Bogor. PT. ABC production activities involve many machines and equipment that require proper maintenance and operation to prevent work accidents. Therefore, the company decided to develop the Era-K3 application, which is an application to improve work safety effectiveness in the workplace. Therefore, research is needed on the effectiveness of the analysis of the implementation of the Era-K3 application (occupational safety and health) at PT. ABC to collect the necessary data and information to evaluate whether the application effectively addresses various problems. Based on the results of the performance analysis of SMK3 before the implementation of the Era-K3 application, it can be seen that the fulfillment of elements from the effectiveness analysis before the implementation, PT. ABC managed to meet the requirements of 142 elements, with an overall fulfillment percentage of 79.3%. After the implementation of the Era-K3 application, PT. ABC managed to meet the requirements of 174 elements, with an overall fulfillment percentage of 96.9%. With a fulfillment of 96.9%, it means PT. ABC has had an increase in K3 management system performance from the previous 142 criteria to 174, with an increase of 17.9%. These figures can illustrate that there has been a significant increase in elements such as Planning, Review, Policy and Procedure Development, and Training
Read More
T-7148
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Soffiudin; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji; Ridwan Z. Sjaaf, Anwar Hasan, Mayarni
Abstrak:

Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) di seluruh dunia dari tahun ke tahun terus meningkat. PJK telah menjadi penyebab kematian di beberapa negara di dunia dan diprediksi akan menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Di kalangan Kontraktor Production Sharing (KPS) penyebab kematian diantara para pekerja KPS adalah penyakit kardiovaskuler. Tujuan penelitian ini adatah untuk mengetahui faktor risiko PJK yang kemudian dihubungkan dengan program Promosi Kesehatan Pekerja di PT X dari tahun 2005 - 2007, Penelitian ini menggunakan subjek pekerja pada PT X. Penelitian ini dilakukan di Pulau Kalimantan pada bulan Oktober 2008. Desain penelitian yang dilakukan adalah cross sectional dengan pendekatan secara kuantitatif dan kualitatif Tehnik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Medical Department PT X bertanggung jawab untuk masalah kesehatan karyawan secara komprehensif meliputi pelayanan yang bersifat promotive, preventive, curative dan rehabilitative. Budget perusahaan terbesar diberikan ke Medical Department untuk pelayanan yang bersifat curative dan rehabilitative. Prevalensi hipertensi pada tahun 2005 diketahui 11,4%, tahun 2006 meningkat menjadi 16,5% dan tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 17,36%. Prevalensi DM pada tahun 2005 diketahui 8,97%, tahun 2006 meningkat menjadi 9,72% dan tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 12,13%. Prevalensi dislipidemia pada tahun 2005 diketahui 5,34%, tahun 2006 meningkat menjadi 6,67% dan tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 8,09%. Prevalensi hipertensi dari tahun 2005-2007 terus mengalami peningkatan, prevalensi diabetes melitus dari tahun 2005-2007 terus mengalami peningkatan, prevalensi dislipidemia dari tahun 2005-2007 terus mengalami peningkatan. Promosi Kesehatan Pekerja yang dikembangkan PT X dikembangkan berdasarkan model dari Ottawa Charter 1986. Kebijakan perusahaan berkaitan dengan masalah kesehatan karyawan sudah ada walaupun dalam pelaksanaannya masih kurang baik. Budget terbesar perusahaan saat ini adalah untuk penanganan kasus-kasus yang bersifat curative dan rehabilitative untuk para karyawan dan keluarganya (dependent). Promotion & prevention harus menjadi prioritas utama seperti; Kebijakan hari Rabu sebagai hari olahraga hams dilaksanakan sehingga tidak boleh ada kegiatan lain setelah pulcuI 16.00 selain kegiatan olahraga dengan melakukan sosialisasi ulang, prornosi kesehatan rneIalui media intranet (health desk) hams lebih disosialisasikan, perlu adanya seorang murisionist di camp service sehingga kadar gizi para karyawan dapat terkontrol, dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan promosi kesehatan harus melibatkan seluruh karyawan sehingga program-rogram yang dilaksanakan dapat lebih efektif dan efisien.


Hearth Disease (CHD) in the world from year to year has been increased. CHD has been dead caused at several countries in the world and get predicted will be the first dead caused in the world. At Kontraktor Production Sharing (KPS) dock dead caused among KPS worker is cardiovascular diasease. Research was performed to find risk factor arD and then related with Work Health Promotion program at PT X year 2005 - 2007. The research subject was worker at PT X. The research was held on October 2008 at Kalimantan island. the research design of this study is cross sectional with kuantitative and kualitative approach. Sampling technique that used was purposive sampling. Medical Department get responsible for employees health problem in komprehensif including promotive, preventive, curative and rehabilitative services. The biggest budget only for curative and rehabilitative. The study defined that the prevalence of hypertension year 2005 is 11,4%, year 2006 increase to 16,5% and year 2007 increase to 17,36%. Prevalence of Diabetes Mellitus (DM) year 2005 is 8,97%, year 2006 increase to 9,72% and year 2007 increase to 12,13%. Prevalence of dislipidemia year 2005 is 5,34%, year 2006 increase to 6,67% and year 2007 increase to 8,09%. Prevalence of hypertension year 2005 -2007 has been increased, prevalence of DM year 2005 - 2007 has been increased, prevalence of dislipidemia year 2005 - 2007 has been increased. Work Health Promotion at PT X was developed based on Ottawa Charter 1986. The company policies about work health is good enough although shortage in implementation. The biggest budget only for curative and rehabilitative for employees and their dependents. Promotion and prevention have to become a priority such as; the policy that decided Wednesday as a sport day must be realized so no more activity after 4 pm except sport. Health promotion by intranet media has to socialized. There's need a nutisionist at camp service to control worker nutrition status. In ascertain policy be related with health promotion must involved worker so the policy can be more effective.

Read More
T-3025
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pricella Maulana; Pembimbing: Zarni Amri; Penguji: Mukhtar Ikhsan, Dewi S. Soemarko
Abstrak:

Ruang Lingkup dan Metodologi: Pajanan debu organik merupakan salah satu faktor risiko yang terdapat pada pabrik pembuatan bumbu mi instant PT X. Dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pajanan debu organik adalah terjadinya gangguan kesehatan paru pada pekerjanya.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah debu mempengaruhi terjadinya gangguan kesehatan paru pada pekerja atau hal lainnya baik yang terdapat pada pekerja seperti karakteristik sosiodemografi, status gizi, kebiasaan merokok, penggunaan APD atau faktor lingkungan yaitu area kerja. Penelitian ini dilakukan dengan 2 disain yaitu disain studi kohort dengan 949 responden untuk mengetahui insidens dan mengikuti perjalanan gangguan kesehatan paru pada pekerja dengan menggunakan data hasil pemeriksaan berkala sejak tahun 1995. Dan disain studi krossektional dengan 647 responden untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan paru pekerja dengan menggunakan data pemeriksaan berkala tahun 2001 dan kuesioner. Disamping itu juga dilakukan pengukuran kadar debu di area kerja yang terpajan dan tidak terpajan.Hasil dan kesimpulan: Hasil pengolahan data studi kohort retrospektif dengan uji statistik menunjukkan adanya kenaikkan insidens dari 0,33 pada tahun 1999 menjadi 0,54 pada tahun 2001 dan kenaikan relative risk pekerja yang bekerja di area kerja terpajan yang mengalami restriksi dari 1,186 pada tahun 1999 menjadi 1,611 pada tahun 2001. Sedangkan data studi krossektional dengan uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pajanan debu organik dengan terjadinya gangguan kesehatan paru pekerja berupa berdahak kronik OR 1,463 ; p 0,0045 ; CI 95% 1,008 - 2,124 dan batuk kronik OR 1,744 ; p 0,002 ; CI 95% 1,222 - 2,47.


 

Organic dust exposure is one of the presented risk factor at PT X's instant noodle ingredient factory. Influence that could be raised by organic dust exposure is disorder of labor'lung.The research purpose is to recognize whether dust influence the affection of labor' lung disorder or other factors related to the labor himself such as the characteristic of social demography, nutrition condition, smoking habit, usage of safety equipment, or environmental factor at working place. This research is conducted with Cohort Study with 949 samples, design in order to recognize incident and to trace the disorder historical of labor lung by using periodical medical check-up report since 1995. Cross Sectional Study Design with 647 samples is also performed in order to recognize entire factor that could cause disorder of labor lung by using medical check-up report in 2001 as well as questioner. Furthermore, calculation of dust level was performed at exposure working place and non-exposure working place.Result and Conclusion: Data compilation result of Retrospective Cohort Study, checked by statistics test, shows that there is increasing of incident starting form 0.33 in 1999 to become 0,54 in 2001 and increasing of relative risk toward labor working at exposure working place whose suffer from restriction" starting from 1,186 in 1999 to become 1,611 in 2001. Whereas, Cross-sectional Study data, checked by statistics test, shows that there is a significant relation between organic dust exposure and disorder of labor lung healthiness in form of chronic phlegm OR 1,463 ; p 0,0045 ; CI 95% 1,008 - 2,124 and chronic cough OR 1,744 ; p 0,002 ; CI 95% 1,222 - 2,477.

Read More
T-1317
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Buana Yogaswara; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Abdul Kadir, Indri Hapsari Susilowati, Dedei Adnan Fauzi, Ajeng Pramayu
Abstrak:
Posisi kerja merupakan titik penentu dalam menganalisis keefektivan dari suatu pekerjaan. Apabila posisi kerja yang dilakukan oleh pekerja sudah baik dan ergonomis maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh oleh pekerja tersebut akan baik, akan tetapi bila posisi kerja pada pekerja tersebut salah atau tidak ergonomis maka pekerja tersebut mudah kelelahan dan terjadi kelainan pada bentuk tulang.Penelitian yang dilakukan di PT. X ini bertujuan untuk melihat kondisi kesehatan kerja di PT X dari sisi Antropometri, Desain Alat Kerja, Tempat Kerja pada Kelelahan Pekerja. . Menggunakan analisa univariat dan bivariat, penelitian ini melibatkan 79 orang karyawan pada Divisi Produksi menggunakan teknik sensus. Hasilnya adalah profil antropometri ,desain alat kerja, tempat kerja dan kelelahan pekerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja.

Work position is a determining point in analyzing the effectiveness of a job. If the work position carried out by the worker is good and ergonomic, it can be ascertained that the results obtained by the worker will be good, but if the work position for the worker is wrong or not ergonomic, then the worker is easily fatigued and abnormalities occur in the shape of the bones. at PT. X aims to see the working health conditions at PT X from an anthropometric perspective, work equipment design, work place and worker fatigue. . Using univariate and bivariate analysis, this study involved 79 employees in the Production Division using a census technique. The result is that anthropometric profiles, work tool design, workplace and worker fatigue have a significant effect on improving performance.
Read More
T-6895
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rifa Yulita; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Mierna Reismala
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko stres kerja pada pekerja kesehatan di remote site. Peneliti melakukan studi potong lintang pada Januari-Juni 2023 dengan melibatkan 103 responden dari berbagai industri. Peneliti menggunakan instrumen penelitian COPSOQ III untuk mengukur stres kerja dan faktor risikonya. Pada 103 responden industri Oil & Gas, pertambangan, dan konstruksi menunjukkan usia, durasi shift, dan lama kerja tidak berhubungan signifikan dengan stres kerja. Namun, jenis industri dan jenis kelamin memiliki hubungan signifikan dengan jenis stres tertentu. Pekerja kontrak lebih cenderung mengalami stres kerja, burnout, dan stres kognitif. Faktor risiko psikososial seperti tuntutan pekerjaan, konflik peran, kecepatan kerja, dan tuntutan emosional juga berhubungan dengan stres kerja. Tuntutan pekerjaan, kecepatan kerja, dan konflik peran mempengaruhi skor stres kerja, menjelaskan 26,5% variasi skor stres. Pekerja pelayanan kesehatan di remote site PT. X mengalami stres kerja yang signifikan, dipengaruhi oleh faktor seperti beban kerja, kecepatan kerja, dan konflik peran. Berdasarkan temuan ini, disarankan agar ada penyesuaian beban kerja, fleksibilitas shift kerja, dukungan sosial, serta kejelasan peran dan penghargaan untuk mengurangi stres kerja. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami dan menangani stres kerja di kalangan pekerja pelayanan kesehatan, khususnya di remote site.
This study aims to analyze the risk factors of occupational stress among healthcare workers in remote sites. The researchers conducted a cross-sectional study in January-June 2023 involving 103 respondents from various industries. The COPSOQ III research instrument was used to measure occupational stress and its risk factors. Out of the 103 respondents in the Oil & Gas, mining, and construction industries, it was observed that age, shift duration, and length of service were not significantly related to occupational stress. However, the type of industry and gender were significantly related to certain types of stress. Contract workers were more likely to experience occupational stress, burnout, and cognitive stress. Psychosocial risk factors such as job demands, role conflicts, work pace, and emotional demands were also associated with occupational stress. Job demands, work pace, and role conflicts influenced occupational stress scores, explaining 26.5% of the stress score variation. Healthcare workers in remote sites at PT. X experienced significant occupational stress, influenced by factors such as workload, work pace, and role conflicts. Based on these findings, it is suggested that adjustments be made to workload, shift flexibility, social support, as well as role clarity and rewards to reduce occupational stress. Further research is needed to understand and address occupational stress among healthcare workers, especially in remote sites.
Read More
T-6730
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive