Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 40713 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Irma Gusmi Ratih; Pembimbing: Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Vivi Voronika, Hakimi
Abstrak: Kampanye Imunisasi MR Tahun 2017 di Pulau Jawa berakhir dengan hasil belum optimalnya cakupan imunisasi MR, dimana cakupan imunisasi MR di Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat lebih rendah dibandingkan 3 provinsi yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan status imunisasi MR pada anak usia 9-59 bulan saat Kampanye Imunisasi MR Pengetahuan ibu tentang imunisasi MR yang meliputi pengetahuan tentang penyakit campak, penyakit rubella, maupun pengetahuan tentang imunisasi itu sendiri sangat berdampak dalam upaya meningkatkan cakupan imunisasi
Read More
T-5628
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andi Pananrang; Pembimbing: Nurhayati A. Prihartono; Penguji: Yovsyah; Syafriyal; Umar
T-3405
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gusnilawati; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono, Renti Mahkota; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Felly Philipus Senewe
T-2344
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sekar Astrika Fardani; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Renti Mahkota, Yovsyah, Eksi Wijayanti
Abstrak:
Penyakit infeksi merupakan ancaman yang signifikan dan menyebabkan kematian pada anak-anak dalam jumlah besar. Penyakit infeksi berkontribusi terhadap 47,6% penyebab kematian pada balita tahun 2019 di dunia dan lebih dari 22% penyebab kematian pada balita di Indonesia tahun 2021. Riwayat imunisasi dasar dan stunting memiliki peranan penting terhadap risiko terjadinya penyakit infeksi pada anak usia di bawah dua tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan riwayat imunisasi dasar dan stunting dengan risiko penyakit infeksi pada anak usia 12 – 23 bulan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross-sectional menggunakan data sekunder SSGI-2022. Terdapat 53.585 responden yang memenuhi kriteria inklusi-eksklusi penelitian dan dijadikan sebagai sampel penelitian. Analisis data dilakukan menggunakan uji cox regression constant time dengan ukuran asosiasi prevalence ratio (PR) dan interval kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan proporsi anak usia 12 – 23 bulan yang menderita penyakit infeksi sebesar 12,67%, proporsi riwayat imunisasi dasar lengkap sebesar 71,63% dan proporsi stunting sebesar 21,28%. Pada analisis multivariat didapatkan riwayat imunisasi dasar berhubungan signifikan dengan penyakit infeksi setelah dikontrol oleh variabel interaksi riwayat imunisasi dasar dan ASI eksklusif. Anak usia 12 – 23 bulan dengan riwayat imunisasi dasar tidak lengkap dan tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki risiko 1,34 kali lebih besar untuk menderita penyakit infeksi dibandingkan anak usia 12 – 23 bulan dengan riwayat imunisasi dasar lengkap dan mendapatkan ASI eksklusif (adjusted PR 1,34; 95% CI 1,24 – 1,43). Anak usia 12 – 23 bulan yang memiliki riwayat imunisasi dasar tidak lengkap tetapi mendapatkan ASI eksklusif berisiko 1,47 kali lebih tinggi untuk menderita penyakit infeksi dibandingkan anak yang memiliki riwayat imunisasi dasar lengkap dan mendapatkan ASI eksklusif (adjusted PR 1,47; 95% CI 1,37 – 1,58). Sedangkan untuk variabel stunting didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara stunting dan penyakit infeksi setelah dikontrol oleh variabel wasting (adjusted PR 1,05; 95% CI 0,99 – 1,11). Diperlukan upaya untuk melengkapi riwayat imunisasi anak serta pemenuhan asupan gizi dan pemantauan tumbuh kembang anak secara optimal.

Infectious diseases are a significant threat and the leading cause of death in many children. Infectious diseases contributed for 47.6% of the causes of under-five deaths in 2019 globally and more than 22% of the causes of under-five deaths in Indonesia in 2021. History of basic immunization and stunting play an important role in the risk of infectious diseases in children. The aim of this study was to examine the relationship between history of basic immunization and stunting with the risk of infectious diseases among toddlers aged 12 – 23 months in Indonesia. This study was conducted with a cross-sectional study design using SSGI-2022 data. There were 53,585 respondents who met the research inclusion-exclusion criteria used as samples. Data analysis was performed using cox regression constant time to obtain a prevalence ratio (PR) with 95% confidence interval. The results of this study show that the proportion of infectious diseases among toddlers aged 12 - 23 months is 12.67%, the proportion of complete basic immunization history is 71.63% and the proportion of stunting is 21.28%. Multivariate analysis was found that history of basic immunization had significantly association with infectious diseases after being controlled by the interaction variable history of basic immunization and exclusive breastfeeding. Toddlers aged 12 – 23 months with incomplete basic immunization and were not receive exclusive breastfeding have 1.34 times higher risk of suffering from infectious diseases compared to toddlers with complete basic immunization and receive exclusive breasfeeding (adjusted PR 1.34; 95% CI 1.24 – 1.43). Toddlers aged 12 – 23 months with incomplete basic immunization but were exclusively breastfed have 1.47 times higher risk of suffering from infectious diseases compared to toddlers with complete basic immunization and receive exclusive breasfeeding (adjusted PR 1.47; 95% CI 1.37 – 1.58). Meanwhile, for stunting variable, it was found that there was no significant asscociation between stunting and infectious diseases after being controlled for the wasting variable (adjusted PR 1.05; 95% CI 0.99 – 1.11). Efforts are needed to complete the child's immunization history as well as fulfill the child's nutritional intake and monitor the child's growth and development optimally.
Read More
T-6930
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Oki Zulkifli Duski; Pembimbing: Krisnawati Bantas
T-993
Depok : FKM UI, 2001
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Januar Tree Kencana; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Sholah Imari, Muammar Muslih
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Januar Tree Kencana Program Studi: Epidemiologi Judul : Hubungan Status Imunisasi dan Status Gizi dengan Kejadian Difteri Pada Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kabupaten Serang Propinsi Banten Tahun 2017-2018 Pembimbing : Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc Penyakit difteri disebabkan oleh infeksi corynebacterium diphteriae merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius karena seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di berbagai negara maupun belahan dunia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2017 telah terjadi KLB difteri di 20 propinsi dan 95 kabupaten / kota di Indonesia, termasuk Propinsi Banten dan salah satunya adalah di Kabupaten Serang. Di kabupaten Serang Status imunisasi dan statu gizi masyarakat masih menjadi masalah kesehatan, Cakupan imunisasi yang masih rendah di beberapa Desa dalam kecamatan dan status gizi buruk masih ditemukan, oleh karenanya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status imunisasi dan status gizi dengan kejadian difteri pada KLB di kabupaten Serang Propinsi Banten Tahun 2017-2018. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol dimana variabel penelitiannya adalah status imunisasi dan status gizi serta variabel kovariat yaitu lingkungan fisik tempat tinggal, pengetahuan dan riwayat bepergian. Berdasarkan hasil penelitian secara multivariat dengan menggunakan regresi logistik di dapatkan hasil bahwa status imunisasi mempunyai OR : 3,777 95% CI = 1.48 -9.60 P Value 0.005 sedangkan Status Gizi memiliki OR : 1,23 90% CI = 0.44 – 3,41 P Value 0,680 setelah dikontrol dengan Variabel  Umur, Jenis Kelamin, Pengetahuan, Riwayat Bepergian, lingkungan fisik Rumah, pencahayaan alami, Kelembaban dan kepadatan Hunian. Kata Kunci : Difteri, Kasus Kontrol, Kejadian Luar Biasa


ABSTRACT Nama : Januar Tree Kencana Study Program: Epidemiology Title                 : The Relationship between Immunization and Nutritional Status with Diphtheria Outbreaks in Serang Regency, Banten Province 2017-2018. Background: Diphtheria as a one of the most contagious diseases that can be prevented by immunization (VPD) is still a serious health problem because it often causes outbreak in various countries including Indonesia. Based on data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, during 2017 there have been diphtheria outbreaks in 20 provinces and 95 regency/cities including Serang Regency.This study aims to determine the relationship between immunization and nutritional status with the diphtheria outbreaks in Serang Regency of Banten Province in 2017-2018. Methods: This study was an analytic study using case control design with 172 respondents consisting of 43 cases and 129 controls. Logistic regression analysis was performed to obtain an estimate of the relationship between immunization and nutritional status with diphtheria after controlled covariate variables. Result: Proportion of immunization and good nutrition in the case is lower than in control. Immunization and nutrition in both cases were 51.2% and 76.7% while in controls were 77.5% and 81.4%. The association (OR) between immunization status and diphtheria was 3.78 (95% CI: 1.48-9.60) after controlling to age, room density and natural house lighting while the association (OR) between nutritional status and diphtheria was 1.23 (95% CI: 0.44-3.41) after controlling to age, knowledge, humidity, and immunization status. Conclusions: The proportion of immunization in diphtheria cases is still low. Nonimmunization status are at risk for diphtheria 3.78 times. The Health Office is expected to conduct routine monitoring and evaluation of basic immunization programs, especially in areas with low coverage and provide information to the community about diphtheria, including factors such as immunization, nutrition, and the physical environment of the house. Keywords: Diphtheria, Case Control, Outbreak.

Read More
T-5173
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sadiah Nurul Falah; Pembimbing: Helda; Penguji: Asri C Adisasmita, Purnama Magdalena Simanullang , Hidayat Nuh Ghazali
Abstrak:

Difteri masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Garut terdapat 100 kasus difteri dengan CFR sebesar 17,2%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status imunisasi dan riwayat kontak dengan kejadian difteri di Kabupaten Garut tahun 2023–2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix-method. Penelitian kuantitatif menggunakan desain case control (1:2) dengan matching individu berdasarkan usia dan tempat tinggal. Jumlah responden sebanyak 141 anak (47 kasus dan 94 kontrol) yang dipilih menggunakan teknik total sampling dari data KLB. Analisis kondisional regresi logistik dilakukan untuk menghitung odds ratio (OR) dan 95% Confidence Interval (CI). Pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam dengan informan terkait menggunakan pendekatan fenomenologi. Sebagian besar anak pada kelompok kasus tidak diimunisasi (74,47%) dan memiliki riwayat kontak dengan penderita difteri (76,6%). anak yang tidak diimunisasi dan memiliki riwayat kontak berisiko 9 kali untuk terkena difteri dibandingkan dengan yang imunisasi lengkap (95%CI: 2,67-31,79). Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara status imunisasi dan kejadian difteri (OR=5,82; 95% CI: 2,17–15,61; p=0,0001) sebelum mengontrol kovariat. Setelah mengontrol kovariat, terdapat hubungan antara status imunisasi dan kejadian difteri (OR=3,08; 95% CI: 1,40–23,79; p=0,008). Hasil kualitatif menunjukkan bahwa faktor sosial-budaya, agama, penolakan imunisasi, serta sistem surveilans yang belum optimal sebelum KLB turut memengaruhi kejadian. Diperlukan peningkatan cakupan imunisasi, edukasi masyarakat, serta penguatan sistem surveilans untuk pencegahan difteri di wilayah berisiko tinggi.

Keywords: difteri, status imunisasi, riwayat kontak, mix-method, Kab. Garut

Background: Diphtheria remains a public health problem in Garut District, with 100 reported cases and a case fatality rate (CFR) of 17.2%. This study aimed to determine the relationship between immunization status with the incidence of diphtheria in Garut District in 2023–2024. Methods: A mixed-method approach was used. The quantitative component employed a case-control design (1:2) with individual matching based on age and residence. A total of 141 children (47 cases and 94 controls) were selected using total sampling from outbreak data. Conditional logistic regression analysis was conducted to calculate odds ratios (OR) and 95% confidence intervals (CI). The qualitative approach was carried out through in-depth interviews with key informants using a phenomenological method. Result: Most children in the case group were not immunized (74.47%) and had a history of contact with diphtheria patients (76.6%). Children who were not immunized and had contact history were 9 times more likely to contract diphtheria compared to those who were fully immunized (95% CI: 2.67–31.79). A significant association was found between immunization status and diphtheria incidence (OR=5.82; 95% CI: 2.17–15.61; p=0.0001), and remained significant after controlling for covariates (OR=3.08; 95% CI: 1.40–23.79; p=0.008). The qualitative findings revealed that socio-cultural and religious factors, vaccine refusal, and a suboptimal surveillance system prior to the outbreak contributed to the cases. Conclusion: Strengthening immunization coverage, community education, and surveillance systems is needed to prevent diphtheria in high-risk areas.  

 

Read More
T-7311
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ida Hariyanti, Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Diah Riana, Nining Hernawati
Abstrak: Pneumonia adalah pembunuh utama Balita di dunia, lebih banyak dibandingkan penyakit lain seperti AIDS, Malaria dan Campak. Survei kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992, 1995, 2001 menunjukkan bahwa Pneumonia adalah penyumbang terbesar pada kematian bayi dan balita. Berdasarkan laporan Riskesdas 2007, menyebutkan prevalensi Pneumonia di DKI berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan rtesponden sebesar 1,67%.
 
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan imunisasi campak dengan kejadian pneumonia pada balita usia 12-59 bulan setelah dikontrol covariat (umur, jenis kelamin, Berat badan lahir, ASI exclusive, pendidikan, pemberian vitamin A, kepadatan hunian, ventilasi, dan adanya perokok didalam rumah).
 
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai dengan Juli di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta tahun 2010. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Kasus adalah balita usia 12-59 bulan yang menderita pneumonia. kontrol adalah balita usia 12-59 bulan yang tidak menderita pneumonia. Dalam penelitian ini sampel sebanyak 220 (kasus 110 dan control 110). Data dianalisis dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariate dengan uji regresi logistic ganda.
 
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara imunisasi campak dengan pneumonia pada balita. Anak yang tidak diimunisasi campak berisiko 2,06 kali untuk menderita pneumonia dibandingkan anak yang mendapatkan imunisasi saat bayi. Setelah dikontrol pendidikan dan ASI exclusive. Pada pengukuran dampak dihasilkan bahwa anak yang diimunisasi campak dapat mencegah pneumonia sebesar 51,456%. Selanjutnya upaya untuk melindungi anak dari penyakit pneumonia adalah dengan memberikan imunisasi campak saat usia 9 bulan dan anak diberikan ASI exclusive.
 

Pneumonia is the leading killer of babies in the world, more than other diseases such as AIDS, malaria and measles. Household Health Survey (SKRT) 1992, 1995, 2001 showed that pneumonia is the biggest contributor to the death of infants and toddlers. Based Riskesdas 2007 report, citing the prevalence of pneumonia in the Municipality based on the diagnosis of health workers and complaints rtesponden 1.67%.
 
The purpose of this study was to find out the relationship with the incidence of pneumonia, measles immunization in infants aged 12-59 months after covariat controlled (age, sex, birth weight, exclusive breast feeding, education, provision of vitamin A, the density of occupancy, ventilation, and the presence of smokers in home).
 
This research was conducted from May to July at Pondok Kopi Islamic Hospital in Jakarta 2010. This study uses the case control design. The cases were infants aged 12-59 months who suffered from pneumonia. controls were toddlers aged 12-59 months who are not suffering from pneumonia. In this study, 220 samples (110 cases and 110 controls). Data were analyzed by univariate analysis, bivariate, and multivariate multiple logistic regression.
 
The results showed a relationship between measles immunization with pneumonia in infants. Children who are not immunized against measles 2.06 times the risk for pneumonia than children who get immunized when infants. After controlled education and exclusive breastfeeding. In measuring the impact produced that children who are immunized measles can prevent pneumonia by 51,456%. Further efforts to protect children from pneumococcal disease is to provide measles immunization at the age of 9 months and children are given breast milk exclusively.
Read More
T-3164
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andri Musita; Pembimbing: Nasrin Kodim; Penguji: Kusharisupeni, Besral, Minarto, Anies Irawati
T-4782
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive