Ditemukan 34006 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Muhamad Zaky; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Fatma Lestari, Zulkifli Djunaidi, Arif Susanto, Henny Purwaningsih
Abstrak:
Penggunaan bahan kimia berbahaya di laboratorium pengujian kimia seperti Laboratorium X terkadang tak terhindarkan. Sementara itu, penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa pekerja laboratorium yang telah bekerja lebih dari 20 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara, kanker ovarium, leukemia, melanoma, kanker prostat, dan kanker tiroid dibandingkan jenis pekerja lain di laboratorium. Oleh karena itu, penilaian risiko kesehatan dari penggunaan bahan kimia berbahaya sangat penting dilakukan di Laboratorium X untuk memastikan kesehatan pekerja laboratorium di masa depan. Tujuan dari penilaian ini untuk mengevaluasi risiko yang timbul dari aktivitas di laboratorium dan untuk mengevaluasi tindakan pengendaliannya. Penilaian risiko kualitatif ini telah dilakukan di Laboratorium X yang diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut lembar data keselamatannya dan telah dilakukan dengan menggunakan alat yang dikembangkan oleh Jabatan Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaaan, Kementerian Sumber Manusia, Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bahaya yang terdapat pada Laboratorium X sangat bervariasi sebagian besar bahaya yang ada pada bahan kimia yaitu bersifat iritan. Hasil evaluasi risiko menunjukkan bahwa pekerja laboratorium memiliki risiko kesehatan yang signifikan dari bahan kimia berbahaya yang digunakan baik pada pajanan inhalasi dan dermal juga langkah-langkah pengendaliannya yang diterapkan untuk mengontrol pajanan bahan kimia di laboratorium dapat ditingkatkan dan beberapa di antaranya sudah memadai.
Read More
T-5745
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yuli Irmayanti; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Lestari Fatma, Arif Susanto, Henny Purwaningsih
Abstrak:
Penggunaan berbagai pelarut organik volatil di labotatorium pengujian menimbulkan risiko terhadap dampak kesehatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian risiko kesehatan. Chemical Health Risk assessment (CHRA) atau kajian risiko kesehatan yang dikembangkan oleh Department of Occupational Safety and Health (DOSH), Ministry of Human Resources, Malaysia (2018) digunakan dalam studi ini untuk menilai risiko kesehatan akibat pajanan inhalasi dan dermal dari 3 (tiga) pelarut organik volatil yaitu chloroform, dichlorometane, dan tetrachloroethylee. Penelitian dilakukan terhadap 3 (tiga) karyawan laboratorium PT X yang bekerja di 3 (tiga) lokasi ruangan yang berbeda. Penilaian tingkat risiko atau risk rating (RR) pajanan bahan kimia melalui inhalasi dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif, sedangkan pajanan melalui dermal dinilai secara kualitatif saja. Diperoleh bahwa hasil penilain tingkat risiko pajanan bahan kimiakimia melalui inhalasi secara kualitatif adalah chloroform (RR=16) dengan tingkat risiko tinggi, dichlorometane (RR=15) dengan tingkat risiko menengah, dan tetrachloroethylene (RR=12) dengan tingkat risiko menengah Hasil penilaian tingkat risiko pajanan bahan kimia melalui inhalasi secara kuantitaif adalah chloroform (TWA pengukuran = 18,460 ppm) dengan tingkat risiko tinggi (RR=20), dichlorometane (TWA pengukuran = 0,362 ppm) dengan tingkat risiko rendah (RR=3), dan tetrachloroethylene (TWA pengukuran = 0,560) dengan tingkat risiko rendah (RR=3).Hasil penilaian tingkat risiko pajanan bahan kimia melalui dermal secara kualitatif dengan luas area kontak kecil dan durasi panjang adalah chloroform (M2) dengan tingkat risiko menengah, dichlorometane (M2) dengan tingkat risiko menengah dan tetrachloroethylene (M2) dengan tingkat risiko menengah. Pengendalian untuk menurunkan risiko pajanan chloroform melalui inhalasi (AP-3) direkomendasikan dalam penelitian ini.
Read More
T-5700
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Polma Erik Astrada; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Hendra; Muhamad Dawaman, Eka Fitriani Ahmad
Abstrak:
Produksi perisa makanan menggunakan beberapa bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan baik melalui pajanan terhadap sistem pernafasan ataupun penyerapan dermal. Berdasarkan beberapa penelitian risiko kesehatan dari bahan kimia menjelaskan bahwa bahan-bahan kimia tersebut memiliki risiko tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji risiko kesehatan terkait pajanan bahan baku perisa makanan di PT. X berdasarkan tingkat bahaya, pajanan, risiko kesehatan hingga pengendalian yang dilakukan. Metode penelitian dilakukan dengan penelitian risiko kesehatan terhadap bahan kimia dengan mengidentifikasi bahaya berdasarkan karakteristik dari bahan kimia hingga besar pajanan yang diterima oleh pekerja sehingga dapat dinilai risikonya. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa risiko pajanan di PT X. Proses pembuatan perisa makanan di PT X memiliki menggunakan sejumlah seratus tiga puluh bahan kimia yang digunakan untuk proses produksi bahan perisa makanan yang digunakan dari proses penimbangan dan persiapan bahan baku. Berdasarkan penelitian terhadap bahan kimia didapatkan hasil bahwa risiko pajanan melalui jalur inhalasi merupakan risiko sedang sedangkan risiko pajanan melalui jalur penyerapan dermal merupakan risiko tinggi pada risiko korosi pada kulit dengan risiko tertinggi pada proses pengisian dan pengemasan. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan melakukan studi pada karakteristik bahan kimia serta analisis data sekunder dari perencanaan produksi sehingga data besaran pajanan bersifat kualitatif. Penulis menyarankan untuk melakuan pengamatan secara kuantitif dengan melakukan uji pajanan dari pekerja yang melakukan proses bahan kimia tersebut sehingga mendekati respon dosis yang diterima oleh pekerja.
Chemicals which are used at flavor industry potentially harmful to health through exposure to the respiratory or dermal systems. Based on several studies of the health risks of chemicals explained chemicals have a high risk. This study objective is to examine the health risks associated with exposure to raw materials for food flavoring in PT. X based on the level of danger, exposure, health risks to controls. The research method is carried out by researching health risks to chemicals by identifying hazards based on the characteristics of the chemical to the extent of exposure received by workers so that the risk can be assessed. The results of this study indicate that the risk of exposure at PT X The process of making food flavors at PT X has used one hundred and thirty chemicals used for the production of food flavoring materials used from the weighing and raw material preparation process. Based on research on chemicals found that the risk of exposure through inhalation is a moderate risk while the risk of exposure through the dermal pathway is a high risk of risk of corrosion to the skin with the highest risk in the filling and packaging process. This research is qualitative by conducting a study on the characteristics of chemicals and secondary data analysis from production planning so that the amount of exposure data is qualitative. The author suggests conducting quantitative observations by conducting exposure tests from workers who carry out the chemical process so that they approach the dose response received by the worker.
Read More
Chemicals which are used at flavor industry potentially harmful to health through exposure to the respiratory or dermal systems. Based on several studies of the health risks of chemicals explained chemicals have a high risk. This study objective is to examine the health risks associated with exposure to raw materials for food flavoring in PT. X based on the level of danger, exposure, health risks to controls. The research method is carried out by researching health risks to chemicals by identifying hazards based on the characteristics of the chemical to the extent of exposure received by workers so that the risk can be assessed. The results of this study indicate that the risk of exposure at PT X The process of making food flavors at PT X has used one hundred and thirty chemicals used for the production of food flavoring materials used from the weighing and raw material preparation process. Based on research on chemicals found that the risk of exposure through inhalation is a moderate risk while the risk of exposure through the dermal pathway is a high risk of risk of corrosion to the skin with the highest risk in the filling and packaging process. This research is qualitative by conducting a study on the characteristics of chemicals and secondary data analysis from production planning so that the amount of exposure data is qualitative. The author suggests conducting quantitative observations by conducting exposure tests from workers who carry out the chemical process so that they approach the dose response received by the worker.
T-5956
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yenni Miranda Savira; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Syahrul Efendi Panjaitan
S-10129
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sari Ichtiari; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Azahruddin Fauzi, Fatma Lestari
Abstrak:
Penggunaan bahan kimia seperti pelarut organik (organic solvent), media blasting, bubuk keramik, bubuk logam, material mengandung nanopartikel serta asap las berbahaya (welding fumes) pada perbaikan Industrial Gas Turbine (IGT) berpotensi menimbulkan bahaya kesehatan pada pekerja. Kontak pekerja dengan bahan kimia melalui rute pajanan inhalasi dan dermal, dapat menimbulkan dampak kesehatan akut seperti iritasi kulit hingga gangguan kronis seperti kanker, gagal ginjal, sirosis hati, dan lain-lain. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan terkait penggunaan bahan kimia pada empat sub-proses perbaikan Industrial Gas Turbine (IGT) yaitu sandblasting, dye penetrant inspection (DPI), pengelasan (welding) dan Thermal Barrier Coating (TBC). Rute pajanan yang diteliti meliputi inhalasi dan kontak dermal. Metode yang digunakan adalah metode semikuantatif yaitu Chemical Health Risk Assessment (CHRA DOSH Malaysia) untuk pajanan inhalasi dan RISKOFDERM untuk pajanan dermal. Ditemukan bahwa terdapat 12 dari 28 bahan kimia (42,8%) berisiko tinggi terhadap apabila terhirup, yaitu aluminium oksida dan silika pada sandblasting; hidrokarbon C12-C15 (kerosin), n- alkana, isoalkana, siklik aromatic, distilasi minyak bumi (Naphtha) pada DPI; gas ozon, mangan, silika dan heksavalen kromium pada asap pengelasan; zirconia pada bubuk pelapis Metco204NS dan nikel, kobalt, kromium pada bubuk pelapis Amdry 995 pada TBC. Untuk rute pajanan dermal terdapat 7 dari 11 (63,6%) bahan kimia memiliki risiko efek lokal tinggi yaitu hidrokarbon C12-C15, distilasi minyak bumi (Naphtha), 2-Naphthalenol dan tetrahidro-furfuril salisilat pada DPI;nikel, kobalt dan kromium pada TBC. Selain terdapat 1 dari 11 (9%) bahan kimia memiliki risiko efek sistemik tinggi yaitu nikel pada TBC.
The use of chemicals such as organic solvents, blasting media, ceramic powders, metal powders, nanoparticles materials and welding fumes in industrial gas turbine (IGT) repair processes have the potential to pose health hazards to workers. Exposure to the workers through inhalation and dermal can cause acute health effects such as skin irritation, till chronic effects like cancer, kidney disease, liver cirrhosis, etc. Therefore, this study aims to analyze the health risks associated with the use of chemicals in four sub-processes of Industrial Gas Turbine (IGT) namely sandblasting, dye penetrant inspection (DPI), welding and thermal barrier coating (TBC). The scope of the exposure route includes inhalation and dermal contact. For inhalation, health risk determination used a semiquantitative method, Chemical Health Risk Assessment from DOSH Malaysia (CHRA DOSH Malaysia); RISKOFDERM for dermal exposure. The result shows that 12 out of 28 chemicals (42.8%) have high risk via inhalation namely aluminum oxide and silica in sandblasting;hydrocarbons C12-C15 (kerosene), n-alkanes, isoalkanes, cyclic aromatics, petroleum distillation (Naphtha) in dye penetrant inspection; ozone, manganese, silica and hexavalent chromium gases as welding fumes;zirconia in metco204NS powder coating and nickel, cobalt, chromium in Amdry995 powder coating for thermal barrier coating (TBC). For dermal exposure route, there were 7 out of 11 (63,6%) chemicals have high local risk namely hydrocarbons C12-C15 (kerosene), n-alkanes, isoalkanes, cyclic aromatics, petroleum distillation (Naphtha), 2-naphthalenol, and tetrahydro-furfuryl salicylate in dye penetrant inspection; nickel, cobalt and chromium in Thermal Barrier Coating (TBC) and 1 out of 11 chemicals (9%) have high systemic risk namely nickel in Thermal Barrier Coating (TBC).
Read More
The use of chemicals such as organic solvents, blasting media, ceramic powders, metal powders, nanoparticles materials and welding fumes in industrial gas turbine (IGT) repair processes have the potential to pose health hazards to workers. Exposure to the workers through inhalation and dermal can cause acute health effects such as skin irritation, till chronic effects like cancer, kidney disease, liver cirrhosis, etc. Therefore, this study aims to analyze the health risks associated with the use of chemicals in four sub-processes of Industrial Gas Turbine (IGT) namely sandblasting, dye penetrant inspection (DPI), welding and thermal barrier coating (TBC). The scope of the exposure route includes inhalation and dermal contact. For inhalation, health risk determination used a semiquantitative method, Chemical Health Risk Assessment from DOSH Malaysia (CHRA DOSH Malaysia); RISKOFDERM for dermal exposure. The result shows that 12 out of 28 chemicals (42.8%) have high risk via inhalation namely aluminum oxide and silica in sandblasting;hydrocarbons C12-C15 (kerosene), n-alkanes, isoalkanes, cyclic aromatics, petroleum distillation (Naphtha) in dye penetrant inspection; ozone, manganese, silica and hexavalent chromium gases as welding fumes;zirconia in metco204NS powder coating and nickel, cobalt, chromium in Amdry995 powder coating for thermal barrier coating (TBC). For dermal exposure route, there were 7 out of 11 (63,6%) chemicals have high local risk namely hydrocarbons C12-C15 (kerosene), n-alkanes, isoalkanes, cyclic aromatics, petroleum distillation (Naphtha), 2-naphthalenol, and tetrahydro-furfuryl salicylate in dye penetrant inspection; nickel, cobalt and chromium in Thermal Barrier Coating (TBC) and 1 out of 11 chemicals (9%) have high systemic risk namely nickel in Thermal Barrier Coating (TBC).
S-11094
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Akbar Husnul Falah; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Hendra, Mila Tejamaya, Muthia Ashifa, Listya Eka Anggraini
Abstrak:
Read More
Paparan bahan kimia dan agen biologis di laboratorium lingkungan berpotensi menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi analis laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat risiko kesehatan akibat pajanan bahan kimia melalui rute inhalasi dan dermal, serta paparan terhadap agen biologis (bakteri) yang digunakan di Laboratorium Lingkungan PT X pada tahun 2025. Penilaian risiko dilakukan menggunakan metode Chemical Health Risk Assessment (CHRA) dari DOSH Malaysia untuk bahan kimia, serta metode BIOGAVAL NEO untuk agen biologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa bahan kimia seperti benzena, formaldehida 37%, asam sulfat dan kalium dikromat memiliki nilai hazard rating dan exposure rating yang tinggi pada kedua rute pajanan tersebut. Sementara itu, paparan agen biologis seperti Escherichia coli dan Salmonella spp. diklasifikasikan ke dalam kelompok risiko 2 berdasarkan klasifikasi WHO. Evaluasi terhadap pengendalian risiko mengungkapkan bahwa meskipun beberapa tindakan telah diterapkan, seperti penggunaan fume hood, masih terdapat praktik kerja yang kurang aman dalam aktivitas yang melibatkan bahan kimia, serta kelemahan dalam penerapan prinsip biosafety dan biosecurity dalam penanganan agen biologis. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan efektivitas pengendalian yang ada serta penerapan pengendalian tambahan yang lebih spesifik, terarah, dan menyeluruh guna memastikan perlindungan optimal bagi tenaga kerja laboratorium dari risiko kesehatan akibat paparan bahan kimia dan biologis.
Exposure to chemical substances and biological agents in environmental laboratories has the potential to pose significant health risks to laboratory analysts. This study aims to evaluate the level of health risk resulting from chemical exposure via inhalation and dermal routes, as well as exposure to biological agents (bacteria) used in the Environmental Laboratory of PT X in 2025. Risk assessment was conducted using the Chemical Health Risk Assessment (CHRA) method from DOSH Malaysia for chemical agents, and the BIOGAVAL NEO method for biological agents. The results indicate that several chemicals, such as benzene, 37% formaldehyde, sulfuric acid, and potassium dichromate, have high hazard rating and exposure rating through both inhalation and dermal exposure routes. Meanwhile, exposure to biological agents such as Escherichia coli and Salmonella spp. is classified as Risk Group 2 based on WHO classification. Risk control evaluation revealed that although some measures have been implemented—such as the use of fume hoods—unsafe work practices still persist in activities involving chemical handling. Additionally, weaknesses remain in the implementation of biosafety and biosecurity principles in activities involving biological agents. Therefore, it is necessary to enhance the effectiveness of existing controls and implement additional, more specific, targeted, and comprehensive control measures to ensure optimal protection for laboratory personnel from health risks due to chemical and biological exposures.
T-7347
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Muhammad Reyhan Ahadin Pratama; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Redo Maulana
Abstrak:
Read More
Laboratorium lubricant merupakan area kerja dengan berbagai bahaya keselamatan dan kesehatan kerja yang mengintai para pekerjanya. Pajanan bahaya kimia dapat terjadi melalui berbagai rute pajanan serta dapat memberikan risiko kesehatan kepada pekerja laboratorium, baik berupa efek kesehatan akut maupun kronis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan terkait pajanan bahaya kimia benzena, toluena, dan xilena (BTX) pada pekerja laboratorium lubricant PT X. Penelitian dilakukan pada bulan Februari – Juni 2024 dengan desain penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode chemical health risk assessment dari Department of Safety and Health Malaysia (DOSH) tahun 2018. Teknik pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif melalui pengukuran pajanan personal untuk pajanan rute inhalasi dan kualitatif untuk pajanan rute dermal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat level risiko moderat – tinggi untuk pajanan benzena serta level risiko rendah untuk pajanan aditif toluena dan xilena dengan rute inhalasi. Sementara itu, terdapat level risiko tinggi untuk pajanan benzena serta level risiko moderat untuk pajanan toluena dan xilena dengan rute pajanan dermal. Tingkat pajanan benzena, toluena, dan xilena dengan nilai rata-rata tertinggi berada pada Tim Sampling. Berdasarkan hasil penelitian, dibutuhkan langkah pengendalian yang tepat, seperti penyediaan APD sesuai kebutuhan, pemeliharaan sistem ventilasi, serta pemantauan pajanan BTX pada pekerjaan rutin dan non-rutin.
Lubricant laboratory pose various occupational safety and health hazards to their workers. Exposure to chemical hazards can occur through multiple routes and can lead to both acute and chronic health risks for laboratory workers. This study aims to analyze the health risks associated with exposure to benzene, toluene, and xylene (BTX) among lubricant laboratory workers at PT X. The study was conducted from February to June 2024 using a descriptive analytical research design with the chemical health risk assessment method from the Department of Safety and Health Malaysia (DOSH) 2018. Data collection techniques were employed quantitatively through personal exposure measurements for inhalation exposure and qualitatively for dermal exposure. The study results indicated a moderate to high risk level for benzene exposure and a low risk level for toluene and xylene additive exposure via inhalation. Meanwhile, a high-risk level was found for benzene exposure and a moderate risk level for toluene and xylene exposure via dermal exposure. The highest average exposure levels for benzene, toluene, and xylene were observed in the Sampling Team. Based on the study findings, appropriate control measures are necessary, such as providing appropriate personal protective equipment (PPE), maintaining ventilation systems, and monitoring BTX exposure during routine and non-routine tasks.
S-11649
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Adinda Kusumawardhani; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Abdul Kadir, Hendra
Abstrak:
Bahan kimia meliputi bermacam – macam bahan organik dan non organik yang dapat mempengaruhi kesehatan dalam waktu pendek maupun panjang. Salah satu bidang pekerjaan yang industri yang menggunakan bahan kimia dalam operasionalnya adalah laboratorium. Semakin meningkatnya jumlah sampel uji akan meningkatkan pajanan pajanan bahan kimia yang akan berdampak pada kesehatan pekerja. Tujuan dari penilitian ini adalah melakukan penilaian risiko kesehatan bahan kimia pada pajanan inhalasi dan dermal di Laboratorium Petroleum X Jakarta Timur tahun 2023. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Juni 2023 dengan menggunakan pendekatan kualitatif mengacu pada Manual of Recommended Practice on the Assessment of The Health Risks Arising from the Use of Chemicals Hazardous to Health at the Workplace 3rd Edition dari Department of Occupational Safety and Health, Ministry of Human Resources, Malaysia. Hasil penilaian risiko kesehatan rute pajanan inhalasi untuk bahan kimia dari seluruh tahap pengujian bervariasi dari rendah, sedang dan tinggi. Namun di dominasi oleh risiko sedang. Sementara, hasil penilaian risiko kesehatan rute pajanan dermal untuk seluruh bahan kimia dari seluruh tahap pengujian didominasi dengan risiko tinggi. Perlu dilakukannya pemantauan terhadap pengendalian yangs udah ada dan pengendalian tambahan berdasarkan hierarki pengendalian untuk bahan kimia dengan risiko tinggi dan kecukupan pengendalian yang belum memadai.
Chemicals are a wide range of organic and inorganic compounds that might have a short or long term impact on health. The laboratory is an industrial work sector that utilises chemicals in its activities. The increased quantity of test samples will increase workers' exposure to chemical compounds, which will have an effect on their health. The goal of this research was to assess the health hazards of chemicals through inhalation and skin exposure at the X Petroleum Laboratory East Jakarta in 2023. This study was carried out from April to June 2023 utilizing a qualitative method using the Manual of Recommended Practice on the Assessment of Health Risks Arising from the Use of Hazardous to Health Chemicals in the Workplace, 3rdEdition from Department of Occupational Safety and Health, Ministry of Human Resources, Malaysia. The health risk assessment scores for compounds via the inhalation route ranged from low to high across all levels of testing. However, moderate risk dominates. Meanwhile, high hazards dominated the results of the dermal exposure route health risk assessment for all compounds from all phases of testing. For high-risk chemicals and insufficient control adequacy, it is required to monitor current controls and implement new controls based on the control hierarchy.
Read More
Chemicals are a wide range of organic and inorganic compounds that might have a short or long term impact on health. The laboratory is an industrial work sector that utilises chemicals in its activities. The increased quantity of test samples will increase workers' exposure to chemical compounds, which will have an effect on their health. The goal of this research was to assess the health hazards of chemicals through inhalation and skin exposure at the X Petroleum Laboratory East Jakarta in 2023. This study was carried out from April to June 2023 utilizing a qualitative method using the Manual of Recommended Practice on the Assessment of Health Risks Arising from the Use of Hazardous to Health Chemicals in the Workplace, 3rdEdition from Department of Occupational Safety and Health, Ministry of Human Resources, Malaysia. The health risk assessment scores for compounds via the inhalation route ranged from low to high across all levels of testing. However, moderate risk dominates. Meanwhile, high hazards dominated the results of the dermal exposure route health risk assessment for all compounds from all phases of testing. For high-risk chemicals and insufficient control adequacy, it is required to monitor current controls and implement new controls based on the control hierarchy.
T-6712
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rizki Rahmawati; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Fitri Kurniasari, Elsye As Safira, Emanuel Eko Haryanto
Abstrak:
Read More
Industri pupuk memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional, meskipun tetap menghadapi risiko kesehatan pekerja akibat pajanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko kesehatan (Risk Rating/RR) terkait pajanan bahan kimia pada pekerja di industri pupuk tahun 2024. Penilaian risiko kesehatan dilakukan menggunakan Chemical Health Risk Assessment (CHRA) yang dikembangkan oleh Departemen Occupational Safety and Health (DOSH), Malaysia (2018). Penilaian meliputi aktivitas bongkar muat bahan kimia, pengambilan sampel laboratorium, dan penambahan bahan penolong, dengan jalur pajanan inhalasi dan dermal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aktivitas bongkar muat, tingkat risiko inhalasi dan dermal berkisar dari sedang hingga berat (RR inhalasi bernilai 9-15; RR dermal bernilai M1 dan H1). Aktivitas pengambilan sampel menunjukkan tingkat risiko inhalasi sedang hingga berat (RR bernilai 6-10) dan tingkat risiko dermal sedang (RR bernilai M1). Pada aktivitas penambahan bahan penolong, tingkat risiko inhalasi sedang (RR bernilai 9-10) dan risiko dermal sedang hingga berat (RR bernilai M1 dan H1). Pengendalian risiko yang ada di PT X belum cukup efektif, sehingga tindakan perbaikan yang direkomendasikan meliputi: evaluasi substitusi penggunaan gas klorin, desain ulang stasiun pengisian asam sulfat, mechanical integrity untuk peralatan kritis, penggunaan alat bantu pengambilan sampel bahan kimia cair, menyusun instruksi kerja dan memberikan pelatihan terkait bahaya dan pengendalian bahan kimia, konsistensi penggunaan alat pelindung diri (APD), menerapkan respiratory protection program secara menyeluruh, kesiapan menghadapi keadaan darurat, pemantauan pajanan secara personal, dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja non organik yang terpajan bahan kimia. Implementasi rekomendasi ini diharapkan dapat menurunkan tingkat risiko kesehatan terkait bahan kimia pada pekerja di industri pupuk.
The fertilizer industry has a strategic role in supporting national food security, although it still faces workers' health risks due to exposure to hazardous and toxic substances (B3). This study aims to analyze the level of health risk (Risk Rating/RR) related to chemical exposure to workers in the fertilizer industry in 2024. The health risk assessment was carried out using the Chemical Health Risk Assessment (CHRA) developed by the Department of Occupational Safety and Health (DOSH), Malaysia (2018). The assessment includes chemical loading and unloading activities, taking laboratory samples, and adding adjuvants, with inhalation and dermal exposure routes. The research results show that in loading and unloading activities, the level of inhalation and dermal risk ranges from moderate to severe (inhalation RR is 9-15; dermal RR is M1 and H1). Sampling activities indicate a moderate to severe inhalation risk level (RR value 6-10) and a moderate dermal risk level (RR value M1). In the activity of adding adjuvants chemical, the level of inhalation risk is moderate (RR is 9-10) and the dermal risk is moderate to severe (RR is M1 and H1). Existing risk control at PT X is inadequate, so the following corrective actions are recommended: evaluating alternatives to chlorine gas, redesigning the sulfuric acid filling station, mechanical integrity for critical equipment, using liquid chemical sampling aids, compiling work instructions, and providing hazardous and chemical control training. For non-organic workers who are exposed to chemicals, it is important to use personal protection equipment (PPE) consistently, respiratory protection program, be prepared for emergencies, monitor personal exposure, and have frequent health tests. The implementation of these guidelines is likely to reduce chemical-related health risks for fertilizer industry personnel.
T-7027
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Aji Dwi Yuniarso; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Hendra, Mila Tejamaya, Muthia Ashifa, Listya Eka Anggraini
Abstrak:
Read More
Penggunaan bahan kimia berbahaya seperti formaldehida, fenol, dan senyawa azo dalam industri pewarna tekstil menimbulkan risiko serius terhadap kesehatan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko kesehatan akibat pajanan bahan kimia di Industri Pewarna Tekstil PT X tahun 2025. Metode yang digunakan adalah penilaian risiko kesehatan berbasis pendekatan Chemical Health Risk Assessment (CHRA) dari DOSH Malaysia, penilaian dilakukan terhadap dua rute pajanan yaitu inhalasi dan dermal dengan menilai Hazard Rating (HR) untuk menentukan tingkat bahaya bahan kimia berdasarkan sifat toksikologi, Exposure Rating (ER) untuk menilai frekuensi, durasi, dan intensitas pajanan melalui inhalasi dan dermal, serta Risk Rating (RR) sebagai hasil dari HR dikalikan dengan ER. Metode pengumpulan data mencakup observasi lapangan, wawancara, dan kuesioner terhadap pekerja produksi dan laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bahan kimia tergolong dalam kategori risiko tinggi dengan jalur pajanan utama melalui inhalasi dan dermal. Data klinik menunjukkan tingginya kasus ISPA pada pekerja. Evaluasi mengindikasikan bahwa pengendalian yang diterapkan belum sepenuhnya memadai. Rekomendasi mencakup peningkatan sistem pengendalian teknis, administratif, dan pelatihan pekerja. Penilaian ini menjadi dasar penting dalam upaya pencegahan penyakit akibat kerja dan peningkatan program K3.
The use of hazardous chemicals such as formaldehyde, phenol, and azo compounds in the textile dye industry poses serious risks to workers' health. This study aims to analyze the level of health risk due to chemical exposure in the Textile Dye Industry of PT X in 2025. The method used is a health risk assessment based on the Chemical Health Risk Assessment (CHRA) approach from DOSH Malaysia, the assessment is carried out on two routes of exposure, namely inhalation and dermal by assessing the Hazard Rating (HR) to determine the level of chemical hazard based on toxicological properties, Exposure Rating (ER) to assess the frequency, duration, and intensity of exposure through inhalation and dermal, and Risk Rating (RR) as the result of HR multiplied by ER. Data collection methods include field observations, interviews, and questionnaires with production and laboratory workers. The results showed that most chemicals are classified as high-risk with the main exposure routes through inhalation and dermal. Clinical data showed high cases of ARI in workers. The evaluation indicated that the controls implemented were not fully adequate. Recommendations include improving the technical, administrative, and worker training control systems. This assessment is an important basis for efforts to prevent work-related diseases and improve K3 programs.
T-7374
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
