Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39280 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yasyfa Pratik Dinar Saputri; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Susanna Dewi, Yulita Suprihatin
Abstrak: Limbah rumah sakit dapat dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit seperti diagnosis,pengobatan dan sebagainya, yang salah satunya dapat menghasilkan jenis limbah padatB3. Limbah padat B3 rumah sakit yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkanrisiko bagi pasien, tenaga kerja rumah sakit, masyarakat dan lingkungan sekitar.Pengelolaan limbah B3 pada setiap kelas rumah sakit dapat terjadi perbedaan pengelolaanpada setiap kelas rumah sakitnya. Penelitian ini bertujuan untuk meganalisis perbedaanpengelolaan limbah padat B3 pada setiap kelas rumah sakit di Indonesia. Jenis penelitianini merupakan penelitian kuantitatif, dengan uji statistik yang digunakan adalah ujiAnova. Data penelitian menggunakan data dari elektronik monitoring dan evaluasiKementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil menunjukan bahwa hanya 13,9%rumah sakit yang mengisi data E-monev, lalu masih terdapat beberapa rumah sakit yangmelakukan pengisian pencatatan E-monev dengan kurang baik. Pada setiap kelas sudahhampir seluruhnya melakukan pengelolaan limbah padat B3 dengan baik, namun masihterdapat beberapa rumah sakit kelas B,C, dan D yang belum melakukan pengelolaanlimbah padat B3 dengan baik. Lalu secara statistik pengelolaan limbah padat B3berdasarkan kelas rumah sakit di Indonesia terdapat perbedaan yang signifikan.Kata kunci:Limbah rumah sakit, limbah padat B3, Pengelolaan limbah rumah sakit, Pengelolaanlimbah padat B3 rumah sakit
Hospital waste can be generated by hospital activities such as diagnosis, treatment and soon, one of which can produce a type of B3 solid waste. Hospital B3 solid waste that is notmanaged properly will pose risks to patients, hospital workers, the community aroundhospital and the surrounding environment. B3 waste management in each hospital classcan occur the differences in each hospital class. This study aims to analyze the differencesin the management of B3 solid waste in each hospital class in Indonesia. This type ofresearch is quantitative research, with the Anova test. The research data are using The E-monev from Ministry of health Republic of Indonesia. The results shown that only 13.9%of hospital participated to E-monev, then there are several hospital who didnt participateE-monev well. Almost of all hospital in any class had well manage their solid waste typeB3. Although, there is several hospital in class B, C, and D didn't manage solid waste typeB3 properly. Statistically, based on each class of hospital the management of solid wastetype B3 in indonesia had shown the significant differences.Key words:Hospital waste, B3 solid waste, Hospital waste management, Hospital B3 solid wastemanagement.
Read More
S-10225
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Della Amanda Andika Putri; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Al Asyary, Sofwan
Abstrak: Dalam rangka melindungi lingkungan dan kesehatan masyarakat dari dampak timbulan limbah padat B3, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat kepatuhan pengelolaan limbah padat B3 pada rumah sakit di Indonesia pada saat sebelum dan selama pandemi COVID-19. Penelitian ini dilakukan terhadap 343 rumah sakit di Indonesia dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Sikelim (Sistem Informasi Kelola Limbah Medis) milik Kemenkes RI. Data akan dianalisis menggunakan uji chi-square, mann whitney, dan regresi logistik model determinan.
Read More
S-10611
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adinda Putriansyah; Pembimbing: Haryoto Kusno Putranto; Penguji: Zakianis, Hikmah Kurniaputri
Abstrak:
Keberadaan limbah B3 medis padat yang dihasilkan oleh fasyankes masih menjadi perhatian, apabila tidak dikelola dengan tepat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Rumah sakit sebagai produsen utama limbah B3 medis diwajibkan mengelola limbah B3 yang dihasilkannya dengan tepat, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021. Namun di DKI Jakarta, masih banyak limbah B3 medis dari fasyankes yang belum dikelola sesuai standar, dimana hanya 52,9% fasyankes yang melakukan pengelolaan limbah B3 medis sesuai standar, sementara daerah lain mampu mencapai 84,6%. Sejumlah tantangan masih harus dihadapi DKI Jakarta dalam mengelola limbah B3 medis rumah sakit. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap pengelolaan limbah B3 medis padat rumah sakit di DKI Jakarta. Desain penelitian ini merupakan kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif studi kasus yang dilakukan pada lima RSUD di DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan secara langsung di rumah sakit melalui metode wawancara, observasi, dan telaah dokumen terkait dengan praktik pengelolaan limbah B3 medis padat rumah sakit. Karakteristik limbah B3 medis padat di lima RSUD DKI Jakarta meliputi limbah infeksius, patologis, benda tajam, farmasi, dan kimia, dengan tambahan limbah sitotoksik di RSUD A, RSUD D, dan RSUD E. Sumber utama limbah berasal dari instalasi rawat inap, IGD, unit hemodialisa, dan kamar operasi. Rata-rata timbulan harian mencapai 416,44 kg/hari, dengan jumlah tertinggi di RSUD D. Seluruh rumah sakit telah memenuhi standar pelatihan, sarana, dan prasarana, sementara pengelolaan mencakup pengurangan, pemilahan, pewadahan, penyimpanan, hingga pengangkutan eksternal yang dilakukan oleh pihak ketiga berizin. Tingkat kesesuaian pengelolaan limbah tertinggi dicapai oleh RSUD A (93,4%) dan terendah RSUD C (80,7%). Pengelolaan limbah B3 medis padat di RSUD DKI Jakarta telah memenuhi sebagian besar standar regulasi, namun peningkatan diperlukan pada aspek pemilahan, pewadahan, dan jalur pengangkutan internal untuk mencapai kesesuaian yang lebih baik secara menyeluruh.

The presence of solid hazardous medical waste generated by healthcare facilities remains a significant concern. If not properly managed, it can pose serious threats to human health and the surrounding environment. Hospitals, as the primary producers of hazardous medical waste, are required to manage this waste in accordance with Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021. However, in DKI Jakarta, a significant amount of medical hazardous waste from healthcare facilities is still not managed according to standards, with only 52.9% of facilities complying, compared to 84.6% in other regions. DKI Jakarta continues to face various challenges in managing hospital medical hazardous waste effectively.This study aims to provide an overview of the management of solid hazardous medical waste in hospitals in DKI Jakarta. The research employed a mixed-methods design, combining qualitative and quantitative approaches, using a descriptive case study conducted at five regional general hospitals (RSUD) in DKI Jakarta. Data collection was conducted directly at the hospitals through interviews, observations, and reviews of relevant documents on waste management practices. The characteristics of solid hazardous medical waste (B3) in the five regional general hospitals in DKI Jakarta include infectious, pathological, sharp, pharmaceutical, and chemical waste, with additional cytotoxic waste identified in RSUD A, RSUD D, and RSUD E. The primary sources of waste originate from inpatient wards, emergency rooms, hemodialysis units, and operating rooms. The average daily waste generation reaches 416.44 kg/day, with the highest amount recorded at RSUD D. All hospitals have met the standards for training, facilities, and infrastructure, while waste management encompasses reduction, segregation, containment, storage, and external transportation handled by licensed third parties. The highest compliance level in waste management was achieved by RSUD A (93.4%) and the lowest by RSUD C (80.7%). The management of solid hazardous medical waste in five regional general hospitals across DKI Jakarta has met most regulatory standards; however, improvements are needed in segregation, containment, and internal transportation routes to achieve better overall compliance.
Read More
S-11905
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Umi Kulsum; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Haryoto Kusnoputranto, Muhammad Nasir
S-4604
Depok : FKM UI, 2006
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayudian Rovi`ah Burano; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Zakianis, Sofwan, Beben Saiful Bahri
Abstrak: Limbah rumah sakit dihasilkan dari aktivitas pelayanan kesehatan, yang mana salah satu limbahnya berupa limbah medis padat. Apabila limbah medis padat rumah sakit tidak dikelola dengan baik, maka limbah tersebut dapat berubah menjadi salah satu sumber risiko penularan penyakit. Namun, masih terdapat rumah sakit yang belum melaksanakan pengelolaan limbah medis padat sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan pada Permen LH No 56 tahun 2015 dan permenkes No 7 tahun 2019 dimana limbah medis padat rumah sakit harus dikelola secara 100% sehingga hal ini menjadi alasan utama penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan rumah sakit pada setiap kelas A, B, C, dan D baik milik pemerintah maupun swasta dalam pengelolaan limbah medis padat rumah sakit. Penelitian ini menggunakan data hasil pelaksanaan e-monev tahun 2019, yakni 229 rumah sakit yang melapor di bulan Oktober - Desember
Read More
T-6106
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Talitha Syifa Salsabila; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Suyud, Fuad Hilmi Sudasman
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan limbah medis B3 di rumah sakit selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia dilihat dari pelaksanaan pengelolaan limbah dan karakteristik limbah menggunakan systematic review. Literatur yang digunakan sebanyak 7 literatur yang akan disintesis terdiri atas 6 artikel jurnal dan 1 tugas akhir (skripsi). Hasil kajian sistematis menunjukkan rumah sakit sudah melaksanakan pengelolaan limbah medis. Namun, tidak semua melakukan kegiatan pengelolaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Terdapat rumah sakit yang mengalami peningkatan jumlah limbah medis dan ada yang menurun. Sumber limbah yang dihasilkan berasal dari berbagai unit rumah sakit dan jenis limbah yang banyak ditemui dalam literatur adalah limbah APD.
Read More
S-10754
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Atikah Nadiah Syafei; Pembimbing: Suyud Warno Utomo; Penguji: Kusnoputranto, Budi Hartono
Abstrak:

Latar Belakang: Pengelolaan limbah medis di Indonesia menghadapi banyak tantangan. Tantangan tersebut berupa regulasi, daya tampung pengolahan, sinkronisasi antar lembaga, peran pemerintah daerah, sarana prasarana yang belum mencukupi, sumber daya manusia yang belum mumpuni, masalah perizinan, serta pembiayaan. Provinsi Banten mengalami kenaikan timbulan limbah medis. Data menunjukkan limbah medis di Provinsi Banten sebanyak 228,06 ton pada Maret 2021, dan kenaikan tersebut meningkat mencapai 591,78 ton pada 27 Juli 2021. Pandemi yang terjadi di akhir tahun 2019 hingga sekarang, menimbulkan peningkatan timbulan limbah medis secara signifikan. Hal ini menciptakan tantangan tambahan pada manajemen pengelolaan limbah medis di negara berkembang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 pada rumah sakit di Kota Tangerang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif untuk mencari tahu gambaran pengelolaan limbah B3 Rumah Sakit di Kota Tangerang dan penelitian kuantitatif untuk menghitung jumlah timbulan limbah medis yang dihasilkan dari rumah sakit Hasil: Limbah medis yang dihasilkan dari aktivitas pasien Covid-19 dan pasien biasa pada pandemi Covid-19 diperlakukan seperti limbah Covid-19. Timbulan limbah medis yang dihasilkan dari RS A dan B sebanyak 3,19 kg/tempat tidur/hari dan 3,16 kg/tempat tidur/hari. Alur pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 yang dilakukan oleh RS A dan RS B dimulai dari pemisahan yang dilakukan pada sumbernya, pewadahan, pengangkutan, penyimpanan, dan pengangkutan menuju pihak ke 3. Sarana prasarana pengelolaan limbah rumah sakit sudah tersedia cukup baik sesuai dengan syarat Permenkes No.18 Tahun 2020. Sejauh ini, belum adanya rencana terkait antisipasi pengelolaan limbah medis apabila timbulan limbah medis membludak yang disiapkan oleh pemerintah. Dalam hal pengangkutan limbah oleh pihak ke 3, terdapat beberapa kali keterlambatan untuk waktu kedatangan ke rumah sakit untuk mengangkut limbah medis. Kesimpulan: Pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 rumah sakit di Kota Tangerang saat ini terkontrol dengan baik.


 

Background: Medical waste management in Indonesia faces many challenges. These challenges are in the form of regulation, processing capacity, synchronization between institutions, the role of local governments, inadequate infrastructure, inadequate human resources, licensing problems, and financing. Banten Province experienced an increase in the generation of medical waste. Data shows that medical waste in Banten Province was 228.06 tons in March 2021, and the increase increased to 591.78 tons on July 27, 2021. The pandemic that occurred at the end of 2019 until now has resulted in a significant increase in the generation of medical waste. This creates additional challenges for medical waste management in developing countries. Objective: This study aims to describe the management of Covid-19 Hazardous medical waste in hospitals in Tangerang City. Methods: This research is quantitative and qualitative research with a descriptive approach. Qualitative research to find out the description of hospital Hazardous waste management in Tangerang City and quantitative research to calculate the amount of medical waste generated from hospitals Result: Medical waste generated from the activities of Covid-19 patients and ordinary patients during the Covid-19 pandemic is treated like Covid-19 waste. The medical waste generated from Hospitals A and B was 3.19 kg/bed/day and 3.16 kg/bed/day. The flow of hazardous Covid-19 medical waste management carried out by Hospital A and Hospital B starts from the separation carried out at the source, storage, transportation, storage, and transportation to third parties. Hospital waste management infrastructure facilities are already quite good in accordance with the requirements of Minister of Health Regulation No. 18 of 2020. So far, there is no plan related to anticipating medical waste management in the event of an overabundance of medical waste that has been prepared by the government. In the case of transporting waste by third parties, there are several delays in arrival time to the hospital for transporting medical waste. Conclusion: The management of hospital hazardous Covid-19 medical waste in Tangerang City is currently well controlled.

Read More
T-6584
Depok : FKM UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Naura Alifia Hidayati; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Budi Hartono, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Laboran dan periset merupakan salah satu tenaga pendidik yang memiliki potensi besar mengalami kecelakaan dalam proses uji hingga pemilahan limbah B3 di laboratorium. Pada Tahun 2023, tercatat hanya 36,2% laboran dan periset yang memiliki tingkat pengetahuan memadai. Temuan ini terbukti berpengaruh kepada perilaku laboran dan periset yang diukur dengan menggunakan tingkat kepatuhan. Selain tingkat pengetahuan yang kurang memadai, belum lengkapnya keikutsertaan pelatihan laboran dan periset penanganan limbah B3 dan dasar K3L terbukti berhubungan dengan tingkat kepatuhan. Beberapa temuan ini memperkuat bukti dari penelitian-penelitian sebelumya, bahwa terdapat kaitan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku (knowledge, attitude, practice) terhadap unsur keselamatan, keselamatan kerja, dan lingkungan dalam penanganan limbah B3 di laboratorium di sektor pendidikan rumpun kesehatan dan sains. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai dasar untuk menjadi buku panduan bagi laboran dan periset dalam pengurangan dan penanganan limbah B3. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai tingkat kepatuhan laboran dan periset terhadap aspek K3L dalam penanganan limbah B3 di laboratorium sektor pendidikan pendidikan rumpun kesehatan dan sains Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengisian angket/kuesioner pada periset dan laboran dan dianalisis menggunakan uji Kai-Kuadrat.

Laboratory assistants and researchers are among the educators who have a high potential for accidents in the handling process or sorting hazardous waste in the laboratory. In 2023, only 36.2% of laboratory assistants and researchers have an adequate level of knowledge. This finding has proven to have an effect on the behavior of laboratory assistants and researchers, as measured by the level of adherence. In addition to an inadequate level of knowledge, incomplete participation in the training of laboratory assistants and researchers for handling hazardous waste and basic HSE has been shown to be related to the level of compliance. Some of these findings reinforce evidence from previous studies, that there is a link between knowledge, attitude, and practice towards the elements of safety, occupational safety, and the environment in handling hazardous waste in laboratories in the education sector in the health and science cluster. It is hoped that the results of this research will serve as the basis for laboratory assistants and researchers on reducing and handling hazardous waste. The purpose of this study was to assess the level of compliance of laboratory assistants and researchers with regard to HSE aspects in handling hazardous waste in the education sector laboratory in the health and science cluster, Universitas Indonesia. This study used a cross-sectional design. Data collection was carried out by interviewing and filling out questionnaires for researchers and laboratory assistants, and the data was analyzed using the Kai-Square test.
Read More
S-11287
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tiolyn Wina Putri; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ema Hermawati, Edwin Nasli
Abstrak: Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upayakesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Kegiatan pelayanan kesehatan diPuskesmas menghasilkan limbah padat bahan berbahaya dan beracun (B3) yang akanberdampak pada permasalahan lingkungan dan kesehatan. Kota Administrasi JakartaSelatan adalah salah satu kota yang mengalami laju pertumbuhan penduduk cukup besardan memiliki jumlah Puskesmas terbesar kedua di Provinsi DKI Jakarta, sehingga jumlahlimbah yang dihasilkan akan semakin bertambah. Dengan demikian, diperlukanpengelolaan limbah berkelanjutan yang terpadu. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui gambaran pengelolaan limbah padat B3 Puskesmas di Kota AdministrasiJakarta Selatan dengan menilai aspek pengelolaan limbah berkelanjutan yang terpadu danmenentukan prioritas masalah pada aspek pengelolaan limbah padat B3. Penelitian inimerupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif dengan jumlahsampel 35 Puskesmas Kelurahan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa skor aspekpengelolaan limbah di Puskesmas Kota Administrasi Jakarta Selatan tergolong baik,dengan nilai 79,18 dari 100. Prioritas masalah disusun berdasarkan nilai terendah yaitudimulai dari aspek kelembagaan dengan skor 60, aspek sosial budaya dengan skor 66,29,aspek teknis dengan skor 75,36, aspek lingkungan dengan skor 94,29, dan aspek hukumdengan skor 100.Kata kunci: Limbah Padat B3, Puskesmas, Pengelolaan Limbah, Jakarta Selatan
Public Health Center (PHC) is a health service facility that organizes public healthand individual health efforts. Health service activities in PHC produce hazardous andtoxic solid waste that will have an impact on environmental and health problems. SouthJakarta City has a fairly large population growth rate and second largest number of PHCin DKI Jakarta Province so that the amount of waste generated will increase, thereforeintegrated sustainable waste management is needed. This study aims to determine thedescription of the management of toxic and solid waste in South Jakarta City PHC byassessing the waste management aspects and determining the priority problems in theix Universitas Indonesiaaspects of hazardous and toxic solid waste management. This research is a quantitativestudy with a descriptive research design with a sample size of 35 Village Public HealthCenters. The results of this study indicate that the score of waste management aspects inSouth Jakarta City PHC is classified as good, with a score of 79,18 out of 100. Priorityproblems are arranged based on the lowest value, starting from the institutional aspects(score 60), socio-cultural aspects (score 66,29), technical aspects (score 75,36),environmental aspects (score 94,29), and legal aspects (score 100).Key words: Hazardous and toxic solid waste, Public Health Center, Waste Managament, SouthJakarta.
Read More
S-10272
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adinda Imada; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Budi Hartono, Iin Sofiawati
Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi aspek legal, aspek kelembagaan, aspek teknis, aspek sosial budaya, aspek keuangan, dan aspek lingkungan dalam pengelolaan limbah padat B3, serta mengetahui prioritas masalah dalam pengelolaan limbah padat B3, dan mengetahui hubungan status akreditasi terhadap pengelolaan limbah padat B3. Desain studi penelitian ini Crossectional dengan metode observasi lapangan menggunakan formulir inspeksi di 29 Puskesmas Kota Tangerang Selatan.
Read More
S-10753
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive