Ditemukan 37010 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
ABSTRAK Rumah Sakit Hermina Kemayoran merupakan rumah sakit baru yang dibangun pada tahun 2016 dan merupakan bagian dari Hermina Hospital Group yang saat ini merubah status dari rumah sakit ibu dan anak menjadi rumah sakit umum. Gedung yang baru, lokasi, status yang baru memerlukanstrategi pemasaran untuk merubah image masyarakat dan memasarkan rumah sakit sebagaiRumah Sakit Umum Hermina Kemayoran. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif analitik dengan menggunakan data sekunder berupa data kunjungan pasien dari Januari – Maret 2018 dan observasi fasilitas kesehatan yang ada untuk menganalisa karakteristik pasien dan kebutuhan pasien untuk sebagai riset pasar untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien merupakan perempuan dan anak usia 4-15 tahun dan tingginya angka batal berobat. Dari hasil ini, telah ditetapkan strategi pemasaran yang berorientasi untuk menarik konsumen yang lebih bervariasi dan dapat bersaing dengan kompetitor. Evaluasi kepuasan pasien dan keluhan pasien dilakukan untuk umpan balik pelayanan kesehatan. Kata kunci: strategi pemasaran, riset pasar, RS Hermina Kemayoran
ABSTRACT Hermina Kemayoran Hospital is a new hospital built in 2016 and is a part of Hermina Hospital Group, a hospital group that has changed its status from a mother and child hospital to a general hospital. A new hospital, location, and status needs a marketing strategy to change the public’s perception and to market this new hospital as a general hospital. This research uses the analytical descriptive quantitative method using secondary data and observation of available facilities in the hospital to analise patient characteristics and needs as a form of market research to formulate a marketing strategy for this hospital. The results show that most patients were 4-15 years old children and women with a high number of patients cancelling. From this result, the marketing strategy is oriented to attract more variations of costumers and to compete with the competitors. Evaluation of patients’ satisfaction level and complaints should be done for hospital services feedback. Key words: marketing strategy, market research, Hermina Kemayoran Hospital
Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Bekasi memberikan pelayanan rawat inap khusus untuk wanita, ibu dan anak. Saat ini pemanfaatan rawat inap ibu sangat jauh berbeda dengan pemanfaatan rawat inap anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan penelitian terhadap produk pelayanan atau analisis produk untuk mengetahui kesenjangan antara keinginan konsumen dan calon konsumen dengan pelayanan saat ini demi meningkatkan pemasaran pelayanan rawat inap ibu.Penelitian ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan menganalisis tentang karakteristik pelanggan, karakteristik calon konsumen, karakteristik produk, kebijakan manajemen rumah sakit, keinginan konsumen serta calon konsumen terhadap layanan rawat inap. Metode yang digunakan adalah dengan cara survey dan wawancara mendalarn.Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen dan calon konsumen mempunyai keinginan-keinginan terhadap aspek-aspek dalam pelayanari rawat inap yang perlu mendapat perhatian rumah sakit untuk peningkatan pemasaran rawat inap ibu RSIA Hermina Bekasi serta adanya pasar sasaran yang dapat diraih.RSIA Herrnina Bekasi harus mengoptimalkan kualitas pelayanannya yang disesuaikan dengan keinginan konsumen dan calon konsumen serta meningkatkan upaya pemasaran dengan usaha promosi yang spesifik.
Product Analysis on Inpatient Mother Care Services for Marketing Measures at Hermina Bekasi Hospital, 2002 Hermina Bekasi Hospital carried out inpatient mother care services especially for woman, mother and child. In this recent, bed occupancy for mother so far differently with bed occupancy for child. One of these efforts can be done is the research on product service or product analysis to know the differentiation between customer wishes and customer candidate wishes, to increase promotion for inpatient mother care services.This research is a case study to figure out the information and analysis on customer characteristics, customer candidate characteristics, product characteristics, hospital management policy, customer and candidate customer wishes to inpatient mother care services. The method used by survey and in depth interview.The result figure out that customer and customer candidate have wishes the aspects of inpatient mother care services which necessarily hospital intention for increasing the market and target market can be achieved.Hermina Bekasi Hospital obliged to optimize the service quality inline with customer and customer candidate wishes, and increasing the efforts marketing with specific promotion matters.
Background: PPI is one of the chapters in SNARS Edition 1 covering 9 focus areas. Currently, there is no analysis of the achievement of PPI standards based on hospital ownership with secondary data from SNARS Edition 1 in Indonesia. Cross sectional using KARS secondary data. Samples of all accredited hospitals in 2018-2019 were tested based on ownership variables. Results and Discussion: There were 1,271 hospitals with government hospitals (537 hospitals) and private hospitals (734 hospitals). Area 4 focuses on the highest score on regulation of sterilization services, linen management and the lowest score on the guarantee of sterilization and disinfection processes outside of CSSD, evidence of PPI compliance monitoring in third party sterilization services and third party linen management must meet quality certification. Focus Area 8, the highest score on the regulation of the placement of patients with airborne infections, hand hygiene and personal protective equipment and the lowest score on the evidence of IPCN monitoring on the placement of patients with low immunity, on the placement and transfer process of airborne disease patients and hospitals providing negative pressure isolation rooms. Conclusion: The highest value of Focus Area 4 was obtained on the elements of regulation of sterilization services and linen management. The highest value of Focus Area 8 was obtained on the elements of regulation of the placement of patients with airborne infections, hand hygiene, personal protective equipment
Rumah sakit sebagai salah satu institusi kesehatan harus memberikan pelayanan medis kepada seluruh pasien dengan memanfaatkan seluruh kemampuan dan fasilitas yang ada secara optimal dan dengan cara yang seefektif dan seefisien mungkin tanpa mengurangi mutu sesuai dengan standar pelayanan medis yang ada. Untuk. memastikan hal tersebut telah dilakukan perlu dibuat suatu konsep pelayanan yang mencakup seluruh aspek kegiatan yang dijalani pasien sejak awal masuk rumah sakit sarnpai keluar dari rumah sakit. Konsep pelayanan ini dapat dibuat dalam bentuk Clinical Pathway yang dengan rinci dan mendetil menggambarkan perjalanan perawatan pasien di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk. mengetahui clinical pathway operasi histerektomi di Rumah Sakit Cengkareng tahun 2006. Pemilihan operasi histerektomi karena histerektomi merupakan tindakan bedah obstetri ginekologi ketiga terbanyak yang dilakukan di kamar operasi Rumah Sakit Cengkareng tahun 2006. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif observasi berdasarkan data rekam medis tahun 2006. Pendekatan dilakukan dengan wawancara mendalam kepada Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Manajer Keperawatan dan perawat ruangan serta telaah data. Hasil penelitian ini menunjukkaan dapat dilakukan pembuatan clinical pathway operasi histerektomi di RS Cengkareng, serta dapat diketahui segal akegiatan pasien sejak pasien berada dalam tahapan pendaftaran, penegakan diagnose, pra operasi, operasi, post operasi dan kontrol. Diagnosis utama yang didapatkan adalah Mioma Uteri Kista Endometriosis, Prolapsus Uteri Grade III, Perdarahan Ante Partum, Adenomiosis Uteri, Kista Ovarium, Displasia Seviks, Ruputra Uteri, Agenesis Vagina, kehamilan EKtopik Terganggu, Kista Endometriosis+Adenomiosis Uteri dan Kista Ovarium + Mioma Uteri. Sedangkan ditemukan diagnosis penyerta yaitu anemia, perdarahan, hipertensi, apendisitis dan abses dinding abdomen, sementara ditemukan penyulit berupa sepsis. Adanya penyerta dan penyulit menyebabkan terjadinya tiga pengelompokan pasien berdasarkan diagnosis utama, yaitu diagnosis utama tanpa penyerta dan penyulit, diagnosis utama disertai penyerta dan diagnosis utama disertai penyerta dan penyulit. Terdapat perbedaan kegiatan pada ketiga kelompok diagnosis tersebut. Umur rata-rata pasien penelitian ini adalah di atas 40 tahun. Rata-rata hari rawat pasien secara keseluruhan adalah 7,2 hari, munnn terdapat perbedaan bila dilihat dari masing - masing kelompok diagnosis utama, peda kelompok diagnosis utama tanpa penyerta dan penyulit selama 5,5 hari, kelompok diagnosis utama disertai penyerta selama 7,8 hari, dan kelompok diagnosis utama disertai penyerta dan penyulit selama 20 hari. Standar asuhan keperawatan khusus untuk perawatan pesien operasi histerektomi belum ada dan hanya menggunakan standar asuhan keperawatan bedah obsgyn. Pada penggolongan dalam ARDRG, histerektomi telah dimasukkan sebagai kelompok diagnosis terkait dengan kode DRG N04Z, namun tidak disebutkan adanya kemungkinan penyakit penyerta dan penyulit yang akan mempengaruhi lama hari rawat dan meningkatkan variasi tindakan yang diterima pasien. Sedangkan pada operasi histerektomi di Indonesia temyata didapatkan adanya beberapa penyakit penyerta dan penyulit. Saran dari penelitian ini kepada kepada Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologiagar selalu mengisi rekam medis secara lengkap dan jelas dan membantu melengkapi Standar Pelayanan Medik RS yang ada agar dapet dignnakan sebagai acuan dalam pembuatan clinical pathway kasus lainnya. Kepada komite keperawatan agar disusun Standar Asuhan Keperawatan untuk pasien operasi histerektomi dan melengkapi pengisian lembar asuhan kaperawatan dalam berkas rekam. Sementara kepada Manajemen Rumah Sakit disaraakan untuk melengkapi Standar Pelayansn Medik Rumah Sakit agar dapat dijadikan acuan dalam pembuatan clinical pathway, menyesun clinical pathway untuk kasus - kasus terbanyak di RS Cengkareng dan melakukan sosialisnsi kepada seluruh unit tentang penerapan clinical pathway.
Hospital as one of health institution must provide the medical service for all the patient using all of their abilities and facilities optimally with the most efective and efficien ways without decreasing the quality according to the medical service standard. To ensure that, it need a tool as a concept for integrated service which include all aspect of patient's activity start from they enter the hospital until discharge. This concept can be made as a Clinical Pathway which describing all patient's treatment in detail. The aim of the research is to find out the clinical pathway for hysterectomy at Cengkareng hospital in 2006. The reason of choosing hysterectomy as the example case because of the rank of hysterectomy as the third most obstetric and gynaecology surgery perform at the oparating room at Cengkareng hospital in 2006. This research using the kualitative observative method based on the year 2006's medical record ? The approached is by depth interview with the Obstetric and Gynacologiest, Nursing Manager and room nurse and deta analyzing. The result of the research showed us that the clinical pathway for hysterectomy can be made and we also can find out all patienfs activities since they were in the stage of admission, diagnosis, pre operative, operative, and follow up. The main prolapse grade III? The average age of the patients in this research are above 40 years old. The average lengths of stay in generally is 7,2 days, but there are differences lengths of stay in each category, for the main diagnosis without commorbidity and complication is 5,5 days, for the main diagnosis without commorbidity is 7,8 days and for the main diagnosis with commorbidity and complication is 20 days.Until now, there is no special nursing service standard for hysterectomy and oly using the common obsgyn surgery nursing service standard. In the grouping of ARDRO, hysterectomy is already as a diagnosis related groups with the code DRO N04Z, but there is no chance of commorbidity and complication who will affect the length of stay and increasing the variety of treatment. On the other side, hysterectomy perform in Indonesia has several commorbidities and complication. The suggestion for the Gynaecologyst is to fill the medical record clearly and detailed and help to complete the hospital's medical service, which can be used as a tool for creating another clinical pathway. To the nursing committee, it suggest to create a special nursing service stsndard for hysterectomy patient and complete the filling of the nursing service paper in medical record. As to the hospital management, it suggest to complete the hospital medical service standard which can be used as a tool in creating clinical pathway, make clinical pathways for the most cases at Cengkareng Hospital and to socialized the clioical pathway to all units.
