Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 38912 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Melinda Wulandari; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Syahrizal Syarif, Asep Hermawan
Abstrak: Berdasarkan Riset Kesehatan 2013 dan 2018, anak usia 12-23 bulan memiliki prevalensipneumonia tertinggi diantara usia balita lainnya. Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumoniapada anak usia 12-23 bulan di Pulau Jawa. Desain penelitian yang digunakan yaitu desainpotong lintang dengan menggunakan sampel berjumlah 2.695 anak. Penelitian inimenggunakan analisis bivariat untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungandengan kejadian pneumonia. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi kejadianpneumonia pada anak usia 12-23 bulan sebesar 5,5%. Imunisasi campak berhubungandengan kejadian pneumonia secara signifikan (POR= 1,743; 95% CI= 1,077-2,822).Penelitian ini mendukung pentingnya pemberian imunisasi campak untuk mencegahpneumonia. Intervensi yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu meningkatkancakupan imunisasi campak melalui kampanye imunisasi campak.Kata kunci:Anak Usia 12-23 Bulan, Pneumonia, Pulau Jawa
According to Riskesdas 2013 and 2018, the highest prevalence of pneumonia in childrenunder five are the children aged 12-23 months. This study aims to identify the prevalenceand factors associated with pneumonia among children aged 12-23 months in Jawa Island.The study design used for this study is cross sectional with total sample of 2.695 children.Bivariate analysis is performed to identify factors associated with pneumonia. The resultsshow the prevalence of pneumonia among children aged 12-23 months is 5,5%. Measlesimmunization is significantly associated with pneumonia (POR= 1,743; 95% CI= 1,077-2,822). This study supports the importance of measles vaccination to prevent pneumonia.Intervention that can be implemented by the government is increasing measlesimmunization coverage through measles vaccination campaigns.Key words:Children Aged 12-23 Months, Pneumonia, Jawa Island.
Read More
S-10306
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Rahmawati Pebriani; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Tiur Febrina Pohan
Abstrak: Saat ini bakteri Mycobacterium tuberculosis telah menginfeksi sekitar seperempat populasi dunia yang menyebar melalui udara dan Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban tuberkulosis yang tinggi. 4 dari 6 provinsi di Pulau Jawa masuk dalam 10 provinsi dengan prevalensi TB paru tertinggi, yaitu Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah dengan prevalensi TB paru di atas 0,4 yang merupakan rata-rata Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik individu dan kondisi lingkungan dengan kejadian tuberkulosis paru pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Pulau Jawa tahun 2018. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data Riskesdas 2018. Jumlah sampel yang digunakan adalah 216.098 responden. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel yang memiliki hubungan signifikan secara statistik dengan kejadian tuberkulosis paru yaitu jenis kelamin, status gizi, tingkat Pendidikan, merokok, jumlah anggota keluarga, pencahayaan kamar utama, pencahayaan dapur, pencahayaan ruang keluarga, keberadaan jendela kamar utama, keberadaan jendela dapur, ventilasi kamar utama, dan ventilasi dapur. Penting untuk dilakukan peningkatan pengetahuan masyarakat terkait dengan penularan dan pencegahan tuberkulosis paru, termasuk pemberian edukasi tentang kriteria rumah sehat, serta meningkatkan surveilans penemuan kasus melalui peningkatan pemberdayaan kader kesehatan.
Currently, Mycobacterium tuberculosis bacteria have infected about a quarter of the world's population that spreads through the air and Indonesia is one of the countries with a high burden of tuberculosis. 4 out of 6 provinces in Java are included in the 10 provinces with the highest prevalence of pulmonary TB, namely Banten, West Java, DKI Jakarta, and Central Java with the prevalence of pulmonary TB above 0.4 which is the Indonesian average. The purpose of this study was to determine the relationship between individual characteristics and environmental conditions with the incidence of pulmonary tuberculosis in the population aged 15 years in Java Island in 2018. The study design used was cross-sectional using Riskesdas 2018 data. used are 216,098 respondents. Data analysis used univariate and bivariate with chi-square test. The results of the bivariate analysis showed that the variables that had a statistically significant relationship with the incidence of pulmonary tuberculosis were gender, nutritional status, education level, smoking, number of family members, main room lighting, kitchen lighting, living room lighting, presence of main bedroom window, presence of kitchen windows, main bedroom ventilation, and kitchen. It is important to increase public knowledge related to the transmission and prevention of pulmonary tuberculosis, including providing education about the criteria for healthy homes, as well as increasing case finding surveillance by increasing the empowerment of health cadres.
Read More
S-11047
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitriah Siti Nurjanah; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Dwi Gayatri, Elvieda Sariawati
Abstrak: Secara global setiap tahunnya pneumonia menyebabkan kematian hampir sebanyak 1 juta pada anak usia dibawah 5 tahun. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun (Baduta). Period prevalence pneumonia pada anak Baduta berdasarkan data Riskesdas 2013 sebesar 1,7%. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak baduta di Indonesia dengan menggunakan data Riskesdas tahun 2013. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan masingmasing variabel yang diteliti, dan analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan berhubungan secara statistik dengan kejadian pneumonia pada baduta: umur 13-23 bulan berisiko 1,7 dibandingkan umur 0-12 bulan, tidak diberikan kolostrum (OR=1,742; 95% CI= 1,140-2,664), belum diberikan imunisasi campak karena umur anak (OR= 0,548; 95% CI= 0,388-0,773), tinggal di perdesaan (OR=1,448; 95% CI= 1,093-1,919), ada asap hasil pembakaran (OR=1,511; 95% CI= 1,142-1,998), ventilasi ruangan masak/dapur kurang (OR=1,829; 95% CI= 1,279-2,614), dan status sosial ekonomi rendah (OR=1,807). Belum dapat disimpulkan hubungan yang pasti bermakna secara statistik karena analisis dilakukan sampai bivariat, perlu dilakukan analisis multivariat.
Kata kunci: Pneumonia, Baduta, Indonesia, Riskesdas 2013
Read More
S-8688
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farah Thalibah; Pembimbing: Helda; Penguji: Yovsyah, Felly Philipus Senewe
Abstrak: Perkiraan ada 120 juta kasus pneumonia setiap tahun di seluruh dunia, yangmengakibatkan sebanyak 1,3 juta kematian. Setiap tahun pneumonia selalu menempatiperingkat atas sebagai penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui faktor- faktor berhubungan dengan kejadian pneumonia padabalita (12-59 bulan) di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian menggunakan data sekunder dariRiset Dasar Kesehatan (Riskesdas) tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalahcross sectional. Hasil penelitian menunjukkan proporsi kejadian pneumonia pada balitaadalah 5,7%. Tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara karakteristikbalita dan karakteristik ibu dengan kejadian pneumonia. Proporsi pneumonia lebih tinggipada balita berumur 25-59 bulan (OR=1,852), berjenis kelamin laki-laki (OR=1,2),berstatus imunisasi campak lengkap (OR=1,448), berstatus imunisasi DPT-HB-HiBlengkap (OR=1,069), berstatus pemberian vitamin A lengkap (OR=1,189), dan memilikiibu berpendidikan tinggi (OR=1,779). Oleh karena itu diperlukan pengembanganprogram pencegahan pneumonia pada balita berdasarkan faktor-faktor risiko tersebut,serta penyuluhan kepada masyarakat terutama ibu dan orang terdekat lain yang mengasuhbalita tentang gejala dan pencegahan pneumoniaKata kunci:Pneumonia, balita, DKI Jakarta
There are an estimated 120 million cases of pneumonia every year worldwide, resultingin as many as 1.3 million deaths. Every year pneumonia is always ranked as the leadingcause of death of infants and toddlers in Indonesia. This study aims to determine thefactors associated with the incidence of pneumonia in infants (12-59 months) in DKIJakarta Province. The study used secondary data from Riskesdas 2018. The researchdesign used was cross sectional. The results showed the proportion of the incidence ofpneumonia in toddlers was 5.7%. There is no statistically significant relationship betweentoddler characteristics and mother characteristics with the incidence of pneumonia. Theproportion of pneumonia is higher in toddlers aged 25-59 months (OR = 1.852), male(OR = 1.2), complete measles immunization status (OR = 1,448), complete DPT-HB-HiBimmunization status (OR = 1.069), complete vitamin A status (OR = 1.189), and havehighly educated mothers (OR = 1.779). Therefore it is necessary to develop a pneumoniaprevention program for toddlers based on these risk factors, as well as counseling to thecommunity especially mothers and other closest people who is taking care of toddlersabout the symptoms and prevention of pneumoniaKey words:Pneumonia, toddlers, DKI Jakarta.
Read More
S-10307
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Luriana Nur Pratiwi; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Dwi Gayatri, Syafrial
S-7415
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Szafira Nurul Qolbi; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Syahrizal Syarif, Telly Purnamasari Agus
Abstrak: Penelitian ini bertujuan unttuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stroke yang terdiagnosis dokter pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi Jawa Timur. Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan analisis bivariat dan stratifikasi. Data penelitian ini menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018 yaitu sebesar 1%.
Read More
S-10626
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gabriella Reyna Ardisa Gunawan; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Yovsyah, Ridho Ichsan Syaini
Abstrak:
Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan global yang dapat menimbulkan beban mortalitas dan morbiditas yang substansial. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan jumlah pasien PGK tertinggi di Indonesia, dengan prevalensi yang lebih tinggi dari nasional, yaitu 0,48%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit ginjal kronis pada penduduk usia ≥35 tahun di Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan desain studi cross-sectional menggunakan data sekunder dari Riskesdas 2018. Sampel penelitian ini adalah seluruh penduduk usia ≥35 tahun di Provinsi Jawa Barat. Terdapat sebanyak 32.044 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian penyakit ginjal kronis pada penduduk usia ≥35 tahun di Provinsi Jawa Barat adalah 0,6%. Faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit ginjal kronis adalah usia ≥60 tahun (nilai p=0,001; POR=1,662; 95% CI: 1,23-2,25), jenis kelamin laki-laki (nilai p=0,013; POR=1,431; 95% CI: 1,08-1,89), diabetes (nilai p=0,000; POR=3,770; 95% CI: 2,39-5,96), penyakit jantung (nilai p=0,000; POR=2,725; 95% CI: 1,60-4,63), dan aktivitas fisik (nilai p=0,015; POR=1,521; 95% CI: 1,08-2,14).

Chronic kidney disease is a global health problem that can cause a substantial burden of mortality and morbidity. The 2018 Riskesdas results show that West Java Province is one of the provinces with the highest number of CKD patients in Indonesia, with a higher prevalence than the national one, which is 0.48%. This study aims to determine the factors associated with the incidence of chronic kidney disease in people ages ≥35 years in West Java Province. The research was conducted using a cross-sectional study design using secondary data from the 2018 Riskesdas. The sample for this study was all residents ages ≥35 years in West Java Province. There were 32.044 samples that met the inclusion and exclusion criteria of the study. The results showed that the prevalence of chronic kidney disease in people ages ≥35 years in West Java Province was 0.6%. Factors associated with the incidence of chronic kidney disease were age ≥60 years (p-value=0.001; POR=1.662; 95% CI: 1.23-2.25), male gender (p-value=0.013; POR =1.431; 95% CI: 1.08-1.89), diabetes (p-value=0.000; POR=3.770; 95% CI: 2.39-5.96), heart disease (p-value=0.000; POR=2.725; 95% CI: 1.60-4.63), and physical activity (p-value=0.015; POR=1.521; 95% CI: 1.08-2.14).
Read More
S-11248
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Theodorus Holspid Sembodo; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Lhuri Dwianti Rahmartani, Telly Purnamasari Agus
Abstrak:
Stroke merupakan penyebab terjadinya disabilitas tertinggi dan penyebab kematian terbanyak ke-2 secara global. Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan kasus kematian akibat stroke terbanyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stroke pada penduduk yang berusia ≥ 15 tahun di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data dari Riskesdas 2018 dengan total sampel 51860 responden yang diolah dengan analisis bivariat dan stratifikasi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa prevalensi kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 Tahun di Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 1,4%. Diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan antara stroke dengan usia (PRR=75,880; 95% CI; 28,335—203,205), hipertensi (PRR= 9,181; 95% CI; 7,793—10,816), diabetes mellitus (PRR= 6,757; 95% CI; 5,455—8,368), penyakit jantung (PRR= 5,887; 95% CI; 4,723—7,338), aktivitas fisik (4,709; 95% CI; 4,054—5,470), IMT (PRR= 1,254; 95% CI; 1,024—1,536), wilayah tempat tinggal (PRR= 1,246; 95% CI; 1,062—1,464), perilaku merokok (PRR= 0,654; 95% CI; 0,538—0,796), dan pola makan (PRR= 0,423; 95% CI; 0,327—0,546). Variabel jenis kelamin dan tingkat pendidikan tidak berhubungan signifikan dengan kejadian stroke. Namun, dalam penelitian ini terdapat temuan unik di mana perokok harian dan 3 pola makan berisiko memiliki efek protektif terhadap stroke. Hal tersebut merupakan keterbatasan penelitian ini, maka perlu dilakukan penelitian yang dapat lebih jelas melihat hubungan kausal antara pajanan dengan stroke.

Stroke is the leading cause of disability and the second leading cause of death globally. In Southeast Asia, Indonesia has the highest number of stroke deaths. This study aims to identify factors associated with the incidence of stroke in the population aged ≥ 15 years in West Java Province. This study used a cross-sectional study design with data sources from Riskesdas 2018 with a total sample of 51860 respondents processed by bivariate and stratification analysis. The results show that the prevalence of stroke incidence in the population aged ≥15 years in West Java Province is 1.4%. It is known that there is a significant relationship between stroke and age (PRR = 75.880; 95% CI; 28.335-203.205), hypertension (PRR = 9.181; 95% CI; 7.793-10.816), diabetes mellitus (PRR = 6.757; 95% CI; 5.455-8.368), heart disease (PRR = 5.887; 95% CI; 4.723-7.338), physical activity (4.709; 95% CI; 4.054-5.470), BMI (PRR= 1.254; 95% CI; 1.024-1.536), region of residence (PRR= 1.246; 95% CI; 1.062-1.464), smoking behavior (PRR= 0.654; 95% CI; 0.538-0.796), and diet (PRR= 0.423; 95% CI; 0.327-0.546). Gender and education level were not significantly associated with stroke incidence. However, in this study there were unique findings where daily smoking and 3 risky diets had a protective effect on stroke. This is a limitation of this study, so research that can more clearly see the causal
Read More
S-11402
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chandra Ilham El Anwary Junior; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Syahrizal Syarif, Lina R. Mangaweang
Abstrak: Remaja merupakan kelompok usia yang penting bagi bangsa. Namun, remaja rentan mengalami masalah mental, salah satunya gangguan mental emosional. Dari data Riskesdas 2018, didapatkan prevalensi gangguan mental emosional usia remaja 15-24 tahun sebesar 10%. Angka ini diatas angka prevalensi nasional. Sementara itu, Provinsi Jawa Barat yang memiliki jumlah usia produktif tertinggi sei-Indonesia termasuk ke dalam 10 besar Provinsi dengan prevalensi gangguan mental emosional tertinggi seIndonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor yang berhubungan dengan kejadian gangguan mental emosional pada remaja usia 15-24 tahun di Jawa Barat pada tahun 2018. Desain studi yang digunakan adalah studi cross-sectional dengan data lanjutan dari hasil Riskesdas 2018. Sampel yang digunakan pada penelitian ini ialah seluruh penduduk di wilayah Provinsi Jawa Barat yang berusia 15-24 tahun yang telah diwawancara dalam Riskesdas 2018 dan memiliki data lengkap. Total sampel pada penelitian ini, yaitu sebesar 10561 sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional pada remaja usia 15-24 tahun di Jawa Barat sebesar 11,2%. Prevalensi gangguan mental emosional tertinggi ditemukan pada remaja berjenis kelamin perempuan (13,3%), tingkat pendidikan rendah (11,7%), telah bercerai (12,2%), tidak bekerja (11,5%), status gizi yang kurus (13,8%), memiliki riwayat penyakit tidak menular (22,4%), mantan perokok (16,4%), dan mengonsumsi alkohol (27,0%). Berdasarkan hasil analisis multivariat, faktor yang paling dominan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian gangguan mental emosional, ialah konsumsi alkohol (PR = 2,43, 95%CI: 1,92-3,06). Kemudian, diikuti dengan jenis kelamin, perilaku merokok, riwayat penyakit tidak menular, dan status pekerjaan.
Kata kunci: Gangguan Mental Emosional, Faktor-faktor, Remaja, Jawa Barat

Adolescents are an important age group for the nation. However, adolescents are prone to experiencing mental problems, one of which is emotional mental disorders. From the 2018 Riskesdas data, the prevalence of mental emotional disorders in adolescents 15-24 years was 10%. This figure is above the national prevalence rate. Meanwhile, West Java Province, which has the highest number of productive ages in Indonesia, is among the top 10 provinces with the highest prevalence of emotional mental disorders in Indonesia. This study aims to determine the relationship between factors associated with the incidence of emotional mental disorders in adolescents aged 15-24 years in West Java in 2018. The study design used was a cross-sectional study with follow-up data from the results of the 2018 Riskesdas. Samples used in this study are all residents in West Java Province aged 15-24 years who have been interviewed in Riskesdas 2018 and have complete data. The total sample in this study, amounting to 10561 samples. The results of this study indicate the prevalence of emotional mental disorders in adolescents aged 15-24 years in West Java by 11.2%. The highest prevalence of mental emotional disorders was found in female adolescents (13.3%), low education level (11.7%), divorced (12.2%), unemployed (11.5%), underweight nutritional status (13.8%), had a history of non-communicable diseases (22.4%), were former smokers (16.4%), and consumed alcohol (27.0%). Based on the results of multivariate analysis, the most dominant risk factor has a significant relationship with the incidence of mental emotional disorders, is alcohol consumption (PR = 2,43, 95%CI: 1,92-3,06). Then, followed by gender, smoking behavior, history of non-communicable diseases, and employment status.
Key words: Emotional Mental Disorder, Determinants, Adolescents, West Java
Read More
S-10313
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Sisca Kumala Putri; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Ratna Djuwita, Ratu Ayu Dewi Sartika, Dodik Briawan, Iskari Ngadiarti
T-3349
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive