Ditemukan 39925 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Eka Triana; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Dewi Susanna, Ely Setyawati, Edy Purwanto
Abstrak:
Pelaksanaan terkait inspeksi kesehatan lingkungan sarana air minum merupakan kegiatan pengawasan yang dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi. Kurangnya data dan informasi yang didapatkan, mempengaruhi belum tercapainya cakupan akses air minum layak. Adapun evaluasi terkait dengan pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan sarana air minum bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaannya ditingkat Puskesmas Kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh puskesmas di Kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu yakni sebanyak 42 puskesmas. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 puskesmas (sampel minimal) yang dipilih secara acak sederhana atau simple random sampling (SRS) di Kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu. Analisis data menggunakan analisis statistik dan uji kurva ROC. Komponen yang di teliti diperoleh hasil bahwa struktur manajemen surveilans pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan yaitu legal aspek dan pelaksanaan surveilans masih kurang baik. Adapun fungsi dasar pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan yaitu konfirmasi dan interprestasi masih kurang baik. Selain itu, fungsi pendukung pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan diantaranya pedoman, pelatihan, sistem komunikasi, sarana dan prasarana kurang baik. Sedangkan pada mutu surveilans pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan yang terdiri dari kualitas data, kesederhanaan, juga masih kurang baik. Berdasarkan uji sensitivitas-spesifisitas diantara tingkat risiko inspeksi kesehatan lingkungan pada sarana air minum terhadap kejadian diare tidak menunjukan hasil yang signifikan. Oleh sebab itu, dibutuhkan dukungan dan kerjasama dari semua pihak terkait, baik pemerintah pusat dan daerah, dinas kesehatan maupun puskesmas untuk mencapai tujuan pelaksanaan kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan di bidang kesehatan lingkungan menjadi lebih baik.
Implementation of environmental health inspection of drinking water is a surveillance activity conducted to obtain data and information. Lack of data and information obtained, affecting the unprecedented coverage of drinking water access. The evaluation is related to the implementation of environmental health inspection of drinking water aims to know the description of the implementation of primary healthcare in Seluma and Bengkulu. This type of research is descriptive research using the Cross Sectional design. The population in this study is the entire primary healthcare in Seluma and Bengkulu in the city of 42 primary healthcare. The samples in this study were 30 primary healthcare (minimal sample) which were chosen at random simple or simple random sampling (SRS) in Seluma District and Bengkulu City. Analyze data using statistical analysis and ROC curve testing. Components that are carefully obtained the results that the management structure of the implementation of environmental health inspection is legal aspects and implementation of surveillance is still lacking good. The basic function of environmental health inspection is that confirmation and inner achievement is still less good. Besides, the function of supporting the implementation of environmental health inspection includes guidelines, training, communication systems, facilities, and infrastructure is not good. While in the quality surveillance of the implementation of Environmental health inspection consisting of data quality, simplicity is also still less good. Based on the sensitivity – specificity test among the risk level of environmental health inspection in drinking water to the incidence of diarrhea does not show significant results. results of the evaluation of the implementation of environmental health inspection of drinking water facilities there are 12 variables that are not good Therefore, the support and cooperation of all stakeholders, both central and local governments, public health agencies, and primary healthcare to achieve the objectives of environmental health inspection activities in the field of environmental health is better.
Read More
Implementation of environmental health inspection of drinking water is a surveillance activity conducted to obtain data and information. Lack of data and information obtained, affecting the unprecedented coverage of drinking water access. The evaluation is related to the implementation of environmental health inspection of drinking water aims to know the description of the implementation of primary healthcare in Seluma and Bengkulu. This type of research is descriptive research using the Cross Sectional design. The population in this study is the entire primary healthcare in Seluma and Bengkulu in the city of 42 primary healthcare. The samples in this study were 30 primary healthcare (minimal sample) which were chosen at random simple or simple random sampling (SRS) in Seluma District and Bengkulu City. Analyze data using statistical analysis and ROC curve testing. Components that are carefully obtained the results that the management structure of the implementation of environmental health inspection is legal aspects and implementation of surveillance is still lacking good. The basic function of environmental health inspection is that confirmation and inner achievement is still less good. Besides, the function of supporting the implementation of environmental health inspection includes guidelines, training, communication systems, facilities, and infrastructure is not good. While in the quality surveillance of the implementation of Environmental health inspection consisting of data quality, simplicity is also still less good. Based on the sensitivity – specificity test among the risk level of environmental health inspection in drinking water to the incidence of diarrhea does not show significant results. results of the evaluation of the implementation of environmental health inspection of drinking water facilities there are 12 variables that are not good Therefore, the support and cooperation of all stakeholders, both central and local governments, public health agencies, and primary healthcare to achieve the objectives of environmental health inspection activities in the field of environmental health is better.
T-5867
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ahmad Mursidi; Pemb. Bambang Wispriyono; Peng. Haryoto Kusnoputranto, Ririn A. Wulandari, Ahmad Wikarya, Akhrul Aprianto
T-2616
Depok : FKM UI, 2007
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Delyana Agustia Ning Tias; Pembimbing: Agustin Kesumayati; Penguji: Hartono, Budi ; Akib, Carolina Rusydi
Abstrak:
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang menggunakan teknik open dumping dalam pengelolaan sampahnya dinilai sangat berisiko terhadap lingkungan di sekitarnya karena adanya proses perlindian yang dapat mencemari tanah. Masyarakat yang menggunakan air tanah sebagai sumber air minumnya berisiko untuk terkena dampak kesehatan dari kandungan logam berat yang berasal dari cemaran air lindi. Kadmium dan timbal merupakan logam yang dapat bersifat toksik apabila dikonsumsi secara berlebihan. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan untuk mengestimasi risiko kesehatan akibat pajanan logam kadmium dan timbal yang terdapat pada air minum masyarakat di sekitar TPA sampah Namo Bintang. Terdapat 96 sampel individu dewasa yang diperoleh melalui data sekunder dalam penelitian ini yang berasal dari dusun IV dan V Desa Namo Bintang. Sampel lingkungan adalah sampel air sumur masyarakat yang telah diambil pada penelitian sebelumnya oleh Ashar (2013) untuk kandungan timbal dan Ashar (2013) untuk kandungan kadmium. Dari hasil perhitungan analisis risiko menunjukkan bahwa tingkat risiko pajanan kadmium dan timbal melalui air minum pada masyarakat dengan skenario intake minimal dan rata-rata tidak berisiko atau aman untuk pajanan realtime maupun lifespan (RQ < 1) sedangkan untuk skenario maksimal, pajanan kadmium dan timbal untuk pajanan realtime dan pajanan lifespan dinyatakan berisiko (RQ > 1) sehingga diperlukan manajemen risiko yaitu dengan mengurangi konsentrasi asupan dan laju asupan. Selain itu, masyarakat juga harus menjaga TPA dengan tidak membuang sampah kembali disana dikarenakan TPA tersebut sudah ditutup, dan pemerintah juga dapat membantu dengan menyuplai air, baik itu air minum maupun air bersih dari sumber lain yang aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kata kunci: kadmium, timbal, analisis risiko, TPA, air minum, air sumur Landfill using open dumping method has potential risk to contaminate groundwater of the surrounding environment because of leaching process. Population that use groundwater as their drinking water source has health risk from heavy metal exposure. Cadmium and lead are toxic if they consumed in exessive ammount. This study use health environment risk analysis to estimate health risk from cadmium and lead exposure through drinking water at population around landfill Namo Bintang. There are 96 samples of secondary data from Dusun IV and V Namo Bintang village. Environment samples is well water from population households from Ashar (2013) for lead and Ashar (2016) for cadmium contains. From the calculation of risk analysis showed that risk level of cadmium and lead exposure through drinking water with minimum and mean scenario are not risky or safe for realtime and lifespan exposure (RQ < 1). For maximum intake scenario, cadmium and lead exposure are risky (RQ > 1) and need risk management with reduce consuming rate and agent concentration. Since the landfill was closed, the population also have to keep the landfill clean and do not throwing the waste into the landfill. The governance also can helping the population to fulfill their need of water with supplying water from safe and clean source. Keywords: cadmium, lead, risk analysis, landfill, well water, drinking water
Read More
S-9459
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Okky Assetya Pratiwi; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi, Budi Hartono; Penguji: Laila Fitria, Idawaty Abbas, Didik Supriyono
Abstrak:
Konsentrasi timbal melebihi baku mutu di perairan Kabupaten Gresik akibat limbah industri dapat menjadi risiko gangguan kesehatan kronis seperti hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pajanan timbal di air minum dan makanan terhadap kejadian hipertensi penduduk kawasan industri dan non industri. Penelitian ini menggunakan desain studi Public Health Assessment dan analisis spasial pada 1050 responden usia dewasa di Kabupaten Gresik. Data yang digunakan berupa data sekunder Riset Khusus Pencemaran Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2012. Tingkat risiko akibat pajanan timbal di air minum kawasan industri (RQrealtime:0,21039; RQlifespan:0,28690) memiliki kecenderungan berisiko lebih tinggi daripada kawasan non industri (RQrealtime:0,01692; RQlifespan:0,01692). Tingkat risiko tertinggi akibat pajanan timbal di makanan kawasan industri pada beras (RQrealtime:12,1544; RQlifespan:16,2481) sedangkan kawasan non industri pada jagung (RQrealtime:9,6615; RQlifespan:9,4970). Penduduk terpajan timbal tidak memenuhi syarat pada air minum memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan terpajan timbal memenuhi syarat (OR: 2,693 95%CI: 0,982-7,386) untuk mengalami kejadian hipertensi setelah dikontrol oleh variabel usia, jenis kelamin dan obesitas. Analisis spasial menunjukkan sebaran timbal di media lingkungan tidak memiliki pola persebaran tertentu.
Kata kunci: Hipertensi, Public Health Assessment, Timbal
Read More
Kata kunci: Hipertensi, Public Health Assessment, Timbal
T-4367
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Pratiwi Soni Redha; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Dewi Susana, Budi Hartono, Taohid, Fitriyani Dwi Astuti
Abstrak:
Read More
Kota Bandung memiki topografi berupa cekungan dan intensitas hujan yang tinggi sehingga berisiko terhadap terjadinya banjir. Kesiapsiagaan tenaga sanitasi lingkungan dan surveilans di lokasi bencana dipengaruhi oleh karakteristik individu, jalur dan tempat evakuasi, protap penanggulangan banjir, sistem informasi dan komunikasi dan biaya operasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapsigaan tenaga sanitasi lingkungan dan surveilans pusat kesehatan masyarakat terhadap risiko kesehatan dalam bencana banjir di kota Bandung. Penelitian ini menggunakan desain crosssectional , teknik pengambilan sampel adalah simple randomed sampling pada 40 Puskesmas di Kota bandung pada bulan mei tahun 2022. Hasil penelitian adalah kesiapsiagaan tenaga sanitasi lingkungan dan surveilans terhadap risiko kesehatam dalam bencana banjir sebesar sebanyak 26 orang (51%), adanya hubungan yag signifikan antara lama bekerja, pelatihan dan biaya operasional terhadap kesiapsiagaan tenaga sanitasi lingkungan dan surveilans Puskesmas terhadap risiko kesehatan dalam bencana banjir di kota Bandung .Lama bekerja dan biaya operasional merupakan faktor dominan yang paling berhubungan. Sarannya dengan memfasilitasi pelatihan terkait penanggulangan kebencanaan ,peningkatan kapasitas profesi, menyediakan tempat dan fasilitas evakuasi, membuat sistem informasi dan komunikasi yang terintegrasi, menyediakan biaya operasional.
Bandung has a topography in the form of basins and high rainfall intensity so that it is at risk of flooding. The preparedness of environmental sanitation and surveillance personnel at disaster locations is influenced by individual characteristics, evacuation routes and places, flood management procedures, information and communication systems and operational costs. This study aims to determine the preparedness of environmental sanitation workers and surveillance of public health centers against health risks in the flood disaster in the city of Bandung. This study used a cross-sectional design, the sampling technique was simple randomed sampling at 40 Public health center in Bandung in May 2022. The result of the study was preparedness environmental sanitation workers and surveillance of public health centers against health risks in the flood disaster are 26 people (51%), there is a significant relationship between length of work, training and operational costs on the preparedness of environmental sanitation workers and Public health center surveillance of health risks in flood disasters in Bandung. Length of work and operating costs are the dominant factors that are most related. Some advice are to facilitate training about disaster management and increase professional capacity , building the evacuation places and facilities, making integrated information and communication systems, also providing operational costs.
T-6586
Depok : FKM UI, 2022
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Muhammad Abiyyu Akmal; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: R. Budi Haryanto, Suryanta Sapta Atmaja
Abstrak:
Read More
Air minum adalah kebutuhan yang sangat esensial bagi seluruh makhluk hidup termasuk manusia. Air minum dengan kualitas yang memenuhi standar kesehatan sangat penting karena kualitas air yang tidak memenuhi standar kesehatan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan pada orang yang meminumnya. Untuk itu pengadaan akses air minum yang sehat penting untuk diupayakan dalam setiap aspek kehidupan, salah satunya di lingkup pendidikan tinggi. Universitas Indonesia adalah salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang menyediakan akses air siap minum melalui fasilitas kampus yang terletak di Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengestimasi besaran risiko gangguan kesehatan akibat pajanan nitrat dan besi melalui konsumsi air siap minum yang disediakan oleh pihak Kampus UI Depok pada mahasiswa UI. Terdapat 50 responden mahasiswa yang berasal dari 8 (delapan) fakultas yang diamati di lingkungan Kampus UI Depok diwawancara guna mendapatkan data terkait pola konsumsi air siap minum dan antropometri. Konsentrasi nitrat dan besi diketahui dari hasil uji laboratorium sampel air siap minum dari 8 fakultas yang diamati. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa keseluruhan sampel sudah memenuhi baku mutu kesehatan untuk parameter besi. Sedangkan untuk parameter nitrat masih terdapat satu sampel yang memiliki konsentrasi nitrat melebihi baku mutu. Berdasarkan hasil perhitungan analisis risiko, tingkat risiko (RQ) pajanan nitrat melalui konsumsi air siap minum pada mahasiswa di lingkungan Kampus UI Depok pada pajanan realtime parameter nitrat dan besi masing-masing sebesar 0,006 dan 0,001. Sedangkan pajanan lifespan parameter nitrat dan besi melalui konsumsi air siap minum pada lingkup populasi yang sama menunjukan nilai masing-masing sebesar 0,043 dan 0,011. Selain itu tingkat risiko pada semua skenario (intake minimum, rata-rata dan maksimum) baik pada lingkup populasi keseluruhan Kampus UI Depok maupun per fakultas dinyatakan aman atau tidak berisiko (RQ ≤ 1) menyebabkan gangguan kesehatan pada mahasiswa yang mengkonsumsi air siap minum tersebut.
Drinking water is a very essential need which is required by all living creatures including humans. Drinking water that fulfils health standards is important since if drinking water does not meet the required health standards it could cause many health problems to those who consume it. Due to these terms, the provision of access to healthy drinking water is important to strive for in every aspect of life, one of these aspects is in academic realm. Universitas Indonesia is one the campuses in Indonesia that has provided healthy drinking water access to its inhabitants through its campus facility located in Depok City, West Java. This study aims to estimate the health risk cause by exposure to nitrate and iron through the consumption of ready-to drink water provided by Universitas Indonesia. There are 50 student respondents from eight observed faculties that are interviewed to obtain data related to consumption patterns of ready-to-drink water and anthropometry. Nitrate and iron concentrations were known from laboratory test results of ready-to-drink water samples from the 8 observed faculties. Laboratory test results showed that all samples met the health quality standards for iron parameters. As for the nitrate parameter, there is still one sample that has a nitrate concentration that exceeds the quality standard Based on the results of risk analysis calculations, the risk level (RQ) of nitrate exposure through consumption of ready-to-drink water in students at the UI Depok Campus on realtime exposure to nitrate and iron parameters is 0,006 and 0,001, respectively. While exposure to nitrate and iron lifespan parameters through consumption of ready-to-drink water in the same population range showed values of 0,043 and 0,011 respectively. In addition, the level of risk in all scenarios (minimum, average and maximum intake) both in the scope of the overall population of the UI Depok Campus and per faculty is stated to be safe or not at risk (RQ ≤ 1) causing health problems to students who consume ready-to-drink water.
S-11254
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Jihan Fauz Maulida; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ema Hermawati, Didik Supriyono
Abstrak:
Penelitian ini membahas mengenai evaluasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor yaitu di Puskesmas Sindang Barang, Pancasan, Semplak, Pasir Mulya, dan Gang Kelor. Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui hasil evaluasi komponen input yang terdiri dari ketersediaan sumber daya manusia, sarana prasarana, pendanaan, sistem pelaporan dan pencatatan, serta pedoman pelaksanaan; komponen proses terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan, dan pengawasan; serta komponen output yang terdiri dari cakupan pasien yang dikonseling, cakupan tindak lanjut hasil konseling ke lapangan, dan cakupan pasien yang melaksanakan saran inspeksi kesehatan lingkungan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan data yaitu melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen.
Read More
S-10681
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Luthfiyanisa; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Budi Haryanto, Tri Lusmantoro
Abstrak:
Air menjadi kebutuhan esensial untuk masyarakat untuk memenuhi kebutuhan domestik. Namun, sulit untuk mengakses air bersih yang terjamin kualitasnya. Apalagi bagi masyarakat yang tinggal di kepulauan. Salah satu sumber air bersih yang dimanfaatkan adalah air hujan. Studi deskriptif kuantitatif ini dilakukan untuk menggambarkan kualitas air hujan yang dimanfaatkan sebagai air minum dan kondisi kesehatan masyarakat studi kasus di Pulau X, Kepulauan Seribu Tahun 2024. Variabel yang diteliti adalah untuk kualitas air hujan yang diambil di tiga titik sampel per RW, yaitu parameter bau, parameter biologi (E. coli), parameter kimia Selenium (Se), Mangan (Mn), Fluorida (F), dan Sulfat (SO4). Pengumpulan data parameter pendukung perawatan PAH, kondisi dan kualitas PAH menggunakan kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 90. Kemudian, data sekunder terkait kondisi kesehatan masyarakat dengan indikator diare dan kaitannya dengan kejadian stunting akibat kerusakan vili usus dan menyebabkan malabsorbsi nutrisi akan diakses dari Puskesmas Pulau X. Setelah dilakukan uji laboratorium dan analisis univariat, kualitas air hujan di Pulau X belum memenuhi standar untuk konsumsi sehari-hari karena mengandung bakteri E. coli terdeteksi dalam sumber air hujan dan konsentrasi mineral esensial terdeteksi dalam jumlah yang sangat sedikit selenium, mangan, fluorida, dan sulfat yang diperlukan oleh tubuh sehingga dapat berkaitan dengan kejadian stunting akibat kekurangan mineral dan kejadian diare persisten.
Water is an essential to meet domestic needs. However, it is difficult to access drinking-water that is as safe as practicable. Especially for people who live on the small islands. One source of clean water that can be used is rainwater. This quantitative descriptive study was to describe the quality of rainwater used as drinking water and the health conditions of the community at X Island, Kepulauan Seribu. Biological parameters (E. coli), chemical parameters Selenium (Se), Manganese (Mn), Fluoride (F), and Sulfate (SO4). Data collection on supporting parameters for treatment, condition and quality of rainwater harvesting used a questionnaire with a total of 90 respondents. Then, secondary data related to public health conditions with indicators of diarrhea and its relation to the incidence of stunting due to damage to intestinal villi and causing malabsorption of nutrients will be accessed from the Island X Community Health Center. After laboratory tests and univariate analysis, the quality of rainwater on X Island contains E. coli were detected and essential mineral concentrations were detected in very small amounts so it can be related to stunting due to mineral deficiencies and persistent diarrhea.
Read More
Water is an essential to meet domestic needs. However, it is difficult to access drinking-water that is as safe as practicable. Especially for people who live on the small islands. One source of clean water that can be used is rainwater. This quantitative descriptive study was to describe the quality of rainwater used as drinking water and the health conditions of the community at X Island, Kepulauan Seribu. Biological parameters (E. coli), chemical parameters Selenium (Se), Manganese (Mn), Fluoride (F), and Sulfate (SO4). Data collection on supporting parameters for treatment, condition and quality of rainwater harvesting used a questionnaire with a total of 90 respondents. Then, secondary data related to public health conditions with indicators of diarrhea and its relation to the incidence of stunting due to damage to intestinal villi and causing malabsorption of nutrients will be accessed from the Island X Community Health Center. After laboratory tests and univariate analysis, the quality of rainwater on X Island contains E. coli were detected and essential mineral concentrations were detected in very small amounts so it can be related to stunting due to mineral deficiencies and persistent diarrhea.
S-11700
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nurusysyarifah Aliyyah; Pembimbing: Umar Fahmi Achadi, Budi Hartono; Penguji: Laila Fitria, Idawaty Abbas, Didik Supriyono
Abstrak:
Kadmium di Kabupaten Gresik merupakan salah satu masalah lingkungan yang disebabkan oleh limbah kegiatan industri dan dapat menimbulkan risiko masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat estimasi risiko pajanan kadmium pada air minum dan makanan dengan gangguan kesehatan penduduk di kawasan industri dan non industri. Disain studi yang digunakan adalah Public Health Assessment dan analisis spasial pada 1075 penduduk dewasa di Gresik. Data yang digunakan adalah data sekunder berasal dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta tahun 2012. Analisis risiko menunjukkan penduduk di kawasan non industri memiliki kecenderungan berisiko mengalami gangguan kesehatan akibat terpajan kadmium pada air minum yang lebih tinggi (RQreal time : 0,0476; RQlife span: 0,0476) dibandingkan penduduk di kawasan industri, (RQreal time: 0,0313; RQlife span: 0,0448). Tingkat risiko pajanan kadmium pada makanan di kedua kawasan sebagian besar tergolong berisiko (RQ>1) dengan nilai RQ tertinggi pada jagung (RQreal time industri: 5,86; RQreal time non industri: 10,04). Analisis statistik menunjukkan penduduk yang terpajan kadmium pada air minum dalam kategori tidak memenuhi syarat memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kardiovaskuler dibandingkan penduduk yang terpajan kadmium pada air minum dalam kategori memenuhi syarat setelah dikontrol oleh variabel umur dan kebiasaan mengonsumsi rokok atau tembakau. Analisis spasial menunjukkan pola sebaran kadmium di media lingkungan dan gangguan kardiovaskuler di kedua kawasan tidak mengikuti pola tertentu. Kata kunci: Kadmium, Public Health Assessment, tingkat risiko, gangguan kardiovaskuler
Read More
T-4372
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Alissa Siti Haura; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Laila Fitria, Abdur Rahman
Abstrak:
Read More
Penelitian ini membahas potensi pencemaran nitrat di Kota Depok dan dampak kesehatannya. Nitrat, bentuk nitrogen yang paling stabil di lingkungan, mayoritas berasal dari septic tank dan limbah domestik. Kepadatan penduduk dan tingkat urbanisasi menjadi pendorong pencemaran nitrat di perkotaan seperti Kota Depok. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi nitrat dan tingkat risiko pajanan nitrat melalui konsumsi air tanah dan air perpipaan di Kota Depok Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL) pada orang dewasa dan anak-anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi nitrat pada air tanah berkisar antara 2,69 – 77,50 mg/L (rata-rata 39,67 mg/L), melebihi konsentrasi nitrat pada air perpipaan yang berkisar antara 0,58 – 21,75 mg/L (rata-rata 7,32 mg/L). Pajanan nitrat melalui konsumsi air tanah dan air perpipaan tidak menimbulkan risiko bagi orang dewasa (RQ≤1). Namun, terdapat risiko pada anak-anak yang mengonsumsi air tanah (RQ>1). Temuan ini konsisten dengan penelitian terdahulu bahwa anak-anak lebih rentan terhadap risiko non-karsinogenik pajanan nitrat melalui konsumsi air tanah. Penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang pencemaran nitrat dan tingkat risiko pajanannya pada masyarakat Kota Depok. Disarankan untuk mengurangi konsumsi air tanah dan beralih ke air perpipaan khususnya bagi anak-anak.
This study examines nitrate contamination in Depok City and its impact on public health. Nitrate, the most stable form of nitrogen in the environment and easily soluble in water, is primarily derived from septic tanks and domestic waste. In urban areas like Depok City, high population density and urbanization contribute to nitrate pollution. This research aims to assess nitrate concentrations and analyze the associated health risks in residential areas of Depok City in 2022. Using the Environmental Health Risk Analysis (EHRA) method and secondary data, the study focused on adults and school-aged children. The results show that nitrate concentrations in groundwater ranged from 2.69 to 77.50 mg/L (average: 39.67 mg/L), exceeding the levels in piped water (ranging from 0.58 to 21.75 mg/L, average: 7.32 mg/L). Nitrate exposure through groundwater and piped water consumption does not pose risks to adults (RQ≤1), but there is a potential risk for children consuming groundwater (RQ>1). These findings align with previous research highlighting children's increased vulnerability to non-carcinogenic risks associated with nitrate exposure from groundwater consumption. To address this issue, reducing groundwater consumption and shifting to piped water are recommended to safeguard public health, especially among children.
S-11284
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
