Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37081 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Lulus Prihandari; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Mardiati Nadjib, Vetty Yulianty Permanasari, Anwar Fachry, Fajar Ariyanti
Abstrak: Peningkatan kesehatan ibu dan anak merupakan isu global. Memperluas akses imunisasi adalah hal yang sangat penting dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Berdasarkan data Riskesdas 2018 target pencapaian imunisasi dasar lengkap di Provinsi Jawa Timur menurun dari tahun 2013 sebesar 74,5% menjadi sebesar 69,16% di tahun 2018 sedangkan imunisasi tidak lengkap naik menjadi 26,27% dari sebelumnya pada tahun 2013 hanya 21,8%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan imunisasi dasar di Provinsi Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 dengan unit analisis bayi usia 12-23 bulan dengan responden ibu sebanyak 1.245 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memanfaatkan imunisasi dasar 64,2% dan yang kurang memanfaatkan 35,8%. Responden dikatakan memanfaatkan apabila imunisasi yang didapatkan lengkap dan masuk kategori kurang memanfaatkan apabila imunisasi yang diterima tidak lengkap dan tidak mendapat imunisasi sama sekali. Pada analisis bivariat didapatkan kepemilikan buku KIA, akses fasilitas kesehatan dan tempat persalinan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan ketiga faktor tersebut memiliki responden cukup banyak pada status imunisasi lengkap dan dikatakan berhasil memanfaatkan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Jawa Timur. Saran kepada Dinkes Provinsi Jawa Timur khususnya para tenaga kesehatan harus memaksimalkan pemberian informasi tentang kegunaan dan manfaat mengenai imunisasi di buku KIA agar tersampaikan dengan baik, memberi informasi kepada ibu hamil untuk memilih tempat persalinan yang sudah memenuhi standar akreditasi agar pelayanan ibu dan bayi yang diterima dapat maksimal serta meningkatkan kemudahan akses pelayanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas agar dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat.
Improving maternal and child health is a global issue. Expanding access to immunization is very important in achieving the Sustainable Development Goals (SDGs). Based on the 2018 Riskesdas data, the target of achieving complete basic immunization in East Java Province decreased from 2013 of 74.5% to 69.16% in 2018 while incomplete immunization increased to 26.27% from the previous year 2013 only 21.8 %. The purpose of this study was to determine the factors associated with the use of basic immunization in East Java Province. The research method used is quantitative with cross sectional design using secondary data from Riskesdas 2018 with the unit of analysis for babies aged 12-23 months with mother respondents as many as 1,245 respondents. The results of this study indicate that respondents who use basic immunization are 64.2% and those who are less use are 35.8%. Respondents are said to be using it if the immunization is complete and it is in the under-utilized category if the immunization received is incomplete and does not get immunized at all. In the bivariate analysis, it was found that ownership of the MCH booklet, access to health facilities and place of delivery had a significant relationship with the utilization of basic immunization health services in East Java. This is because these three factors have quite a lot of respondents on complete immunization status and are said to have succeeded in utilizing basic immunization health services in East Java. Suggestions to the East Java Provincial Health Office, especially health workers, should maximize the provision of information about the use and benefits of immunization in the MCH book so that it is conveyed properly, providing information to pregnant women to choose a place of delivery that meets accreditation standards so that the services of mothers and babies received maximally and increase the ease of access to comprehensive and quality health services so that they can be accessed by all people
Read More
T-6076
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Makmur Salpator Perangin-angin; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Jaslis Ilyas, Anhari Achadi, Resty Kiantini
Abstrak:

Tesis ini membahas pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2007 dan Susenas 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2007. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menemukan bahwa waktu tempuh ke fasilitas UKBM merupakan faktor yang paling berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007. Hasil penelitian menyarankan bahwa untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan imunisasi dasar diperlukan optimalisasi manajemen posyandu. Kata kunci: Imunisasi Dasar, Pelayanan Kesehatan, UKBM


 

The focus of this study is the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province using secondary data Riskesdas 2007 and Susenas 2007. The purpose of this study is to know the factors relating to the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province. This research is a quantitative research methode with cross sectional design. This study found that the access time to the Community Based Health Efforts (UKBM) facility is the dominant factor in the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province in 2007. The researcher suggests that Posyandu management as one of the UKBM should be optimized to increase the basic immunization coverage. Key words: Basic Immunization, Health Service, Community Based Health Efforts (UKBM)

Read More
T-3159
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arlan Yulfar; Pembimbing: Anwar Hassan, Besral
T-1608
Depok : FKM UI, 2003
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitriyanti Kasim Djou; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Anhari Achadi, Punto Dewo, Emi Nurjasmi
T-5333
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nita Mardiah; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Sandi Iljanto, Dumilah Ayuningtyas, P.A. Kodrat Parmudho
T-3231
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chahya Kharin Herbawani; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Evi Martha, Toha Muhaimin, Rima Damayanti, Trijoko Yudopuspito
T-5267
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khaula Karima; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Puput Oktamianti, Purnawan Junadi, Nana Mulyana, Sulistyo
Abstrak:
Ketepatan waktu merupakan kinerja utama dari sistem surveilans. Pencegahan dan pengendalian TBC memerlukan pelaporan yang lengkap dan tepat waktu agar dapat dilakukan investigasi kontak dan pengobatan. Pada penelitian ini ketepatan waktu pelaporan digambarkan dengan interval tanggal register pasien TBC saat menjadi terduga TBC dengan tanggal input pelaporan TBC di SITB dengan batas waktu 7 hari. Berbagai penelitian menunjukkan sejumlah faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu pelaporan, seperti jenis fasilitas kesehatan, kepemilikan fasilitas kesehatan, karakteristik pasien, dan beberapa faktor lainnya yang digambarkan oleh Donabedian (1988) sebagai faktor input, proses, dan output. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional dengan pendekatan mixed method sequential design diawali analisis kuantitatif data SITB di Provinsi Jawa Barat tahun 2021 dan 2022 dengan uji chi square dan uji regresi logistik ganda, dilanjutkan dengan penelitian kualitatif. Proporsi laporan TBC tepat waktu di Jawa Barat meningkat dari 46,7% (2021) menjadi 56,7% (2022). Hasil uji chi square menunjukkan waktu register pasien TBC, jenis faskes yang melapor, kepemilikan faskes yang melapor, riwayat penyakit TBC pasien, jenis kasus TBC, volume kasus di kabupaten/kota, status kerja sama faskes dengan BPJS Kesehatan, usia, dan jenis kelamin pasien berhubungan dengan ketepatan waktu pelaporan TBC di 2021 dan 2022. Setelah dikontrol variabel lainnya, analisis multivariat menyimpulkan jenis faskes merupakan faktor yang paling berhubungan dengan ketepatan waktu pelaporan TBC di Jawa Barat. Odss tertinggi pada lapas rutan (2021=10,6 CI : 6,9-16,4; dan 2022=5,4 CI=3,8-7,6) dengan rentang confident interval yang cukup besar, dan BP4/BBKPM/BKPM (2021=3,4 CI:3,1-3,5 dan 2022=4,6 CI: 3,2-3,9) dibandingkan dengan Puskesmas. Hasil penelitian kualitatif menjelaskan keterkaitan kompetensi petugas, kebijakan, infrastruktur, persepsi manfaat, dan persepsi penggunaan sistem informasi dengan ketepatan waktu pelaporan TBC. Dengan demikian, intervensi untuk meningkatkan kualitas data TBC memperhatikan jenis fasilitas kesehatan, mendorong kebijakan yang meningkatkan keterlibatan fasilitas pelayanan kesehatan swasta, mengoptimalkan mekanisme umpan balik pelaporan TBC, serta memperkuat sistem informasi elektronik TBC yang mendukung output operasional penggunanya di faskes sangat penting.

Timeliness of report is one of the key metrics in surveillance system. Prevention and control of Tuberculosis requires complete and timely reporting so that contact investigations and treatment can be carried out immediately. In this study, the timeliness of reporting is described by the interval between the date of registration of a TB patient when as suspected TB and the date of input registration input into TB Information system (SITB). The categorization of timely report determined by 7 days of interval, which is also referred to by the Ministry of Health in the Zero Reporting intervention. Various studies show factors related to the timeliness of reporting, i.e., type of health facility, type of provider, patient characteristics, and other factors described by Donabedian (1988) as input, process and output factors. This study using mixed method sequential design with quantitative research using SITB data continued with qualitative research. The chi square test to analyze qualitative data continued with logistic regression. The proportion of timely TB reports in West Java increased from 46.7% to 56.7%. The chi-square test shows registration time for TB patients, type of reporting health service facility, type of provider, TB patient treatment history, type of TB case, TB case volume in the districts, cooperation status with BPJS Kesehatan, patient age, and patient gender is related to the timeliness of TB reporting in 2021 and 2022. After controlling other variables, the multivariate analysis concluded that the type of health facility is the most related factor to the timeliness of TB reporting in West Java in 2021 and 2022. The highest odds were in prisons (2021=10.6 CI: 6.9-16.4; and 2022=5.4 CI=3.8-7.6) with a large confidence interval range, and BP4/BBKPM/ BKPM (2021=3.4 CI:3.1-3.5 and 2022=4.6 CI: 3.2-3.9) compared to Puskesmas. The results of qualitative research explain the relationship between officer competency, policy, infrastructure, perceived of benefits, and perceived of information systems usefulness with the timeliness of TB reporting. Thus, interventions to improve the quality of TB data by looking at the type of health facility, encouraging policies that increase the involvement of private provider, optimizing the feedback mechanism for TB reporting, and strengthening the electronic TB information system that supports the operational output of its users in health facilities are imperative.
 
Read More
T-6964
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wahyu Liansyah; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Kurnia Sari, Zulaiha
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Beji Kecamatan Beji tahun 2014. Menggunakan metode deskriptif studi cross sectional dengan jumlah sampel 66 orang. Analisa data menggunakan Uji kai-kuadrat. Hasil penelitian didapatkan pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia di wilayah kerja puskesmas Beji sebesar 47,0% dengan faktor-faktor yang berhubungan adalah pekerjaan (p = 0,01), pendapatan (p=0,01), dukungan keluarga (p=0,01), dukungan petugas puskesmas (p =0,02) dan faktor kebutuhan (p=0,00). Untuk meningkatkan pemanfaatan pos pembinaan terpadu maka perlu dilakukan pengelolaan manajemen program lansia dengan lebih terencana, sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi, tujuan dan manfaat program posbindu lansia, pengadaan sarana penunjang, pelatihan kader dan kerja sama lintas sektor.
 

This study aims to determine the factors that influence the utilization of integrated postal development elderly in the region of the sub-district public health centers in 2014 Beji. Using descriptive cross-sectional study with a sample of 66 people. Data analysis using the chi-square test. Utilization of research results in the get older postal of integrated development in the region of 47.0% to the factors associated are: employment (0,01), family support (p=0,01), health care workers (p = 0,02) and factors support the need (p = 0,00). To increase the utilization of integrated postal coaching is necessary for the management of the elderly with more planned programs, outreach to the community about the functions, objectives and programs utilizationpostal development elderly, procurement support, training cadres and intersectoral collaboration.
Read More
S-8301
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ditha Satya Devi; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Purnawan Junadi, Wachyu Sulistiadi, Imran Pambudi, Wayan Sri Agustini
Abstrak: Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan penyelenggara upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama yang mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat. Dilihat dari jumlah kematian ibu selama kurun waktu tiga tahun dari tahun 2012-2014 terus meningkat, diperlukan penelitian mengenai factor penentu pemanfaatan puskesmas PONED di Kabupaten Bogor. Penelitian ini mengambil lokasi di 22 puskesmas di Kabupaten Bogor yang merupakan puskesmas PONED. Variabel yang diteliti antara lain : pengetahuan mengenai puskesmas PONED, keyakinan, waktu tempuh, sarana transportasi dan perilaku petugas kesehatan. Rancangan penelitian ini dengan pendekatan cross sectional. Data yang dipergunakan data sekunder hasil pendataan puskesmas PONED di Kabupaten Bogor o leh Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat bulan Juni -Juli 2014. Hasil penelitian menunjukkan variabel pengetahuan, keyakinan responden, waktu tempuh dan sarana transportasi tidak berhubungan bermakna dengan pemanfaatan puskesmas PONED (p value > 0,05), sedangkan perilaku petugas merupakan factor yang paling bermakna p=0,000 (p value < 0,05) terhadap pemanfaatan puskesmas PONED di Kabupaten Bogor. Dari kelima variabel yang diteliti ternyata setelah diuji multivariate variabel yang paling menentukan terhad ap tingginya pemanfaatan puskesmas PONED adalah perilaku petugas kesehatan di puskesmas. Factor lainnya yang mendukung pemanfaatan pelayanan adalah SDM, sarana prasarana dan juga pemantauan oleh dinas dan organisasi profesi. Masih diperlukan penelitian le bih lanjut agar dapat menggali informasi tentang pemanfaatan puskesmas, disamping itu juga diperlukan sosialisasi, promosi serta perencanaan kebutuhan Puskesmas yang tepat yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemanfaatan layanan kesehatan ibu di pus kesmas PONED. Kata Kunci : Puskesmas PONED, Pemanfaatan, Pengetahuan, Keyakinan Mencari Pengobatan, Waktu Tempuh, Sarana Transportasi dan Perilaku Petugas Kesehatan
Read More
T4364
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amilia Wulandhani; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Atik Nurwahyuni, Pujiyanto, Lina Marlina, Donni Hendrawan
Abstrak:
Ageing population merupakan permasalahan bagi sistem kesehatan di berbagai negara. Lansia merupakan kelompok rentan yang berisiko tinggi menderita penyakit tidak menular kronis, multimorbiditas, serta disabilitas. FKTP menjadi akses pelayanan kesehatan terdekat lansia berkaitan dengan sistem berjenjang dalam skema JKN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan rawat jalan tingkat pertama pada lansia peserta JKN tahun 2022. Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross-sectional menggunakan data sampel BPJS Kesehatan tahun 2023. Pemanfaatan pelayanan RJTP pada lansia peserta JKN tahun 2022 adalah 43,35%. Terdapat hubungan signifikan antara kelompok usia, jenis kelamin, hubungan keluarga, segmen peserta, wilayah tempat tinggal, riwayat penyakit kronis, jenis FKTP, dan kepemilikan FKTP dengan pemanfaatan pelayanan RJTP pada lansia. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan RJTP pada lansia adalah riwayat penyakit kronis dimana lansia dengan riwayat penyakit kronis berpeluang lebih besar (AOR 41,84; 95% CI 37,35-46,87; p value 0,000) memanfaatkan pelayanan RJTP dibandingkan lansia tanpa riwayat penyakit kronis. Diperlukan kerja sama antara Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, dan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan program pelayanan kesehatan lansia seperti ILP, Prolanis, serta mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan RJTP pada lansia.

The ageing population is a problem for the health system across countries. The elderly are a vulnerable population with higher risk of chronic diseases, multimorbidity, and disability. Primary care facilities (FKTP) are the closest access to health services for elderly related to the tiered system in JKN scheme. This study aims to determine factors associated with the utilization of primary outpatient services (RJTP) among elderly JKN participants in 2022. This is a cross-sectional study using BPJS Kesehatan sample data in 2023. This study found RJTP utilization among elderly JKN participants in 2022 was 43,35%. There is a significant relationship between age group, gender, family relationship, participant segment, area of residence, chronic condition, type of FKTP, and ownership of FKTP with the utilization of RJTP. The most dominant factor related to the utilization of RJTP is chronic conditions, where elderly with a chronic disease have a greater chance (AOR 41,84; 95% CI 37,35–46,87; p value 0.000) of utilizing RJTP compared to elderly without a chronic disease. Collaboration is needed between Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, and local government to optimize elderly health service programs such as ILP, Prolanis, and educate people to increase RJTP utilization for the elderly.
Read More
T-7056
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive