Ditemukan 38110 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Mei Sarah Nurkhalizah; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: R. Sutiawan, Yenni Ariestanti
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap berdasarkan SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan menganalisis sampel 3376 anak hidup umur 12-23 bulan di Indonesia tahun 2017 yang terpilih dalam SDKI 2017. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat, bivariat dengan uji chi-square, dan regresi logistik. Temuan dari studi ini adalah cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 44,3%.
Read More
S-10560
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Riviana; Pembimbing: Sabarinah B. Prasetyo; Penguji: Martya Rahmaniati, Ning Sulistyowati
S-10183
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Astried Anggraeni Mirza; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Popy Yuniar, Rahmadewi
Abstrak:
Read More
Indonesia merupakan negara dengan struktur penduduk ekspansif, yaitu mayoritas penduduk berada pada kelompok usia muda. Besarnya populasi usia muda di Indonesia menimbulkan tantangan dalam mengatasi bermacam-macam permasalahan seputar remaja seperti peningkatan masalah kesehatan seksual dan reproduksi yang salah satunya adalah kehamilan remaja. Permasalahan kehamilan remaja yang terjadi dapat menimbulkan banyak dampak negatif, salah satunya dapat berimbas pada mortalitas dan morbiditas di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan remaja antara wilayah perkotaan dan pedesaan di Indonesia. Sumber data penelitian ini adalah hasil SDKI 2017 dengan desain penelitian studi potong lintang (cross sectional). Sampel penelitian ini remaja perempuan usia 15-24 tahun yang memenuhi kriteria, dengan membagi sampel ke dalam dua wilayah, yaitu perkotaan dan pedesaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kehamilan remaja di wilayah perkotaan adalah sebesar 19% sedangkan di wilayah pedesaan adalah sebesar 32,4%. Faktor yang berhubungan dengan kehamilan remaja, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan, meliputi usia, pendidikan, status ekonomi keluarga, status pekerjaan, pengetahuan kontrasepsi, akses media informasi, dan akses fasilitas kesehatan. Didapatkan juga faktor yang paling dominan terhadap kehamilan remaja adalah akses fasilitas kesehatan, baik di wilayah perkotaan (AOR=17,17; 95% CI: 10,65-27,68) maupun pedesaan (AOR=10,73; 95% CI: 7,02-16,38). Melihat temuan penelitian, pihak berwenang disarankan untuk meningkatkan akses fasilitas kesehatan dan memperluas pelayanan KB untuk generasi muda serta menggecarkan promosi kesehatan seksual dan reproduksi.
Indonesia is a country with an expansive population structure, namely that the majority of the population is in the young age group. The large young population in Indonesia creates challenges in overcoming various problems surrounding teenagers, such as the increase in sexual and reproductive health problems, one of which is teenage pregnancy. The problem of teenage pregnancy can have many negative impacts, one of which is mortality and morbidity in Indonesia. This research was conducted to determine the comparison of factors related to teenage pregnancy between urban and rural areas in Indonesia. The data source for this research is the results of the 2017 IDHS with a cross-sectional research design. The research sample consisted of female teenagers aged 15–24 who met the criteria by dividing the sample into two areas, namely urban and rural. The results of this study show that the proportion of teenage pregnancies in urban areas is 19%, while in rural areas it is 32,4%. Factors associated with teenage pregnancy, both in urban and rural areas, include age, education, family economic status, employment status, knowledge of contraception, access to information media, and access to health facilities. It was also found that the most dominant factor in teenage pregnancy was access to health facilities, both in urban areas (AOR=17,17; 95% CI: 10,65-27,68) and rural areas (AOR=10,73; 95% CI: 7,02-16,38). Looking at the research findings, the authorities are advised to increase access to health facilities, expand family planning services for the younger generation, and intensify the promotion of sexual and reproductive health.
S-11578
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sicilia Katherina Levieren; Pembimbing: Besral; Penguji: Milla Herdayati, Winne Widiantini
Abstrak:
Read More
Angka kematian balita digunakan untuk mengukur kelangsungan hidup pada anak dan juga merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan di mana anak-anak hidup. Angka kematian balita di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 32 per 1.000 kelahiran hidup, sehingga angka kematian balita di Indonesia belum mencapai target yang ditetapkan oleh Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu 25 per 1.000 kelahiran hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian balita di Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 dengan desain studi cross sectional dan menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Analisis dilakukan pada seluruh sampel anak terakhir dengan usia 0-59 bulan yang tinggal dengan ibu terpilih sebagai responden. Hasil analisis dengan uji logistik ganda adalah proporsi kematian balita di Indonesia sebesar 1,8% dengan variabel paling berhubungan dominan yaitu riwayat pemberian ASI (AOR: 22.26, 95% CI: 16.72-29.64) dan hubungan yang signifikan didapatkan pada status pekerjaan ibu, jenis bahan bakar masak, jenis kelamin balita, dan berat badan lahir. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pelayanan dan promosi kesehatan pada ibu agar dapat mempersiapkan kehamilan seperti informasi tentang pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan saat masa kehamilan agar dapat mencegah balita lahir prematur dan juga peningkatan pengetahuan tentang jenis bahan bakar masak tidak aman yang mengakibatkan penyakit pada anak hingga berakhir kematian.
The under-five mortality rate was used to measure child survival and also reflects the social, economic, and environmental conditions where children live. The under-five mortality rate in Indonesia is still high which is 32 per 1,000 live births, means the under-five mortality rate in Indonesia has not yet reached the target set by the Sustainable Development Goals (SDGs), which is 25 per 1,000 live births. This study aims to identify the factors associated with under-five mortality in Indonesia from 2012 to 2017 with a cross-sectional study design and uses secondary data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Surveys. The analysis was carried out on all samples of the last child aged 0-59 months living with the mother selected as the respondent. The results of the analysis followed by a multiple logistic regression test showed that the proportion of under-five mortality in Indonesia was 1.8% with the variable that has the biggest correlation, namely the history of breastfeeding (AOR: 22.26, 95% CI: 16.72-29.64) and a significant correlation was found in the mother's employment status, type of cooking fuel, sex of the child, and birth weight. Therefore, there is a need for health services and promotion for mothers so they can prepare for health services and promotion for mothers so they can prepare for pregnancy such as information about fulfilling the nutrition needed during pregnancy to prevent babies born prematurely and also increasing knowledge about the types of unsafe cooking fuels that cause disease in children until it ends a dead.
S-11482
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ratno Widoyo; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: Besral, Tri Yunis Miko Wahyono, Syafrial, M. Edy Hariyanto
Abstrak:
Pneumonia pada anak di Indonesia merupakan penyebab kematian tertinggi setelah diare. Pengendalian pneumonia dapat dilakukan dengan peningkatan cakupan imunisasi campak. Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian imunisasi campak terhadap kejadian pneumonia. Metode penelitiannya adalah cross sectional dengan memanfaatkan 13.062 data anak yang terdapat pada data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012.
Hasil analisis menunjukan prevalensi pneumonia pada anak di Indonesia adalah 5.4% sedangkan cakupan imunisasi campak 82.57%. Pemberian imunisai campak disertai dengan pemberian vitamin A dapat mencegah terjadinya kejadian pneumonia pada anak umur 12-59 bulan sebesar 26,5%. Intervensi pemberian imunisasi campak disertai pemberian vitamin A dilakukan sebagai upaya yang efektif dalam penurunan kejadian pneumonia sehingga dapat dijadiakan salah satu alternative yang dapat disarankan dalam upaya preventif.
Kata kunci : Pneumonia, Campak, Pengendalian, Ana
Read More
Hasil analisis menunjukan prevalensi pneumonia pada anak di Indonesia adalah 5.4% sedangkan cakupan imunisasi campak 82.57%. Pemberian imunisai campak disertai dengan pemberian vitamin A dapat mencegah terjadinya kejadian pneumonia pada anak umur 12-59 bulan sebesar 26,5%. Intervensi pemberian imunisasi campak disertai pemberian vitamin A dilakukan sebagai upaya yang efektif dalam penurunan kejadian pneumonia sehingga dapat dijadiakan salah satu alternative yang dapat disarankan dalam upaya preventif.
Kata kunci : Pneumonia, Campak, Pengendalian, Ana
T-4231
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nur A`isyah Amalia Putri; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Rahmadewi
Abstrak:
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross- sectional dan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu, data sampel Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 1055 wanita usia 45-49 tahun di KTI, 72,2% diantaranya mempunyai lebih dari 2 anak. Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda pada penelitian ini diketahui bahwa faktor umur kawin pertama, umur melahirkan pertama, pemakaian kontrasepsi, indeks kesejahteraan, mortalitas anak, dan jumlah anak yang diinginkan sebagai faktor yang berhubungan dengan jumlah ALH. Mortalitas anak dan jumlah anak yang diinginkan menjadi faktor yang paling berhubungan dengan jumlah ALH.
Read More
S-10697
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Siti Hartinah; Pembimbing: Milla Herdayati; Penguji: Rahmadewi; Besral
Abstrak:
Prevalensi anemia pada ibu hamil harus mengalami penurunan, mengingat angkanya di Indonesia telah termasuk severe public health problem (43,2%).. Penyebab anemia pada ibu hamil lebih besar disebabkan oleh kekurangan zat besi. Maka dari itu diperlukan suplementasi zat besi atau tablet tambah darah untuk ibu hamil guna mencegah risiko yang ditimbulkan dari anemia defisiensi besi pada ibu hamil. Berdasarkan laporan SDKI tahun 2017 diketahui bahwa konsumsi tablet tambah darah sesuai rekomendasi kementerian kesehatan pada ibu hamil hanya 44% dan angka tersebut masih jauh dari target renstra 2015-2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional dan menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan statistik deskriptif, uji chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang mengonsumsi tablet tambah darah minimal 90 tablet sebesar 44,1% (42,8%-45,4%). Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi tablet tambah darah dengan indeks kekayaan, wilayah tempat tinggal, status perkawinan, frekuensi kunjungan ANC, waktu ANC pertama, paritas, dan dukungan suami. Faktor paling dominan yang berhubungan dengan konsumsi tablet tambah darah yaitu frekuensi kunjungan ANC. Oleh karena itu, petugas pelayanan kesehatan perlu memberikan edukasi kepada ibu hamil agar melakukan ANC sesering mungkin yang merupakan bagian dari program pemberian tablet tambah darah guna mengontrol kesehatannya selama hamil untuk mencegah terjadinya risiko kekurangan zat besi.
The prevalence of anemia in pregnant women should decrease, considering the number in Indonesia has included a severe public health problem (43.2%). The cause of anemia in pregnant women is greater due to iron deficiency. Therefore, it is necessary to take iron supplementation or blood-added tablets for pregnant women to prevent the risks posed by iron deficiency anemia in pregnant women. Based on the 2017 IDHS report, it is known that the consumption of blood-added tablets according to the health recommendations of pregnant women is only 44% and this figure is still far from the 2015-2019 Strategic Plan target. This study aims to determine the factors associated with the consumption of blood-added tablets in pregnant women in Indonesia. This study is a quantitative study with a cross-sectional research design and the use of data from the 2017 Indonesian Health Demographic Survey. The analysis in this study was carried out using descriptive statistics, chi-square test and multiple logistic regression. The results showed that the proportion of pregnant women who consumed at least 90 tablets added blood was 44.1% (42.8% -45.4%). There is a significant relationship between the consumption of blood-added tablets with wealth index, area of residence, marital status, frequency of ANC visits, time of first ANC, parity, and husband's support. The most dominant factor related to the consumption of blood-added tablets is the frequency of ANC visits. Therefore, health care workers need to provide education to pregnant women to do ANC as often as possible which is part of the program of giving blood-added tablets to control their health during pregnancy to prevent the risk of iron deficiency.
Read More
The prevalence of anemia in pregnant women should decrease, considering the number in Indonesia has included a severe public health problem (43.2%). The cause of anemia in pregnant women is greater due to iron deficiency. Therefore, it is necessary to take iron supplementation or blood-added tablets for pregnant women to prevent the risks posed by iron deficiency anemia in pregnant women. Based on the 2017 IDHS report, it is known that the consumption of blood-added tablets according to the health recommendations of pregnant women is only 44% and this figure is still far from the 2015-2019 Strategic Plan target. This study aims to determine the factors associated with the consumption of blood-added tablets in pregnant women in Indonesia. This study is a quantitative study with a cross-sectional research design and the use of data from the 2017 Indonesian Health Demographic Survey. The analysis in this study was carried out using descriptive statistics, chi-square test and multiple logistic regression. The results showed that the proportion of pregnant women who consumed at least 90 tablets added blood was 44.1% (42.8% -45.4%). There is a significant relationship between the consumption of blood-added tablets with wealth index, area of residence, marital status, frequency of ANC visits, time of first ANC, parity, and husband's support. The most dominant factor related to the consumption of blood-added tablets is the frequency of ANC visits. Therefore, health care workers need to provide education to pregnant women to do ANC as often as possible which is part of the program of giving blood-added tablets to control their health during pregnancy to prevent the risk of iron deficiency.
S-11114
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ayu Sya`bani Wulandari MD; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Milla Herayati, Rahmadewi
S-8156
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Faldies Amanda; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Andri Mursita
S-9929
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Muhammad Aulia Rahman; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Tri Bayu Purnama
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai faktor apa saja yang memiliki hubungan dengan pemilihan tempat persalinan bagi wanita usia subur berusia 15-49 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan analisis univariat dan bivariat. Populasi dari penelitian ini adalah wanita berusia 15-49 tahun di Indonesia yang pernah melahirkan dalam periode 5 tahun ke belakang dengan jumlah sampel sebanyak 15.357 orang.
Read More
S-10557
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
