Ditemukan 41316 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Mutia Ardhaneswari; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Budi Hartono, Zakianis, Abdur Rahman, Didi Purnama
Abstrak:
Wilayah pertanian berpotensi tinggi mengalami pencemaran pada air tanah yang disebabkan penggunaan dan pemberian pupuk nitrogen pada lahan pertanian seperti NPK dan urea. Pupuk nitrogen yang diaplikasikan pada tanah akan mengalami leaching terbawa air hujan masuk ke dalam tanah. Konsumsi air tanah yang mengandung nitrat dan nitrit dapat mengakibatkan dampak kesehatan seperti Blue Baby Syndrome atau Methemoglobinemia dan kanker. Penelitian ini dilakukan di Desa Cihambulu, Kabupaten Subang dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan yang ditimbulkan dari senyawa nitrat dan nitrit pada air tanah. Sebanyak 33 sampel air tanah dikumpulkan selama bulan Februari 2021 dari sumur warga yang digunakan sebagai sumber utama air minum. Wawancara dilakukan kepada 123 responden yang terdiri dari balita, anak, pria dewasa dan wanita dewasa yang merupakan anggota keluarga yang bertempat tinggal di 33 lokasi pengambilan sampel tersebut untuk memperoleh informasi berat badan, laju konsumsi dan lama tinggal responden di lokasi penelitian. Hasil analisis menunjukkan konsentrasi nitrat (NO3-N) pada air tanah berkisar antara 0,03 - 6,7 mg/L dengan rata-rata 1,38 mg/L sedangkan konsentrasi nitrit (NO2-N) pada air tanah berkisar antara 0,01 - 0,08 mg/L dengan rata-rata 0,02 mg/L. Tingkat risiko kesehatan non karsinogenik menunjukkan nilai RQ < 1 untuk kelompok responden yaitu balita, anak, wanita dan pria dewasa yang menggambarkan bahwa senyawa nitrat dan nitrit pada air tanah tersebut belum menimbulkan risiko kesehatan kepada penduduk Desa Cihambulu.
Read More
T-6230
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Alissa Siti Haura; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Laila Fitria, Abdur Rahman
Abstrak:
Read More
Penelitian ini membahas potensi pencemaran nitrat di Kota Depok dan dampak kesehatannya. Nitrat, bentuk nitrogen yang paling stabil di lingkungan, mayoritas berasal dari septic tank dan limbah domestik. Kepadatan penduduk dan tingkat urbanisasi menjadi pendorong pencemaran nitrat di perkotaan seperti Kota Depok. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi nitrat dan tingkat risiko pajanan nitrat melalui konsumsi air tanah dan air perpipaan di Kota Depok Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL) pada orang dewasa dan anak-anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi nitrat pada air tanah berkisar antara 2,69 – 77,50 mg/L (rata-rata 39,67 mg/L), melebihi konsentrasi nitrat pada air perpipaan yang berkisar antara 0,58 – 21,75 mg/L (rata-rata 7,32 mg/L). Pajanan nitrat melalui konsumsi air tanah dan air perpipaan tidak menimbulkan risiko bagi orang dewasa (RQ≤1). Namun, terdapat risiko pada anak-anak yang mengonsumsi air tanah (RQ>1). Temuan ini konsisten dengan penelitian terdahulu bahwa anak-anak lebih rentan terhadap risiko non-karsinogenik pajanan nitrat melalui konsumsi air tanah. Penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang pencemaran nitrat dan tingkat risiko pajanannya pada masyarakat Kota Depok. Disarankan untuk mengurangi konsumsi air tanah dan beralih ke air perpipaan khususnya bagi anak-anak.
This study examines nitrate contamination in Depok City and its impact on public health. Nitrate, the most stable form of nitrogen in the environment and easily soluble in water, is primarily derived from septic tanks and domestic waste. In urban areas like Depok City, high population density and urbanization contribute to nitrate pollution. This research aims to assess nitrate concentrations and analyze the associated health risks in residential areas of Depok City in 2022. Using the Environmental Health Risk Analysis (EHRA) method and secondary data, the study focused on adults and school-aged children. The results show that nitrate concentrations in groundwater ranged from 2.69 to 77.50 mg/L (average: 39.67 mg/L), exceeding the levels in piped water (ranging from 0.58 to 21.75 mg/L, average: 7.32 mg/L). Nitrate exposure through groundwater and piped water consumption does not pose risks to adults (RQ≤1), but there is a potential risk for children consuming groundwater (RQ>1). These findings align with previous research highlighting children's increased vulnerability to non-carcinogenic risks associated with nitrate exposure from groundwater consumption. To address this issue, reducing groundwater consumption and shifting to piped water are recommended to safeguard public health, especially among children.
S-11284
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Syarifuddin Ahmad; Pembimbing: Abd. Rahman; Penguji: Budi Hartono, Sukanda
S-8504
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Muhammad Abiyyu Akmal; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: R. Budi Haryanto, Suryanta Sapta Atmaja
Abstrak:
Read More
Air minum adalah kebutuhan yang sangat esensial bagi seluruh makhluk hidup termasuk manusia. Air minum dengan kualitas yang memenuhi standar kesehatan sangat penting karena kualitas air yang tidak memenuhi standar kesehatan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan pada orang yang meminumnya. Untuk itu pengadaan akses air minum yang sehat penting untuk diupayakan dalam setiap aspek kehidupan, salah satunya di lingkup pendidikan tinggi. Universitas Indonesia adalah salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang menyediakan akses air siap minum melalui fasilitas kampus yang terletak di Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengestimasi besaran risiko gangguan kesehatan akibat pajanan nitrat dan besi melalui konsumsi air siap minum yang disediakan oleh pihak Kampus UI Depok pada mahasiswa UI. Terdapat 50 responden mahasiswa yang berasal dari 8 (delapan) fakultas yang diamati di lingkungan Kampus UI Depok diwawancara guna mendapatkan data terkait pola konsumsi air siap minum dan antropometri. Konsentrasi nitrat dan besi diketahui dari hasil uji laboratorium sampel air siap minum dari 8 fakultas yang diamati. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa keseluruhan sampel sudah memenuhi baku mutu kesehatan untuk parameter besi. Sedangkan untuk parameter nitrat masih terdapat satu sampel yang memiliki konsentrasi nitrat melebihi baku mutu. Berdasarkan hasil perhitungan analisis risiko, tingkat risiko (RQ) pajanan nitrat melalui konsumsi air siap minum pada mahasiswa di lingkungan Kampus UI Depok pada pajanan realtime parameter nitrat dan besi masing-masing sebesar 0,006 dan 0,001. Sedangkan pajanan lifespan parameter nitrat dan besi melalui konsumsi air siap minum pada lingkup populasi yang sama menunjukan nilai masing-masing sebesar 0,043 dan 0,011. Selain itu tingkat risiko pada semua skenario (intake minimum, rata-rata dan maksimum) baik pada lingkup populasi keseluruhan Kampus UI Depok maupun per fakultas dinyatakan aman atau tidak berisiko (RQ ≤ 1) menyebabkan gangguan kesehatan pada mahasiswa yang mengkonsumsi air siap minum tersebut.
Drinking water is a very essential need which is required by all living creatures including humans. Drinking water that fulfils health standards is important since if drinking water does not meet the required health standards it could cause many health problems to those who consume it. Due to these terms, the provision of access to healthy drinking water is important to strive for in every aspect of life, one of these aspects is in academic realm. Universitas Indonesia is one the campuses in Indonesia that has provided healthy drinking water access to its inhabitants through its campus facility located in Depok City, West Java. This study aims to estimate the health risk cause by exposure to nitrate and iron through the consumption of ready-to drink water provided by Universitas Indonesia. There are 50 student respondents from eight observed faculties that are interviewed to obtain data related to consumption patterns of ready-to-drink water and anthropometry. Nitrate and iron concentrations were known from laboratory test results of ready-to-drink water samples from the 8 observed faculties. Laboratory test results showed that all samples met the health quality standards for iron parameters. As for the nitrate parameter, there is still one sample that has a nitrate concentration that exceeds the quality standard Based on the results of risk analysis calculations, the risk level (RQ) of nitrate exposure through consumption of ready-to-drink water in students at the UI Depok Campus on realtime exposure to nitrate and iron parameters is 0,006 and 0,001, respectively. While exposure to nitrate and iron lifespan parameters through consumption of ready-to-drink water in the same population range showed values of 0,043 and 0,011 respectively. In addition, the level of risk in all scenarios (minimum, average and maximum intake) both in the scope of the overall population of the UI Depok Campus and per faculty is stated to be safe or not at risk (RQ ≤ 1) causing health problems to students who consume ready-to-drink water.
S-11254
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Farizan Nathur Rachman; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Budi Hartono, Rahmawati
S-9612
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nur Hikmah Oktavianti; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Budi Hartono, Nanik Sri Rokhmani
Abstrak:
Pada pertambangan emas rakyat, akan terjadi pencemaran air raksa akibat proses pengolahan emas secara amalgamasi yang akan mempengaruhi kesehatan, disamping kerusakan alam lain seperti kerusakan bentang alam, erosi dan pendangkalan sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran risiko kesehatan akibat pajanan merkuri pada air yang dikonsumsi oleh penduduk di wilayah pertambangan emas skala kecil, Desa Lebaksitu, Kecamatan Lebakgedong , Kabupaten Lebak. Untuk menghitung besarnya risiko dilakukan sampling sebanyak 7 titik yang tersebar di 3 dusun dan dilakukan survey antropometri serta wawancara terhadap 72 penduduk yang tinggal di lokasi penelitian. Dari hasil pengukuran didapatkan nilai konsentrasi yang sama pada setiap sampel yaitu 0,0004 mg/L. Nilai RQ tertinggi jatuh pada responden dengan nilai 5.6522 dan nilai RQ terendah ada pada responden di Lebakpari dengan nilai RQ 0.2483.
Kata kunci: Analisis Risiko, Merkuri, Pertambangan Emas Skala Kecil
In gold mining, mercury pollution will occur due to the processing of gold amalgamation that will affect the health, in addition to other environmental damage such as damage to the landscape, erosion and silting of the river. This study aims to determine the amount of the health risks from exposure to mercury in water consumed by residents in the area of small-scale gold mining, the village Lebaksitu, Lebakgedong subdistrict, Lebak. To calculate the amount of risk sampling as much as 7 point spread in 3 hamlets and performed anthropometric survey and interviews with 72 people living at the sites. From the measurement results obtained concentration values were the same in each sample was 0.0004 mg / L. The highest RQ score is 5.6522 and the lowest RQ values exist among respondents in Lebakpari with RQ value 0.2483.
Keyword: Risk Assessment, Mercury, Artisanal Small Scale Gold Mining
Read More
Kata kunci: Analisis Risiko, Merkuri, Pertambangan Emas Skala Kecil
In gold mining, mercury pollution will occur due to the processing of gold amalgamation that will affect the health, in addition to other environmental damage such as damage to the landscape, erosion and silting of the river. This study aims to determine the amount of the health risks from exposure to mercury in water consumed by residents in the area of small-scale gold mining, the village Lebaksitu, Lebakgedong subdistrict, Lebak. To calculate the amount of risk sampling as much as 7 point spread in 3 hamlets and performed anthropometric survey and interviews with 72 people living at the sites. From the measurement results obtained concentration values were the same in each sample was 0.0004 mg / L. The highest RQ score is 5.6522 and the lowest RQ values exist among respondents in Lebakpari with RQ value 0.2483.
Keyword: Risk Assessment, Mercury, Artisanal Small Scale Gold Mining
S-9246
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Anisa Budiarti; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Zakianis, Riris Nainggolan
S-6649
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yundri; Pembimbing: Abdur Rahman; Penguji: Sri Tjahjani Budi Utami; Kintoko Rochadi
S-4211
Depok : FKM-UI, 2005
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yosi Purnama Sari; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Budi Hartono, Desy Mery Dorsanti
Abstrak:
Pada tahun 2018, KLB diare di DKI Jakarta sebanyak 124 kasus yang tersebar di beberapa Kecamatan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan menganalisis secara statistik faktor lingkungan, permukiman kumuh dan bantaran sungai, kepadatan penduduk dengan kasus KLB diare di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan yakni studi ekologi dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari data Potensi Desa Tahun 2018 dan data Kependudukan yang berasal dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dan menampilkan hasil dengan analisis spasial, meliputi variabel-variabel kasus KLB diare, pembuangan sampah, tempat pembuangan sampah sementara (TPS), jamban keluarga, tempat pembuangan akhir tinja, pembuangan limbah cair, sumber air bersih, sumber air minum, permukiman kumuh, permukiman bantaran sungai, dan kepadatan penduduk. Hasil penelitian ini ditemukan hubungan signifikan antara permukiman kumuh dengan kasus KLB diare tahun 2018 di DKI Jakarta. Secara spasial mengindikasikan adanya hubungan antara keberadaan TPS, sumber air minum, permukiman kumuh, permukiman bantaran sungai dan kepadatan penduduk dengan kejadian KLB diare. Kesimpulan dari penelitian ini yakni kondisi sanitasi secara umum di DKI Jakarta memiliki kondisi yang lebih baik dari angka nasional, namun tingkat kepadatan peduduk di DKI Jakarta melebihi tingkat kepadatan nasional. Daerah tingkat kerawanan terjadi KLB diare yang tinggi terdapat pada 5 kecamatan. Upaya pencegahan peningkatan jumlah kasus KLB diare yang memiliki hubungan dengan sanitasi lingkungan sebaiknya dilakukan kerjasama dengan lintas sektor guna memenuhi cakupan sarana sumber air minum, pengelolaan tinja, pengelolaan limbah cair, relokasi permukiman, dan persebaran penduduk. Kata kunci: KLB diare, sanitasi, permukiman kumuh, kepadatan penduduk In 2018, outbreaks of diarrhea in DKI Jakarta were 124 cases spread across several districts. This research aims to provide an overview and statistically analyze environmental factors, slums and riverbanks, population density with the case of diarrhea outbreaks in DKI Jakarta in 2018. The design of the study uses an ecological study using secondary data from Potensi Desa 2018 data and Population data and presented the result with spatial analysis, including case variables Outbreaks of diarrhea, waste management, temporary landfills (TPS), family latrines, fecal landfills, disposal waste water, clean water, drinking water, slums, riverbank settlements, and population density. The results from this research found a significant association between slums and diarrhea outbreaks in 2018 in DKI Jakarta. Spatially indicate a relationship between the existence of temporary landfills, drinking water sources, slums, riverbank settlements and population density with the occurrence of diarrhea outbreaks. The conclusion from this research is that sanitation conditions in DKI Jakarta have better conditions than the national rate, but the population density in DKI Jakarta exceeds the national density level. Areas with high levels of vulnerability occur outbreaks of diarrhea that are high in 5 districts. To prevent the increasing number of cases of diarrhea outbreaks associated with environmental sanitation should be cooperation across the sector to meet the scope of drinking water, family latrines, disposal wastewater, settlement relocation, and population distribution. Keywords: diarrhea outbreak, sanitation, slums, population density
Read More
S-10499
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Eva Kasih Sembiring; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Bambang Wispriyono, Ema Hermawati, Syafran Arrazy, Slamet Isworo
Abstrak:
Read More
Sungai Cilemahabang merupakan sungai yang terdapat di Kabupaten Bekasi yang mengalir dari Cikarang bagian Selatan menuju Cikarang bagian Utara yang menjadi lokasi penelitian. Cikarang dikenal sebagai Kota industri terbesar di Asia Tenggara, dengan berkembangnya industri dan bertambahnya jumlah penduduk, sungai Cilemahabang terindikasi adanya pencemaran, sebagaimana hasil dari survey awal yang menunjukkan adanya konsentrasi merkuri dalam air sungai. Mengingat potensi bahaya kesehatan dari pajanan merkuri sehingga dilakukan penelitian yang dapat menganalisis risiko kesehatan terhadap masyarakat melalui air tanah (sumur) yang dikonsumsi masyarakat di sekitar wilayah aliran sungai Cilemahabang Desa Waluya dan Desa Karangraharja Kecamatan Cikarang Utara. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) dengan sampel subjek sebanyak 110 orang melalui kuesioner dan sampel lingkungan yaitu air tanah (sumur) sebanyak 8 sampel dianalisis di laboratorium. Selain itu, dilakukan pengambilan sampel air sungai pada bagian hulu, tengah dan hilir Sungai Cilemamahabang untuk melihat pola distribusi di lingkungan. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa terdapat konsentrasi merkuri pada air tanah (sumur) sebesar 0,0027 mg/l yang telah melebih nilai baku mutu berdasarkan Permenkes Nomor 2 Tahun 2023 pada air minum dan konsentrasi merkuri pada air sungai juga telah melebihi nilai baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021. Nilai Risk Quetient (RQ) secara realtime pada masyarakat masih dinyatakan tidak berisiko dengan RQ≤1, namun setelah diproyeksikan hingga 40 tahun kedepan, dinyatakan berisiko dengan nilai RQ>1. Sedangkan untuk RQ individu, terdapat 15% yang sudah berisiko. Sehingga tetap perlu dilakukan pengelolaan risiko untuk meminimalisir dampak kesehatan masyarakat jangka panjang.
Cilemahabang River is a river in Bekasi Regency that flows from the southern part of Cikarang to the northern part of Cikarang, the research location. Cikarang is known as the largest industrial city in Southeast Asia. With industrial development and population growth, the Cilemahabang River has become polluted, and the initial survey results revealed elevated concentrations of mercury in the river water. Considering the potential health hazards of mercury exposure, this study was conducted to analyze the health risks to the community through groundwater (well water) consumed by residents living near the Cilemahabang River Basin in Waluya Village and Karangraharja Village, North Cikarang District. This study used the ARKL method with a subject sample of 110 people through a questionnaire and environmental samples, namely groundwater (well) as many as 8 samples analyzed in the laboratory. In addition, river water samples were taken at the upstream, middle, and downstream of the Cilemamahabang River to see the environmental distribution pattern. Laboratory results show that there is a mercury concentration in groundwater (wells) of 0.0027 mg/l, which has exceeded the quality standard value based on Permenkes Nomor 2 Tahun 2023 in drinking water, and the mercury concentration in river water has also exceeded the quality standard value based on PP Nomor 22 Tahun 2021. The real-time Risk Quetient (RQ) value in the community is still declared not at risk with RQ≤1, but after being projected for the next 40 years, it is stated at risk with an RQ>1 value. As for the individual RQ, 15% are already at risk. So, it is still necessary to carry out risk management to minimize long-term public health impacts.
T-7269
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
