Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32338 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yuki Melati Indriana; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Helen Andriani, Adang Bachtiar, Dyah Eko Judihartanti, Hari Sulistiyono
Abstrak: Mendaki gunung telah menjadi salah satu pilihan aktivitas luar ruangan dengan pertumbuhan peminat paling cepat. Beberapa motivasi individu yang mendorong individu untuk terlibat dalam aktivitas pendakian gunung antara lain untuk mendapatkan pengalaman di alam bebas, relaksasi, kegiatan kebugaran, pengurangan stress, mendapatkan kesenangan, dan untuk alasan kesehatan. Pada aktivitas pendakian Gunung Ciremai, jumlah pendaki mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sebanyak 41.460 pendaki melakukan aktivitas pendakian sepanjang tahun 2017 dan meningkat menjadi 46.995 pendaki sepanjang tahun 2018. Sejumlah risiko yang terlibat dalam aktivitas pendakian gunung seperti intensitas cidera fisik yang parah hingga kematian menjadikan pendakian gunung sebagai salah satu olahraga ekstrim. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis yang bertujuan untuk melakukan manajemen risiko pada aktivitas dan jalur pendakian Gunung Ciremai. Dari hasil identifikasi risiko diketahui risiko yang paling sering muncul dalam aktivitas pendakian gunung ciremai adalah terjatuh dan tergelincir. Kemudian, hasil analisis risiko menunjukkan sejumlah potensi bahaya juga memiliki nilai risiko yang cukup tinggi meliputi faktor cuaca, perilaku berlari ketika turun gunung, dan tidak lengkapnya peralatan pendakian. Faktor cuaca memiliki peran yang cukup besar dalam terjadinya sejumlah insiden seperti dehidrasi, hipotermia, dan pohon tumbang. Faktor cuaca ini semakin diperparah dengan ketidak lengkapan dan ketidak sesuaian peralatan pendakian yang digunakan untuk aktivitas pendakian gunung, sehingga menyebabkan risiko pendaki untuk berada dalam situasi berbahaya semakin tinggi. Perilaku ini berkaitan dengan persepsi risiko pendaki terhadap aktivitas pendakian. Persepsi risiko ini juga mempengaruhi perilaku berisiko yang dilakukan oleh pendaki seperti berlari ketika turun gunung
Read More
B-2233
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Putu Diah Utami Darmayanti; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Helen Andriani, Vetty Yulianty Permanasari, Dina Hanum, Vitrie Winastri
Abstrak:
Persediaan obat yang tidak optimal di rumah sakit dapat berdampak serius terhadap mutu pelayanan kesehatan, efisiensi operasional, dan keselamatan pasien. Salah satu permasalahan yang sering terjadi adalah kekosongan obat, termasuk antibiotik, yang dapat menyebabkan penundaan pengobatan, peningkatan risiko resistensi, serta kerugian finansial akibat back order dan kehilangan penjualan. RS Jakarta sebagai rumah sakit swasta tipe C mengalami 98 kejadian obat kosong selama periode Januari 2024 hingga Maret 2025, dengan 16 kejadian di antaranya adalah kekosongan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian persediaan antibiotik di Instalasi Farmasi RS Jakarta menggunakan metode kombinasi ABC-VEN, serta menghitung kebutuhan safety stock dan reorder point (ROP).  Penelitian ini menggunakan desain operational research dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Data yang digunakan terdiri dari data sekunder selama April 2024 hingga Maret 2025, dan data primer berupa hasil kuesioner VEN. Antibiotik dalam penelitian ini dibagi menjadi kategori reguler dan mata sesuai dengan sediaan. Analisis dilakukan dalam beberapa tahap: analisis ABC nilai investasi, analisis VEN, dan kombinasi analisis ABC-VEN. Selanjutnya dilakukan perhitungan safety stock dan ROP untuk setiap item antibiotik. Evaluasi kinerja dilakukan dengan membandingkan nilai persediaan dan ITOR sebelum dan setelah simulasi perhitungan. Simulasi menunjukkan penurunan nilai persediaan hingga berkisar 28 juta rupiah hingga 62 juta rupiah per bulan, atau sekitar 27%-59% dari persediaan aktual. Selain itu hasil simulasi menunjukan peningkatan nilai ITOR berkisar antara 0,68 hingga 2,66. Maka dapat disimpulkan, metode kombinasi ABC-VEN yang dikombinasikan dengan perhitungan safety stock dan ROP terbukti efektif dalam mengoptimalkan perencanaan persediaan antibiotik di RS Jakarta. 

Inefficient drug inventory management in hospitals can have serious implications for service quality, operational efficiency, and patient safety. A frequent issue is stock-outs, particularly of antibiotics, which may lead to delays in treatment, heightened risk of antimicrobial resistance, and financial losses due to back orders and missed sales opportunities. RS Jakarta, a private Type C hospital, recorded 98 stock-out events between January 2024 and March 2025, 16 of which involved antibiotics. This study aims to evaluate the management of antibiotic inventory at the Pharmacy Department of RS Jakarta by applying the combined ABC-VEN classification method, alongside calculations of safety stock and reorder points (ROP). The study adopts an operational research design with a descriptive quantitative approach. Data sources include secondary data collected from April 2024 to March 2025 and primary data obtained through a VEN classification questionnaire. Antibiotics were categorized into regular and ophthalmic groups based on their dosage forms. The analysis consisted of several steps: ABC analysis based on investment value, VEN categorization, and the integration of both into a combined ABC-VEN matrix. Subsequently, safety stock and ROP were calculated for each antibiotic item. Output  was evaluated by comparing inventory value and the Inventory Turnover Ratio before and after simulation. The simulation results indicated a monthly reduction in inventory value ranging from approximately IDR 28 million to IDR 62 million, representing a 27%–59% decrease compared to the actual inventory. Furthermore, the ITOR values increased by a range of 0.68 to 2.66. These findings suggest that the integration of the ABC-VEN method with safety stock and ROP calculations is an effective strategy for optimizing antibiotic inventory planning at RS Jakarta.
Read More
B-2522
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pita Aprilia; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Purnawan Junadi, Susan Oktiwidya Ananda, Dian Trisnawati
Abstrak:
Persediaan farmasi harus dikelola dengan baik untuk kelancaran operasional dan keuangan rumah sakit. Sistem informasi dibutuhkan untuk mengelola persediaan farmasi agar memudahkan pengambilan keputusan dengan data yang akurat pada waktu yang tepat. RS Premier Jatinegara mengembangkan sistem persediaan baru yaitu RSDI yang menggabungkan informasi data perencanaan hasil analisis metode ABC-VEN dan MMSL, serta informasi terkini status tahap pemesanan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur output dari penggunaan sistem RSDI yang ditinjau dari indikator efektivitas dan efisiensi. Penelitian dilakukan dengan operational research terhadap sampel obat hasil analisis ABC-VEN dan MMSL di Instalasi Farmasi RS Premier Jatinegara setelah dilakukan intervensi. Hasil analisis ABC diperoleh obat kategori A mewakili 70% dari total investasi. Jumlah non esensial mencapai 53% dari total obat secara keseluruhan. Obat kategori EA dan NA memiliki nilai investasi tertinggi yaitu 63%. Apabila obat kategori EA dan NA dikelola dengan baik maka sekitar 63% biaya investasi dapat dikendalikan. Hasil penelitian menunjukan angka kejadian kekosongan obat turun 57%. Kekosongan masih ada karena kondisi stok yang kosong di distributor yang tidak dapat dihindari oleh karena itu integrasi B2B dengan distributor perlu ditingkatkan. Namun nilai ITOR juga turun dari 7 kali menjadi 6 kali. Penyesuaian periode pengadaan, pengurangan lead time distributor dan pengurangan jumlah stok obat non esensial perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi. Informan menyampaikan sistem RSDI membantu memprioritaskan pengadaan ketika obat vital, esensial atau kategori A kosong, mempercepat pengambilan keputusan, menghilangkan permintaan berulang, dan meningkatkan komunikasi antara Instalasi Farmasi-Gudang-Pengadaan. Penelitian diharapkan dapat dilanjutkan agar pencapaian efektivitas dan efisiensi persediaan semakin baik.

Pharmaceutical supplies must be managed well for smooth hospital operations and finances. Information systems are needed to manage pharmaceutical supplies to facilitate decision making with accurate data at the right time. Premier Jatinegara Hospital developed a new inventory system, namely RSDI. This research aims to measure the output from using the RSDI system in terms of indicators of effectiveness and efficiency. The research was carried out using operational research on drug samples resulting from ABC-VEN and MMSL analysis at the Pharmacy Department after the intervention. The results showed that total investment category A drugs is 70%. The number of non-essential drugs reaches 53%. EA and NA category drugs have the highest investment value 63%, if EA and NA category are managed well then around 63% of investment costs can be controlled. The research results showed that the incidence of stock out decreased by 57%. Stock out still exist due to unavailable stock at distributors which cannot be avoided, therefore B2B integration with distributors needs to be improved. However, the ITOR value also fell from 7 times to 6 times. Adjusting the procurement period, reducing distributor lead time, and reducing the amount of non-essential drug needs to be done to increase efficiency. Informants said that the RSDI system helps prioritize procurement when vital or category A drugs are out of stock, speeding up decision making, eliminating repetitive requests, and improving communication between the Pharmacy-Warehouse-Procurement. This research should be continued to achieve better inventory effectiveness and efficiency.
Read More
B-2424
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mirah Wijaya; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Purnawan Junadi, Jeffry Rustandi, Oriza Safrini
Abstrak:
Manajemen logistik dalam sektor kesehatan, khususnya dalam rumah sakit, memiliki peran krusial dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Penelitian ini mengambil kasus Rumah Sakit Azra sebagai studi, dengan fokus pada perencanaan persediaan obat antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan metode ABC indeks kritis, safety stock, dan reorder point (ROP) yang efektif untuk meningkatkan efisiensi manajemen logistik obat di Instalasi Farmasi RS Azra. Penelitian ini melibatkan analisis ABC indeks kritis untuk mengkategorikan obat antibiotik menjadi tiga kelompok: A, B, dan C, serta menghitung safety stock dan ROP untuk setiap obat antibiotik. Hasil analisis akan diimplementasikan dalam manajemen logistik di RS Azra. Evaluasi dilakukan dengan memantau dampak implementasi metode tersebut terhadap kejadian backorder, frekuensi pembelian obat di luar jadwal pemesanan, nilai Inventory Turn Over Ratio (ITOR), dan fill rate di Instalasi Farmasi RS Azra. Hasil penelitian diharapkan akan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang perencanaan obat dalam lingkungan rumah sakit, khususnya obat antibiotik. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan akan membantu RS Azra dalam meningkatkan ketersediaan obat yang tepat waktu dan jumlah sesuai dengan kebutuhan pasien, serta mengoptimalkan anggaran pembelian obat. Penelitian ini juga memiliki potensi untuk memberikan manfaat bagi institusi pendidikan dengan menghasilkan penelitian yang relevan dan berkontribusi dalam pengembangan praktik perencanaan obat di rumah sakit, serta memfasilitasi kolaborasi antara institusi pendidikan dan rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Logistics management in the healthcare sector, especially in hospitals, plays a crucial role in providing quality healthcare services. This research focuses on the case of Azra Hospital, with a specific emphasis on the inventory planning of antibiotic drugs. The aim of this study is to formulate effective methods for the ABC critical index, safety stock, and reorder point (ROP) to enhance the efficiency of drug logistics management in the Pharmacy Department of Azra Hospital. The research involves the analysis of the ABC critical index to categorize antibiotic drugs into three groups: A, B, and C, as well as calculating safety stock and ROP for each antibiotic drug. The results of the analysis will be implemented in the logistics management of Azra Hospital. Evaluation will be conducted by monitoring the impact of these methods on backorder incidents, the frequency of drug purchases outside the ordering schedule, Inventory Turn Over Ratio (ITOR) values, and fill rates in the Pharmacy Department of Azra Hospital. The research results are expected to provide a deeper understanding of drug planning in the hospital environment, particularly for antibiotic drugs. Furthermore, the study is anticipated to assist Azra Hospital in improving the timely availability and quantity of drugs according to patient needs, as well as optimizing drug procurement budgets. This research also has the potential to benefit educational institutions by generating relevant research and contributing to the development of drug planning practices in hospitals, facilitating collaboration between educational institutions and hospitals to enhance the quality of healthcare services.
Read More
B-2420
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raden Chandra Meydia Kundrawan; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Diah Anggraini, Pita Aprilia
Abstrak:
Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang yang berfungsi dalam pengelolaan obat, bahan medis habis pakai dan alat kesehatan di rumah sakit. Ketersediaan obat merupakan faktor yang sangat penting dalam pelayanan rumah sakit dan dapat menentukan mutu pelayanan rumah sakit. RSUD Kalideres melakukan peminjaman obat kepada beberapa instansi untuk mengatasi kekosongan obat pada tahun 2024. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode Lean dan ABC-VEN dalam meningkatkan pengelolaan dan perencanaan obat. Penelitian ini menggunakan metode Lean dalam menganalisis proses pengelolaan dan perencanaan obat untuk mengetahui Current State Stream Map, mengidentifikasi Value Added, Non Value Added dan Waste serta mengimplementasikan Future Stream Map. Metode ABC-VEN digunakan untuk mengklasifikasikan obat sebagai acuan dalam pembuatan kebijakan pengelolaan dan perencanaan obat. Hasil penelitian ditemukan waste overprocessing, overproduction dan waiting dalam proses pengelolaan dan perencanaan obat sehingga dilakukan intervensi dengan pembaruan Standar Prosedur Operasional dan penerapan spreadsheet inventory. Pada ABC Pemakaian, Klasifikasi A sebanyak 11,7%, Klasifikasi B 20,1%, Klasifikasi C 68,2%.  Pada ABC Investasi didapatkan Obat Klasifikasi A 17,2%, Klasifikasi B 29,9%, Klasifikasi C 52,9%. Obat Klasifikasi V 13,6%, Klasifikasi E 80,2%, Klasifikasi N 6,2%. Kesimpulan pengelolaan dan perencanaan obat masih termasuk ke dalam proses un-LEAN dan belum mampu merespon terjadinya peningkatan kebutuhan pelayanan pasien. Penerapan metode Lean dapat mempersingkat proses pengelolaan dan perencanaan obat. Hasil penerapan metode ABC dapat menjadi acuan dalam proses pengelolaan dan perencanaan obat selanjutnya.


Pharmaceutical services are supporting services that function in the management of drugs, disposable medical materials and medical devices in hospitals. The availability of drugs is a very important factor in hospital services and can determine the quality of hospital services. Kalideres Regional Hospital borrows drugs from several agencies to overcome drug shortages in 2024. This study aims to determine the application of the Lean and ABC-VEN methods in improving drug management and planning. This study uses the Lean method in analyzing the drug management and planning process to determine the Current State Stream Map, identify Value Added, Non Value Added and Waste and implement the Future Stream Map. The ABC-VEN method is used to classify drugs as a reference in making drug management and planning policies. The results of the study found waste overprocessing, overproduction and waiting in the drug management and planning process so that interventions were carried out by updating Standard Operating Procedures and implementing spreadsheet inventory. In ABC Usage, Classification A was 11.7%, Classification B 20.1%, Classification C 68.2%. In ABC Investment, Classification A Drugs were 17.2%, Classification B 29.9%, Classification C 52.9%. Classification V Drugs 13.6%, Classification E 80.2%, Classification N 6.2%. The conclusion is that drug management and planning are still included in the un-LEAN process and have not been able to respond to the increasing need for patient services. The application of the Lean method can shorten the process of drug management and planning. The results of the application of the ABC method can be a reference in the process of further drug management and planning.
Read More
B-2552
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Endah Gusnita; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, R. Soeko W. Nindito D., Teuku Nebrisa Zagladin
Abstrak:
Latar belakang: Pelayanan kesehatan merupakan hak dasar masyarakat yang wajib diselenggarakan secara efektif dan efisien oleh rumah sakit, termasuk dalam hal pengelolaan persediaan farmasi. Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai Rumah Sakit Pusat Kanker Nasional memiliki tantangan dalam menjaga ketersediaan obat kanker yang bernilai tinggi dan berisiko kritis. Berdasarkan data capaian indikator Rasio Beban Persediaan Farmasi terhadap Pendapatan Operasional pada periode September–Desember 2024, diketahui bahwa nilai rasio tersebut tidak mencapai target yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Hal ini mengindikasikan perlunya evaluasi terhadap sistem pengendalian persediaan farmasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas analisis ABC-VEN dalam pengendalian persediaan farmasi di RSK Dharmais. Metode: Penelitian menggunakan desain operational research dengan pendekatan campuran kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam kepada informan kunci serta data sekunder dari SIMRS dan laporan rumah sakit tahun 2024. Analisis dilakukan terhadap seluruh item obat yang termasuk dalam formularium rumah sakit. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengelompokan ABC, kelompok A berdasarkan jumlah pemakaian terdiri dari 79 item (6,11%) yang menyumbang 69,93% nilai penggunaan, dan berdasarkan nilai investasi terdiri dari 107 item (8,27%) dengan kontribusi 69,97% dari total investasi. Kelompok obat esensial mendominasi dengan proporsi 79,60% (1.030 item), diikuti oleh kelompok non-esensial 11,90% dan vital 8,50%. Kombinasi analisis ABC-VEN menunjukkan bahwa sebagian besar obat prioritas tinggi adalah obat kanker. Simulasi ITOR menunjukkan bahwa tingkat perputaran persediaan dapat ditingkatkan, sehingga manajemen stok menjadi lebih efisien dan adaptif terhadap kebutuhan klinis. Kesimpulan: Analisis ABC-VEN terbukti efektif dalam mengidentifikasi prioritas pengendalian dan optimalisasi pengelolaan obat kanker di RSK Dharmais, serta berkontribusi dalam peningkatan efisiensi logistik farmasi rumah sakit.Background: Healthcare services are a fundamental right of every citizen and must be delivered effectively and efficiently by hospitals, including the management of pharmaceutical inventories. Dharmais Cancer Hospital, as the National Cancer Center Hospital in Indonesia, faces significant challenges in ensuring the availability of high-cost and critically important cancer drugs. Based on the performance indicator of the Pharmaceutical Inventory Cost Ratio to Operational Revenue for the period of September to December 2024, it was found that the ratio consistently failed to meet the targets set by the Ministry of Health. This condition highlights the need for an evaluation of the pharmaceutical inventory control system. Purpose: This study aims to evaluate the effectiveness of the ABC-VEN analysis in controlling pharmaceutical inventory at Dharmais Cancer Hospital. Method: This research employs an operational research design with a mixed-method approach, incorporating both qualitative and quantitative data. Primary data were collected through in-depth interviews with key informants, while secondary data were obtained from the Hospital Information Management System (SIMRS) and institutional reports from the year 2024. The analysis was conducted on all pharmaceutical items listed in the hospital formulary. Results: The results show that in the ABC classification, Class A drugs based on usage volume included 79 items (6.11%) which accounted for 69.93% of total drug usage value, while based on investment value, 107 items (8.27%) represented 69.97% of total inventory value. Essential drugs dominated the VEN classification with 79.60% (1,030 items), followed by non-essential drugs at 11.90% and vital drugs at 8.50%. The ABC-VEN matrix revealed that most high-priority drugs were cancer medications. ITOR simulation results indicated that inventory turnover could be significantly improved, leading to more efficient and responsive stock management aligned with real clinical needs. Conclusion: ABC-VEN analysis proved effective in identifying inventory control priorities and optimizing the management of cancer drugs at Dharmais Cancer Hospital, thereby enhancing pharmaceutical logistics efficiency.

Read More
T-7387
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sulastri; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Nurlayli
S-6987
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Loly Gusvita Reni; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Atik Nurwahyuni, Endang Apriyani, Budi Hartono
Abstrak: Abstrak

Fungsi pengendalian dan kinerja manajemen persediaan memegang peranan penting dalam siklus logistik. Banyak metode yang digunakan dalam fungsi pengendalian termasuk metode min-max stock dan just in time. Tujuan penulisan adalah untuk mengevaluasi penerapan metode kombinasi min-max stock dan just in time terhadap fungsi logistik dan kinerja manajemen persediaan. Metode penelitian adalah metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan penelusuran dokumen.

Hasil penelitian didapatkan bahwa penerapan metode kombinasi min-max stock dan just in time efektif terhadap fungsi penyimpanan dan distribusi, fungsi pemeliharaan dan fungsi penghapusan tetapi tidak efektif terhadap fungsi perencanaan, penganggaran dan pengadaan. Penerapan metode kombinasi ini menyebabkan kinerja manajemen persediaan menjadi efisien dari segi keuangan tetapi tidak efektif terhadap segi layanan atau operasional.


Function control and inventory management performance played an important role in logistics cycle. Many methods are used in the function control method including min-max stock and just in time. The purpose of writing is to evaluate the application of the method of combination of min-max stock and just in time for the function of logistics and inventory management performance. The research method was qualitative descriptive method. Data collection was carried out with a deep interview and document searches.

Results of the study found that the application of this method is this method to be effective against the function of storage and distribution, maintenance and removal. However, it is not effective against the function of planning, budgeting and procurement. The application of this method causes the performance of inventory management to be efficient in terms of finance but is not effective for service or hospital operations.

Read More
B-1478
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ahmat Yurdiansyah; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Purnawan Junadi, Yahya Ulumuddin, Endang Adriyani
Abstrak:
Manajemen pengelolaan obat sering kali menjadi masalah utama dalam pelayanan farmasi di rumah sakit, terutama dalam proses perencanan dan pengadaan. Masalah tersebut tentunya berdampak pada persediaan obat yang ada dirumah sakit. Penelitian ini ingin menganalisis perencaan obat yang ada di Instalasi Farmasi RS H.L. Manambai Abdulkadir serta melakukan pengendalian persediaan dengan metode minimum maksimum stok level dengan melihat angka safety stock, stok minimum dan stok maksimum persediaan obat di Instalaasi Farmasi . Setelah melakukan pengendalian persediaan dengan metode tersebut dilakukan penilaian terhadap keberhasilan pengendalian dengan menggunakan indikator pengendalian seperti ketepatan perencanaan, perhitungan nilai stock out, perhitungan nilai backorder, perhitungan nilai over stock obat, ITOR dan Fill rate. Hasil penelitian menunjukan Nilai stock out, backorder cost, ITOR dan Fillrate di Instalasi Farmasi diukur pada bulan Januari – April 2024. Dengan hasil rata rata berturut-turut adalah 496 stock out dengan nilai backorder cost sebesar Rp. 45.102.095. Rasio ITOR dengan kisaran 0,88 - 1,12 serta nilai filrate dengan rata-rata 97,35%. Hasil impelentasi analisis metode MMSL pada bulan mei 2024 memberikan dampak positif terhadap penurunan angka stock out, backorder cost, dan fillrate. Namun tidak berdampak signifikan terhadap nilai ITOR, hal ini disebabkan sebelum implementasi dilakukan instalasi farmasi memiliki nilai persediaan obat yang sangat tinggi terutama untuk obat-obatan slow moving atau kategori C ABC Volume. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan obat di Instalasi farmasi RS H.L Manambai Abdulkadir efektif terhadap nilai stock out, backorder cost dan fillrate, tetapi belum efektif dalam nilai ITOR karena masih tingginya nilai persediaan obat.

Medication management often presents a major challenge in hospital pharmacy services, particularly in the planning and procurement processes. These issues significantly impact the inventory of medications available in hospitals. This study aims to analyze the medication planning at the Pharmacy Installation of H.L. Manambai Abdulkadir Hospital and to implement inventory control using the minimum-maximum stock level method by examining the safety stock, minimum stock, and maximum stock levels of medications. After implementing inventory control with this method, the success of the control was evaluated using control indicators such as planning accuracy, stock out value calculation, backorder value calculation, overs tock value calculation, ITOR (Inventory Turnover Ratio), and fill rate. The results of the study showed that the values of stock out, backorder cost, ITOR, and fill rate at the Pharmacy Installation were measured from January to April 2024. The average results were 496 stock outs with a backorder cost of IDR 45,102,095, an ITOR ratio ranging from 0.88 to 1.12, and an average fill rate of 97.35%. The implementation of the MMSL method analysis in May 2024 had a positive impact on reducing stock out numbers, backorder costs, and fill rate. However, it did not significantly affect the ITOR value, as the pharmacy installation had a very high inventory value prior to implementation, especially for slow-moving drugs or category C ABC Volume. Therefore, it can be concluded that the inventory control of medications at the Pharmacy Installation of H.L. Manambai Abdulkadir Hospital is effective in terms of stock out value, backorder cost, and fill rate, but not yet effective in ITOR value due to the still high inventory value of medications.
Read More
B-2458
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irmawati Ummi Masitha; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Mieke Savitri, Syaifuddin Zuhri
S-6134
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive