Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39040 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Muhammad Rudy Ihsani; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Elsye As Safira
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran penilaian risiko kesehatan atau Health Risk Assessment (HRA) terkait pajanan bahaya fisik di empat unit pengolahan minyak dan gas di Indonesia berdasarkan data sekunder sampel pada tahun 2017 hingga 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode semi-kuantitatif yaitu dengan mengalikan tingkat pajanan dengan tingkat konsekuensi bahaya kesehatan sehingga mendapatkan nilai Risk Assessment Matrix (RAM) berdasarkan kepada pedoman penilaian risiko kesehatan International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA) dan International Association of Oil & Gas Producers (OGP) pada tahun 2006. Penilaian risiko kesehatan yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 9 jenis bahaya fisik yang teridentifikasi diantaranya pajanan kebisingan, getaran tangan dan lengan, getaran seluruh tubuh, pencahayaan, iklim kerja panas, radiasi sinar UV, radiasi elektromagnetik, radiasi pengion, dan NORM (Naturally Occurring Radioactive Material). Dengan tingkat risiko tinggi atau kategori prioritas pertama untuk pengendalian sebanyak 62 sampel (16,66%), risiko menengah atau kategori kedua untuk prioritas pengendalian sebanyak 124 sampel (33,33%), risiko rendah atau kategori ketiga untuk prioritas pengendalian sebanyak 84 sampel (22,58%), dan risiko sangat rendah atau kategori tidak memerlukan tindakan pengendalian segera sebanyak 102 sampel (27,42%).
Read More
S-10812
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Prilyana Fajria Imawati; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Elsye As Shafira
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan terkait pajanan bahaya kimia benzene, toluene, dan xylene pada pekerja di unit pengolahan minyak dan gas bumi. Penelitian ini menganalisis pajanan bahaya kimia benzene, toluene, dan xylene di dua unit pengolahan minyak bumi menggunakan metode Chemical Hazard Risk Assessment dari Departemen of Safety and Health Malaysia Tahun 2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa benzene termasuk dalam kategori tingkat risiko kesehatan tinggi, sedangkan toluene dan xylene termasuk dalam kategori tingkat risiko kesehatan rendah. Tingkat pajanan bahaya kimia benzene, toluene, dan xylene dengan nilai rata-rata tertinggi berada pada unit laboratorim.
Read More
S-10723
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Iqbal; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Windi; Hendra
Abstrak: Sektor ketenagalistrikkan menjadi salah satu pekerjaan yang berisiko dengan gangguan akibat paparan tekanan panas. Tekanan panas terjadi akibat dari kombinasi faktor-faktor lingkungan kerja, faktor-faktor pekerjaan dan faktor-faktor individu. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada bulan Maret-Juni 2022 dengan 58 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apparent temperature yang dihasilkan berkisar antara 26oC - 42oC, dengan kelembaban relatif berkisar antara 38,1% hingga 58,2% dan dry bulb antara 24,8oC hingga 37,7oC. Setelah dinilai dengan menggunakan basic thermal risk assessment ditemukan bahwa mayoritas responden tergolong ke dalam kategori low- moderate yaitu 28 responden (48,3%), kemudian very high sebanyak 15 responden (43,1%) dan high sebanyak 5 responden (8,6%). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor individu yaitu usia, indeks massa tubuh, ketersediaan air minum, status aklimatisasi dan status kesehatan dengan tingkat risiko heat stress (nilai p <0,05). Berdasarkan hal tersebut, perusahaan disarankan untuk melakukan upaya lebih lanjut untuk pengendalian tekanan panas berupa pengendalian teknik, pengendalian administratif dan juga personal untuk meminimalisasi risiko heat stress.
The electricity sector is one of the riskiest jobs with disruptions due to exposure to heat stress. Heat stress occurs as a result of a combination of work environment factors, work factors and individual factors. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design conducted in March-June 2022 with 58 respondents. The results showed that the apparent temperature ranged from 26oC - 42oC, with relative humidity ranging from 38.1% to 58.2% and dry bulb between 24.8oC to 37.7oC. After being assessed using a basic thermal risk assessment, it was found that the majority of respondents belonged to the low-moderate category, namely 28 respondents (48.3%), then very high as many as 15 respondents (43.1%) and high as many as 5 respondents (8.6% ). The measurement results show that there is no significant relationship between individual factors, namely age, body mass index, availability of drinking water, acclimatization status and health status with the level of risk of heat stress (p value <0.05). Based on this, the company is advised to make further efforts to control heat stress in the form of technical control, administrative control and also personal control to minimize the risk of heat stress.
Read More
S-11101
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mirsupi Usman; Pembimbing: Milla Tejamaya; Penguji: Hendra; Abdul Kadir, Dippu Rocky Nababan, Laode Syahrizal
Abstrak:
Seiring dengan target pemerintah dalam peningkatan produksi minyak dan gas di lepas pantai, maka penggunaan bahan kimia dalam kegiatan produksi minyak dan gas semakin meningkat, hal ini memunculkan kekhawatiran akan potensi permasalahan kesehatan pekerja, oleh karenanya perlu dilakukan kajian risiko kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko (risk rating/RR) kesehatan terkait pajanan dari kesebelas bahan kimia utama yang digunakan pekerja, pada proses produksi minyak dan gas di kapal FPSO XYZ tahun 2022. Metode Chemical Risk Assessment (CRA) yang digunakan adalah Stoffenmanager® 8 version 5.0 yang merupakan tools untuk menilai risiko kesehatan jalur pajanan inhalasi dan dermal dari penanganan enam bahan kimia oleh production technician di area kerja topside deck dan lima bahan kimia oleh utility operator di area kerja machinery deck. Hasil CRA menunjukkan bahwa tingkat risiko (RR) jalur inhalasi dimana satu bahan kimia kategori risiko tinggi (1,highest) delapan bahan kimia kategori risiko sedang (2, medium), dan dua bahan kimia risiko rendah (3, lowest). Sedangkan berdasarkan risk characterization ratio (RCR) pajanan inhalasi, ada dua bahan kimia yang diketahui nilai RCR task ≥ 1, yang berarti perkiraan konsentrasi emisi yang dihasilkan saat beraktivitas (task concentration estimation/TCE) terhadap potensi bahaya terhirup oleh production technician dan utility operator saat beraktivitas pada jarak yang dekat dengan sumber emisi, dikategorikan berbahaya atau risiko tidak dapat di tolerir (Unacceptable risk). Untuk tingkat risiko dermal efek lokal (skin local), sembilan bahan kimia masuk kategori risiko tinggi dan dua bahan kimia masuk kategori risiko sedang. Sedangkan tingkat risiko dermal efek sistemik (skin uptake), empat bahan kimia kategori risiko sedang, dan tujuh bahan kimia kategori risiko rendah. Hasil risk rating (RR) menentukan pula prioritas tindakan (Action Priority/AP) pengendalian risiko kesehatan. Rekomendasi pengendalian adalah menurunkan tingkat bahaya (HR) dengan melakukan penggantian bahan kimia (subtitusi) dengan bahan kimia yang lebih rendah tingkat bahayanya bagi kesehatan, dan untuk pajanan dermal (ER), otomatisasi proses penanganan, modifikasi teknik pekerjaan dengan membuat sistem penambahan bahan kimia secara gravitasi, menurunkan jumlah dosis pemakaian namun tetap efektif efisien (workplace-related modifiers), mengurangi waktu dan frekuensi penggunaan bahan kimia tersebut (activity time), penambahan ventilasi lokal (LEV) selain ventilasi mekanik, serta menggunakan baju khusus tahan kimia beserta sarung tangannya atau Chemsuit (control measures modifiers)

Along with the government's target to increase offshore oil and gas production, the use of chemicals in oil and gas production activities tends to increase, this raises concerns about potential health problems for workers, therefore it is necessary to conduct a chemical health risk assessment. This study aims to analyze the health risk rating (RR) related to exposure to the eleven main chemicals used by workers in the oil and gas production process on the FPSO XYZ ship in 2022. The Chemical Risk Assessment (CRA) method that is used is Stoffenmanager® 8 version 5.0 which is a tool to assess the health risks of inhalation and dermal exposure lines from the handling of six chemicals by production technicians on the topside deck work area and five chemicals by utility operators on the machinery deck work area. The results of the CRA show that the risk level (RR) for the inhalation route are one chemical in the high risk category (1,highest), eight chemicals in the medium risk category (2, medium), and two chemicals in the low risk category (3, lowest). Meanwhile, based on the risk characterization ratio (RCR) of inhalation exposure, there are two chemicals whose RCR task value is ≥ 1, which means the estimated concentration of emissions produced during the activities (task concentration estimation/TCE) against the potential inhalation hazard by production technicians and utility operators when activities at a close distance to the emission source, are categorized as a dangerous or unacceptable risk. For the level of dermal risk of local effects (skin local), nine chemicals are in the high risk category and two chemicals are in the medium risk category. While the level of risk of dermal systemic effects (skin uptake), four chemicals were in the moderate risk category, and seven chemicals were in the low risk category. The results of the risk rating (RR) also determine the priority of action (Action Priority/AP) for controlling health risks. Control recommendations are to reduce the level of hazard (HR) by replacing chemicals (substitutions) with lower chemicals levels of danger to health, and for dermal exposure (ER), automation of handling processes, modification of work techniques by making chemical addition systems automatically. gravity, reducing the number of doses used but still being effective and efficient (workplace-related modifiers), reducing the time and frequency of using these chemicals (activity time), adding local ventilation (LEV) in addition to mechanical ventilation, and using special chemical resistant clothing and gloves or Chemsuit (control measures modifiers)
Read More
S-11183
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Noer Haliza; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, M. Rifki Al Ikhsan
Abstrak:
Pekerja pada unit produksi minyak dan gas bumi berisiko terpajan berbagai bahaya kimia. Salah satu komponen bahan kimia dari minyak bumi adalah volatile organic compounds (VOC), dengan contoh bahan yang terkenal akan toksisitasnya adalah benzene, toluene dan xylene. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan terkait pajanan benzene, toluene dan xylene pekerja kilang minyak san gas di PT. X. Penelitian ini menganalisis data sekunder pajanan personal BTX melalui rute inhalasi menggunakan active sampler. Dengan menggunakan metode Chemical Health Risk Assessment (CHRA) dari Department of Safety and Health, Malaysia ditemukan bahwa risiko pajanan benzene pada SEG CDU (crude distillation unit) terkategori risiko sangat tinggi. Untuk pajanan toluene dan xylene berada pada tingkat risiko kesehatan rendah pada hampir seluruh SEG. Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan pengendalian yang tepat untuk mengatasi pajanan benzene, toluene dan xylene. Salah satu pengendalian yang direkomendasikan adalah meningkatkan konsistensi penggunaan alat pelindung diri, monitoring pajanan secara kontinu, melaksanakan biomonitoring dan pemeriksaan sel darah tepi.

Workers in oil and gas production units are at risk of exposure to various chemical hazards. One of the chemical components of petroleum is volatile organic compounds (VOC), with examples of materials known for their toxicity being benzene, toluene and xylene. This study aims to analyze health risks related to exposure to benzene, toluene and xylene of oil and gas refinery workers at PT. X. This study analyzes secondary data on personal exposure to BTX via the inhalation route using an active sampler. Using the Chemical Health Risk Assessment (CHRA) method from the Department of Safety and Health, Malaysia, it was found that the risk of benzene exposure in the SEG CDU (crude distillation unit) was categorized as very high risk. Exposure to toluene and xylene is at a low health risk level in almost all SEGs. Based on the research results, appropriate control is needed to overcome exposure to benzene, toluene and xylene. One of the recommended controls is increasing the consistent use of personal protective equipment, continuous monitoring of exposure, carrying out biomonitoring and examining peripheral blood cells.
Read More
S-11650
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yudi Handradika; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Mila Tejamaya, Budiawan, Heni D. Mayawati, Elsye As Safira
Abstrak: Pekerja di lapangan migas, khususnya di lepas pantai memiliki risiko yangtinggi terhadap pajanan BTX di area kerja. Pajanan bersumber dari aktifitas yanglangsung bersentuhan dengan uap dan gas hidrokarbon yang sifatnya mudahmenguap pada suhu kamar (Volatile organic compounds - VOC) sehinggamemungkinkan terhisap oleh para pekerja dan menimbulkan efek kesehatan.Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan tingkat risiko nonkarsinogenik dankarsinogenik dari Pajanan BTX terhadap pekerja lepas pantai beserta manajemenrisiko yang harus dilakukan. Penelitian ini merupakan studi potong lintangmenggunakan pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL) yangmeliputi 4 langkah penting: identifikasi bahaya, analisis dosis-respon, analisispajanan dan karakterisasi risiko. Jumlah sampel berupa 95 orang pekerja tetap diperusahaan hulu migas X. Data penelitian diperoleh melalui wawancara danpengukuran langsung, tingkat risiko dihitung dengan cara membagi asupandengan dosis referensi BTX. Sebagai pembanding (control) dilakukan jugaperhitungan terhadap 7 orang pekerja lepas pantai yang bekerja hanya di kantor(office). Hasil penelitian menunjukkan risiko pajanan benzene non karsinogenikharus diwaspadai bagi pekerja lepas pantai dimana dari perhitungan diketahuinilai RQ (Risk Quotient) yang lebih dari satu baik untuk pajanan realtime (ada21,05% pekerja) maupun pajanan lifetime (61,05% pekerja). Sementara untukrisiko pajanan non karsinogenik dari toluene dan xylene termasuk rendah. Iniditunjukkan dari hasil perhitungan RQ untuk realtime maupun lifetime yangsemuanya (100%) bernilai kurang dari satu (RQ <1). Untuk risiko kesehatanpajanan karsinogenik benzene, diperoleh bahwa 20% pekerja lepas pantaimemiliki efek karsinogenik pada pajanan realtime dan 60% pekerja pada pajananlifetime. Disimpulkan bahwa perlu dilakukan manajemen risiko terhadap pajanansenyawa benzene di lingkungan kerja lepas pantai, agar pekerja terhindar daririsiko kesehatan baik risiko nonkarsinogenik dan risiko karsinogenik jangkapanjang.
Kata kunci:Analisis Risiko, BTX, Pekerja Lepas Pantai
This research has objective to predict carsinogenic and non carcinogeniceffect of BTX exposure to offshore workers and the risk management required. Itis cross sectional study which utilize the environmental health risk assessmentapproach. Sample consists of 95 offshore workers in upstream oil and gascompany X. research data is compiled from direct interview and companymeasurement data. As a control, 7 administrative workers are involved incalculation. The result of this research is non carcinogenic exposure of benzenemust become a high concern which has risk quotient - RQ 21.05% at realtimeexposure and 61.05% at lifetime exposure. There is little risk related to tolueneand xylene. Its respectively RQ is lower than 1 for both of them. For carcinogenichealth risk of benzene, 20% of offshore workers and 60% of offshore workers hascarcinogenic effect to their health risk.It can be concluded that risk management isrequired for being applied in order to minimize the benzene health effect tooffshore workers.
Keyword: Risk Analysis, BTX, Offshore worker.
Read More
T-4438
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aziza Sensiana Sundari; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Mila Tejamaya, Rizky Harnantya
Abstrak: Penelitian ini tentang Hubungan antara Dosis Pajanan Kebisingan Personal dengan Keluhan Subjektif (Non Auditory) Pada Pekerja Di Area Utilities 05 Di Sebuah Perusahaan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi Tahun 2015. Pengukuran dosis pajanan bising personal diukur menggunakan alat Noise Dosimeter, sementara data responden dan keluhan subjektif (non audiotory) diperoleh menggunakan kuesioner. Metode yg digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan melakukan observasi dan pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara dosis pajanan kebisingan personal dan karakteristik pekerja dengan keluhan subjektif (non audiotory).

Kata Kunci: Dosis Pajanan Kebisingan Personal, Keluhan Subjektif (Non Audiotory).

This study is about the relationship between personal noise dose exposure with Subjective complaints (Non Auditory) On Workers At Utilities Area 05 In A Leading Oil and Gas Company in 2015. Personal noise exposure dose was measured by using a Noise Dosimeter, while the data of respondents and subjective complaints (non audiotory) was obtained by a questionnaire. Method which is used in this research is quantitative observation and data collection. The results showed there is no relationship between the personal noise exposure dose with subjective complaints (non audiotory).

Keywords: personal noise dose exposure, Subjective complaints (Non Auditory).
Read More
S-8721
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Errik Yusnaldi Saleh; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Mila Tejamaya, Hendra Jaya, Ivan Stevanus Chandra
Abstrak: PT. X merupakan salah satu perusahan yang bergerak bidang Eksplorasi dan Produksi minyak dan gas yang beroperasi di Gresik, Jawa Timur mengalirkan gas kering dari fasilitas pengolahan darat ke Pembangkit Jawa Bali (PJB). Berdasarkan catatan internal PT.X dari tahun 2007 sampai tahun 2016, terdapat 1 (satu) kali kejadian kebocoran pipa penyalur gas pada bulan Agustus tahun 2015 disebabkan oleh faktor ekternal. Selain terjadinya kecelakaan tersebut, beberapa kegiatan masyarakat yang dekat dan bersinggungan dengan jalur pipa penyalur PT. X terpantau semakin meningkat seiring dengan perkembangan kegiatan industri dan pemukiman padat penduduk di daerah Gresik. Berdasarkan kondisi ini maka diperlukan kajian risiko untuk mendapatkan gambaran profil serta tingkat risiko pipa apabila terjadi kebakaran dan ledakan terutama di daerah padat penduduk. Hasil penelitian dengan menggunakan kajian risiko semi kuantitatif menunjukkan bahwa terdapat beberapa segmen jalur pipa penyalur yang mempunyai nilai Relative Risk (RR) yang rendah dengan nilai 0.7 dan 1.8 dari nilai rata rata RR sebesar 2.4 serta dengan nilai probability of survive berkisar antara 66.9 % sampai 69.4% yang menunjukan risiko terjadinya kecelakan dan adanya konsekuensi terhadap lingkungan paling besar dibanding segmen jalur pipa yang lain. Kajian risiko secara kuantitatif dilakukan terhadap beberapa segmen pipa tersebut dan hasilnya menunjukkan bahwa segmen pipa tersebut masih dalam tingkat risiko yang ACCEPTABLE dan TOLERABLE. Berbagai upaya pencegahan dan mitigasi harus dilakukan oleh PT. X untuk mempertahankan dan menurunkan tingkat risiko pipa penyalur gas sampai tingkat ACCEPTABLE. Kata kunci: Kajian Risiko; Relative Risk ; Probability of survice; Tingkat Risiko. PT. X is one of the oil and gas exploration and production companies operating in Gresik, East Java, transporting dry gas from Onshore Processing Facilities (OPF) to the Java Bali Plant (PJB) through pipeline. Based on internal records of PT.X from 2007 to 2016, there was 1 (one) time occurrence of pipeline failure in August 2015 caused by external factor. In addition to the occurrence of the accident, some activities close to and intersect with the pipeline channel PT. X is observed to increase in line with the development of industrial activities and densely populated in the Gresik area. Based on this condition, an assesment is required in order to obtain a description of the risk profile and the risk level of the pipeline in case of fire and explosion, especially in dense populated areas. From the results of research by using semi-quantitative risk analysis showed that there are several segments of the pipelines that have low Relative Risk (RR) with the value of 0.7 and 1.8 of the average RR value of 2.4 and with probability of survive value ranges from 66.9% to 69.4% . It shows that the risk of accidents and the impact of environmental consequences is greater than the other pipeline segment. Quantitative risk assessments were conducted to the pipeline segments and the results show that the pipeline segment is still at risk level ACCEPTABLE and TOLERABLE. Various mitigation and prevention efforts must be performed by PT. X to maintain and lower the risk level of gas transmission pipeline to ACCEPTABLE levels. Key words : Risk Analysis, Relative Risk, Probability of Survive; Risk Level
Read More
T-4882
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Haikal Muhammad Ariq Andrianto; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Mariani
Abstrak:
Laboratorium Migas merupakan tempat kerja untuk melakukan pengujian, penelitian, dan pengembangan minyak mentah, produk sampingan, hingga produk jadi menggunakan peralatan dan bahan yang ada. Laboratorium memiliki banyak bahaya di dalamnya, tak terkecuali dengan bahaya kimia seperti benzene, toluene dan xylene (BTX). Oleh karena itu, diperlukan kajian risiko kesehatan di Laboratorium Migas untuk mengetahui seberapa besar tingkat risiko BTX terhadap pekerja laboratorium. Kajian risiko kesehatan ini akan mengacu pada CHRA DOSH Malaysia (2018) dimana data yang didapatkan dianalisis menggunakan IHSTAT. Kajian risiko kesehatan dilakukan menyesuaikan dengan SEG yang sudah ditentukan, yaitu unit Crude & Product Classification, unit Facility & Quality, unit Fuel, unit Analytical & Gas, serta unit Petrochemical. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa terdapat tingkat risiko yang tinggi pada pajanan benzene melalui rute inhalasi serta rute dermal terhadap unit Fuel. Sementara itu, pajanan xylene dan toluene berada pada tingkat risiko yang rendah untuk rute pajanan inhalasi serta berada pada tingkat pajanan moderat pada rute pajanan dermal. Dari hasil penelitian terkait tingkat risiko keseharan pada pajanan benzene, toluene, dan xylene, diperlukan peningkatan kesadaran pekerja untuk menggunakan APD tambahan serta peningkatan sistem ventilasi di tempat kerja.

The Oil and Gas Laboratory is a workplace for conducting testing, research and development on crude oil, by-products and finished products using existing equipment and materials. Laboratories have many dangers in them, including chemical hazards such as benzene, toluene and xylene (BTX). Therefore, it is necessary to study health risks in oil and gas laboratories to find out how big the risk level of BTX is to laboratory workers. This health risk study will refer to CHRA DOSH Malaysia (2018) where the data obtained was analyzed using IHSTAT. Health risk studies are carried out in accordance with the SEGs that have been determined, namely the Crude & Product Classification unit, Facility & Quality unit, Fuel unit, Analytical & Gas unit, and Petrochemical unit. The results of the study show that there is a high level of risk of exposure to benzene via the inhalation route and the dermal route on Fuel units. Meanwhile, exposure to xylene and toluene is at a low risk level for the inhalation exposure route and at a moderate exposure level for the dermal exposure route. From the results of research regarding the level of health risk from exposure to benzene, toluene and xylene, it is necessary to increase worker awareness to use additional PPE and improve the ventilation system in the workplace.
Read More
S-11672
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Linda Susilawati; Pembimbing: Doni Hikmat R.
M-701
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
D3 - Laporan Magang   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive