Ditemukan 33187 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Farhan Aulia Rahman; Pembimbing: Artha Prabawa; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Inti Wikanestri
Abstrak:
Analisis spasial dilakukan untuk melihat sebaran serta korelasi antara faktor determinan dengan angka cakupan vitamin A. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang penggunakan pendekatan analisis spasial dan korelasi. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Badan Pusat Statistika dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua tahun 2019.
Read More
S-10835
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Kartika Sari Wanodya; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Rico Kurniawan, Fresty Cahya Maulina
Abstrak:
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui secara spasial kejadian diare balita di wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2019. Data pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat open source dari Dinas Kesehatan Jawa Barat dan BPS Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan analisis spasial. Persentase diare balita tertinggi berada di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan diikuti oleh Kabupaten Garut.
Read More
S-10859
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Riviana; Pembimbing: Sabarinah B. Prasetyo; Penguji: Martya Rahmaniati, Ning Sulistyowati
S-10183
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Zainab Mardhiyah; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Rico Kurniawan, Mutmainah Indriyati
Abstrak:
Read More
Penyebab utama kematian balita di Indonesia adalah pneumonia. Pemberian ASI eksklusif dan suplementasi vitamin A direkomendasikan sebagai strategi pencegahan pneumonia. Meskipun cakupan keduanya telah mencapai target, prevalensi pneumonia meningkat dari 4,8% (2018) menjadi 15% (2023). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif dan vitamin A dengan kejadian pneumonia pada balita usia 12–23 bulan di Indonesia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah potong lintang dengan menggunakan data Survei Kesehatan Indonesia 2023. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara pemberian ASI eksklusif dan vitamin A dengan kejadian pneumonia. Setelah mempertimbangkan variabel interaksi dan mengontrol variabel perancu (jenis kelamin, riwayat diare, dan sumber air minum) ditemukan peningkatan risiko pada balita yang tidak berikan ASI eksklusif (AOR: 1,466; 95%CI: 0,928 – 2,315), meskipun tidak signifikan secara statistik. Sementara itu, hubungan pemberian vitamin A dengan kejadian pneumonia menjadi signifikan (AOR: 3,029; 95%CI: 1,339 – 6,852). Oleh karena itu, diperlukan penguatan program edukasi melalui pemberdayaan masyarakat sebagai strategi promotif-preventif untuk meningkatkan perilaku pemberian ASI eksklusif dan vitamin A dalam upaya pencegahan pneumonia pada balita.
Pneumonia is the leading causes of death among children under five in Indonesia. Exclusive breastfeeding and vitamin A supplementation are recommended strategies for preventing pneumonia. Although the coverage of both has reached national targets, the prevalence of pneumonia increased from 4.8% in 2018 to 15% in 2023. This study aimed to examine the association between exclusive breastfeeding and vitamin A supplementation with the incidence of pneumonia among children aged 12–23 months in Indonesia. This study used a cross-sectional design based on data from 2023 SKI. Data analysis was conducted using univariate, bivariate, and multivariate methods. The results showed no statistically significant association between exclusive breastfeeding and vitamin A supplementation with pneumonia incidence. However, after considering interaction variables and controlling for confounding variables (child’s sex, history of diarrhea, and drinking water source), an increased risk of pneumonia was found among children who were not exclusively breastfed (AOR: 1.466; 95% CI: 0.928–2.315), although the association was not statistically significant. Meanwhile, the association between vitamin A supplementation and pneumonia became statistically significant (AOR: 3.029; 95% CI: 1.339–6.852). Therefore, strengthening educational programs through community empowerment is needed as a promotive-preventive strategy to improve exclusive breastfeeding and vitamin A practices in efforts to prevent pneumonia in children.
Pneumonia is the leading causes of death among children under five in Indonesia. Exclusive breastfeeding and vitamin A supplementation are recommended strategies for preventing pneumonia. Although the coverage of both has reached national targets, the prevalence of pneumonia increased from 4.8% in 2018 to 15% in 2023. This study aimed to examine the association between exclusive breastfeeding and vitamin A supplementation with the incidence of pneumonia among children aged 12–23 months in Indonesia. This study used a cross-sectional design based on data from 2023 SKI. Data analysis was conducted using univariate, bivariate, and multivariate methods. The results showed no statistically significant association between exclusive breastfeeding and vitamin A supplementation with pneumonia incidence. However, after considering interaction variables and controlling for confounding variables (child’s sex, history of diarrhea, and drinking water source), an increased risk of pneumonia was found among children who were not exclusively breastfed (AOR: 1.466; 95% CI: 0.928–2.315), although the association was not statistically significant. Meanwhile, the association between vitamin A supplementation and pneumonia became statistically significant (AOR: 3.029; 95% CI: 1.339–6.852). Therefore, strengthening educational programs through community empowerment is needed as a promotive-preventive strategy to improve exclusive breastfeeding and vitamin A practices in efforts to prevent pneumonia in children.
S-12110
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ratno Widoyo; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: Besral, Tri Yunis Miko Wahyono, Syafrial, M. Edy Hariyanto
Abstrak:
Pneumonia pada anak di Indonesia merupakan penyebab kematian tertinggi setelah diare. Pengendalian pneumonia dapat dilakukan dengan peningkatan cakupan imunisasi campak. Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian imunisasi campak terhadap kejadian pneumonia. Metode penelitiannya adalah cross sectional dengan memanfaatkan 13.062 data anak yang terdapat pada data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012.
Hasil analisis menunjukan prevalensi pneumonia pada anak di Indonesia adalah 5.4% sedangkan cakupan imunisasi campak 82.57%. Pemberian imunisai campak disertai dengan pemberian vitamin A dapat mencegah terjadinya kejadian pneumonia pada anak umur 12-59 bulan sebesar 26,5%. Intervensi pemberian imunisasi campak disertai pemberian vitamin A dilakukan sebagai upaya yang efektif dalam penurunan kejadian pneumonia sehingga dapat dijadiakan salah satu alternative yang dapat disarankan dalam upaya preventif.
Kata kunci : Pneumonia, Campak, Pengendalian, Ana
Read More
Hasil analisis menunjukan prevalensi pneumonia pada anak di Indonesia adalah 5.4% sedangkan cakupan imunisasi campak 82.57%. Pemberian imunisai campak disertai dengan pemberian vitamin A dapat mencegah terjadinya kejadian pneumonia pada anak umur 12-59 bulan sebesar 26,5%. Intervensi pemberian imunisasi campak disertai pemberian vitamin A dilakukan sebagai upaya yang efektif dalam penurunan kejadian pneumonia sehingga dapat dijadiakan salah satu alternative yang dapat disarankan dalam upaya preventif.
Kata kunci : Pneumonia, Campak, Pengendalian, Ana
T-4231
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tika Yuliana; Pembimbing: Besral; Penguji: Evi Martha, Milla Herdayati, Agus Triwinarto, Tiara Luthfie
Abstrak:
Read More
Stunting merupakan pertumbuhan tinggi badan anak yang tidak normal yang disebabkan karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang terlihat sejak balita usia 24 bulan. Angka prevalensi kasus stunting di Provinsi Banten menurut Survei Status Gizi Balita Indonesia (2021) mencapai 294.862 balita dan masuk lima besar daerah dengan angka stunting tertinggi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi frekuensi, hubungan, interaksi dan colinearitas ASI eksklusif dengan kejadian stunting dikontrol oleh factor determinan stunting. Disain studi penelitian yaitu cross sectional dengan mengambil data Riskesdas 2018 mengenai stunting dan faktor determinan stunting. Dari hasil penelitian diperoleh kasus stunting di Provinsi Banten pada baduta usia 6-23 bulan sebanyak 29,2%. Baduta yang tidak mendapatkan ASI secara eksklusif 1,2 kali lebih berisiko mengalami stunting dibandingkan dengan balita yang mendapatkan ASI secara eksklusif setelah dikontrol oleh BBLR, MP-ASI dan panjang badan lahir. Berdasarkan penelitian ini program pemeriksaan kesehatan pra-menikah bekerjasama dengan KUA dan fasilitas kesehatan setempat perlu dilakukan guna mencegah terjadinya BBLR dan panjang badan lahir tidak normal. Serta melakukan penyuluhan berupa praktik pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI pada calon orang tua bayi dan keluarga besar bayi (nenek, kakek, paman, bibi), supaya pengaruh budaya tidak mempengaruhi dalam pemberian ASI eksklusif.
Stunting is an abnormal growth in children's height caused by chronic malnutrition and recurrent infections that have been seen since the age of 24 months. The prevalence rate of stunting cases in Banten Province according to the Indonesian Toddler Nutrition Status Survey (2021) reached 294,862 toddlers and is included in the top five regions with the highest stunting rate in Indonesia. The purpose of this study was to determine the frequency distribution, relationship, interaction and colinearity of exclusive breastfeeding with the incidence of stunting being controlled by the determinants of stunting. The research study design is cross sectional by taking the 2018 Riskesdas data regarding stunting and the determinants of stunting. From the results of the study, it was found that stunting cases in Banten Province in children aged 6-23 months were 29.2%. Under-fives who are not exclusively breastfed are 1.2 times more at risk of experiencing stunting compared to toddlers who are exclusively breastfed after being controlled by low birth weight, complementary foods, and birth length. Based on this research, a pre-marital health check-up program in collaboration with the Office of Religious Affairs and local health facilities needs to be carried out to prevent low birth weight and abnormal birth length. As well as conducting counseling in the form of the practice of exclusive breastfeeding and complementary foods for prospective baby parents and the baby's extended family (grandmothers, grandparents, uncles, aunts), so that cultural influences do not affect exclusive breastfeeding.
T-6512
Depok : FKM UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yohana Septianty Isabel; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Tris Eryando, Verry Adrian
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran kasus hipertensi berdasarkan faktor resiko faktor sosial,faktor fasilitas pelayanan kesehatan, serta faktor pola hidup. Pendekatan spasial dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya interaksi spasial antara faktor-faktor resiko hipertensi dengan kasus hipertensi di wilayah DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan variable program skrining memiliki pola sebaran yang menyebar dengan interaksi spasial yang bersifat negative dan terdapat interaksi spasial antara variable program skrining terhadap kasus hipertensi. Sedangkan variable jumlah puskesmas, jumlah dokter, jumlah ahli gizi, pendidikan rendah, konsumsi alcohol, merokok, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan kurang serat memiliki pola sebaran yang mengelompok dan interaksi spasial yang bersifat positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi spasial antara variable-variabel tersebut terhadap kasus hipertensi. Peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM) oleh puskesmas setempat yang menjadi garda terdepan dalam kegiatan preventif dan promotif diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilam pengendalian kasus hipertensi di wilayah DKI Jakarta.
Read More
S-10813
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Annabel Serafina; Pembimbing: Milla Herdayati; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Dion Zein Nuridzin
Abstrak:
Read More
Latar Belakang: Pneumonia menyebabkan banyak kematian pada anak-anak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pneumonia menyebabkan sebanyak 15,3% kematian pada anak usia 29 hari–11 bulan dan 12,5% kematian pada anak balita usia 12–59 bulan di Indonesia pada tahun 2022. Di Provinsi Jawa Timur, prevalensi pneumonia balita mencapai 3,32%, lebih tinggi dari prevalensi nasional sebesar 1,56%. Hal ini menjadikan Provinsi Jawa Timur sebagai provinsi dengan prevalensi pneumonia balita tertinggi ketiga di Indonesia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mendapatkan pola sebaran kasus pneumonia dan faktor risikonya pada balita di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2022. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan analisis autokorelasi spasial global dan lokal menggunakan Moran’s I. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya autokorelasi spasial imunisasi dasar lengkap dengan kasus pneumonia pada balita. Kasus pneumonia pada balita membentuk pola mengelompok dengan variabel kepadatan penduduk, ASI eksklusif, suplementasi vitamin A, penggunaan bahan bakar utama untuk memasak yang berisiko, dan keberadaan puskesmas. Sementara itu, kasus pneumonia pada balita membentuk pola menyebar dengan variabel penduduk miskin, berat badan lahir rendah, dan gizi buruk. Kesimpulan dan Saran: Kasus pneumonia pada balita dan faktor-faktor risikonya membentuk pola yang berbeda-beda. Pencegahan dan pengendalian pneumonia pada balita dapat disesuaikan dengan karakteristik dari masing-masing kabupaten/kota.
Background: Pneumonia causes many deaths in children throughout the world, including in Indonesia. Pneumonia causes 15.3% of deaths in children aged 29 days–11 months and 12.5% of deaths in children aged 12–59 months in Indonesia in 2022. In East Java Province, the prevalence of pneumonia in under-five children reached 3.32%, higher than the national prevalence of 1.56%. This makes East Java Province the province with the third highest prevalence of under-five children pneumonia in Indonesia. Objective: This study aims to obtain patterns of pneumonia cases and risk factors among under-five children in East Java Province in 2022. Methods: This study uses an ecological study design with global and local spatial autocorrelation analysis using Moran's I. Results: The results show spatial autocorrelation in complete basic immunization in cases of pneumonia in under-five children. Pneumonia cases in under-five children form a pattern that clusters with population density, exclusive breastfeeding, vitamin A supplementation, risky use of primary fuel for cooking, and the presence of community health centers. Meanwhile, cases of pneumonia in under-five children form a widespread pattern with variables such as poverty, low birth weight, and poor nutrition. Conclusions and Recommendations: Pneumonia cases in under-five children and their risk factors form different patterns. Prevention and control of pneumonia in under-five children can be adjusted to the characteristics of each regency/city.
S-11666
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dhea Karina Yuffty; Pembimbing: Besral; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Laila Mahmudah
Abstrak:
Read More
Anak-anak cenderung mengalami risiko kematian tertinggi pada bulan pertama kehidupan. Provinsi Jawa Tengah menempati posisi pertama sebagai penyumbang kematian neonatal tertinggi secara nasional tahun 2021. Pemanfaatan sistem informasi geografis dapat digunakan untuk mengetahui hubungan faktor yang berpengaruh terhadap kematian neonatal sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam proses perencanaan kesehatan selanjutnya melalui aspek spasial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterkaitan antara kematian neonatal dan determinan yang mempengaruhinya secara spasial pada tiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan spasial. Analisis spasial pada penelitian ini menggunakan teknik autokorelasi spasial menggunakan indeks moran. Hasil penelitian menunjukkan terdapat autokorelasi spasial positif antar kabupaten/kota berdasarkan angka kematian neonatal di Provinsi Jawa Tengah. Pola persebaran mengelompok terbentuk pada Variabel BBLR, cakupan komplikasi kebidanan tangani, cakupan komplikasi neonatal ditangani, cakupan kunjungan antenatal (K4), puskesmas, ketinggian wilayah, dan kerapatan jalan terhadap kematian neonatal. Variabel komplikasi neonatal ditangani dan variabel ketinggian wilayah secara signifikansi menunjukkan ada interaksi spasial terhadap kematian neonatal. Wilayah yang berisiko tinggi antara lain Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Wonosobo. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah perlu meningkatkan pemantauan pada wilayah berisiko tinggi, peningkatan sumber daya manusia kesehatan dan sarana prasarana di dataran tinggi, serta penguatan pelaksanaan program P4K untuk memperkecil risiko komplikasi yang dapat berdampak pada kematian bayi baru lahir.
Children tend to experience the highest risk of death in the first month of life. Central Java Province occupies the first position as the highest contributor to neonatal mortality nationally in 2021. Utilization of geographic information systems can be used to determine the relationship of factors that influence neonatal mortality so that it can be taken into consideration in the next health planning process through spatial aspects. The purpose of this study was to determine the relationship between neonatal mortality and the determinants that affect it spatially in each district/city in Central Java Province in 2021. This study used an ecological study design with a spatial approach. Spatial analysis in this study uses spatial autocorrelation techniques using the Moran index. The results showed that there was a positive spatial autocorrelation between districts/cities based on neonatal mortality in Central Java Province. The clustered distribution pattern is formed on the LBW Variable, coverage of obstetric complications handled, coverage of neonatal complications treated, coverage of antenatal visits (K4), health center, area altitude, and road density on neonatal deaths. The neonatal complications variable was treated and the regional altitude variable significantly showed that there was a spatial interaction with neonatal death. Areas that are at high risk include Purbalingga Regency, Banjarnegara Regency, and Wonosobo Regency. The conclusion that can be drawn is that it is necessary to increase monitoring in high-risk areas, increase health human resources and infrastructure in the highlands, and strengthen the implementation of the P4K program to minimize the risk of complications that can impact on newborn mortality.
S-11274
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Anita Dwi Astuti; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Verry Adrian
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis spasial proporsi kejadian penyakit diare dengan kepadatan penduduk, pendidikan rendah, depot air minum, tempat pengelolaan pangan, fasilitas kesehatan (puskesmas), dan tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) di DKI Jakarta tahun 2019. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional karena penelitian dilakukan menggunakan data sekunder yang tersedia di website akses bebas yang meliputi variabel jumlah kejadian diare tahun 2019 untuk setiap kecamatan yang terdiri dari 36 kecamatan, kepadatan penduduk, pendidikan rendah, sumber air minum, tempat pengelolaan pangan, tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan), dan fasilitas kesehatan (puskesmas).
Read More
S-10712
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
