Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39082 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Alysha Lalita Aryanti; Pembimbing: Al Asyary; Penguji: Suyud Warno Utomo, Maria Holly Herawati
Abstrak: Berdasarkan Global TB Report, Indonesia masih menempati urutan ketiga di dunia sebagai negara yang memiliki estimasi kasus terbesar setelah India dan China. Kasus yang ditemukan di Indonesia pada tahun 2021 sudah sebanyak 403.760 kasus atau sebesar 49% dari estimasi kasus yang ada (824.000 kasus). Salah satu wilayah di Indonesia yaitu Jakarta Timur memiliki jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di Provinsi DKI Jakarta dengan total kasus selama tahun 2018-2020 sebanyak 11.988 kasus (31,1%). Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang dapat diakibatkan oleh faktor lingkungan maupun demografi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan antara faktor iklim dan demografi dengan kasus tuberkulosis di Jakarta Timur selama tahun 2018-2020 dengan menggunakan studi ekologi dan analisis spasial, serta unit analisis dalam penelitian ini merupakan seluruh penderita tuberkulosis pada 10 Kecamatan di Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kepadatan penduduk tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kasus Tuberkulosis (p = 0,593) dengan hubungan yang sangat lemah dan berpola positif (r = 0,102), begitu pula hasil analisis korelasi pada faktor iklim seperti curah hujan (r = 0,116), kelembaban udara ( r = 0,238) , dan suhu udara (r = -0,172) memiliki hasil yang sama yaitu tidak ada hubungan yang signifikan atau nilai p > 0,05. Hasil analisis secara spasial diperoleh, bahwa tidak ada hubungan secara spasial antara kasus Tuberkulosis dengan faktor iklim dan demografi. Kesimpulan dalam penelitian ini, tidak ada hubungan yang signifikan antara kasus Tuberkulosis dengan faktor iklim dan demografi, baik secara analisis statistik maupun spasial.
Based on the Global TB Report, Indonesia still ranks third in the world as the country with the largest estimated case after India and China. Cases found in Indonesia in 2021 have reached 403,760 cases or 49% of the estimated existing cases (824,000 cases). One of the regions in Indonesia, namely East Jakarta, has the highest number of tuberculosis cases in DKI Jakarta Province with a total of 11,988 cases (31.1%). Tuberculosis is a disease that can be caused by environmental and demographic factors. This study aims to analyze the determinants between climate and demographic factors with tuberculosis cases in East Jakarta during 2018-2020 using ecological studies and spatial analysis, and the unit of analysis in this study is all tuberculosis patients in 10 sub-districts in East Jakarta. The results showed that population density did not have a significant relationship with Tuberculosis cases (p = 0.593) with a very weak relationship and a positive pattern (r = 0.102), as well as the results of correlation analysis on climatic factors such as rainfall (r = 0.116). , humidity ( r = 0.238 ) , and air temperature ( r = -0.172 ) have the same results , namely there is no significant relationship or p value > 0.05 . The results of the spatial analysis are obtained, that there is no spatial relationship between Tuberculosis cases with climatic and demographic factors. The conclusion in this study, there is no significant relationship between tuberculosis cases with climatic and demographic factors, both statistically and spatially.
Read More
S-11051
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zahra Dhiyanissa; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Debbie Valonda
Abstrak:
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis akibat bakteri Leptospira. DKI Jakarta termasuk dari 11 wilayah endemis. Penelitian ini menganalisis keterkaitan faktor sosial (kepadatan penduduk), iklim (kelembapan, curah hujan, suhu), dan lingkungan (rawan banjir, timbulan sampah) terhadap kasus leptospirosis di lima kota administrasi DKI Jakarta tahun 2017–2023. Hasil menunjukkan hubungan signifikan antara kelembapan, curah hujan, dan daerah rawan banjir (p<0,05), dengan korelasi kelembapan (r = -0,375) dan curah hujan (r = 0,477). Persebaran kasus lebih banyak pada wilayah rawan banjir, timbulan sampah sedang–tinggi, dan kepadatan penduduk sedang. Dengan demikian, perlu dilakukan optimalisasi pelaporan dan kolaborasi lintas sektor dalam mengintervensi masyarakat.


Leptospirosis is a zoonotic disease caused by Leptospira bacteria. DKI Jakarta is one of 11 endemic areas. This study analyzed the relationship between social (population density), climatic (humidity, rainfall, temperature), and environmental (flood-prone, waste generation) factors on leptospirosis cases in five administrative cities of DKI Jakarta in 2017-2023. The results showed a significant relationship between humidity, rainfall, and flood-prone areas (p<0.05), with a correlation of humidity (r = -0.375) and rainfall (r = 0.477). The distribution of cases was more in flood-prone areas, medium-high waste generation, and medium population density. Thus, it is necessary to optimize cross-sector collaboration in intervention. 

Read More
S-12113
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gilang Delia Revorina; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Al Asyary, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak: Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang sebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi virus dengue dari penderita kepada orang lain. Penyakit ini endemik lebih dari 100 negara beriklim tropis dan sub tropis di belahan dunia. Sekitar 1,8 miliar (lebih dari 70%) dari populasi yang berisiko terkena demam berdarah di seluruh dunia tinggal di negara-negara Asia Tenggara dan Wilayah Pasifik Barat, salah satunya Indonesia. Pada tahun 2016, DKI Jakarta ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit DBD, dengan jumlah penderita sebanyak 22.697 kasus dan Incidence Rate (IR) sebesar 220.8 per 100.000 penduduk. Kota Jakarta Barat menjadi salah satu wilayah dengan tingkat kejadian DBD tertinggi dibandingkan dengan kota lain di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis spasial kejadian DBD di Kota Jakarta Barat tahun 2015-2019 dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti demografi, iklim, dan angka bebas jentik. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini yaitu studi ekologi dengan pendekatan analisis spasial dan analisis korelasi untuk melihat kekuatan hubungan antara kejadian DBD dengan faktor kepadatan penduduk, iklim, dan angka bebas jentik. Secara spasial kejadian DBD cenderung terjadi di wilayah dengan tingkat kepadatan tinggi dan ABJ rendah. Secara statistik, analisis korelasi menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kepadatan penduduk, kelembanam udara, dan curah hujan dengan kejadian DBD. Sedangkan suhu udara dan angka bebas jentik menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan terhadap kejadian DBD di Kota Jakarta Barat. Dari 56 kelurahan di Jakarta Barat, terdapat 53 kelurahan yang tergolong tingkat kerawanan tinggi, dan 3 kelurahan tergolong kategori kerawanan sedang terjadinya kasus DBD. Tingginya masalah kasus DBD di Jakarta Barat membuat Dinas Kesehatan sebaiknya meningkatkan upaya atau perencanaan serta optimalisasi pemberdayaan masyarakat dalam pemberantasan kasus DBD.
Kata kunci: Demam Berdarah Dengue (DBD), Kepadatan Penduduk, Iklim, ABJ, Analisis Spasial.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease transmitted by Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes who infected with dengue virus. DHF have been affecting more than 100 tropical and sub-tropical countries in the world. Around 1.8 billion (more than 70%) of the population at risk of dengue fever worldwide live in countries of Southeast Asia and the Western Pacific Region, including Indonesia. In 2016, DKI Jakarta was assigned the status of outbreak of DHF, with a total of 22,697 cases and an incidence rate (IR) of 220.8 per 100,000 population. West Jakarta is one of the regions with the highest DHF incidence rate compared to other cities in DKI Jakarta. This study aims to determine the spatial analysis of the incidence of dengue in West Jakarta in 2015-2019 by considering several factors such as demographics, climate, and larval free index. This study uses an ecological study with a spatial analysis approach and correlation analysis to see the strength of the relationship between the incidence of DHF with factors of population density, climate, and larvae free index. Spatially the incidence of DHF tends to occur in areas with high density and low larvae free index. Statistically, correlation analysis shows that there is a significant relationship between population density, air humidity, and rainfall with the incidence of DHF. Meanwhile, there is no significant correlation between the air temperature and larvae free index with the incidence of DHF in West Jakarta. Result shows that from 56 urban villages in West Jakarta, there are 53 urban villages that are categorized as high vulnerability, and 3 urban villages categorized as medium vulnerability. The high problem of dengue cases in West Jakarta makes the authorities should increase efforts or planning and optimize community empowerment in eradicating dengue cases.
Keywords: Dengue Haemorrhagic Fever (DHF), Population Density, Climate, Larvae Free Index, Spatial Analysis.
Read More
S-10273
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rekhan Melfina; Pembimbing: Ririn Arminsih; Penguji: Bambang Wispriyono, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak: COVID-19 merupakan penyakit infeksius yang hingga saat ini masih menjadi pandemik hampir di seluruh dunia. Jakarta Timur menjadi kota di Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 terbanyak, yakni sebesar 212.021 kasus. Dalam beberapa penelitian dinyatakan bahwa faktor iklim memiliki hubungan dengan kejadian COVID-19. Selain faktor iklim, faktor risiko individu seperti usia dan jenis kelamin juga diketahui dapat mempengaruhi kejadian COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Faktor Individu ( Usia dan Jenis Kelamin ) dan Faktor Iklim ( Suhu Udara, Kelembaban Udara, Kecepatan Angin, dan Curah Hujan) dengan kasus COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan waktu. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang dengan pola negatif antara suhu udara dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang lemah dengan pola positif antara kelembaban udara dan curah hujan dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang sedang dengan pola positif antara kecepatan angin dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang kuat atau sempurna dengan pola positif antara jenis kelamin dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang kuat atau sempurna dengan pola positif pada setiap kelompok usia dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021 .
COVID-19 is an infectious disease that is currently still a pandemic in almost all of the world. East Jakarta is the city in DKI Jakarta Province with the highest number of positive confirmed cases of COVID-19, amounting to 212,021 cases. Several studies have stated that climatic factors have a relationship with the incidence of COVID-19. Apart from climate factors, individual risk factors such as age and gender are also known to influence the incidence of COVID-19. In general, this study aims to determine the relationship between individual factors (age and gender) and climate factors (temperature, humidity, wind speed, and rainfall) with COVID-19 cases in East Jakarta in 2020-2021. This research uses an ecological study design based on time. The results of the study show that there is a moderate relationship with a negative pattern between ambient temperature and confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. There is a weak correlation with a positive pattern between relative humidity and rainfall with confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. There is a moderate correlation with a positive pattern between wind speed and confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. There is a strong or perfect correlation with a positive pattern between male and female sexes with confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. Strong or perfect correlation with positive pattern between all age groups with confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021.
Read More
S-11043
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Indra Nopendri; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Dewi Susanna, Desy Mery Dorsanti
Abstrak:
Pneuumonia merupakan salah satu penyakit pernapasan yang paling banyak menyumbang kematian dan kesakitan pada anak. Pneumonia masih menjadi masalah kesehatan bagi dunia dan Indonesia, terutama pada Kota Jakarta Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor cakupan rumah sehat, faktor individu (BBLR), faktor demografi (kepadatan penduduk), dan faktor iklim (suhu dan curah hujan) dengan kejadian pneumonia pada balita di Kota Jakarta Barat pada tahun 2018-2022. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan analisis korelasi dan analisis spasial dengan unit analisis berupa seluruh kecamatan yang ada di Kota Jakarta Barat selama periode tahun 2018-2022. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa tedapatnya hubungan yang bermakna pada variabel cakupan rumah sehat (r= -0,362), BBLR (r= 0,396), kepadatan penduduk (r= 0,484), suhu (r= 0,332), dan curah hujan (r= -0,544). Pada analisis spasial menunjukan bahwa pola persebaran kejadian pneumonia balita di Kota Jakarta Barat tahun 2018-2022 cenderung banyak terjadi wilayah yang memiliki cakupan rumah sehat rendah dan kepadatan penduduk yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan upaya preventif dan pengendalian dalam menekan kejadian kasus pneumonia yang banyak terjadi pada daerah dengan cakupan rumah sehat rendah dan kepadatan penduduk yang tinggi.

Pneumonia is one of the respiratory diseases that causes the most deaths and morbidity in children. Pneumonia is still a health problem for the world and Indonesia, especially in the city of West Jakarta. This study aims to analyze the relationship between healthy house coverage factors, individual factors (underweight birth), demographic factors (population density), and climate factors (temperature and rainfall) with the incidence of pneumonia in toddlers in West Jakarta City in 2018-2022. This research uses an ecological study design with a correlation analysis and spatial analysis approach with the unit of analysis being all sub-districts in West Jakarta City during the 2018-2022 period. The results of this study show that there is a significant relationship between the variables healthy house coverage (r= -0.362), underweight birth (r= 0.396), population density (r= 0.484), temperature (r= 0.332), and rainfall (r= -0.544). Spatial analysis shows that the distribution pattern of toddler pneumonia in West Jakarta City in 2018-2022 tends to occur in areas with low coverage of healthy homes and high population density. Therefore, preventive and control efforts are needed to reduce the incidence of pneumonia cases which often occur in areas with low coverage of healthy houses and high population density.
Read More
S-11637
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fauzan Rachmatullah; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ema Hermawati, Rismanaadji
S-10096
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irsyad Farhan Africky; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Budi Hartono, Didik Supriyono
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Kabupaten Bogor pada tahun 2015-2019, seperti cakupan rumah sehat, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, suhu, kelembaban, dan curah hujan baik secara statistic dan juga spasial. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi kombinasi atau mix design yang terdiri atas analisis time trend dan juga analisis spasial dengan populasi pada penelitian ini adalah seluruh kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bogor yang berjumlah 40 kecamatan.
Read More
S-10621
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Riska Yuanda Silviana; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Umar Fahmi Achmadi, Didik Supriyono
Abstrak: Tuberkulosis paru salah satu masalah kesehatan yang masih dihadapi di dunia termasuk di wilayah Indonesia, dan masalah kesehatan ini memiliki kaitan dengan lingkungan disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara cakupan rumah sehat, cakupan rumah tangga ber-PHBS, fasilitas kesehatan dan kepadatan penduduk terhadap kasus tuberkulosis paru di Kabupaten Bogor pada tahun 2018-2020. Penelitian dilakukan dengan desain studi ekologi pada populasi kecamatan di Kabupaten Bogor sebanyak 40 kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan signifikan dengan tuberkulosis paru yaitu fasilitas kesehatan, dengan keeratan hubungan yang kuat dan berpola positif (r = 0.564). Variabel kepadatan penduduk juga berhubungan signifikan dengan tuberkulosis paru, dengan keeratan hubungan yang sedang dan berpola positif (r = 0.393). Sedangkan variabel cakupan rumah sehat dan cakupan rumah tangga ber-PHBS tidak berhubungan signifikan dengan tuberkulosis paru. Oleh sebab itu, perlu mengoptimalkan program pencegahan dan pengendalian tuberkulosis paru terutama wilayah kecamatan dengan jumlah kasus yang tinggi.
Pulmonary Tuberculosis is one of the health problems in the world, including in Indonesia and it is related to the environment. This study aims to study the relationship between healthy home coverage, household PHBS coverage, health facilities, and population density in cases of pulmonary tuberculosis in Bogor Regency in 2018-2020. The research was conducted with an ecological study design on a population of as many as 40 sub - districts in Bogor District. The result of this research is the variable of a significant relation with pulmonary tuberculosis was health facilities, with strong relation and positive pattern correlation (r = 0.564). The population density variable was also significantly associated with pulmonary tuberculosis, with medium relation and positive pattern correlation (r = 0.393). Meanwhile the variables of healthy home coverage and PHBS household coverage do not have a significant correlation with pulmonary tuberculosis. Therefore, it is necessary to optimize the pulmonary tuberculosis prevention and control program, especially in sub-districts with a high number of cases
Read More
S-10947
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amanda Hana Ashillah; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Haryoto Kusno Putranto, Erni Pelita Fitratunnisa
Abstrak:
Latar Belakang: Pada tahun 2019, air sumur menjadi sumber air bersih utama bagi 76,18% rumah tangga di Indonesia, tetapi Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah dengan nilai Indeks Kualitas Air terendah ke-3 di Indonesia. Tujuan: Menganalisis hubungan antara faktor topografi, sosio-demografi, dan kejadian banjir terhadap kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019. Metode: Desain studi ekologi dengan menggunakan data sekunder dan unit analisis 261 kelurahan. Data diolah menggunakan uji korelasi dan analisis spasial. Hasil: Kualitas air sumur di sebagian besar wilayah Provinsi DKI Jakarta selama 2017-2019 yaitu sebanyak lebih dari 83% tidak memenuhi syarat dengan rata-rata air sumur tercemar sedang. Wilayah yang kualitas air sumurnya rentan tercemar adalah Kota Jakarta Utara. Faktor yang berhubungan signifikan terhadap kualitas air sumur adalah ketinggian wilayah (p = <0,001), kepadatan penduduk (p = 0,015), dan tingkat pendidikan rendah (p = 0,028). Kesimpulan: Kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019 sebagian besar tidak memenuhi syarat dipengaruhi oleh faktor ketinggian wilayah, kepadatan penduduk, dan tingkat pendidikan. Saran: Pemerintah daerah dan swasta dapat berkolaborasi untuk memperluas jaringan air perpipaan agar kualitas air lebih terjamin serta melakukan publikasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kondisi air sumur, pencegahan, serta cara mengatasi pencemaran air sumur.

Background: In 2019, well water was the primary clean water source for 76.18% of Indonesian households, but DKI Jakarta had the third-lowest Water Quality Index in Indonesia. Objective: To analyze the impact of topographic, socio-demographic factors, and flood events on well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019. Methods: An ecological study using secondary data from 261 urban villages, analyzed with correlation tests and spatial analysis. Results: The quality of well water in most areas of the Province of DKI Jakarta from 2017 to 2019 did not meet standards, with more than 83% of areas having moderately polluted well water. The areas most vulnerable to well water contamination were in North Jakarta. Significant factors were elevation (p < 0.001), population density (p = 0.015), and low education (p = 0.028). Conclusion: Well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019 was mostly substandard due to elevation, population density, and education levels. Recommendation: Local governments and private sectors should expand the piped water network and educate the public on well water quality, prevention, and solutions.
Read More
S-11618
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yoerdy Agusmal Saputra; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Al Asyary, Laila Fitria, Bonnie Medanna Pahlavie, Inggariwati
Abstrak: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Iklim dianggap sebagai prediktor teratas COVID-19, karena dapat menentukan kelangsungan hidup dan penularan Coronavirus. Per tanggal 31 Agustus 2020, dilaporkan total kasus 24.854.140 dari seluruh dunia dengan 838.924 kematian. Di Indonesia, tercatat sebanyak 174.796 kasus COVID-19 dengan 7.417 kematian dari seluruh provinsi yang didominasi oleh kasus dari DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pola hubungan secara korelasi dan spasial faktor iklim mikro terhadap pola kasus COVID-19 serta model prediksi kasus COVID-19 berdasarkan faktor iklim mikro di DKI Jakarta tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan waktu dan tempat dengan integrasi sistem informasi geografis, dan teknik statistik. Hasil uji statistik menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara kelembaban, curah hujan, kecepatan angin rata-rata, dan lamanya penyinaran matahari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dapat menggunakan model prediksi tersebut untuk memprediksi pola kasus, sehingga dapat digunakan untuk merencanakan kegiatan pencegahan dan pengendalian COVID-19.
Read More
T-6218
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive