Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 30802 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Kartika Qonita Putri; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Ede Surya Darmawan, Vetty Yulianty Permanasari, Devi Novianti Santoso, Iing Ichsan Hanafi
Abstrak:
Peningkatan penggunaan alat pelindung diri (APD) oleh tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19 berkontribusi terhadap peningkatan timbulan limbah medis rumah sakit. RSUD Doris Sylvanus merupakan RS Rujukan COVID-19 Provinsi Kalimantan Tengah yang menangani baik pasien COVID-19 dan non COVID-19. Dalam rangka memenuhi standar kesehatan lingkungan rumah sakit yang tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan No.7 tahun 2019, rumah sakit perlu mengupayakan pengelolaan limbah medis rumah sakit yang benar karena rumah sakit memiliki dampak terhadap lingkungan sekitar yang cukup besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ketaatan RSUD Doris Sylvanus dalam melakukan pengelolaan limbah medis APD selama pandemi COVID-19 tahun 2021 sesuai peraturan perundang-undangan.Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui telaah dokumen, observasi langsung, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa timbulan limbah medis meningkat sesuai dengan tren kasus COVID-19 dan sejalan dengan BOR rumah sakit. Estimasi proporsi limbah APD mencapai 22% di area COVID-19 dan 23% di area non COVID-19. Pengelolaan limbah medis APD mengikuti alur limbah medis secara umum karena pada akhirnya limbah APD akan dikelola layaknya limbah medis. Secara keseluruhan, pengelolaan limbah medis yang dilakukan RSDS telah taat terhadap Peraturan Menteri Kesehatan No.7 tahun 2019. Komponen yang masih tidak taat meliputi faktor SDM, kebijakan tertulis pimpinan rumah sakit, pelaporan berita acara penyerahan, jalur pengangkutan belum menggunakan jalur khusus dan warna kemasan. Hasil penelitian merekomendasikan pembuatan program seperti penimbangan limbah medis dan APD di ruangan, pelatihan SDM yang berkelanjutan, pembuatan kebijakan dan SPO, program evaluasi dan penelitian lanjutan terkait laju timbulan limbah medis, efisiensi penggunaan APD, dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan pengelolaan limbah medis di rumah sakit.

The increased use of personal protective equipment (PPE) by health care workers during the COVID-19 pandemic has contributed to an increase in the medical waste generation. Doris Sylvanus General Hospital is a COVID-19 Referral Hospital in Central Kalimantan that provides care for both COVID-19 and non-COVID-19 patients. RSUD Doris Sylvanus is a COVID-19 Referral Hospital in Central Kalimantan Province that treats both COVID-19 and non-COVID-19 patients. In order to meet the environmental health standards in health care facilities as stipulated in the Minister of Health Regulation No. 7 of 2019, hospitals need to put attention on hospital medical waste management because of its huge impact on the surrounding environment. This study aimed to analyze the compliance of Doris Sylvanus General Hospital in managing PPE medical waste during COVID-19 pandemic in accordance with statutory regulations. This research was conducted qualitatively with a case study approach through document review, direct observation, and in-depth interviews. The results showed that medical waste generation increased in accordance with the trend of COVID-19 cases and in line with hospital Bed Occupancy Rate. The proportion of PPE waste showed 22% in the COVID-19 area and 23% in the non-COVID-19 area. The management of PPE medical waste follows the flow of medical waste because PPE waste will be handled like medical waste in the end. Overall, the medical waste management carried out by the RSDS has complied with the Minister of Health Regulation No. 7 of 2019. The components that are still disobedient include human resources factors, hospital policies, report of medical and PPE waste generation, transportation routes and waste bags colour. The results of the study recommend the creation of programs such as weighing medical waste and PPE in the room, continuous HR training, internal policy making and SOPs, evaluation programs and further research related to the rate of medical waste generation, the efficiency of the use of PPE, and factors that affect compliance with medical waste management in hospitals.
Read More
B-2331
Depok : FKM UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Resa Valenti; Pembimbing: Wiku Adisasmito; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Wahyu Sulistiadi, Sumijatun, Mustika Sari
Abstrak:

Kelompok keperawatan merupakan salah satu komponen profesi yang dianggap sebagai kunci dari keberhasilan asuhan kesehatan di rumah sakit (Sumijatun, 2010) dan perawat merupakan SDM yang paling dominan di rumah sakit yaitu sekitar 60-70 % (Gillies,1994). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kinerja dan faktor-faktor yang berhubungan kinerja perawat  serta faktor apa yang paling berhubungan kinerja perawat. Penelitian ini dilakukan terhadap perawat pelaksana di unit rawat inap RSUD dr. Doris Sylvanus  Palangka Raya Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif menggunakan rancangan studi cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner kepada 87 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat pelaksana di unit rawat inap RSUD dr. Doris Sylvanus lebih dari sebagian memiliki kinerja baik (51,7%), sedangkan sisanya memiliki kinerja buruk (48,3%). Dari analisis bivariat didapatkan bahwa variabel struktur organisasi, motivasi dan sikap mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja perawat pelaksana. Pada analisis multivariat dari ketiga variabel tersebut, menunjukkan bahwa motivasi merupakan variabel yang mempunyai hubungan paling bermakna dengan kinerja perawat pelaksana. Dengan hasil tersebut di atas, maka upaya yang disarankan untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana di unit rawat inap adalah dengan memberikan motivasi baik itu berupa kesempatan pengembangan diri/pelatihan/pendidikan ataupun penghargaan. Daftar bacaan : 70 (1987-2011)


 

Nursing is one  the profession component of which is considered as a key to the success of health care in the hospital (Sumijatun, 2010) and nurses are the most dominant human resources at the hospital at around 60-70% (Gillies, 1994). The purpose of the study is to analyze factors related the performance of nurses. This research was conducted on nurse in inpatient unit at dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Hospital 2011. The method of this research is quantitative approaches using cross-sectional study design. The data was collected by filling a questionnaire to 87 samples. This research showed that the performance of nurses in inpatient units of dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Hospital more than half of nurses have good performance is 51.7%, while poor performance is 48.3%. From the bivariate analysis found that the variables of organizational structure, motivation and attitude have a significant relationship with the nurse performance. In multivariate analysis of these three variables, suggesting that motivation is a dominant variable have a relationship with the  performance of nurse in  the inpatient unit. This study, suggested an effort to improve the performance of nurses in inpatient units in term of providing motivation in the form of self-development opportunities / training / education or awards. Bibliography : 70 (1987-2011)

Read More
B-1309
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Triyanti Permatasari; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Puput Oktamianti, Sophia, Muji Wilestanto
Abstrak: Latar belakang: Di masa pandemi COVID-19 saat ini pemakaian alat pelindung diri merupakan cara terbaik untuk meminimalkan resiko terinfeksi. Meskipun manfaatnya telah terbukti, kepatuhan penggunaan APD masih menemui kendala. Penelitian ini bertujuan mengetahui kepatuhan perawat dalam memakai APD di ruang rawat inap COVID-19. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian potong lintang dengan instrumen penelitian berupa kuesioner dan formulir observasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah sampel 109 perawat yang bertugas di ruangan P. Selayar, P. Pagai, P. Tarempa, P. Sangeang, P. Numfor, P. Sibatik. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibagikan melalui link Google Form dan formulir ceklis observasi yang berpedoman pada SPO yang berlaku. Analisis bivariat menggunakan uji T-independen dan uji korelasi . Untuk analisis multivariat variabel penelitian yang berupa ordinal dan interval akan diuji menggunakan Regresi Linear Multivariabel . Hasil dan Kesimpulan: Kepatuhan perawat dalam memakai APD masih perlu ditingkatkan pada kegiatan hand-hygiene. Pengetahuan baik dan sikap yang positif ditunjukkan oleh sebagian besar perawat di ruang rawat inap COVID-19. Saran: Meningkatkan pemahaman perawat mengenai pentingnya melakukan HH diantara kegiatan saat melepas APD. Meningkatkan pelatihan/sosialisasi melalui media digital seperti pembuatan video pengajaran . Menjamin ketersediaan APD untuk semua ukuran. Mengoptimalkan peran IPCLN di ruangan
Background: During the current COVID-19 pandemic, the use of personal protective equipment is the best way to minimize infection risk. Although the benefits have been proven, compliance with the use of PPE still encounters obstacles. The aims of this study is to determine the compliance of nurses in wearing PPE in the COVID-19 inpatient room. Method: This research is a quantitative research with a cross-sectional design with research instruments are questionnaires and observation forms. There are109 nurse where selected based on the total sample who served in P. Selayar, P. Pagai, P. Tarempa, P. Sangeang, P. Numfor, P. Sibatik wards. Data were collected using a questionnaire share via a Google Form link and observation checklist form that is guided by the applicable SOP. Bivariate analysis used Independent T-test and Correlation test. Multivariate analysis of research variables in the form of ordinal and interval tested using Multivariable Linear Regression. by the Data analysis using Linear Regression test. Results and Conclusions: Nurses' compliance in wearing PPE needs to be improved in hand-hygiene activities. Good knowledge and positive attitudes are shown by most of the nurses in the COVID-19 inpatient room. Recomendation: Raise nurses' awareness of HH performance between activities when doffing PPE. Develop training/socialization through digital media such as making teaching videos. Provide availability of PPE for all size. Optimizing the role of IPCLN in the ward.
Read More
B-2210
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widia Hitayani; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Artha Prabawa, Supriyantoro, Devi Novianti Santoso
Abstrak:
RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya melakukan implementasi SIMRS GOS 2 untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan kinerja. Penerimaan penggunaan SIMRS merupakan penentu dalam kesuksesan implementasi. Tenaga medis dan tenaga kesehatan merupakan pengguna SIMRS GOS 2 terbanyak di rumah sakit, sehingga dianggap perlu untuk menganalisis penerimaannya. Analisis penerimaan pengguna dilakukan berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM) dalam penelitian kuantitatif berdesain cross sectional. Responden penelitian sebanyak 265 tenaga medis dan tenaga kesehatan RSUD dr Doris Sylvanus. Analisis dilakukan dengan uji univariat dan Structural Equation Model (SEM).Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan langsung yang positif dan terbukti secara statistik antara persepsi kemudahan dengan persepsi manfaat. Persepsi manfaat memiliki hubungan yang positif dengan sikap. Sikap memiliki hubungan positif dengan niat menggunakan. Niat menggunakan memiliki hubungan positif dengan penggunaan SIMRS GOS 2 secara nyata. Hubungan tidak langsung dan positif didapatkan antara persepsi manfaat dengan niat menggunakan melalui sikap.Tidak didapatkan hubungan langsung antara persepsi kemudahan dengan sikap, demikian pula antara persepsi manfaat dengan niat menggunakan SIMRS GOS 2 oleh para tenaga medis dan tenaga kesehatan di RSUD dr Doris Sylvanus.

RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya implemented SIMRS GOS 2 to improve efficiency, effectiveness, and performance. Acceptance of the use of SIMRS is decisive in successful implementation. Medical personnel and health workers are the most users of SIMRS GOS 2 in hospitals, so it is considered necessary to analyze their acceptance. User acceptance analysis was conducted based on the Technology Acceptance Model (TAM) in quantitative research with a cross sectional design. The respondents of the study were 265 medical personnel and health workers of Dr. Doris Sylvanus Hospital. The analysis was carried out with univariate tests and the Structural Equation Model (SEM). The results of the study found that there was a positive and statistically proven direct relationship between the perception of convenience and the perception of benefits. The perception of benefits has a positive relationship with attitude. Attitude has a positive relationship with intent to use. The intention to use has a positive relationship with the real use of SIMRS GOS 2. An indirect and positive relationship is obtained between the perception of benefits and the intention to use through attitude. There is no direct relationship between the perception of convenience and attitude, nor between the perception of benefits and the intention to use SIMRS GOS 2 by medical personnel and health workers at Dr. Doris Sylvanus Hospital.
Read More
B-2364
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asriyanti Bandaso; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Adang Bachtiar, Hanny Susilo; Sophia
Abstrak: Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan. Selain membawa dampak positif, rumah sakit juga membawa dampak negatif yaitu adanya limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit, yang jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Pada Maret 2020 terjadi bencana non-alam pandemi Covid-19 di Indonesia yang menyebabkan produksi limbah medis padat di rumah sakit meningkat secara signifikan sehingga membutuhkan juga peningkatan kapasitas pengelolaannya dari segi kuantitas dan kualitasnya. Rumkital Dr. Mintohardjo sebagai salah satu rumah sakit rujukan covid-19 telah melaksanakan pengelolaan limbah meski dirasa belum optimal. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) padat melalui pendekatan sistem di Rumkital Dr. Mintohardjo. Jenis penelitian ini adalah observasional, yaitu menggambarkan sistem pengelolaan limbah B3 padat mulai dari input, proses, dan output untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam sistem pengelolaan limbah B3 padat di Rumkital Dr. Mintohardjo. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dan observasi langsung, sedangkan data sekunder diperoleh dari telaah dokumen yang ada. Masalah yang ada pada tahap input adalah kurangnya petugas di bagian kesehatan lingkungan sedangkan pada tahap proses masalahnya berada pada prosedur pelaksanaan pengelolaan limbah B3 padat yang masih belum optimal (belum sesuai dengan standar yang ditetapkan)dan kapasitas mesin incinerator yang tidak sebanding dengan jumlah timbulan limbah B3 padat. Pada tahap output, diharapkan seluruh timbulan timbulan limbah B3 padat dapat terkelola dengan baik. Oleh karena terdapat masalah dalam pengelolaan limbah B3 padat sehingga perlu adanya peningkatan manajemen pengelolaan limbah B3 padat dan adanya evaluasi pengelolaan secara reguler agar tercipta lingkungan rumah sakit yang sehat
Hospital is a health facility that organizes health service activities. Apart from having a positive impact, hospitals also have a negative impact, namely the presence of waste generated from hospital activities, which if not handled properly will have an impact on public health and the environment. In March 2020 there was a non-natural disaster from the Covid-19 pandemic in Indonesia which caused the production of solid medical waste in hospitals to increase significantly, thus requiring an increase in its management capacity in terms of quantity and quality. Dr. Rumkital Mintohardjo as one of the covid19 referral hospitals has implemented waste management even though it is not optimal. This study aims to analyze the management of solid hazardous and toxic (B3) waste through a systems approach at Dr. Rumkital. Mintohardjo. This type of research is observational, which describes the B3 solid waste management system starting from the input, process, and output to find out the problems that exist in the hazardous solid waste management system at Dr. Rumkital. Mintohardjo. The types of data used are primary data and secondary data. Primary data were obtained from in-depth interviews and direct observations, while secondary data were obtained from reviewing existing documents. The problem at the input stage is the lack of officers in the environmental health department, while at the process stage the problem lies in the implementation procedure for B3 solid waste management which is still not optimal (not in accordance with the established standards) and the capacity of the incinerator machine which is not proportional to the amount of B3 waste generation. solid. At the output stage, it is expected that all solid hazardous waste generation will be managed properly. Because there are problems in the management of B3 solid waste, it is necessary to improve the management of B3 solid waste and regular management evaluations in order to create a healthy hospital environment
Read More
B-2190
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Samuel Lay Riwu; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Dumilah Ayuningtyas, Supriyantoro, Rudi Damanik
Abstrak: Pandemi Covid-19 yang terjadi berdampak pada perubahan sistem pelayanan bidang kesehatan termasuk rumah sakit, dimana terjadi perubahan tata kelola rumah sakit termasuk perombakan ruangan untuk melayani pasien Covid-19, alur pelayanan yang berubah dan kinerja keuangan yang berubah oleh karena terjadi peningkatan jumlah pasien Covid-19 yang terjadi di RSUD Umbu Rara Meha Waingapu. Menghadapi perubahan ini, rumah sakit perlu mempunyai suatu alat penilaian kinerja untuk mempertahankan kinerja rumah sakit tetap baik di masa pandemi. Pengukuran kinerja RSUD Umbu Rara Meha Waingapu selama ini selalu hanya melihat dari segi finansial. Pendekatan konsep Balanced Scorecard (BSC) merupakan salah satu alternatif dalam mengukur kinerja. Selain mempertimbangkan faktor keuangan juga mempertimbangkan faktor non keuangan sehingga memberikan penilaian yang lebih komprehensif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana analisa kinerja RSUD Umbu Rara Meha Waingapu dengan pendekatan konsep BSC yang melihat kinerja dari empat perspektif yaitu; Perspektif keuangan, perspektif bisnis internal, perspektif pelanggan, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Read More
B-2260
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gina Tania; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Purnawan Junadi, Zulvi Wiyanti
Abstrak: Di era JKN ini, rumah sakit dituntut harus efisien dalam mengendalikan biaya layanan agar tidak melebihi tarif INA CBGs dengan catatan mutu layanan harus tetap terjaga dengan baik. Penelitian deskriptif kuantitatif ini bertujuan menganalisis biaya berdasarkan tarif rumah sakit dan klaim INA CBGs pada pasien peserta BPJS kasus sectio caesarea di RSUD dr. Doris Sylvanus pada Januari sampai Agustus Tahun 2016.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui biaya yang tidak dibayar sesuai tarif rumah sakit sebesar Rp 1.708.663.354 (42%). Biaya pelayanan persalinan sesar ringan sesuai tarif rumah sakit pada kelas 1 sebesar Rp 10.267.710,-, kelas 2 sebesar Rp 9.441.399,- dan kelas 3 sebesar Rp 8.591.730,-. Komponen biaya tertinggi adalah biaya tindakan operasi. Sehingga perlu dilakukan kajian ulang tarif pelayanan Sectio caesarea.
Kata Kunci : tarif rumah sakit, tarif INA CBGs, Sectio Caesaria.

In this National Health Insurance period, hospital ospitals are required to be efficient in controlling the cost of services so as not to exceed the tariff of INA CBGs with the quality record of the service must be maintained properly. This quantitative descriptive study aims to analyze the cost of Sectio caesarea of BPJS participants based on hospital rates and INA CBGs rates in dr. Doris Sylvanus regional public hospital on January until August 2016.
The result revealed that the unpaid cost according to hospital rates is Rp 1.708.663.354 (42%). The cost of light cesarean delivery service according to hospital rates in grade 1 is Rp 10,267,710,-, 2nd grade is Rp 9,441,399,- and grade 3rd is Rp 8,591,730,-. The highest cost component is the cost of surgery. So it is necessary to review the hospital rates of cesarean delivery service.
Keywords : hospital rate, INA CBGs rate, Sectio Caesaria
Read More
S-9621
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tumpal Simatupang; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Wahyu Sulistiadi, Tangkudung, Suyanto
Abstrak: Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) yang cepat dan tepat sesuai standar waktu response time yang ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Dengan menggunakan metode lean, dapat dirumuskan upaya perbaikan untuk memperpendek waktu response time pada tindakan Seksio sesarea emergensi di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui value stream mapping alur tindakan, mengidentifikasi kegiatan non value added, waste dan kegiatan value added pada setiap alur pelayanan serta merencanakan future state map alur tindakan Seksio sesarea emergensi. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan menggunakan metode lean melalui observasi dan telaah dokumen proses pelayanan dan juga wawancara kepada direksi, tim PONEK, pasien atau keluarga. Alur proses pelayanan PONEK di RSUD dr. Doris Sylvanus melibatkan sub unit terkait mulai dari triase sampai dimulainya tindakan di kamar operasi. Proses pelayanan yang terkait response time tindakan Seksio sesarea emergensi pada penelitian ini yaitu sejak penetapan keputusan tindakan, depo farmasi, BDRS/ PMI, kasir, transfer dan kamar operasi. Hasil penelitian ditemukan pada current state value streaming mapping tindakan seksio sesarea emergensi sebelum dan sesudah intervensi bahwa waktu yang digunakan untuk kegiatan non value added sebesar 41.17% menjadi 33,9% sedangkan kegiatan value added sebesar 58.83% menjadi 66,1% dengan total lead time 114,4 menit menjadi 49,2 menit sehingga masih diperlukan upaya perbaikan untuk memperpendek response time pelayanan PONEK di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya
The Comprehensive Emergency Obstetrics and Newborn Care (CEmONC/PONEK) services are required to reduce maternal deaths and infant mortality in an easy and sufficient response time performance. Improving the response times in the behavior of caesarean sections at RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya by means, the lean method could be established in this research. The aims of this research are to determine the value stream mapping of the flow, value added activities, non-value added activities and waste in the flow of services, and to prepare the future map in PONEK 's unit of RSUD dr Doris Sylvanus for the operational flow. This research used a qualitative approach using lean methods, by reviewing and evaluating data, and by carrying out insightful interviews with PONEK management, the patient and the family, respectively. The PONEK services run by dr. Doris Sylvanus required few things to be considered such as triage, registration, midwife and doctor evaluation, assessments, acts, prescription, cashiers, transfers and operating rooms. Cesarean section response time systems at RSUD dr. Doris Sylvanus's PONEK facilities are based on some of the policy decisions on the pharmacy store, BDR/ PMI, cashier, relocation and surgical room. The results of this study showed that in the current state of the streaming value mapping, before and after intervention, 41.17% of the non valued added activities for the caesarean sections emergency have been used change to 33.9% while the value added activities were showed at 58.83 % change to 66.1% with the total lead time 114.4 minutes change to 49.2 minutes, so that appropriate steps were needed to shorten the caesarean sections response time mapping in PONEK service of dr. Doris Sylvanus Hospital, Palangkaraya
Read More
B-2176
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ermalina E.; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Prastuti Soewondo, Oneng Soekiraten, Beatrix Siregar
Abstrak: Untuk menghadapi kasus COVID-19 di Indonesia, Hospital Disaster Plan (HDP) yang selama ini identik dengan bencana alam harus diimplementasikan dengan berbagai penyesuaian terkait kepentingan rumah sakit untuk melindungi tenaga kesehatannya. HDP sudah ada dalam Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) yang menjadi instrument dalam akreditasi rumah sakit. Tetapi selama ini, HDP hanya menjadi dokumen pelengkap untuk akreditasi saja, tanpa disimulasikan dan disosialisasikan sehingga saat terjadi pandemi ini banyak rumah sakit yang gagap menghadapinya. Banyak tenaga kesehatan yang menjadi korban dalam pandemi ini. Terlepas dari terpapar di tempat kerja atau tidak, tetapi tenaga kesehatan adalah orang yang paling beresiko tertular virus Corona ini. Tesis ini membahas tentang kinerja implementasi HDP di RSUD H. Hanafie Muara Bungo yang telah mengaktifkan sistem HDP sejak Maret 2020. Untuk memperoleh kinerja yang baik dalam pelaksanaan HDP diperlukan sistem keuangan, sumber daya dan pelaksanaan kerja yang baik sehingga pasien dan petugas merasa aman dari penularan virus. Pendekatan yang dapat digunakan untuk evaluasi kinerja keempat aspek tersebut adalah dengan Balanced Scorecard. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif (mixed methode). Instrument yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner dan panduan wawancara mendalam. Populasinya adalah seluruh staf di RSUD H. Hanafie Muara Bungo dan pengambilan sampelnya dilakukan dengan metode purposive sampling. Sebanyak 226 sampel dari dari staf rumah sakit untuk persepektif pelanggan, dan 112 sampel dari tim HDP untuk tiga perspektif lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSUD H. Hanafie telah mengimplementasikan HDP dengan cukup baik. Tingkat kesetujuan untuk perspektif pelanggan dinilai cukup baik yaitu sebesar 61%. Perspektif pelanggan dinilai berdasarkan subvariabel tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty; perspektif proses internal dinilai memiliki kinerja cukup baik yaitu 60,4%. Pada perspektif ini, perlu lebih ditingkatkan komunikasi dan koordinasi tim HDP secara rutin; perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diniliai memiliki kinerja cukup baik yaitu dengan tingkat kesetujuan 70%. Perspektif ini dinilai dari tiga sub variabel yaitu kapabilitas pekerja, kapabilitas sistem informasi dan motivasi pegawai. Sistem kerja HDP telah dilengkapi dengan sistem informasi yang baik dan anggota yang memiliki komitmen, sehingga perlu segera dicarikan solusi terhadap insentif yang tidak cair agar tetap mempertahakan semangat kerja tim. dan perspektif finansial yang dinilai memiliki kinerja kurang yaitu sebesar 51,3%. Pada perspektif ini melihat anggaran dan realisasi dari kegiatan HDP di RSUD H. Hanafie. Sejauh ini belum ada anggaran dan realisasi untuk kegiatan HDP. Dari penelitian ini dapat terlihat bahwa diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik dari semua pihak agar dapat menjalankan HDP dengan baik dalam rangka melindungi semua elemen di rumah sakit, baik staf, pasien maupun pengunjung
To deal with COVID-19 cases in Indonesia, the Hospital Disaster Plan (HDP), which has been synonymous with natural disasters, must be implemented with various adjustments related to the interests of hospitals to protect their health workers. HDP already exists in the National Hospital Accreditation Standard (SNARS) which is an instrument in hospital accreditation. But so far, HDP has only been a complementary document for accreditation, without being simulated and socialized so that when this pandemic occurs, many hospitals are stuttering about it. Many health workers have fallen victim to this pandemic. Regardless of being exposed at work or not, health workers are the people most at risk of contracting this Corona virus. This thesis discusses the performance of HDP implementation at H. Hanafie Muara Bungo Hospital which has activated the HDP system since March 2020. To obtain good performance in HDP implementation, it is necessary to have a good financial system, resources and work implementation so that patients and staff feel safe from transmission. virus. The approach that can be used to evaluate the performance of these four aspects is the Balanced Scorecard. This research is a descriptive analytic study with a quantitative and qualitative approach (mixed method). The instruments used for this research are questionnaires and in-depth interview guides. The population is all staff at H. Hanafie Muara Bungo Hospital and the sample is taken by purposive sampling method. A total of 226 samples from the hospital staff for the customer perspective, and 112 samples from the HDP team for the other three perspectives. The results showed that H. Hanafie Hospital had implemented HDP quite well. The level of agreement for the customer perspective is considered quite good, which is 61%. The customer perspective is assessed based on the subvariables of tangibility, reliability, responsiveness, assurance, and empathy; the internal process perspective is considered to have a fairly good performance, namely 60.4%. From this perspective, it is necessary to improve the communication and coordination of the HDP team on a regular basis; the learning and growth perspective is considered to have a fairly good performance with an agreement level of 70%. This perspective is assessed from three sub-variables, namely worker capability, information system capability and employee motivation. HDP's work system has been equipped with a good information system and committed members, so it is necessary to immediately find a solution for incentives that are not liquid in order to maintain the spirit of team work. and the financial perspective that is considered to have less performance is 51.3%. This perspective looks at the budget and realization of HDP activities at H. Hanafie Hospital. So far there has been no budget and realization for HDP activities. From this research it can be seen that good coordination and cooperation is needed from all parties in order to carry out HDP properly in order to protect all elements in the hospital, both staff, patients and visitors
Read More
B-2212
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Julius Parlin; Pembimbing: Wahyu Sulistiadi; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Surya Ede Darmawan, Akhdrisa Mura Wijaya, Reny Puspita
Abstrak:
Pandemi COVID-19 di Indonesia berdampak pada implementasi Sisrute kasus rujukan ke rumah sakit. Sisrute RSUD Siti Aisyah pada rujukan dalam dan keluar memengaruhi morbiditas dan mortalitas pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Sisrute meliputi kebijakan, kapasitas petugas, sistem jaringan, komunikasi rujukan dan pelayanan rujukan yang berdampak pada keterlambatan respons rujukan. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif melalui observasi lapangan, telaah dokumen dan wawancara mendalam 13 informan yang berkerja di RSUD Siti Aisyah. Penelitian menunjukkan bahwa penolakan rujukan Sisrute dalam dan keluar baik pada kasus COVID-19 dan non- COVID-19 lebih dari 80%. Response time rujukan kurang dari 60 menit paling banyak pada rujukan keluar non-COVID-19 (64%). Alasan penolakan rujukan meliputi ketidaktersediaan ruangan isolasi COVID-19, ICU-COVID-19, ketidaklengkapan berkas rujukan, ketidaktesediaan ruangan perawatan, kendala sistem jaringan, petugas lambat merespons, ketiadaan dokter spesialis, ketiadaan fasilitas kesehatan, kebijakan Dinas Kesehatan lokal terkait penanganan kasus COVID-19 dan lainnya. Pada kebijakan rujukan, tidak terdapat kebijakan Sisrute dan dokumentasi sosialisasi kebijakan dan dilakukan secara lisan dan Whatsapp. Pada kapasitas petugas rujukan, secara umum cukup adekuat untuk aplikasi Sisrute, petugas sudah mendapatkan pelatihan dari RSUD. Kendala kapasitas petugas meliputi kurangnya pengetahuan medis, rendahnya komitmen, kecakapan dan rangkap tugas sehingga berdampak pada lambannya respons rujukan. Pada sistem jaringan rujukan, didapatkan bahwa jaringan komputer dan konektifitas internet yang sama digunakan pada semua layanan yang ada di rumah sakit, SIMRS yang tidak terintergrasi dan infrastruktur penunjang belum adekuat. Komunikasi rujukan dilakukan melalui aplikasi Sisrute dan dibantu telepon dan Whatsapp grup Sisrute se-Sumsel pada sebelum, selama dan setelah rujukan dilakukan. Komitmen petugas, kecepatan penyampaian informasi dan situasi faskes penerima dalam komunikasi rujukan berdampak pada keterlambatan respons Sisrute. Pelayanan rujukan menggunakan pedoman rujukan nasional, tidak memiki pedoman Sisrute, mengikuti alur rujukan, mengikuti prosedur klinis, administratif, dan operasional. Kendala pelayanan rujukan yaitu tidak terpenuhinya persyaratan rujukan, rujukan tidak prosedural, penerimaan keluarga, permasalahan biaya, ketersediaan infrastruktur dan SDM pendamping. Monitoring dan evaluasi tidak dilakukan pada masing-masing variabel. Dengan demikian, Pada implementasi Sisrute di RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau perlu adanya perbaikan dan peningkatan pada kebijakan rujukan, kapasitas petugas rujukan, sistem jaringan rujukan, komunikasi rujukan dan pelayanan rujukan serta dilakukan monitoring dan evaluasi rutin dapat mempercepat proses rujukan guna menekan morbiditas dan mortalitas pasien rujukan.

The Pandemy of COVID-19 in Indonesia has a major impact in referral system implementation of referred cases to hospitals. Integrated Referral System (IRS/Sisrute) both inward and outward referral influence morbidity and mortality cases. This study was conducted to analyse policy, officer capacity, network system, referral communication, and referral services resulting in referral system implementation. It was a case study with qualitative approach through observation, documents research, in-depth interview with 13 informants working at Siti Aisyah General Hospital. The study suggests that Sisrute referral rejection of inward and outward referral to COVID-19 and non-COVID-19 cases was more than 80%. Referral response time suggest less than 60 minutes only occurring in outward non-COVID-19 referral (64%). Reasons for rejectios were unavailability of COVID-19 Isolation dan ICU room, incomplete referral documents, unavaibility of inpatient room, network system issue, late response, health facilities shortage, local government policy against COVID-19 referral cases and other. In referral policy, there is no IRS policy and policy dissemination documentation through spoken and Whatsapp. In officer referral capacity, generally it is sufficient enough to excute IRS application, officers have been acquired trainings from hospital. Challenges in officer capacity resulted from lack of medical knowledges, low commitment, proficiency, double job so that they give impact in later referral response. In referral network system, it found that computer network and internet connectivity used similar system to other services in this hospital, unintegrated hospital information and management system as well as inadequate infrastructure. Referral communication is performed with Sisrute and assisted with calls and Whatsapp South Sumatera group in pre-, whilst, and post-referral. Officer commitment, information delivery rate and local situation may also result in Sisrute late response. Referral service occupy national referral protocol, referral flow, clinical procedures, administrative procedure and operational procedure. The challenges found in referral service were unfulfillment of referral inquiries, unprocedural referral, family acceptance, service cost, infrastructure and health officer companion. Monitoring and evaluation were not performed to each variable in the study. Thus, the implementation of intergrated referral system in Siti Aisyah General Hospital is in the need of improvement in referral policy, officer capacity, referral network capacity, referral communication, and referral service, as well as routine monitoring and evaluation to accelerate the referral process to decrease morbidity and mortality referral cases.
Read More
B-2319
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive