Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 31602 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yoana Anandita; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Dien Anshari, Evi Martha, Iwan Ridwanullah, Ani Herna Sari
Abstrak:

Tesis ini mengeksplorasi tentang pemberian dukungan sosial kepada pasien Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) oleh penyintas di Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo (RSPG), salah satu pusat rujukan pelayanan TBC RO. Penelitian ini mengkaji program dukungan pasien yang diinisiasi oleh kelompok penyintas TB Terjang sejak 2019. Menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif, data dikumpulkan pada Mei 2023 melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian ini melibatkan 14 (empat belas) informan, meliputi Patient Supporter (PS), Manajer Kasus (MK), Perawat, dan pasien TB Resistan Obat. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa mekanisme dukungan sosial yang diberikan PS sebagai penyintas kepada pasien TBC RO di RSPG sudah berjalan, dirasakan manfaatnya baik bagi pasien maupun penyedia layanan kesehatan. Namun, penguatan dalam koordinasi dan forum evaluasi formal diperlukan untuk implementasi yang optimal. Anggaran kegiatan pendampingan bergantung sepenuhnya pada dukungan donor. Peran PS dalam pendampingan pasien berfokus pada pemberian dukungan sosial kepada pasien dan keluarganya. Berbagai bentuk dukungan sosial diidentifikasi, termasuk dukungan emosional, instrumental, informasi, penilaian (appraisal), penghargaan, jaringan, tenaga kerja dan waktu, pengurangan stigma dan diskriminasi, pemantauan pengobatan, bantuan paralegal, dan dukungan kesehatan mental. Penelitian ini menyoroti pentingnya dukungan sosial yang digerakkan oleh penyintas TBC RO untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengalaman baik bagi pasien. Peningkatan mekanisme koordinasi dan evaluasi akan semakin meningkatkan efektivitas program. Dengan mengenali peran para penyintas dan menangani kebutuhan dukungan mereka, fasilitas layanan kesehatan dapat mengembangkan pendekatan komprehensif untuk perawatan dan pengelolaan TBC RO.


 

This thesis, review the provision of social support to drug-resistant tuberculosis (DRTB) patients by survivors at Dr. M. Goenawan Partowidigdo Lung Hospital (RSPG), a referral center for DRTB service. The study examines patient support programs initiated by a TB survivors’ group Terjang since 2019. Employing a qualitative case study approach, data was collected in May 2023 through in-depth interviews, observations, and document reviews. The research involved 14 informants, including Patient Supporters (PS), Case Managers (MK), Nurses, and Drug Resistant TB patients. The study findings reveal that the mechanism of social support provided by PS as survivor to TB patients at RSPG has been implemented, benefiting both patients and healthcare providers. However, improvements in coordination and formal evaluation forums are necessary for optimal implementation. The program's budget relies entirely on donor support. PS's role in patient accompaniment focuses on providing social support to patients and their families. Various forms of social support were identified, including emotional, instrumental, informational, appraisal, appreciation, network, labor and time support, stigma and discrimination reduction, treatment monitoring, paralegal assistance, and mental health support. This research highlights the importance of survivor-driven social support in improving the well-being and experiences of drug-resistant TB patients. Enhancing coordination and evaluation mechanisms will further enhance the program's effectiveness. By recognizing the role of survivors and addressing their support needs, healthcare institutions can develop comprehensive approaches to TB care and management. .

 

 

Read More
T-6690
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuthia Deni; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Helda, Hendri Putra, Regina Tiolina Sidjabat
Abstrak:
Kusta dapat menyebabkan kecacatan permanen dan mempengaruhi aspek sosial serta ekonomi penderita. Di Kota Pariaman, persentase penderita kusta yang menyelesaikan pengobatan menurun dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bentuk dukungan sosial yang diterima penderita kusta selama pengobatan berdasarkan Social Support Theory for Health, menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Informan penelitian terdiri dari delapan penderita kusta, tujuh petugas Puskesmas, seorang pemegang program kusta di Dinas Kesehatan, dan delapan anggota keluarga penderita. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan Focus Group Discussion pada bulan Maret-April 2024 dan dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan semua penderita kusta menjalani pengobatan selama 12 bulan. Mayoritas penderita konsisten dalam pengobatan meskipun menghadapi efek samping dan motivasi yang rendah. Semua penderita menerima dukungan sosial berupa dukungan emosional, instrumental, informasi, penghargaan, dan jaringan sosial, baik dari keluarga, petugas Puskesmas dan pengelola program kusta Dinas Kesehatan Kota Pariaman. Dukungan emosional meningkatkan motivasi penderita, sementara dukungan instrumental dari keluarga seperti bantuan finansial berperan dalam memfasilitasi proses pengobatan. Puskesmas dan Dinas Kesehatan memberikan dukungan melalui penyuluhan tentang kusta dan deteksi dini ketika melakukan kunjungan rumah dan pengantaran obat. Dinas Kesehatan juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk memberikan bantuan materi kepada penderita. Penelitian ini juga menemukan bahwa penderita tetap aktif dalam kegiatan sosial meskipun cenderung menyembunyikan kondisinya. Untuk itu, Kota Pariaman dapat membentuk komunitas khusus bagi penderita kusta sebagai upaya membangun jaringan dukungan yang lebih terstruktur dan menjadi forum pertukaran informasi dan sumber dukungan bagi penderita.

Leprosy can cause permanent disabilities and affect the social and economic aspects of the patients' lives. In the city of Pariaman, the percentage of leprosy patients completing their treatment has decreased in recent years. This study aims to analyze the forms of social support received by leprosy patients during treatment based on the Social Support Theory for Health, using a qualitative method with a case study design. The research informants consisted of eight leprosy patients, seven public health center officers, one leprosy program officer at the Health Office, and eight family members of the patients. Data were collected through in-depth interviews and Focus Group Discussions conducted in March-April 2024 and analyzed thematically. The results of the study showed that all leprosy patients underwent treatment for 12 months. The majority of patients remained consistent in their treatment despite facing side effects and low motivation. All patients received social support in the form of emotional, instrumental, informational, appraisal, and social network support from family, Puskesmas staff, and the leprosy program managers at the Pariaman Health Office. Emotional support helped increase the patients' motivation, while instrumental support from family, such as financial assistance, facilitated the treatment process. The Puskesmas and Health Office provided support through leprosy education and early detection during home visits and medication deliveries. The Health Office also coordinated with the Social Service to provide material assistance to the patients. The study also found that patients remained active in social activities, although they tended to hide their condition. Therefore, it is recommended that the city of Pariaman establish a special community for leprosy patients as an effort to build a more structured support network and become a forum for information exchange and support for the patients.
Read More
T-6986
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmi Fitri; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Dien Anshari, Nadira, Siti Zubaidah
Abstrak:
Nama : Rahmi Fitri Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Judul : Analisis Dukungan Keluarga Terhadap Pencegahan Penularan Tuberculosis Oleh Penderita TBC Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Tahun 2023 Pembimbing : DR. Drs. Tri Krianto, M.Kes Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Riau, Kabupaten Rokan Hulu merupakan peringkat ke – 3 tertinggi jumlah kasus penderita TBC Paru dari 12 kab/kota yang ada di Provinsi Riau. Puskesmas Ujung Batu merupakan salah satu puskesmas yang memiliki kasus penderita TBC terbanyak se-Kabupaten Rokan Hulu. Faktor penyebab dari tingginya angka penderita TBC Paru dapat disebabkan oleh praktik perilaku pencegahan penularan penyakit TBC Paru yang rendah sehingga mempercepat penyebaran TBC Paru. Faktor- faktor yang mempengaruhi pencegahan penularan TBC Paru adalah faktor pengetahuan, sikap dan tindakan dari individu. Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi penderita TBC Paru dalam berperilaku untuk mencegah penularan TBC Paru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga terhadap perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru di wilayah kerja Puskesmas Ujung Batu. Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus melalui wawancara mendalam terhadap lima orang informan utama dan lima orang informan kunci. Hasil dari penelitian ini diperoleh mayoritas penderita TBC Paru berjenis kelamin laki-laki yang berusia 30 - 60 tahun,status sosial ekonomi keluarga berada di level menengah kebawah dengan tingkat pendidikan mayoritas tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), praktik dalam keluarga sebagian besar sudah menerapkan perilaku pencegahan penularan TBC Paru, budaya dalam batuk /bersin sebagian penderita sudah berperilaku menutup mulut dengan tangan / masker namun budaya meludah masih disembarang tempat. Penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga berpengaruh kuat terhadap perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru. Bagi puskesmas sebaiknya mengoptimalkan sosialisasi terkait peran dukungan keluarga bagi penderita TBC Paru, sehingga masyarakat khususnya keluarga dapat berperan aktif dalam memberikan dukungan untuk meningkatkan perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru. Kata Kunci : Dukungan keluarga, perilaku pencegahan penularan TBC Paru

Name : Rahmi Fitri Study Program : Public Health Sciences Title : Analysis of Family Support for Transmission Prevention Tuberculosis by Pulmonary TB Patients in the Working Area of Ujung Batu Health Center, Rokan Hulu Regency, Riau Province in 2023 Advisor : DR. Drs. Tri Krianto, M.Kes Based on health profile data for Riau Province, Rokan Hulu Regency is ranked 3rd with the highest number of cases of pulmonary TB sufferers from 12 districts/cities in Riau Province. Ujung Batu Health Center is one of the health centers that has the most TB cases in Rokan Hulu Regency. The causal factor for the high number of patients with pulmonary tuberculosis can be caused by the low level of practice of prevention of transmission of pulmonary tuberculosis, thereby accelerating the spread of pulmonary tuberculosis. The factors that influence the prevention of transmission of pulmonary tuberculosis are the factors of knowledge, attitudes and actions of individuals. Support from the family is the most important element in increasing the self-confidence and motivation of people with pulmonary tuberculosis in behavior to prevent transmission of pulmonary tuberculosis. The purpose of this study was to determine the description of family support for the behavior of preventing disease transmission in patients with pulmonary tuberculosis in the working area of the Ujung Batu Health Center. Methods This research uses qualitative methods with case studies through in-depth interviews with five key informants and five key informants. The results of this study obtained that the majority of pulmonary TB sufferers were male aged 30-60 years, the socioeconomic status of the family was at the lower middle level with the education level of the majority graduating from junior high school (SMP), most of the practices in the family had implemented behavioral prevention of pulmonary TB transmission, culture in coughing / sneezing, some sufferers have the behavior of covering their mouths with their hands / masks, but the culture of spitting is still everywhere. This study shows that family support has a strong effect on disease prevention behavior in patients with pulmonary tuberculosis. It is better for puskesmas to optimize socialization related to the role of family support for pulmonary tuberculosis sufferers, so that the community, especially families, can play an active role in providing support to improve disease transmission prevention behavior in pulmonary tuberculosis sufferers. Keywords: Family support, behavior to prevent pulmonary TB transmission
Read More
T-6704
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bambang Purwanto; Pembimbing: Kresno Sudarti; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Ismoyowati, Imam, Hasbullah Thabrany
Abstrak: Promosi kesehatan di RS mulai dikampanyekan oteh WHO sejak tabun 1997. Harapannya agar RS tidak menfokuskan pada individunya tetapi juga mengarah pada sikap untuk mecegah , mengurangi kesakitan dan meningkatkan derajat kesehatan. Sehingga RS memiliki paradigma baru yaitu rnenjadi tempat untuk menciptakan kesehatan, promotif dan preventif bukan hanya melayani orang saldt saja. Kerja sama yang baik perlu diciptakan antara petugas di ruang perawatan di RSt karena informasi yang kurang dan tidak baik tentang interaksi obat dan makanan yang diminum pasien dalam terapinya, dapat memperpanjang kesembuhan dan masa perawatan serta menimbulkan kejadian keracunan, aler,gi atau internksi obat, kurang gizi, hingga menimbulkan kematian pasien. Ini terlihat dari masih tingginya angka kejadian interaksi obat dan alergi (30,39 %) pada pasien di RRl BPD RSCM. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku perawat dalam memberikan infonnasi cara minum obat (ICMO) kepada pasien di ruang rawat inap Bagian Pcnyakit Dalam (RRI BPD) RSCM Jakarta tahun 2007. Dari teori model Gibson dan diperkuat dengan teori Gillies, Hasibuan dan Siagian. maka peneliti membuat sebuah kerangka konsep peneiitian. Kerangka konsep ini akan diuji lmbungan antara variabel yang mempengaruhi perilaku perawat. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku perawat dalam memberikan ICMO kepada pasien di RRI BPD P.SC:>-1 Jakarta lahun 2007. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Populaslnya adalah pcnmrat yang tedibat langsung dalam pemberian IC?-.10 pada pasien di RRI BPD. Sampel adalah perawat yang bekerja d1 RRl BPD d!pilih secara acak mewakili petugas di RRI BPD. Penentuan jumlah responden ditetapkan secara acak atau sample random sampling. Karena 2 proporsi petugas yang memberikan dan yang tidak memberikan infonnasi minum obat maka jumlah seluruh sampel adalah sebanyak I 16 perawat. Dari analisis multivariat regresi logistik ganda di dapatkan model terakhir pada penelitian ini adalah : variabel Pengetahuan (p value 0~558; 95 % CI 0~536- 3,171, OR: 1,304), Sikap (p value 0,137; 95% Cl 0,194- 1,253, OR: 0,493) dengan dikontrol variabel konfonding : Pendidikan (p value 0,005; 95 % CI 0,113 -0,683,0R: 0,277) dan Sanksi (pvalue0,003; 95 %CI1,617- 9,770, OR : 3,974). Artinya bahwa responden yang memiliki sanksi yang ketat dl RR1 BPD RSCM mempunyai peluang 4 kali untuk memberikan ICMO kepada pasien dibandingkan dengan responden yang memiliki sanksi longgar. Kesimpulan adalah : Perawat yang memberikan lCMO sebanyak 32,8 %, tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan periiaku perawat dalam pemberian ICMO. Tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku perawat dalam pemberian ICMO, Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap, Hasil analisa uji multivariat regresi logistik ganda menunjukkan bahwa model terakhir dari penelitian ini adalah pengetahaun dan sikap perawat dikontrol dengan variabel pendidikan dan sanksi dapat mempengaruhi pemberian ICMO. Artinya pengetahuan dan sikap perawat yang dikontrol dengan sanksi yang ketat di RRl BPD RSCM mempunyai peluang 4 kali untuk memberikan ICMO kepada pasien dibandingkan dengan responden yang memiliki sanksi longgar. Saran : sebaiknya pengetahuan perawat tentang penyebab, tanda-tanda bahaya yang ditimbulkan dan cara pencegahan keracunan atau aJergi obat perlu ditingkatkan, agar kejadian keracunan atau alergi oba.t di RR1 BPD dapat dihindari atau dapat diminimalisasi. Peningkatan pengetahuan ini bisa disampaikan pada saat pergantian shift kerja, saat ronde dengan dokter~pertemuan mingguan dengan kepala ruangan dan manajer atau menyelenggarakan workshop. Sebaiknya perawat diberikan kesempatan untuk melihat atau mengunjungi RS lain yang telab memiliki program promosi kesehatan khususnya tentang ICMO. Sebaiknya pibak manajemen RSCM memasang spanduk atau poster di ruang praktek dokter, apotek, ruang tunggu pasien, loket pendaftaran, RRl dan di lingkungan RS yang mudah lihat pasien dan keluarganya. Sebaiknya petugas medis dan keperawatan yang tidak sempat memberikan ICMO kepada pasien dan keluarganya dapat memberikan selebaran atau flyer. Akan baik lagi kalau manajemen RSCM menyediakan ruang khusus untuk mendapatkan ICMO atau konsultasi ten tang obat di setiap RRI RSCM.
Read More
T-2601
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yeni Kusuma Dewi; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Helda, Galuh Budhi Leksono Adhi, Sito Hatmoko
Abstrak:
Kontak serumah merupakan faktor paling dominan penyebab TB pada anak, untuk mencegahnya perlu diberikan obat Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu dalam pemberian TPT pada anak dengan kontak serumah pasien TB di Wilayah Puskesmas Kabupaten Banyumas tahun 2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, desain studi kasus pada 14 orang informan utama, yakni 9 ibu yang memberikan TPT dan 5 orang ibu yang tidak memberikan TPT. Informan kunci terdiri dari 9 keluarga ibu yang memberi TPT dan 5 keluarga ibu yang tidak memberi TPT, 6 kader TB, 6 petugas Puskesmas dan Kasi P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, forum group discussion dan observasi. Dilakukan pada bulan Mei-Juni 2023 dan dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang menjalani TPT telah melakukan perilaku pemberian TPT sesuai standar tata laksana pemberian TPT, kecuali untuk waktu pemberian obat, stok obat TPT selalu tersedia di Puskesmas, namun terbatas sehingga cakupan TPT rendah. Ibu mendapat dukungan keluarga dan tenaga kesehatan yang baik, namun belum mendapatkan dukungan kader TB. Ibu memberikan imbalan kepada anak agar mau minum obat TPT. Ibu yang tidak memberikan TPT pada anaknya kurang memiliki pengetahuan, dukungan keluarga, kader dan tenaga kesehatan. Perilaku ibu dalam pemberian TPT dipengaruhi persepsi kerentanan, keparahan terkait penyakit TB serta manfaat, hambatan dan kepercayaan diri dalam pemberian TPT. Dorongan yang didapatkan ibu untuk memberikan TPT berasal dari keluarga, teman sebaya yang memiliki pengalaman dengan penyakit TB, kader, petugas kesehatan, media sosial dan pengalaman dari ibu yang tidak ingin anaknya terkena TB. Untuk itu, diperlukan pelatihan kepada tenaga kesehatan untuk dapat melakukan strategi promosi kesehatan dan pengelolaan logistik dalam pemberian TPT. 

Household contact is the most dominant factor causing TB in children. However, to prevent the cause it is necessary to be given the drugs of Tuberculosis Preventive Therapy (TPT). This study aims to determine the behavior of mothers in giving TPT to children with household contacts of TB patients in Public Health Center of Banyumas District in 2023. This study uses a qualitative approach and case study design on 14 main informants, they are 9 mothers who provided TPT and 5 mothers which did not provide TPT. The key informants consisted of 9 mothers’ family who provided TPT and 5 mothers’ family who did not, 6 TB cadres, 6 Puskesmas officers and Head of P2PM Section of the Banyumas District Health Office. Data collection was conducted through in-depth interviews, forum group discussion and observation in May-June 2023 and analyzed thematically. The results showed that most of the mothers who experience TPT had carried out the behavior of giving TPT in accordance with the TPT administration standard, except for the time of drug administration. TPT drug stock was always available at the Puskesmas, but it was limited so TPT coverage became low. Mothers have received positive family and health worker support, but they have not received the support of TB cadres. Mothers reward children for taking TPT drugs. Mothers who do not give the drug to their children have less knowledge and insufficient support from families, cadres and health workers. Mother's behavior in giving TPT is influenced by perceptions of vulnerability, severity related to TB disease, benefits, barriers and confidence to give TPT. The encouragement that mothers get to provide TPT came from family, peers who have experience with TB disease, cadres, health workers, social media and experiences from mothers who do not want their children to get TB. For this reason, training is needed for health workers to be able to carry out health promotion strategies and manage logistics in administering TPT.
Read More
T-6631
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Varian Almerridho; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Dien Anshari, Bonnie Medana Pahlavie
Abstrak:

Latar Belakang. DKI Jakarta memiliki tingkat ketidakaktifan tertinggi di Indonesia (55,7%). Mahasiswa rentan terhadap gaya hidup sedentari karena tekanan akademik. Intensi aktivitas fisik dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif, persepsi kontrol, dan dukungan sosial di media sosial.
Tujuan. Studi ini meneliti hubungan antara dukungan sosial di Instagram dan faktor TPB dengan intensi aktivitas fisik pada mahasiswa di DKI Jakarta.
Metode. Studi cross-sectional pada November 2024 melibatkan 376 responden untuk meneliti intensi aktivitas fisik, sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan dukungan sosial di Instagram menggunakan kerangka Theory of Planned Behavior (TPB). Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square.
Hasil. Mayoritas responden memiliki intensi aktivitas fisik tinggi sikap positif, norma subjektif positif, persepsi kontrol perilaku tinggi, serta dukungan sosial di Instagram yang cukup terhadap aktivitas fisik. Sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan dukungan sosial di Instagram memiliki hubungan positif yang signifikan dengan intensi aktivitas fisik (p-value <0.001). Dukungan sosial di Instagram, serta faktor TPB, memengaruhi intensi aktivitas fisik pada mahasiswa di DKI Jakarta. Upaya promosi kesehatan dan intervensi perlu dirancang lebih spesifik melalui media sosial untuk membangun kebiasaan aktivitas fisik yang baik pada mahasiswa.


Background: Physical activity is essential for health, with WHO recommending 150 minutes of moderate to vigorous exercise per week to prevent chronic diseases. The 2023 SKI data indicates that DKI Jakarta has the highest inactivity rate (55.7%). University students are particularly prone to sedentary lifestyles due to academic pressures. Physical activity intention, influenced by attitudes, subjective norms, perceived control, and social support—especially via Instagram—plays a crucial role in predicting behavior. This study explores the relationship between Instagram social support and physical activity intention among students in DKI Jakarta. Methods: A cross-sectional study in November 2024 involving 376 respondents examined physical activity intention, attitudes, subjective norms, perceived behavioral control, and social support on Instagram using the Theory of Planned Behavior (TPB) framework. Data were analyzed univariately and bivariately using the chi-square test. Results: Most respondents showed high physical activity intention (58%). Additionally, they demonstrated positive attitudes, positive subjective norms, high perceived behavioral control, and sufficient Instagram social support regarding physical activity. Attitudes, subjective norms, perceived behavioral control, and Instagram social support had a significant positive relationship with physical activity intention (p-value <0.001). Conclusion: Social support on Instagram, along with attitudes, perceived behavioral control, and subjective norms, influences physical activity intention among students in DKI Jakarta. Health promotion efforts and interventions should be tailored through social media to foster better physical activity habits among students.

Read More
S-11874
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Gemilang Sari; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Rita Damayanti, Syahrizal, Beny Rilianto
Abstrak:
Di Indonesia stroke penyebab kematian dan kecacatan nomor satu. Stroke berisiko tinggi berulang. Stroke berulang menyebabkan risiko kematian dan kecacatan lebih besar. Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta (RSPON) merupakan rumah sakit pusat rujukan penyakit otak dan saraf. Data tahun 2018 hingga 2024 trimester 1 menunjukkan sebagian besar pasien RSPON adalah pasien stroke. Sebagian besar pasien stroke RSPON merupakan kasus stroke berulang. Stroke berisiko berulang. Pasien stroke harus menerapkan perilaku pencegahan stroke berulang agar tidak terjadi stroke berulang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan perilaku pencegahan stroke berulang di RSPON. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional study pada 190 pasien stroke pertama yang dipilih dengan convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner online. Data penelitian dianalisis menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai perilaku pencegahan stroke berulang di RSPON sudah baik yaitu 71,4 (skala 100). Sebanyak 63% pasien stroke di RSPON memiliki perilaku pencegahan stroke berulang baik. Hasil akhir analisis multivariat menunjukkan pendidikan terakhir, kontrol perilaku, dan norma subjektif memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pencegahan stroke berulang di RSPON. Norma subjektif merupakan variabel paling dominan dan paling signifikan yang mempengaruhi perilaku pencegahan stroke berulang (p-value = 0,001 ≤ 0,05) dengan OR sebesar 16,838 (95% CI: 4,673 – 60,659). Dukungan keluarga, tenaga kesehatan, dan komunitas stroke sangat dibutuhkan untuk meningkatkan perilaku pencegahan stroke berulang.

In Indonesia stroke is the number one cause of death and disability. Stroke is at high risk of recurrence. Recurrent stroke causes a greater risk of death and disability. The National Brain Centre Hospital Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta (RSPON) is a referral centre for brain and neurological diseases. Data from 2018 to 2024 trimester 1 shows that the majority of RSPON patients are stroke patients. Most of RSPON stroke patients are recurrent stroke cases. Stroke is at risk of recurrence. Stroke patients must implement recurrent stroke prevention behaviour to prevent recurrent stroke. This study aims to analyse the determinants of recurrent stroke prevention behaviour in RSPON. The study used quantitative methods with a cross sectional study design on 190 first stroke patients selected by convenience sampling. Data collection was conducted by interview using an online questionnaire. The data were analysed using multiple logistic regression. The results showed that the average value of recurrent stroke prevention behaviour in RSPON was good, namely 71,4 (scale 100). A total of 63% of stroke patients in RSPON have good recurrent stroke prevention behaviour. The final results of multivariate analysis showed that the latest education, behavioural control, and subjective norms had a significant relationship with recurrent stroke prevention behaviour in RSPON. Subjective norms were the most dominant and most significant variable influencing recurrent stroke prevention behaviour (p-value = 0,001 ≤ 0,05) with an OR of 16,838 (95% CI: 4,673 – 60,659). Support from family, health professionals, and the stroke community is needed to improve recurrent stroke prevention behaviour.
Read More
T-6950
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lilis Dwi Kristyaningrum; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Evi Martha, Susi Dyah Puspowati, Lianita Prawindarti
Abstrak:
Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi merupakan langkah penting dalam mendukung tumbuh kembang anak yang optimal dan menekan angka kematian bayi. Namun, keberhasilan praktik ini tidak hanya bergantung pada ibu, tetapi juga dipengaruhi oleh dukungan dari lingkungan terdekat, terutama suami. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran dukungan suami terhadap praktik pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gilingan, Kota Surakarta menggunakan pendekatan teori social support for health. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dipilih menggunakan teknik purposif yang terdiri dari lima suami ibu menyusui, lima ibu menyusui, dua keluarga ibu menyusui, enam kader kesehatan, dua tenaga kesehatan di puskesmas dan seorang staf dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan Focus Grop Discussion pada bulan Juni 2024 dan dianalisis menggunakan metode tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami memainkan peran yang signifikan dalam praktik pemberian ASI eksklusif, yang mencakup dukungan emosional, instrumental, informasional, dan penghargaan. Dukungan emosional berupa motivasi dan empati menjadi pilar utama dalam mendorong ibu untuk tetap konsisten menyusui. Dukungan instrumental seperti membantu tugas rumah tangga juga memberikan ruang bagi ibu untuk fokus pada pemberian ASI dan dapat mempengaruhi produksi ASI. Selain itu, suami yang memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya ASI eksklusif cenderung mampu memberikan informasi yang relevan dan apresiasi terhadap usaha istri. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan ASI eksklusif tidak hanya memerlukan kesadaran dan komitmen ibu, tetapi juga keterlibatan aktif suami. Oleh karena itu, program promosi kesehatan perlu melibatkan suami secara lebih intensif untuk menciptakan lingkungan yang mendukung keberhasilan ASI eksklusif.

Exclusive breastfeeding during the first six months of a baby's life is a crucial step in supporting optimal child development and reducing infant mortality rates. However, the success of this practice does not solely depend on mothers but is also influenced by support from their immediate environment, especially husbands. This study aims to explore the role of husband support in exclusive breastfeeding practices in the working area of Puskesmas Gilingan, Surakarta City, using the social support for health theory approach. This research employs a qualitative design with a case study approach. Informants were purposively selected and comprised five husbands of breastfeeding mothers, five breastfeeding mothers, two family members of breastfeeding mothers, six health cadres, two healthcare workers at the community health center, and one staff member from the Surakarta City Health Office. Data were collected through in-depth interviews and Focus Group Discussions (FGDs) in June 2024 and analyzed using a thematic method. The findings reveal that husband support plays a significant role in exclusive breastfeeding practices, encompassing emotional, instrumental, informational, and appraisal support. Emotional support, such as motivation and empathy, serves as a cornerstone in encouraging mothers to remain consistent in breastfeeding. Instrumental support, such as assisting with household chores, allows mothers to focus on breastfeeding and can influence milk production. Additionally, husbands with a good understanding of the importance of exclusive breastfeeding tend to provide relevant information and appreciation for their wives' efforts. This study concludes that the success of exclusive breastfeeding requires not only the awareness and commitment of mothers but also the active involvement of husbands. Therefore, health promotion programs should intensify the involvement of husbands to create an environment that supports the success of exclusive breastfeeding.
Read More
T-7189
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Audia Amara Fitri; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Agustin Kusumayati, Ayu Dwi Yuniarti Rahayuningsih
Abstrak:
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Henaulu (2021), prevalensi terjadinya Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) di Indonesia dikarenakan kurangnya penerapan kebersihan diri saat menstruasi adalah sebesar 90-100 kasus per 100.000 penduduk setiap tahun. Anak perempuan tunagrahita cenderung kesulitan dalam melakukan kebersihan diri saat menstruasi dikarenakan keterbatasan intelektual yang mereka miliki. Anak tunagrahita sangat membutuhkan bantuan orang lain, salah satunya adalah adanya dukungan guru dan dukungan orang tua (ibu). Beberapa studi di Indonesia menunjukkan masih rendahnya perilaku kebersihan diri saat menstruasi pada anak tunagrahita. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran dukungan sosial ibu dalam membentuk perilaku kebersihan diri saat menstruasi pada anak tunagrahita dengan desain studi kasus. Informan pada penelitian ini merupakan ibu dari siswi tunagrahita, anggota keluarga dari ibu dengan anak tunagrahita dan guru wali kelas di SLBN A Citeureup Kota Cimahi. Informan penelitian dipilih secara purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil menunjukan adanya dukungan sosial dari guru/sekolah dan orang tua berupa dukungan informasional, emosional, penghargaan dan instrumental. Secara sistem, sekolah sudah memberikan dukungan informasional dan instrumental berupa sabun, air bersih dan wc yang bersih. Namun, dukungan informasional bagi orang tua masih belum spesifik, lalu dukungan penghargaan, emosional dan instrumental (pembalut dan celana dalam cadangan) disediakan oleh inisiatif guru. Lalu untuk dukungan sosial ibu, ibu sudah memberikan kepada anak tunagrahita dengan cara yang berbeda dan dipengaruhi oleh faktor status sosial ekonomi, keyakinan ibu dan kemandirian anak. Oleh sebab itu disarankan bagi SLBN A Citeureup Kota Cimahi untuk selalu memberikan dukungan sosial kepada ibu dan siswi tunagrahita, salah satunya dengan penyuluhan ataupun acara parenting agar menguatkan ibu dalam pemberian pengajaran serta informasi spesifik mengenai kebersihan diri saat menstruasi.

According to research conducted by Henaulu (2021), the prevalence of Reproductive Tract Infection (RTI) in Indonesia due to a lack of menstrual hygiene is 90-100 cases per 100,000 population each year. Mentally retarded girls tend to have difficulty in carrying out menstrual hygiene due to their intellectual limitations. Mentally retarded children really need the help of others, one of which is the support of teachers and the support of parents (mother). Several studies in Indonesia show that menstrual hygiene behavior is still low in mentally retarded children. This research was conducted using a descriptive qualitative method which aims to find out how the description of mother's social support in shaping menstrual hygiene behavior in mentally retarded children with a case study design. Informants in this study were mothers of mentally retarded students, family members of mothers with mentally retarded children and teachers at SLBN A Citeureup, Cimahi City. Research informants were selected by purposive sampling according to the inclusion and exclusion criteria. The results show that there is social support from teachers/schools and parents in the form of informational, emotional, esteem and instrumental support. System-wise, schools have provided informational and instrumental support in the form of soap, clean water and clean toilets. However, informational support for parents is not specific, and reward, emotional and instrumental support (spare pads and underwear) is provided by the teacher's initiative. Where as social support for mothers, mothers have been given to mentally retarded children in different ways and are influenced by factors of socioeconomic status, mother's beliefs and child independence. Therefore it is recommended for SLBN A Citeureup Kota Cimahi to always provide social support to mentally retarded mothers and students, one of which is counseling or parenting events to encourage mothers to provide specific teaching and information regarding menstrual hygiene.

Read More
S-11483
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eka Syarifah Dewi; Pembimbing: Endah Wuryaningsih, C.; Penguji: Zarfiel Tafal, Anwar Hassan, Heni Setyowati, Prayetni
Abstrak:

ABSTRAK Latar Belakang: Perawat mempunyai risiko terinfeksi virus yang ditularkan melalui darah seperti virus HIV/AIDS, Hepatitis B dan Hepatitis C. Penularan dapat dicegah dengan penerapan prinsip kewaspadaan universal.Tujuan : Diketahuinya gambaran praktik kewaspadaan universal oleh perawat di RSUD Karawang dan hubungannya dengan faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Metode Penelitian: Penelitian deskriptif analitik dengan metode potong lintang yang dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013. Data diperoleh dari 77 responden melalui self administered questionnaires dan observasi. Hasil : Penelitian menunjukkan hanya 44,2% responden yang melakukan praktik kewaspadaan universal dengan baik. Dari hasil uji chi square, variabel yang secara signifikan berhubungan dengan praktik kewaspadaan universal adalah pengetahuan (p = 0,045) dan pengawasan atasan (p = 0,011) serta dukungan teman sekerja (p = 0,037). Variabel yang tidak berhubungan adalah adalah pendidikan, lama masa kerja, sikap, ketersediaan SOP, ketersediaan fasilitas dan pelatihan. Kesimpulan : Faktor yang paling berhubungan dengan praktik kewaspadaan universal adalah pengawasan atasan. Responden yang mendapatkan pengawasan atasan mempunyai peluang lebih dari 3 kali untuk melakukan praktik kewaspadaan universal dibandingkan yang tidak mendapatkan pengawasan atasan.


 ABSTRACT Background : The nurse has a risk to be invected by the virus that is infected blood borne pathogens through the blood such as the virus of HIV/AIDS, Hepatitis B and Hepatitis C. The infection can be prevented by the principle of Universal Precautions. Objective: Knowledgeable overview of the practice of universal precautions by nurses in RSUD Karawang and the associated with predisposition factor, enabling factors and reinforcing factors. Methods: The research uses the analytic descriptive with a crosssectional method which is held on June-July 2013. The data is obtained from 77 respondents through self administered questionnaires and observation. Results: Result of research shows only 44.2% of respondents who practice universal precautions as well. From the results of the chi square test, the variables that were significantly associated with the practice of universal precautions is knowledge (p = 0.045) and control superiors (p = 0.011) as well as the support of co-workers (p = 0.037). Variables are unrelated is education, length of service, attitude, availability of SOP, availability of facilities and training. Conclusions: Factors most associated with the practice of universal precautions is superior supervision. Respondents who have a chance of getting control superiors more than 3 times to practice universal precautions than not getting control superiors.

Read More
T-3745
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive