Ditemukan 38654 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Krisman J. Sihotang; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Fatma Lestari, Laksita Ri Hastiti, Wenny Ipmawan, Achmad Dahlan
Abstrak:
Industri minyak memiliki risiko tinggi, kasus kejadian darurat seperti tumpahan minyak dan kebakaran di tangki pengumpul minyak sering terjadi dan digolongkan sebagai bahaya besar. Kejadian darurat ini dapat terjadi karena kegagalan safety protection layers (SPL) yang terpasang di tangki pengumpul minyak. Tangki T-04, T-09, T-18 adalah tangki pengumpul minyak PT. X yang berpotensi mengalami kejadian darurat tersebut, untuk itu dilakukan kajian dampak pajanan kimia berbahaya dan radiasi panas kebakaran tangki T-04, T-09, T-18 terhadap manusia dan fasilitas di sekitarnya. Metode kajian yang dilakukan merupakan penelitian potong lintang dengan pendekatan kuantitatif untuk melakukan analisis dampak pajanan kimia berbahaya berupa merkaptan dan benzene serta radiasi panas yang ditimbulkan tumpahan minyak dan kebakaran tangki T-04, T-09, T-18 terhadap manusia dan fasilitas sekitar. Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data sekunder baik yang ada di PT. X dan studi literatur dengan tanpa melakukan intervensi pada objek penelitian. Data yang didapatkan tersebut dipergunakan untuk mengetahui dampak pajanan kimia berbahaya dan radiasi panas secara kuantitatif dengan menggunakan software ALOHA (Areal Location of Hazardous Atmosphere). Hasil simulasi ALOHA dari kerjadian darurat tumpahan minyak didapatkan pajanan merkaptan dan benzene di area Jalan Raya Utara PPP sebesar 1,33 ppm dan 379,68 ppm memberi dampak ketidaknyamanan, iritasi dan bersifat sementara bagi manusia yang terpajan di area tersebut. Pajanan di area Jalan Raya Selatan PPP sebesar 0,142 ppm dan 40,72 ppm tidak memberi dampak gangguan kesehatan bagi manusia yang terpajan di area tersebut. Pajanan di Area Ruang Operator PPP sebesar 2,9 ppm merkaptan mengakibatkan manusia yang terpajan mengalami ketidaknyamanan, iritasi dan bersifat sementara, pajanan benzene sebesar 829,79 ppm berdampak gangguan kesehatan yang merugikan atau serius atau gangguan kemampuan melarikan diri bagi manusia yang terpajan di area tersebut. Pajanan di Area Kantor PPP sebesar 1,18 ppm dan 338,45 ppm berdampak ketidaknyamanan, iritasi dan bersifat sementara bagi manusia yang berada di area tersebut. Hasil simulasi ALOHA dari kejadian kebakaran tangki mengakibatkan pajanan radiasi panas di area yang dihuni oleh manusia yaitu di Area Jalan Raya Utara PPP, Area Ruang Operator PPP, Area Kantor PPP dengan dampak yang dapat mengakibatkan kematian apabila terpajan sampai 60 detik, serta di Area Jalan Raya Selatan PPP berdampak mengalami luka bakar derajat dua apabila terpajan sampai 60 detik. Radiasi panas dari tangki terbakar juga berpotensi menimbulkan domino efek berupa kebakaran tangki di sekitar tangki yang sedang terbakar karena menerima radiasi panas sebesar 15 kW/m2. Safety Protection Layers yang terpasang di tangki PPP PT. X belum memadai sehingga kejadian darurat tumpahan minyak dan kebakaran masih pada level risiko tinggi yang menurut matriks risiko PT. X dikategorikan sebagai risiko yang tidak dapat diterima (Not Acceptable Risk). Kajian ini memberikan rekomendasi untuk menambahkan Safety Protection Layers pada tangki penampung minyak PT. X untuk mengurangi risiko kebakaran menjadi risiko yang dapat diterima.
The oil industry has a high risk, cases of emergencies such as oil spills and fires in oil storage tanks occur frequently and are classified as a major hazard. This emergency event can occur due to failure of the safety protection layers (SPL) installed in the oil storage tank. Tanks T-04, T-09, T-18 are oil storage tanks of PT. X which has the potential to experience this emergency event, for this reason, a study is carried out on the impact of hazardous chemical exposure and heat radiation from the T-04, T-09, T-18 tank fires on humans and surrounding facilities. The study method used was a cross-sectional study with a quantitative approach to analyze the impact of exposure to hazardous chemicals in the form of mercaptans and benzene and heat radiation caused by oil spills and tank fires T-04, T-09, T-18 on humans and surrounding facilities. This research was conducted through secondary data collection both at PT. X and literature studies without intervening in the research object. The data obtained is used to quantitatively determine the impact of exposure to hazardous chemicals and heat radiation using ALOHA (Areal Location of Hazardous Atmosphere) software. The results of the ALOHA simulation from the emergency incident of the oil spill showed that the exposure to mercaptans and benzene in the PPP North Highway area was 1.33 ppm and 379.68 ppm, causing discomfort, irritation and temporary effects for humans exposed to the area. Exposures in the South Highway PPP area of 0.142 ppm and 40.72 ppm did not have a health impact on humans exposed to the area. Exposure in the PPP Operator Room Area of 2.9 ppm mercaptan resulted in exposed humans experiencing discomfort, irritation and was temporary, exposure to benzene of 829.79 ppm resulted in adverse or serious health problems or impaired ability to escape for humans exposed in the area. Exposure in the PPP Office Area of 1.18 ppm and 338.45 ppm had an uncomfortable, irritating and temporary effect on humans in the area. ALOHA simulation results of tank fire incidents resulting in exposure to heat radiation in areas inhabited by humans, namely in the PPP North Highway Area, PPP Operator Room Area, PPP Office Area with an impact that can result in death if exposed to up to 60 seconds, as well as in the Highway Area South PPP has the impact of experiencing second degree burns if exposed to 60 seconds. Heat radiation from a burning tank also has the potential to cause a domino effect in the form of a tank fire around the burning tank due to receiving heat radiation of 15 kW/m2. Safety Protection Layers installed in PT. X is not sufficient so that oil spill and fire emergencies are still at a high risk level according to the risk matrix of PT. X is categorized as an unacceptable risk (Not Acceptable Risk). This study provides recommendations for adding Safety Protection Layers to the PT. X to reduce fire risk to an acceptable risk.
Read More
The oil industry has a high risk, cases of emergencies such as oil spills and fires in oil storage tanks occur frequently and are classified as a major hazard. This emergency event can occur due to failure of the safety protection layers (SPL) installed in the oil storage tank. Tanks T-04, T-09, T-18 are oil storage tanks of PT. X which has the potential to experience this emergency event, for this reason, a study is carried out on the impact of hazardous chemical exposure and heat radiation from the T-04, T-09, T-18 tank fires on humans and surrounding facilities. The study method used was a cross-sectional study with a quantitative approach to analyze the impact of exposure to hazardous chemicals in the form of mercaptans and benzene and heat radiation caused by oil spills and tank fires T-04, T-09, T-18 on humans and surrounding facilities. This research was conducted through secondary data collection both at PT. X and literature studies without intervening in the research object. The data obtained is used to quantitatively determine the impact of exposure to hazardous chemicals and heat radiation using ALOHA (Areal Location of Hazardous Atmosphere) software. The results of the ALOHA simulation from the emergency incident of the oil spill showed that the exposure to mercaptans and benzene in the PPP North Highway area was 1.33 ppm and 379.68 ppm, causing discomfort, irritation and temporary effects for humans exposed to the area. Exposures in the South Highway PPP area of 0.142 ppm and 40.72 ppm did not have a health impact on humans exposed to the area. Exposure in the PPP Operator Room Area of 2.9 ppm mercaptan resulted in exposed humans experiencing discomfort, irritation and was temporary, exposure to benzene of 829.79 ppm resulted in adverse or serious health problems or impaired ability to escape for humans exposed in the area. Exposure in the PPP Office Area of 1.18 ppm and 338.45 ppm had an uncomfortable, irritating and temporary effect on humans in the area. ALOHA simulation results of tank fire incidents resulting in exposure to heat radiation in areas inhabited by humans, namely in the PPP North Highway Area, PPP Operator Room Area, PPP Office Area with an impact that can result in death if exposed to up to 60 seconds, as well as in the Highway Area South PPP has the impact of experiencing second degree burns if exposed to 60 seconds. Heat radiation from a burning tank also has the potential to cause a domino effect in the form of a tank fire around the burning tank due to receiving heat radiation of 15 kW/m2. Safety Protection Layers installed in PT. X is not sufficient so that oil spill and fire emergencies are still at a high risk level according to the risk matrix of PT. X is categorized as an unacceptable risk (Not Acceptable Risk). This study provides recommendations for adding Safety Protection Layers to the PT. X to reduce fire risk to an acceptable risk.
T-6715
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Machfud; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi, Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Dadan Erwandi, Anton Ojong, Ricko Adiyana Putra
Abstrak:
Tesis ini membahas tentang kesesuaian implementasi terhadap kebijakan danrespon tanggap darurat yang dimiliki oleh perusahaan dan dibandingkan denganstandar yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia yaitu Peraturan MenteriPerhubungan No.58 tahun 2013 tentang penanggulangan pencemaran di perairandan pelabuhan serta kesesuaian implementasi dengan menggunakan assessmenttool berdasarkan National Fire Protection Association (NFPA) 1600. Apabilakemudian ditemukan perbedaan antara kedua standard tersebut, maka akandilakukan upaya perbaikan pada prosedur yang dimiliki oleh perusahaan agarterciptanya perbaikan terus-menerus untuk kesiapan respon Tier-1. Dalam insidentumpahan minyak peraturan menteri perhubungan No.58 tahun 2013 dan elemenpencegahan dalam NFPA 1600 dapat diimplemtasikan dengan melakukanpenilaian risiko. Tujuan dari penilaian risiko ini untuk mengetahui tingkatkemungkinan, keparahan dan resiko terjadinya tumpahan minyak di fasilitas PT.X. Setelah melakukan penilaian risiko dapat disiapkan rencana penanggulangan tumpahan minyak yang merupakan elemen mitigasi dalam NFPA 1600.Penanggulangan tumpahan minyak mempertimbangkan strategi response, timpenanggulangan, kecukupan peralatan dan response time sebelum tumpahan sampai ke pantai. Hasil simulasi dengan mengunakan software trajectory modelling diperoleh informasi waktu tercepat tumpahan minyak menuju garis pantai. Kemampuan penanggulangan tumpahan minyak dapat ditentukan berdasarkan jumlah tumpahan minyak, peralatan yang dimiliki, tim yangkompeten serta strategi response yang tepat.
Kata kunci:Tumpahan minyak, Peraturan Menteri Perhubungan No.58 tahun 2013, NFPA1600, penilaian resiko, trajectory modelling, penaggulangan, strategi respon.
The thesis was looking for compliance for emergency response system for oil spillpolicy and implementastion in company PT.X, conformity with standard ofIndonesia regulation, Manistry of Sea Transportation No. 58, 2013 and research used assessment tool from National Fire Protection Association (NFPA) 1600edition 2013. Element prevention in Manistry of Sea Transportation No. 58, 2013and research used assessment tool from National Fire Protection Association(NFPA) 1600 edition 2013 for oil spill incident can be implemented by performing risk assessment. The purpose of risk assessment to determine the levelof likelihood, severity and relative risk of oil spills in the PT.X. Oil spill contigency plan can be prepared after conducted a risk assessment, which part ofof the implemented of mitigation, consider of strategy of response, combat team, oil spill equipments, response time before spill hit the shoreline. The simulation form software trajectory modelling result information time of oil spills to theshoreline. The ability of the oil spill response can be determined based on oil psill volume, oil spill equipments, oil spill team combat and strategy of response.
Key words:Oil spill, Manistry of Sea Transportation No. 58, 2013, NFPA 1600, riskassessment, trajectory modelling, Contigency plan, strategy of response.
Read More
Kata kunci:Tumpahan minyak, Peraturan Menteri Perhubungan No.58 tahun 2013, NFPA1600, penilaian resiko, trajectory modelling, penaggulangan, strategi respon.
The thesis was looking for compliance for emergency response system for oil spillpolicy and implementastion in company PT.X, conformity with standard ofIndonesia regulation, Manistry of Sea Transportation No. 58, 2013 and research used assessment tool from National Fire Protection Association (NFPA) 1600edition 2013. Element prevention in Manistry of Sea Transportation No. 58, 2013and research used assessment tool from National Fire Protection Association(NFPA) 1600 edition 2013 for oil spill incident can be implemented by performing risk assessment. The purpose of risk assessment to determine the levelof likelihood, severity and relative risk of oil spills in the PT.X. Oil spill contigency plan can be prepared after conducted a risk assessment, which part ofof the implemented of mitigation, consider of strategy of response, combat team, oil spill equipments, response time before spill hit the shoreline. The simulation form software trajectory modelling result information time of oil spills to theshoreline. The ability of the oil spill response can be determined based on oil psill volume, oil spill equipments, oil spill team combat and strategy of response.
Key words:Oil spill, Manistry of Sea Transportation No. 58, 2013, NFPA 1600, riskassessment, trajectory modelling, Contigency plan, strategy of response.
T-5225
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Putri Noer Haliza; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, M. Rifki Al Ikhsan
Abstrak:
Read More
Pekerja pada unit produksi minyak dan gas bumi berisiko terpajan berbagai bahaya kimia. Salah satu komponen bahan kimia dari minyak bumi adalah volatile organic compounds (VOC), dengan contoh bahan yang terkenal akan toksisitasnya adalah benzene, toluene dan xylene. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan terkait pajanan benzene, toluene dan xylene pekerja kilang minyak san gas di PT. X. Penelitian ini menganalisis data sekunder pajanan personal BTX melalui rute inhalasi menggunakan active sampler. Dengan menggunakan metode Chemical Health Risk Assessment (CHRA) dari Department of Safety and Health, Malaysia ditemukan bahwa risiko pajanan benzene pada SEG CDU (crude distillation unit) terkategori risiko sangat tinggi. Untuk pajanan toluene dan xylene berada pada tingkat risiko kesehatan rendah pada hampir seluruh SEG. Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan pengendalian yang tepat untuk mengatasi pajanan benzene, toluene dan xylene. Salah satu pengendalian yang direkomendasikan adalah meningkatkan konsistensi penggunaan alat pelindung diri, monitoring pajanan secara kontinu, melaksanakan biomonitoring dan pemeriksaan sel darah tepi.
Workers in oil and gas production units are at risk of exposure to various chemical hazards. One of the chemical components of petroleum is volatile organic compounds (VOC), with examples of materials known for their toxicity being benzene, toluene and xylene. This study aims to analyze health risks related to exposure to benzene, toluene and xylene of oil and gas refinery workers at PT. X. This study analyzes secondary data on personal exposure to BTX via the inhalation route using an active sampler. Using the Chemical Health Risk Assessment (CHRA) method from the Department of Safety and Health, Malaysia, it was found that the risk of benzene exposure in the SEG CDU (crude distillation unit) was categorized as very high risk. Exposure to toluene and xylene is at a low health risk level in almost all SEGs. Based on the research results, appropriate control is needed to overcome exposure to benzene, toluene and xylene. One of the recommended controls is increasing the consistent use of personal protective equipment, continuous monitoring of exposure, carrying out biomonitoring and examining peripheral blood cells.
S-11650
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Mirsupi Usman; Pembimbing: Milla Tejamaya; Penguji: Hendra; Abdul Kadir, Dippu Rocky Nababan, Laode Syahrizal
Abstrak:
Read More
Seiring dengan target pemerintah dalam peningkatan produksi minyak dan gas di lepas pantai, maka penggunaan bahan kimia dalam kegiatan produksi minyak dan gas semakin meningkat, hal ini memunculkan kekhawatiran akan potensi permasalahan kesehatan pekerja, oleh karenanya perlu dilakukan kajian risiko kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko (risk rating/RR) kesehatan terkait pajanan dari kesebelas bahan kimia utama yang digunakan pekerja, pada proses produksi minyak dan gas di kapal FPSO XYZ tahun 2022. Metode Chemical Risk Assessment (CRA) yang digunakan adalah Stoffenmanager® 8 version 5.0 yang merupakan tools untuk menilai risiko kesehatan jalur pajanan inhalasi dan dermal dari penanganan enam bahan kimia oleh production technician di area kerja topside deck dan lima bahan kimia oleh utility operator di area kerja machinery deck. Hasil CRA menunjukkan bahwa tingkat risiko (RR) jalur inhalasi dimana satu bahan kimia kategori risiko tinggi (1,highest) delapan bahan kimia kategori risiko sedang (2, medium), dan dua bahan kimia risiko rendah (3, lowest). Sedangkan berdasarkan risk characterization ratio (RCR) pajanan inhalasi, ada dua bahan kimia yang diketahui nilai RCR task ≥ 1, yang berarti perkiraan konsentrasi emisi yang dihasilkan saat beraktivitas (task concentration estimation/TCE) terhadap potensi bahaya terhirup oleh production technician dan utility operator saat beraktivitas pada jarak yang dekat dengan sumber emisi, dikategorikan berbahaya atau risiko tidak dapat di tolerir (Unacceptable risk). Untuk tingkat risiko dermal efek lokal (skin local), sembilan bahan kimia masuk kategori risiko tinggi dan dua bahan kimia masuk kategori risiko sedang. Sedangkan tingkat risiko dermal efek sistemik (skin uptake), empat bahan kimia kategori risiko sedang, dan tujuh bahan kimia kategori risiko rendah. Hasil risk rating (RR) menentukan pula prioritas tindakan (Action Priority/AP) pengendalian risiko kesehatan. Rekomendasi pengendalian adalah menurunkan tingkat bahaya (HR) dengan melakukan penggantian bahan kimia (subtitusi) dengan bahan kimia yang lebih rendah tingkat bahayanya bagi kesehatan, dan untuk pajanan dermal (ER), otomatisasi proses penanganan, modifikasi teknik pekerjaan dengan membuat sistem penambahan bahan kimia secara gravitasi, menurunkan jumlah dosis pemakaian namun tetap efektif efisien (workplace-related modifiers), mengurangi waktu dan frekuensi penggunaan bahan kimia tersebut (activity time), penambahan ventilasi lokal (LEV) selain ventilasi mekanik, serta menggunakan baju khusus tahan kimia beserta sarung tangannya atau Chemsuit (control measures modifiers)
Along with the government's target to increase offshore oil and gas production, the use of chemicals in oil and gas production activities tends to increase, this raises concerns about potential health problems for workers, therefore it is necessary to conduct a chemical health risk assessment. This study aims to analyze the health risk rating (RR) related to exposure to the eleven main chemicals used by workers in the oil and gas production process on the FPSO XYZ ship in 2022. The Chemical Risk Assessment (CRA) method that is used is Stoffenmanager® 8 version 5.0 which is a tool to assess the health risks of inhalation and dermal exposure lines from the handling of six chemicals by production technicians on the topside deck work area and five chemicals by utility operators on the machinery deck work area. The results of the CRA show that the risk level (RR) for the inhalation route are one chemical in the high risk category (1,highest), eight chemicals in the medium risk category (2, medium), and two chemicals in the low risk category (3, lowest). Meanwhile, based on the risk characterization ratio (RCR) of inhalation exposure, there are two chemicals whose RCR task value is ≥ 1, which means the estimated concentration of emissions produced during the activities (task concentration estimation/TCE) against the potential inhalation hazard by production technicians and utility operators when activities at a close distance to the emission source, are categorized as a dangerous or unacceptable risk. For the level of dermal risk of local effects (skin local), nine chemicals are in the high risk category and two chemicals are in the medium risk category. While the level of risk of dermal systemic effects (skin uptake), four chemicals were in the moderate risk category, and seven chemicals were in the low risk category. The results of the risk rating (RR) also determine the priority of action (Action Priority/AP) for controlling health risks. Control recommendations are to reduce the level of hazard (HR) by replacing chemicals (substitutions) with lower chemicals levels of danger to health, and for dermal exposure (ER), automation of handling processes, modification of work techniques by making chemical addition systems automatically. gravity, reducing the number of doses used but still being effective and efficient (workplace-related modifiers), reducing the time and frequency of using these chemicals (activity time), adding local ventilation (LEV) in addition to mechanical ventilation, and using special chemical resistant clothing and gloves or Chemsuit (control measures modifiers)
S-11183
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Zuniawan; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Zulkifli Djunaidi, Deni Andrias, Wayne Satria
Abstrak:
Kebakaran tangki pengumpul minyak merupakan sebuah kecelakaan yang berdampak besar dan menyebabkan kematian. Perusahaan Z mempunyai fasilitas tangki pengumpul minyak dengan karakteristik cairan hidrokarbon dan mudah terbakar dalam jumlah yang besar. Penelitian ini merupakan kajian kuantitatif risiko kebakaran pada tangki pengumpul minyak dimana risiko ditentukan dengan frekuensi dan konsekuensi. Frekuensi kejadian dihitung berdasarkan dari hasil event tree analysis dari kebakaran tangki. Kebakaran dan dampak kebakaran terhadap pekerja di ruang kontrol ditentukan dengan menggunakan perangkat lunak ALOHA. Minyak yang mudah terbakar disimpan dalam tangki berjenis fixed cone roof yang terletak 70 meter dari ruang kontrol. Kecelakaan besar yang mungkin terjadi di fasilitas antara lain pool fire dan vapor cloud explosion. Dari hasil pemodelan konsekuensi, kejadian kebakaran berupa pool fire di fasilitas memiliki potensi dampak yang signifikan terhadap pekerja di ruang kontrol. Kajian risiko yang dikaji adalah risiko individu dan risiko sosial untuk skenario kegagalan yang mungkin terjadi. Hasil analisis risiko individu dan risiko sosial atas dampak kebakaran terhadap personil di fasilitas memiliki risiko yang dapat ditoleransi. Penerapan program pengendalian risiko yang konsisten termasuk manajemen keselamatan proses tetap perlu dilakukan untuk memastikan risiko selalu berada dalam batas toleransi.
Fire accident of crude oil tank is one of major accident event resulting in fatality. A large scale of flammable crude oil tanks is operated by Company Z. This research is a quantitative risk assessment of fire accident on crude oil tank where the risk is defined by measurement of frequency and consequence. Event frequency is calculated based on event tree analysis result of fire accident on tank storage. The fire consequence and its impact to personnel working in control room is measured by using ALOHA software. A flammable crude oil is stored in a fixed cone roof tank located 70 meter from the control room. Major accident events which potentially occur in the facility are pool fire and vapor cloud explosion. Pool fire has significant impact to personnel working in control room based on consequence modelling. Both individual risk and societal risk are assessed based on possible failure scenarios. The risk assessment result of pool fire consequence to personnel within the facility is still within tolerable limit. A consistent implementation of risk control include process safety management should be maintained to ensure risk is always within tolerable risk
Read More
Fire accident of crude oil tank is one of major accident event resulting in fatality. A large scale of flammable crude oil tanks is operated by Company Z. This research is a quantitative risk assessment of fire accident on crude oil tank where the risk is defined by measurement of frequency and consequence. Event frequency is calculated based on event tree analysis result of fire accident on tank storage. The fire consequence and its impact to personnel working in control room is measured by using ALOHA software. A flammable crude oil is stored in a fixed cone roof tank located 70 meter from the control room. Major accident events which potentially occur in the facility are pool fire and vapor cloud explosion. Pool fire has significant impact to personnel working in control room based on consequence modelling. Both individual risk and societal risk are assessed based on possible failure scenarios. The risk assessment result of pool fire consequence to personnel within the facility is still within tolerable limit. A consistent implementation of risk control include process safety management should be maintained to ensure risk is always within tolerable risk
T-5868
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Andralisa Febriani; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra, Daris Hendarko ; Triani Wulandari
Abstrak:
Read More
Industri minyak dan gas bumi memiliki risiko tinggi terjadinya kerugian akibat kebakaran. Terdapat beberapa insiden kebakaran dan ledakan pada industri minyak yang melibatkan kebakaran pada tangki yang menampung minyak mentah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat risiko kebakaran dan ledakan pada tangki T-32 pada fasilitas pengumpul minyak mentah Perusahaan A. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan analisis frekuensi terjadinya kebakaran dan ledakan dengan event tree analysis serta melakukan pemodelan konsekuensi kebakaran dan ledakan dengan software ALOHA. Setelah melakukan analisis frekuensi dan pemodelan konsekuensi, dilakukan perhitungan individual risk dan societal risk. Berdasarkan hasil pemodelan konsekuensi, Pelepasan radiasi panas dengan dampak terburuk yaitu 35 kW/m2 dapat megakibatkan kematian dengan rate 100% apabila terpajan kepada manusia. Nilai konsekuensi terburuk ini ada pada jarak 84 meter yaitu skenario tangki pecah (ukuran lubang lebih dari 250 mm) dengan kecepatan angin 20 m/s. Tidak ada tekanan yang dihasilkan dari skenario ledakan dengan dampak terburuk (7,25 psi). Nilai konsekuensi adanya tekanan 0,5 psi dalam skenario ledakan memiliki jarak terjauh yaitu 382 meter yaitu skenario tangki pecah (ukuran lubang lebih dari 250 mm) dengan kecepatan angin 1 m/s. Hasil perhitungan total individual risk dalam kejadian kebakaran pada tangki T- 32 adalah sebesar 2,44 x 10-8 dan hasil perhitungan total societal risk dalam kejadian kebakaran pada tangki T-32 adalah sebesar 4,15 x 10-7. Hasil penilaian risiko kebakaran tangki T-32 pada fasilitas tangki pengumpul minyak Perusahaan A menunjukkan bahwa risiko individu dan social masih berada dalam kategori risiko yang dapat diterima menurut kriteria penilaian risiko. Meskipun risiko dari kejadian kebakaran masih dalam batas yang dapat diterima, upaya pengendalian risiko masih perlu dilakukan agar risiko masih berada dalam batas toleransi yang dapat diterima.
Oil and gas industry has a high risk of losses due to fire. There have been several fire and explosion incidents in the oil industry involving fires in tanks containing crude oil. The objective of this research is to assess fire and explosion risk of tank T-32 at Company A's tank farm facility. The research method used is to analyze the frequency of fires and explosions using event tree analysis and modeling the consequences of fires and explosions with ALOHA software. After defining frequency and consequence model, individual risk and societal risk calculations are carried out. Based on the results of consequence modeling, the release of heat radiation with the worst impact, namely 35 kW/m2, can result in death at a rate of 100% if exposed to humans. The worst consequence value is at a distance of 84 meters from the tank rupture scenario (hole size more than 250 mm) with a wind speed of 20 m/s. No overpressure is generated from the worst-case explosion scenario (7.25 psi). The consequence value of 0.5 psi pressure in the explosion scenario has the furthest distance of 382 meters from the tank rupture scenario (hole size more than 250 mm) with a wind speed of 1 m/s. The results of calculating the total individual risk in the event of a fire in the T-32 tank are 2,44 x 10-8 and the results of calculating the total societal risk in the event of a fire in the T-32 tank are 4,15 x 10-7. The results of the T-32 tank fire risk assessment at Company A's tank farm facility show that individual and social risks are still within the acceptable risk category according to the risk assessment criteria. Even though the risk of a fire incident is still within acceptable limits, risk control efforts still need to be performed so that the risk remains within acceptable tolerance limits
T-7070
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Laksita Ri Hastiti; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Yulianto S Nugroho, Gama Widyaputra, Waluyo
Abstrak:
Tingginya jumlah dan volume distribusi bahan bakar minyak, salah satunya dengan moda transportasi mobil tangki, memiliki risiko yang semakin kompleks terkait potensi kebakaran dan ledakan. Berbagai penelitian dan laporan kasus membuktikan tingkat kecelakaan atau kebakaran dan ledakan mobil tangki masih terus terjadi. Kajian kuantitatif risiko kebakaran dan ledakan dilakukan untuk mengetahui tingat risiko individu dan sosial. Perhitungan frekuensi dilakukan dengan menggunakan Event Tree Analysis (ETA) dan konsekuensi dengan perangkat lunak ALOHA® (Areal Locations of Hazardous Atmospheres) berdasarkan skenario terburuk. Studi kasus dilakukan di filling shed Terminal Bahan Bakar Minyak X Jakarta. Penelitian dilakukan dengan desain studi deskriptif dan analitik melalui data primer hasil observasi dan wawancara serta data sekunder perusahaan dan literatur. Penelitian ini menggambarkan risiko individu dan sosial masing-masing masuk dalam kategori masih dapat diterima dan dapat ditoleransi. Perusahaan perlu mempertahankan sistem keselamatan kebakaran yang ada dan meningkatkan sosialisasi terhadap karyawan dan masyarakat karena dampak yang ditimbulkan mulai dari manusia, aset, material, ekonomi dan reputasi perusahaan. Kata kunci: Kajian Risiko Kuantitatif, Kebakaran, Ledakan, Mobil Tangki, Bahan Bakar Minyak
Read More
T-4456
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Laksita Ri Hastiti; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Yulianto S Nugroho, Gama Widyaputra, Waluyo
Abstrak:
Tingginya jumlah dan volume distribusi bahan bakar minyak, salah satunya dengan moda transportasi mobil tangki, memiliki risiko yang semakin kompleks terkait potensi kebakaran dan ledakan. Berbagai penelitian dan laporan kasus membuktikan tingkat kecelakaan atau kebakaran dan ledakan mobil tangki masih terus terjadi. Kajian kuantitatif risiko kebakaran dan ledakan dilakukan untuk mengetahui tingat risiko individu dan sosial. Perhitungan frekuensi dilakukan dengan menggunakan Event Tree Analysis (ETA) dan konsekuensi dengan perangkat lunak ALOHA® (Areal Locations of Hazardous Atmospheres) berdasarkan skenario terburuk. Studi kasus dilakukan di filling shed Terminal Bahan Bakar Minyak X Jakarta. Penelitian dilakukan dengan desain studi deskriptif dan analitik melalui data primer hasil observasi dan wawancara serta data sekunder perusahaan dan literatur. Penelitian ini menggambarkan risiko individu dan sosial masing-masing masuk dalam kategori masih dapat diterima dan dapat ditoleransi. Perusahaan perlu mempertahankan sistem keselamatan kebakaran yang ada dan meningkatkan sosialisasi terhadap karyawan dan masyarakat karena dampak yang ditimbulkan mulai dari manusia, aset, material, ekonomi dan reputasi perusahaan. Kata kunci: Kajian Risiko Kuantitatif, Kebakaran, Ledakan, Mobil Tangki, Bahan Bakar Minyak
Read More
T-4456
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Prilyana Fajria Imawati; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Elsye As Shafira
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan terkait pajanan bahaya kimia benzene, toluene, dan xylene pada pekerja di unit pengolahan minyak dan gas bumi. Penelitian ini menganalisis pajanan bahaya kimia benzene, toluene, dan xylene di dua unit pengolahan minyak bumi menggunakan metode Chemical Hazard Risk Assessment dari Departemen of Safety and Health Malaysia Tahun 2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa benzene termasuk dalam kategori tingkat risiko kesehatan tinggi, sedangkan toluene dan xylene termasuk dalam kategori tingkat risiko kesehatan rendah. Tingkat pajanan bahaya kimia benzene, toluene, dan xylene dengan nilai rata-rata tertinggi berada pada unit laboratorim.
Read More
S-10723
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Adji Swandito; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Mila Tejamaya, Heny D. Mayawati, Budiawan, Elsye As Safira
Abstrak:
Pekerja kontraktor bahan kimia di perusahaan minyak dan gas bumi PT. XYZ merupakan populasi berisiko terhadap pajanan Benzena disebabkan oleh aktifitas dan kondisi lingkungan kerja yang memungkinkan terpajan oleh uap Benzena. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan tingkat risiko nonkarsinogenik dan karsinogenik disertai dengan analisis kemungkinan ketidaknormalan kadar darah akibat pajanan Benzena, untuk kemudian ditentukan manajemen risiko yang harus dilakukan. Penelitian merupakan studi potong lintang dilakukan terhadap seluruh pekerja kontraktor bahan kimia di PT. XYZ yang berjumlah 22 orang ditambah dengan 22 orang sebagai pembanding dipilih dari karyawan perusahaan PT. XYZ pada lokasi yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi pekerja bahan kimia di PT. XYZ berisiko terhadap pajanan Benzena nonkarsinogenik (RQ = 1,7442) dan karsinogenik (ECR = 1,76 x 10-4) pada durasi pajanan lifetime. Diketahui hubungan yang bermakna antara pajanan Benzena terhadap normalitas kadar hemoglobin (p = 0,015) dan eritrosit (p = 0,000). Risiko ketidaknormalan kadar hemoglobin dan eritrosit berturut-turut pada populasi terpajan adalah 6,92 kali (95% CI:1,28?37,29) dan 21,53 kali (95% CI:4,46?103,90) dibandingkan populasi tidak terpajan. Selain itu juga diketahui hubungan yang signifikan antara kenaikan jumlah asupan Benzena terhadap penurunan kadar haemoglobin (rs = -0,433; p = 0,044) dan eritrosit (rs = -0,474; p = 0,026).
Disimpulkan bahwa risiko kesehatan nonkarsinogenik dan karsinogenik akibat pajanan Benzena pada populasi pekerja bahan kimia di perusahaan minyak dan gas PT. XYZ akan terjadi pada durasi pajanan lifetime. Terdapat hubungan antara pajanan Benzena dengan ketidaknormalan hemoglobin dan eritrosit.
Chemical contractor worker at the oil and gas company PT. XYZ is a population at risk to Benzene exposure due to its activities and work environment condition that possibly exposed by Benzene vapour. This research is aimed to estimate noncarsinogenic and carsinogenic risk level, complemented with blood counts abnormality analysisdue to Benzene exposure, then determining risk management shall be done. The research is cross sectional study was done to all chemical contractor worker at PT. XYZ, consist of 22 person, and additional 22 person as a control was selected from employee of PT. XYZ working at the same location. The research yield that chemical worker population at PT. XYZ is at risk to the noncarsinogenic (RQ = 1.7442) and carsinogenic (ECR = 1.76 x 10-4) Benzene exposure at the lifetime exposure duration.
Its known that there is a correlation between Benzene exposure with normality of haemoglobin (p = 0.015) and erythrocytes (p = 0.000). The risk of abnormality haemoglobin and erythrocytes counts is 6.92 times (95% CI:1.28?37.29) dan 21.53 times (95% CI:4.46?103.90) respectively compare to the non exposed population. In addition, its identified that there is a significant correlation between increased Benzene intake to the haemoglobin (rs = -0.433; p = 0.044) and erythrocytes (rs = -0.474; p = 0.026) counts reduction.
In summary noncarcinogenic and carcinogenic health risk due to Benzene exposure in the population of chemical worker at the oil and gas company PT. XYZ will occure at the lifetime exposure duration. There is a correlation between Benzene exposure with abnormality of haemoglobin and erythrocytes.
Read More
Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi pekerja bahan kimia di PT. XYZ berisiko terhadap pajanan Benzena nonkarsinogenik (RQ = 1,7442) dan karsinogenik (ECR = 1,76 x 10-4) pada durasi pajanan lifetime. Diketahui hubungan yang bermakna antara pajanan Benzena terhadap normalitas kadar hemoglobin (p = 0,015) dan eritrosit (p = 0,000). Risiko ketidaknormalan kadar hemoglobin dan eritrosit berturut-turut pada populasi terpajan adalah 6,92 kali (95% CI:1,28?37,29) dan 21,53 kali (95% CI:4,46?103,90) dibandingkan populasi tidak terpajan. Selain itu juga diketahui hubungan yang signifikan antara kenaikan jumlah asupan Benzena terhadap penurunan kadar haemoglobin (rs = -0,433; p = 0,044) dan eritrosit (rs = -0,474; p = 0,026).
Disimpulkan bahwa risiko kesehatan nonkarsinogenik dan karsinogenik akibat pajanan Benzena pada populasi pekerja bahan kimia di perusahaan minyak dan gas PT. XYZ akan terjadi pada durasi pajanan lifetime. Terdapat hubungan antara pajanan Benzena dengan ketidaknormalan hemoglobin dan eritrosit.
Chemical contractor worker at the oil and gas company PT. XYZ is a population at risk to Benzene exposure due to its activities and work environment condition that possibly exposed by Benzene vapour. This research is aimed to estimate noncarsinogenic and carsinogenic risk level, complemented with blood counts abnormality analysisdue to Benzene exposure, then determining risk management shall be done. The research is cross sectional study was done to all chemical contractor worker at PT. XYZ, consist of 22 person, and additional 22 person as a control was selected from employee of PT. XYZ working at the same location. The research yield that chemical worker population at PT. XYZ is at risk to the noncarsinogenic (RQ = 1.7442) and carsinogenic (ECR = 1.76 x 10-4) Benzene exposure at the lifetime exposure duration.
Its known that there is a correlation between Benzene exposure with normality of haemoglobin (p = 0.015) and erythrocytes (p = 0.000). The risk of abnormality haemoglobin and erythrocytes counts is 6.92 times (95% CI:1.28?37.29) dan 21.53 times (95% CI:4.46?103.90) respectively compare to the non exposed population. In addition, its identified that there is a significant correlation between increased Benzene intake to the haemoglobin (rs = -0.433; p = 0.044) and erythrocytes (rs = -0.474; p = 0.026) counts reduction.
In summary noncarcinogenic and carcinogenic health risk due to Benzene exposure in the population of chemical worker at the oil and gas company PT. XYZ will occure at the lifetime exposure duration. There is a correlation between Benzene exposure with abnormality of haemoglobin and erythrocytes.
T-4436
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
