Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 38809 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Minar Indriasih; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Budi Hartono, Zakianis, Inggariwati, Erni Pelita Fitratunnisa
Abstrak:
Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang terjadi secara global telah menjadi ancaman besar bagi kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu episenter kasus COVID-19 di Indonesia. Hingga tanggal 25 September 2022, DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus tertinggi yaitu sebanyak 1.422.965 kasus, dengan 15.553 kasus yang berakhir dengan kematian. Dari total kasus positif di DKI Jakarta per tanggal 25 September 2022 tersebut, Kota Administrasi Jakarta Pusat menyumbang sebanyak 131.410 kasus dengan mortality rate yang paling tinggi yaitu sebesar 1,35%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor iklim (suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin) dan pencemaran udara (PM10, PM2.5, SO2, NO2) dengan kasus COVID-19, menganalisis faktor yang paling dominan dan membuat model prediksi kasus COVID-19 berdasarkan faktor iklim dan pencemaran udara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain studi ekologi berdasarkan waktu (time trend). Penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2023 menggunakan data iklim, data pencemaran udara dan data insidens kasus COVID-19 di Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2020-2022. Data dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat serta hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil uji bivariat dengan korelasi spearman menunjukkan bahwa suhu (p = 0,0000; r = -0,291) dan kecepatan angin (p = 0,001; r = 0,265) berhubungan dengan kasus COVID-19. Hasil uji multivariat dengan regresi linear berganda menunjukkan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap COVID-19 adalah suhu, kecepatan angin dan PM2.5, dimana faktor yang paling dominan adalah PM2.5. Model prediksi kasus COVID-19 adalah ln(Y) = 22,330 - 0,875(X1) + 1,806(X2) + 0,053(X3) + e dengan R2 = 0,225. Temuan ini menunjukkan pentingnya upaya pengurangan pencemaran PM2.5 di Kota Administrasi Jakarta Pusat sehingga dapat mengurangi kasus penyakit pernapasan termasuk COVID-19. Penelitian ini memanggil peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian di tingkat individu dengan desain studi kohort untuk membuktikan hubungan antara paparan polusi udara dengan kasus COVID-19.

The global pandemic of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) has become a major threat to public health. DKI Jakarta Province is one of the epicenters of COVID-19 cases in Indonesia. As of September 25 2022, DKI Jakarta is the highest contributor of cases, namely 1,422,965 cases, with 15,553 cases ending in death. From the total positive cases in DKI Jakarta as of September 25 2022, the Central Jakarta Administrative City contributed 131,410 cases with the highest mortality rate, which was 1.35%. This study aims to determine the relationship between climatic factors (temperature, humidity, rainfall, wind speed) and air pollution (PM10, PM2.5, SO2, NO2) with COVID-19 cases, to analyze the most dominant factors and to create a case prediction model. This research is a quantitative study using a time trend ecological study design. The research was conducted in April-June 2023 using climate data, air pollution data and COVID-19 case incidence data in the Administrative City of Central Jakarta for 2020-2022. Data were analyzed using univariate, bivariate and multivariate analysis. The results of the bivariate test with Spearman correlation show that temperature (p = 0.0000; r = -0.291) and wind speed (p = 0.001; r = 0.265) are related significantly to COVID-19 cases. The results of the multivariate test with multiple linear regression show that the variables that had a significant relation on COVID-19 are temperature, wind speed and PM2.5, where the most dominant factor is PM2.5. The COVID-19 case prediction model is ln(Y) = 22.330 - 0.875(X1) + 1.806(X2) + 0.053(X3) + e with R2 = 0.225. These findings show the importance to reduce PM2.5 pollution in the Administrative City of Central Jakarta so that it can reduce cases of respiratory diseases including COVID-19. This study calls on future researchers to conduct research at the individual level with a cohort study design to prove the relationship between exposure to air pollution and cases of COVID-19.
Read More
T-6754
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ira Ayu Hastiaty; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Umar Fahmi Achmadi, Margareta Maria Sintorini Moerdjoko
Abstrak:
Polusi udara dapat meningkatkan kerentanan terhadap COVID-19. Pengendalian polusi udara serta pengendalian COVID-19 di Kota Tangerang belum dilaksanakan dengan maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan model prediksi hubungan polusi udara terhadap kasus COVID-19 Kota Tangerang Tahun 2020-2022. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi tren waktu serta kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tangerang pada bulan April- Juni 2023. Penelitian ini menggunakan data sekunder meliputi data ISPU (NO2, SO2, PM10, dan PM2,5), suhu, kelembapan udara dan kasus COVID-19 di Kota Tangerang. Analisis data menggunakan analisis univariat, uji korelasi, uji regresi linier berganda. Gambaran NO2, SO2, PM10 tahun 2020-2022 berada dalam kategori baik, sedangkan PM2,5 adalah kategori sedang. Hasil uji korelasi spearman menunjukkan SO2 (p= 0,001 ; r= -0,109) dan PM10 (p= 0,000 ; r= -0,210) berhubungan signifikan terhadap kasus konfirmasi COVID-19. Analisis multivariat menunjukkan polusi udara yang paling dominan mempengaruhi kasus COVID-19 di Kota Tangerang adalah PM10, setelah dikontrol dengan PM2,5, suhu dan kelembapan. Variabel PM10, PM2,5, suhu, dan kelembapan dapat menjelaskan variasi variabel kasus COVID-19 sebesar 17,7%. Model prediksi hubungan polusi udara dengan kasus COVID-19 di Kota Tangerang Tahun 2020-2022 adalah kasus konfirmasi COVID-19 = 4384,38 + 22,47PM10 + 1,63PM2,5 - 120,39suhu - 13,33kelembapan. 

Air pollution can increase vulnerability to COVID-19. Air pollution control and COVID-19 control in Tangerang City have not been implemented optimally. The purpose of this study is to determine the prediction model of the relationship between air pollution and COVID-19 cases in Tangerang City in 2020-2022. This research uses a time trend ecological study design and qualitative. This research was conducted in Tangerang City in April-June 2023. This study used secondary data including ISPU data (NO2, SO2, PM10, and PM2,5), temperature, humidity and COVID-19 cases in Tangerang City. Data analysis used univariate analysis, correlation test, multiple linear regression test. The overview of NO2, SO2, PM10 in 2020-2022 is in the good category, while PM2,5 is in the moderate category. The results of the spearman correlation test showed that SO2 (p = 0.001; r = -0.109) and PM10 (p = 0.000; r = -0.210) were significantly associated with confirmed cases of COVID-19. Multivariate analysis shows that the most dominant air pollution affecting COVID-19 cases in Tangerang City is PM10, after controlling for PM2,5, temperature and humidity. PM10, PM2,5, temperature, and humidity variables can explain 17,7% of the variation in COVID-19 case variables. The prediction model of the relationship between air pollution and COVID-19 cases in Tangerang City in 2020-2022 is confirmed COVID-19 cases = 4384,38 + 22,47PM10 + 1.63PM2,5 - 120.39 temperature - 13.33 humidity.
Read More
T-6722
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ikha Purwandari Andari; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Beben Saiful Bahri
S-6112
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Hanif Fadhilah; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Laila Fitria, Sumiati
Abstrak:
Tingginya tingkat pencemaran udara masih menjadi permasalahan di DKI Jakarta. Hasil pemantauan kualitas udara oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta selama periode tahun 2020 menunjukkan hanya terdapat 8% periode kualitas udara yang menunjukkan kondisi baik. Sementara itu, Kota Jakarta Timur bahkan menjadi kota dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia yaitu sebanyak 300.198 kasus per 10 Juni 2022. Kecamatan Cipayung merupakan salah satu kecamatan dengan kasus COVID-19 tertinggi di Kota Jakarta Timur. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa paparan dari zat polutan yang terdapat di udara ambien beserta faktor meteorologis dapat berkontribusi terhadap dinamika penularan penyakit COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi NO2, konsentrasi SO2, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan kecepatan angin dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan analisis tren waktu. Seluruh data yang digunakan merupakan data sekunder pada tahun 2021 yang berasal dari BMKG, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur, dan dataset NASA POWER (Prediction of Worldwide Energy Resources). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur Tahun 2021. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi NO2, konsentrasi SO2, dan curah hujan dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur Tahun 2021. Kecepatan angin menjadi variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian COVID-19.

The high level of air pollution is still a problem in DKI Jakarta. The results from air quality monitoring by the Environmental Agency of DKI Jakarta province during the 2020 period showed that only 8% of the air quality monitoring periods indicated good conditions. Meanwhile, East Jakarta City has the highest number of COVID-19 cases in Indonesia, namely 300,198 cases as of June 10 2022. Cipayung District is one of the districts with the highest COVID-19 cases in East Jakarta City. Previous studies have shown that exposure to pollutants in the ambient air and meteorological factors can contribute to the dynamics of COVID-19 disease transmissions. This study aims to determine the relationship between NO2 concentration, SO2 concentration, air temperature, air humidity, rainfall, and wind speed with the incidence of COVID-19 in East Jakarta City. This study uses an ecological study design with a time trend analysis approach. All data used is secondary data in 2021 originating from the BMKG, the Health Office of East Jakarta Administrative City, and the NASA POWER (Prediction of Worldwide Energy Resources) dataset. This study's results indicate a significant relationship between air temperature, air humidity, and wind speed with the incidence of COVID-19 in Cipayung District, East Jakarta City, in 2021. However, there is no significant relationship between NO2 concentration, SO2 concentration, and rainfall with the incidence of COVID-19 in Cipayung District, East Jakarta City, in 2021. Wind speed is the variable that has the most dominant influence on the incidence of COVID-19.
Read More
S-11202
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eka Hartomy; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: R. Budi Haryanto, Ririn Arminsih Wulandari, Dadang Iskandar, Fathurrohim
Abstrak:
COVID-19 adalah penyakit yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pandemi. Pada November 2022, positivity rate COVID-19 di Kota Serang dalam 7 hari terakhir adalah 19,61% dan lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Lebak (18,67%), Kota Cilegon (18,41%), Kabupaten Serang (16,02%), dan Kabupaten Pandeglang (13,47%). Penelitian bertujuan mengetahui hubungan suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin, dan lama penyinaran matahari dengan kasus COVID-19, menganalisis model prediksi kasus dan faktor cuaca dominan terhadap kasus COVID-19 di Kota Serang. Desain studi penelitian menggunakan ekologi tren waktu. Penelitian dilakukan pada Februari – Maret 2023 menggunakan data cuaca dan kasus COVID-19 di Kota Serang Maret 2020 – Desember 2022. Analisis data menggunakan analisis univariat, uji korelasi, uji regresi linier berganda, dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan Kecamatan Serang menjadi wilayah dengan kasus terbanyak. Suhu (r=-0,263) dan kecepatan angin (r=0,258) berhubungan dengan kasus COVID-19 mingguan. Pada lag 1 minggu, suhu (r=-0,366) dan lama penyinaran matahari (r=-0,179) berhubungan dengan kasus COVID-19. Pada lag 2 minggu, suhu (r=-0,348) dan lama penyinaran matahari (r=-0,214) berhubungan dengan kasus COVID-19. Model prediksi kasus COVID-19 adalah ln(Y) = 95,020 – 2,379X1 – 0,306X2 + e dengan R2 = 0,270. Faktor cuaca yang paling dominan mempengaruhi kasus COVID-19 adalah suhu disusul kelembaban.

COVID-19 is a disease designated by the World Health Organization (WHO) as a pandemic. In November 2022, the positivity rate of COVID-19 in Serang City in the last 7 days was 19.61% and higher than Lebak Regency (18.67%), Cilegon City (18.41%), Serang Regency (16.02%), and Pandeglang Regency (13.47%). The study aims to determine the relationship between temperature, humidity, rainfall, wind speed, and length of sunshine with COVID-19 cases, analyze case prediction models and dominant weather factors for COVID-19 cases in Serang City. The research study design uses time trend ecology. The research was conducted in February - March 2023 using weather data and COVID-19 cases in Serang City March 2020 - December 2022. Data analysis used univariate analysis, correlation test, multiple linear regression test, and spatial analysis. The results showed that Serang sub-district was the area with the most cases. Temperature (r=-0.263) and wind speed (r=0.258) are associated with weekly COVID-19 cases. At a lag of 1 week, temperature (r=-0.366) and length of sunshine (r=-0.179) were associated with COVID-19 cases. At a lag of 2 weeks, temperature (r=-0.348) and length of sunshine (r=-0.214) are associated with COVID-19 cases. The prediction model for COVID-19 cases is ln(Y) = 95.020 - 2.379X1 - 0.306X2 + e with R2 = 0.270. The most dominant weather factor affecting COVID-19 cases is temperature followed by humidity.
Read More
T-6643
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ratna Maya Paramita; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Ririh Yudhastuti, Margareta Maria Sintorini, Suyud Warno Utomo, Budi Hartono
Abstrak: COVID-19 ditetapkan menjadi pandemi global oleh WHO sejak 11 Maret 2020. Infeksi COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-Cov-2 yang dapat menular dari manusia ke manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran hubungan faktor iklim dan PM2,5 dengan kasus konfirmasi COVID-19 di Kota Surabaya tahun 2020. Desain penelitian menggunakan studi ekologi time series analysis dengan durasi penelitian mulai Maret hingga November 2020. Data sekunder diperoleh dari institusi pemerintahan terkait, yaitu BMKG Perak I Kota Surabaya, DLH Surabaya, dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan konsentrasi PM2,5 memiliki hubungan dengan kasus konfirmasi COVID-19 dengan kekuatan hubungan masing-masing adalah 0,305, 0,249, 0,329, dan 0,114. Semua hubungan tersebut memiliki arah yang negatif. Dinas Kesehatan Kota Surabaya dapat membantu pembuatan kebijakan dan persiapan pencegahan penularan COVID-19 dengan ketersediaan informasi kelembaban udara, suhu udara, dan curah hujan beberapa hari kedepan melalui kerja sama dengan BMKG. Kata kunci: COVID-19, iklim, PM2,5, studi ekologi
COVID-19 have been declared as global pandemic by WHO at March 11 th , 2020. Infection of COVID-19 is caused by SARS-Cov-2 that human to human transmission. The aim of this study is to capture the relation between climate factor and concentration of PM2,5 with confirmation cases of COVID-19 in Surabaya City, 2020. Data provider for this study are Board of Meteorology, Climatology, and Geophysics (BMKG) Perak I Surabaya, Surabaya Environmental Office, and Surabaya Health Office. Research design of this study is ecological study-time series analysis from March to November 2020. This study found that negative correlation between climate factor, like air temperature, humidity, precipitation, concentration of PM2,5 with confirmation cases of COVID-19. The strenght of correlation were 0,305, 0,249, 0,329, and 0,114 respectively. Surabaya Health Office need to cooperate with BMKG as climate data provider, like weather prediction information for helping regulation maker and purpose preparation to prevent the transmission of COVID-19
Read More
T-6158
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rekhan Melfina; Pembimbing: Ririn Arminsih; Penguji: Bambang Wispriyono, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak: COVID-19 merupakan penyakit infeksius yang hingga saat ini masih menjadi pandemik hampir di seluruh dunia. Jakarta Timur menjadi kota di Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 terbanyak, yakni sebesar 212.021 kasus. Dalam beberapa penelitian dinyatakan bahwa faktor iklim memiliki hubungan dengan kejadian COVID-19. Selain faktor iklim, faktor risiko individu seperti usia dan jenis kelamin juga diketahui dapat mempengaruhi kejadian COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Faktor Individu ( Usia dan Jenis Kelamin ) dan Faktor Iklim ( Suhu Udara, Kelembaban Udara, Kecepatan Angin, dan Curah Hujan) dengan kasus COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan waktu. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang dengan pola negatif antara suhu udara dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang lemah dengan pola positif antara kelembaban udara dan curah hujan dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang sedang dengan pola positif antara kecepatan angin dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang kuat atau sempurna dengan pola positif antara jenis kelamin dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang kuat atau sempurna dengan pola positif pada setiap kelompok usia dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021 .
COVID-19 is an infectious disease that is currently still a pandemic in almost all of the world. East Jakarta is the city in DKI Jakarta Province with the highest number of positive confirmed cases of COVID-19, amounting to 212,021 cases. Several studies have stated that climatic factors have a relationship with the incidence of COVID-19. Apart from climate factors, individual risk factors such as age and gender are also known to influence the incidence of COVID-19. In general, this study aims to determine the relationship between individual factors (age and gender) and climate factors (temperature, humidity, wind speed, and rainfall) with COVID-19 cases in East Jakarta in 2020-2021. This research uses an ecological study design based on time. The results of the study show that there is a moderate relationship with a negative pattern between ambient temperature and confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. There is a weak correlation with a positive pattern between relative humidity and rainfall with confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. There is a moderate correlation with a positive pattern between wind speed and confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. There is a strong or perfect correlation with a positive pattern between male and female sexes with confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. Strong or perfect correlation with positive pattern between all age groups with confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021.
Read More
S-11043
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rico Kurniawan; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Suyud Warno Utomo, Diah Wati
S-7479
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ernyasih; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Renti Mahkoto, Emma Hermawati, Triana Srisantyorini, Agus Handito
Abstrak:

Penelitian ini dilakukan di DKI Jakarta bulan April 2012 dengan menggunakan desain ekologi. Data yang digunakan adalah data sekunder dari hasil rekapitulasi jumlah penderita diare perbulan perwilayah selama tahun 2007 ? 2011 di DKI Jakarta. Data ditampilkan secara visualisasi trend berdasarkan tempat dan waktu serta dianalisis secara statistik untuk melihat hubungan antar variabel dependen dan independen. Kasus diare perbulan tertinggi di DKI Jakarta bulan Februari 2007 sebesar 33.511 penderita, kasus diare pertahun perwilayah tertinggi di wilayah IV (Wilayah Kotamadya Jakarta Selatan dan Jakarta Timur) 2010 sebesar 87.355 penderita. Rata-rata suhu udara perbulan tertinggi bulan April 2010 sebesar 29.20C, curah hujan tertinggi bulan Februari 2007 sebesar 673.5 mm, kelembaban tertinggi bulan Februari 2008 sebesar 86%, kecepatan angin bulan Maret sebesar 6.5 knot. Ada hubungan signifikan suhu udara dengan kasus diare (p value 0.0005) dan hubungan sedang (r = -0.319), berpola negatif, ada hubungan signifikan curah hujan dengan kasus diare (p value 0.0005) dan hubungan sedang (r = 0.273) berpola positif, Ada hubungan signifikan kelembaban dengan kasus diare (p value 0.0005) dan hubungan sedang (r = 0.340) berpola positif, Ada hubungan signifikan kecepatan angin dengan kasus diare (p value 0.0005) dan hubungan kuat (r = -0.569) berpola negatif. Faktor iklim yang paling dominan yaitu curah hujan. Saran penelitian yaitu menyediakan sumber air bersih untuk dikonsumsi baik pada saat musim hujan ataupun musim kemarau, Dinas Kebersihan DKI Jakarta harus mengelola sampah dengan baik, pembuatan taman kota atau penanaman kembali pohon-pohon di DKI Jakarta, perlu adanya kerjasama lintas program antara Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, BMKG, PAM, ormas, tokoh masyarakat, civitas akademika dalam memanfaatkan data variasi iklim untuk mencegah terjadinya ledakan kasus (KLB) diare di masa yang akan datang, menjaga Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), makan yang baik dan bersih, istirahat yang cukup serta senantiasa melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), perlu dilakukan intervensi dalam aspek SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) ataupun pembuangan sampah yang teratur, jangan membuang sampah sembarangan.


This study was conducted in DKI Jakarta on April 2012 by using ecology desain. Data was used secondary data from result of summary of diarrhoea patient of sub-district per-month during year 2007 - 2011 in DKI Jakarta. Data presented visualizinged trend pursuant to time and place and also analysed statistically to see correlated between variable dependent and independent. Highest Diarrhoea case per-month in DKI Jakarta on Februari 2007 is 33.511 patient, highest area per-year diarrhoea case in region IV ( Regional south of Jakarta and east of Jakarta ) 2010 is 87.355 patient. Highest mean Temperature on April 2010 is 29.20C, highest mean rainfall on Februari 2007 is 673.5 mm, highest mean humidity on Februari 2008 is 86%, wind?s on March month is to 6.5 knot. There is significant correlations of temperature with diarrhoea case (p value 0.0005) and medium correlations (r = - 0.319), have negative pattern, there is significant correlations rainfall with diarrhoea case (p value 0.0005) and medium correlations (r = 0.273) have positive pattern, There is significant correlations humidity with diarrhoea case (p value 0.0005) and medium correlations (r = 0.340) have positive pattern, There is significant correlations wind?s speed with diarrhoea case (p value 0.0005) and strong correlations (r = - 0.569) have negative pattern. the most dominant climate factor that is rainfall. Research suggestion that is providing the source of clean and hygiene water to be consumed at the rains and or dry season, sanitary department of state DKI Jakarta have to manage garbage better, making town garden or cultivation tree in DKI Jakarta, need the existence of cooperation program among Public Health Service Provinsi DKI Jakarta, BMKG, PAM, NGO, elite figure, civitas academica in exploiting climate variation data to prevent of diarrhoea case explosion (KLB) in the future, taking care of Healthy and Clean life Behavior (PHBS), eat non contaminated and good food, good and clean hand wash with Soap (CTPS), require to intervence in SPAL aspect (segregate system) and regular garbage disposal, good garbage management program.

Read More
T-3558
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novia Astarina Simangunsong; Pembimbing: Rachmadi Purnawan; Penguji: Carolina Rusdy Akib
Abstrak: Demam berdarah dengue di Kota Administrasi Jakarta Selatan mengalami fluktuasi selama 5 tahun terakhir dan pada tahun 2016 angka insiden naik lebih dari 3 kali lipat dari tahun sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor iklim (curah hujan, kelembaban, suhu) dan kepadatan penduduk dengan angka insiden DBD. Studi ini merupakan studi ekologi time series dan dianalisis dengan uji korelasi. Data angka insiden DBD diperoleh dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan. Data iklim bulanan diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Jakarta. Data kepadatan penduduk diperoleh dari Badan Pusat Statistika DKI Jakarta. Hasil penelitian menyatakan bahwa suhu dan kepadatan penduduk tidak memiliki hubungan bermakna dengan angka insiden DBD (p > 0,05). Angka insiden DBD memiliki hubungan yang bermakna dengan curah hujan (r = 0,384 ; p = 0,002), kelembaban (r = 0,496 ; p = 0,000).
Kata kunci: demam berdarah dengue (DBD); iklim

Dengue hemorrhagic fever (DHF) in South Jakarta Administration City was fluctuating during 2012 - 2016 and in 2016 the incidence rate (IR) was more than tripled from the previous year. This study aims to determine the relationship between climatic factors (rainfall, humidity, temperature) and population density with the incidence rate (IR) of DHF. This study is a time series ecology study and was analyzed by correlation test. Incidence rate (IR) data was obtained from the South Jakarta District Health Office. Monthly climate data was obtained from the Meteorology, Climatology and Geophysics Department of Jakarta. Population density data was obtained from the Central Statistics Department of DKI Jakarta. The results demonstrate that temperature and population density have no significant correlation with dengue incidence rate (p > 0,05). The incidence rate (IR) had a significant correlation with rainfall (r = 0.384; p = 0.002), humidity (r = 0.496; p = 0,000).
Key words: climate; dengue
Read More
S-9418
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive