Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 27566 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Muhammad Syifa Abdy Mulya; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Robiana Modjo, Indra Ni'matullah
Abstrak:
Aktivitas fisik merupakan hal penting dalam kehidupan karena memiliki banyak sekali manfaat. Walaupun begitu, masih banyak pekerja yang terpajan risiko kurang aktivitas fisik. Untuk itu, perlu diketahui komponen apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan aktivitas fisik pada pekerja Mal Pelayanan Publik Kota Cilegon. Digunakan desain kuantitatif dengan studi cross sectional pada 58 pekerja Mal Pelayanan Publik Kota Cilegon yang memenuhi kriteria. Hasilnya, 65,5% pekerja tergolong aktif, 34,5% pekerja tidak aktif dan 12% pekerja tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali. Komponen yang mempengaruhi pelaksanaan aktivitas fisik di Mal Pelayanan Publik Kota Cilegon antara lain; tingkat pendidikan (p value = 0.005), perceived benefits (P value = 0.01), dukungan teman (p value = 0.014), indeks massa tubuh (p value = 0.018), dan dukungan keluarga (p Value = 0.05). Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan aktivitas fisik antara lain penyediaan fasilitas olahraga, pelaksanaan senam bersama, instruksi peregangan di sela bekerja, dan edukasi aktivitas fisik yang bisa dilakukan. Harapannya setelah dilakukan penelitian ini, aktivitas fisik pekerja Mal Pelayanan Publik Kota Cilegon dapat ditingkatkan.

Physical activity is important because it has so many benefits. Even so, there are still many workers who are exposed to the risk of lack of physical activity. For this reason, it is necessary to know what affects the implementation of physical activity in workers. Quantitative design was used with a cross sectional study on 58 Cilegon Public Service Mall workers who met the criteria. As a result, 65.5% of workers are classified as active, 34.5% of workers are inactive and 12% of workers do not carry out any physical activity at all. Level of education (p value = 0.005), perceived benefits (P value = 0.01), friend support (p value = 0.014), body mass index (p value = 0.018), and family support (p value = 0.05) are the components that affect the implementation of physical activity in Cilegon Public Service Mall. Things that can be done to improve the implementation of physical activity include providing physical activity facilities, implementing group exercises, stretching instructions between work, and educating on physical activities. It is hoped that after conducting this research, the physical activity of Cilegon City Public Service Mall workers can be increased.
Read More
S-11327
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Mariyah; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Yuni Kusminanti
S-6874
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Febryan Antoni; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Abdul Kadir, Laksita Ri Hastiti, Hanafi Basuni, Edwin Mukri Bandjar
Abstrak:
International Labour Organization (ILO) tahun 2021 mencatat kasus kecelakaan kerja (KK) di dunia mencapai 62,8% dan penyakit akibat kerja sebesar 37,2% dari total kasus sebesar 430 juta kasus. Sedangkan kejadian penyakit akibat kerja (PAK) di Indonesia tahun 2021 tercatat sebanyak 1.123 kasus. Salah satu contoh PAK adalah Sick building syndrome. Desain penelitian pada penelitian ini adalah cross sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan kejadian Sick Building Syndrome (SBS) pada pekerja office dengan pendekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 75 pekerja office di PT XYZ. Metode pengambilan data dengan melakukan pengisian kuesioner kepada responden dan pengambilan kualitas udara menggunakan vendor. Data akan diolah secara deskriptif dan inferensial untuk melihat gambaran dan hubungan dari setiap variabel. Variabel independen pada penelitian ini adalah faktor personal (usia, jenis kelamin, masa kerja, perilaku merokok, riwayat alergi, dan psikososial), faktor fisik (particulate matter 2.5, suhu, kelembaban relatif, pencahayaan, dan kebisingan), faktor kimia (HCHO, VOC, CO, dan CO2), dan level lantai. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia (OR=5.833 (2.151–15.818)), masa kerja (OR=7.556 (2.525–22.609)) , perilaku merokok (OR=5.750 (2.116-15.625)), riwayat alergi (OR=4.452 (1,557–12.736)), psikososial (OR=2.821 (1,104-7.206)), particulate matter 2.5 (OR=7.875 (2.786-22.261)), suhu (OR=5.352 (1,796-15.951)), pencahayaan (OR=7.010 (2.503-19.628)), dan level lantai (OR=4.643 (1.743-12.368)) dengan kejadian Sick Building Syndrome (SBS). Sedangkan variabel jenis kelamin, kelembaban relatif, kebisingan, HCHO, VOC, CO, dan CO2 tidak menunjukan adanya hubungan dengan kejadian Sick Building Syndrome (SBS).

In 2021, the International Labor Organization (ILO) recorded work accident (KK) cases in the world reaching 62.8% and work-related diseases at 37.2% of the total cases of 430 million cases. Meanwhile, the incidence of occupational diseases (PAK) in Indonesia in 2021 was recorded at 1,123 cases. One example of PAK is Sick building syndrome. The research design in this study was cross sectional. The aim of this research is to analyze factors related to the incidence of Sick Building Syndrome (SBS) in office workers using a quantitative approach. The sample in this study consisted of 75 office workers at PT XYZ. The data collection method is by filling out questionnaires with respondents and collecting air quality using vendors. Data will be processed descriptively and inferentially to see the description and relationship of each variable. The independent variables in this study were personal factors (age, gender, years of service, smoking behavior, allergy history, and psychosocial), physical factors (particulate matter 2.5, temperature, relative humidity, lighting, and noise), chemical factors (HCHO, VOC, CO, and CO2), and floor level. The results of the study showed that there was a significant relationship between age (OR=5.833 (2.151–15.818)), years of work (OR=7.556 (2.525–22.609)), smoking behavior (OR=5.750 (2.116-15.625)), history of allergies ( OR=4.452 (1.557–12.736)), psychosocial (OR=2.821 (1.104-7.206)), particulate matter 2.5 (OR=7.875 (2.786-22.261)), temperature (OR=5.352 (1.796-15.951)), lighting ( OR=7,010 (2,503-19,628)), and floor level (OR=4,643 (1,743-12,368)) with the incidence of Sick Building Syndrome (SBS). Meanwhile, the variables gender, relative humidity, noise, HCHO, VOC, CO, and CO2 did not show any relationship with the incidence of Sick Building Syndrome (SBS).
Read More
T-6882
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fakhrul Firdaus; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Fatma Lestari, Robiana Modjo, Sugiarto, Hasbullah Hasan
Abstrak: Dalam pembangunan suatu negara, sektor konstruksi merupakan sektor yang sangat penting, menurut data "Oxford Economic", sektor konstruksi ini seluruh dunia akan mengalami peningkatan 3,9 persen per tahun hingga tahun 2030. Selama proses konstruksi, ada risiko keselamatan yang menjadi penting untuk diperhatikan. Di beberapa negara telah terjadi kecelakaan serius dan fatal pada sektor konstruksi yang disebabkan oleh kejadian terjatuh dari ketinggian. Beberapa penyebab yang dapat berkontribusi pada kecelakaan fatal karena jatuh dari ketinggian adalah masalah keuangan, kurangnya prosedur kerja, lubang atau tepi yang tidak dilakukan pemasangan pelindung atau pengaman, tidak sabar untuk menyelesaikan pekerjaan, faktor usia, jenis kelamin, lama pengalaman kerja, dan penggunaan alat pelindung diri. Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan desain potong lintang (cross sectional) dengan dengan menggunakan konsep theory of planned behavior dan pengumpulan data melalui kuesioner dengan 422 responden dengan kurun waktu April sampai dengan Juni 2023. Hasil dari penelitian ini variabel sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku secara simultan berhubungan dengan intensi perilaku 100% tie-off pada pekerja dengan menyumbang 72,9 % variasi dari intensi dengan signifikansi 0,000. Variabel sikap penilaian positif/negative memiliki hubungan paling tinggi terhadap intensi melakukan “100% tie-off dengan nilai β sebesar 0,398 diikuti oleh variabel norma subjektif (motivasi) dengan nilai β sebesar 0,243, variabel presepsi kontrol perilaku dengan nilai β sebesar 0,218, variabel sikap kepercayaan terhadap konsekuensi dengan nilai β sebesar 0,080, dan variabel norma subjektif (kepercayaan normatif) dengan nilai β sebesar - 0,076.


In the development of a country, the construction sector is a very important sector, according to "Oxford Economic" data, this construction sector worldwide will experience an increase of 3.9 percent per year until 2030. During the construction process, there are safety risks that are important to pay attention to . In several countries there have been serious and fatal accidents in the construction sector caused by falling from heights. Some of the causes that can contribute to fatal accidents due to falling from a height are financial problems, lack of work procedures, holes or edges that are not installed with protection or safety, impatient to finish the job, age, gender, length of work experience, and use of tools. self protection. This research is a quantitative analytic study with a cross-sectional design using the theory of planned behavior concept and collecting data through a questionnaire with 422 respondents from April to June 2023. The results of this study are attitude, subjective norm, and perception variables. Behavioral control is simultaneously related to behavioral intention with a 100% tie-off in workers by contributing 72.9% of the variation of intention with a significance of 0.000. The positive/negative attitude variable has the highest relationship to the intention to do a "100% tie-off with a β value of 0.398 followed by the subjective norm variable (motivation) with a β value of 0.243, the perception variable of behavior control with a β value of 0.218, the attitude variable belief in consequences with a β value of 0.080, and subjective norm variables (normative beliefs) with a β value of -0.076.
Read More
T-6727
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Caluella Valanta; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Abdul Kadir, Toha Fahrudin
Abstrak:
Sindrom metabolik (SM) adalah gabungan dari beberapa kondisi gangguan metabolisme yang ditandai dengan obesitas sentral, hipertrigliserida, kadar high density lipoprotein (HDL) rendah, kadar gula darah puasa (GDP) tinggi, serta hipertensi. Kejadian sindrom metabolik secara global diperkirakan akan terus meningkat seiring perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup, dan pertambahan usia penduduk. Banyak hal yang dapat memengaruhi kejadian SM pada pekerja, seperti usia, pola hidup, pola kerja, tempat tinggal, dan lain-lain. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor risiko SM di PT X. PT X sebagai salah satu perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur telah melakukan deteksi awal dari proporsi karyawan yang mengalami obesitas, kolesterol tinggi, hipertensi, dan pre-diabetes, namun belum melakukan deteksi yang komprehensif terhadap kejadian SM. Penelitian dilakukan menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, dan hasil medical check up pekerja. Penelitian ini mengumpulkan 213 responden yang merupakan karyawan PT X beserta enam PJP. Hasil analisis menunjukkan sebanyak lima responden (2,3%) mengalami SM. Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian SM di PT X adalah aktivitas fisik (p-value = 0,004; OR = 12,98) dan pola makan (p-value = 0,037; OR = 2,029). Meskipun proporsi kejadian sindrom metabolik cukup kecil, tidak menutup kemungkinan adanya risiko yang belum terdeteksi sehingga diperlukan pemantauan lebih lanjut kepada seluruh pekerja. Evaluasi terhadap aktivitas fisik dan pola makan karyawan juga diperlukan untuk menurunkan risiko sindrom metabolik.

Metabolic syndrome (MS) is a cluster of metabolic disorders including abdominal (central) obesity, hypertriglyceridemia, low high-density lipoprotein (HDL) level, high fasting blood glucose level, and high blood pressure. The prevalence of MS increases globally due to technology developments, lifestyle changes, and an aging population. Many factors are associated with the occurrence of MS in workers including age, lifestyle, job, residence, and many more. Therefore, this research was conducted to find the risk factors of MS in PT X. PT X as one of the coal mining companies in East Kalimantan have screened its employees for obesity, high total cholesterol levels, hypertension, and pre-diabetes. However, the company has not yet determined the number of MS cases that have happened among its employees. Research was conducted using cross-sectional study design with a quantitative approach. Data was collected using questionnaire, interview, and medical check-up reports. This research collected 213 respondents including PT X and service companies. Among them, five respondents (2,3%) were identified as having MS. Risk factors that showed significant correlations with the occurrence of MS are physical activity (p-value = 0,004; OR = 12,98) and diet (p-value = 0,037; OR = 2,029). Despite the low percentage of MS cases, there is a possibility that some risks were not covered in this research. Therefore, it is recommended to conduct a thorough examination to all employees. Evaluating the intensity of physical activity and dietary habits is necessary to reduce the risk of MS.
Read More
S-11503
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alvira Rachmawati; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Hendra, Yan Wahid Prasetyo
Abstrak:
Pekerjaan pengolahan makanan di dapur sebagian besar dilakukan secara manual. Kegiatan kerja dengan waktu yang panjang, berada pada postur janggal, mengangkat beban berat, gerakan berulang-ulang, dan aktivitas manual handling yang tidak tepat menjadi penyebab timbulnya keluhan muskuloskeletal pada pekerja. Penelitian ini membahas faktor risiko ergonomi terhadap muskuloskeletal disorder pada pekerja unit produksi PT X cabang Jakarta dan Cirebon. Desain penelitian ini adalah mix method dengan teknik penelitian observasional. Hasil penelitian menunjukan keluhan banyak ditemukan pada pekerja dengan postur janggal, masa kerja kurang dari lima tahun, bekerja melebihi 8 jam/hari, bekerja di area panas, berusia lebih dari 30 tahun, berjenis kelamin laki-laki, tidak merokok, dan tidak terbiasa olahraga. Hasil observasi pada keluhan muskuloskeletal menunjukkan 78% pekerja merasakan adanya pegal/tidak nyaman/nyeri/ kesemutan/kaku/mati rasa pada bagian tubuh. Keluhan tertinggi berada di betis kanan (32%), betis kiri (32%), pinggang (30%), bahu kanan (22%), dan bahu kiri (22%). Pekerja disarankan untuk melakukan peregangan otot secara berkala, mengurangi konsumsi rokok, dan membiasakan olahraga 150 menit dalam seminggu. Perusahaan dapat memberikan pelatihan guna meningkatkan kesadaran bahaya dan risiko ergonomi.

Food processing work in the kitchen is mostly done manually. Work activities for long periods of time, in awkward postures, lifting heavy loads, repetitive movements, and inappropriate manual handling activities are the causes of musculoskeletal complaints in workers. This study discusses ergonomic risk factors for musculoskeletal disorders in production unit workers at PT X Jakarta and Cirebon branches. This research design is a mix method with observational research techniques. The results showed that many complaints were found in workers with awkward postures, working periods of less than five years, working more than 8 hours/day, working in hot areas, over 30 years old, male, not smoking, and not used to sports. The results of observations on musculoskeletal complaints showed that 78% of workers felt aches/discomfort/pain/tingling/stiffness/numbness in parts of the body. The highest complaints were on the right calf (32%), left calf (32%), waist (30%), right shoulder (22%) and left shoulder (22%). Workers are advised to stretch muscles regularly, reduce cigarette consumption, and get used to exercising 150 minutes a week. Companies can provide training to increase awareness of ergonomic hazards and risks.
Read More
S-11435
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agfa Al-Latief Hadi Putra; Pembimbing:Dadan Erwandi; Penguji: Mila Tejamaya, Chairul Sabat
Abstrak:
Seiring dengan berkembangnya teknologi, kini pegawai dituntut untuk bekerja dan menghabiskan sebagian waktunya duduk fokus memandang komputer dan menggunakan mouse. Penggunaan komputer memiliki risiko ergonomic yang apabila dilakukan secara terus menerus dapat menyebabkan masalah kesehatan salah satunya gangguan muskoloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara risiko ergonomi dengan gangguan muskoloskeletal pada pekerja kantoran di PT. X. Metode yang digunakan adalah desain studi cross sectional dengan menggunakan instrument penelitian berupa Nordic Body Map dan Rapid Office Strain Assessment (ROSA). Penelitian ini dilakukan kepada 48 pekerja kantoran di PT. X. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat risiko ergonomi, dan keluhan muskoloskeletal dengan analisis univariat, dan bivariat. Dari 48 responden didapatkan 39 orang mengalami keluhan muskoloskeletal dengan keluhan terbanyak ada pada bagian leher atas, punggung, dan pinggang. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya hubungan antara risiko ergonomi dengan usia, masa kerja dan jenis kelamin (p-value=1). Akan tetapi, terdapat hubungan yang berarti antara risiko ergonomic dengan gangguan muskoloskeletal (p-value=0,039).

Along with the development of technology, employees are now required to work and spend some of their time sitting focused on looking at computers and using mouse. The use of computers has ergonomic risks which if done continuously can cause health problems, one of which is musculoskeletal disorders. This study aims to analyze the relationship between ergonomic risks and musculoskeletal disorders in office workers at PT. X. The method used is a cross-sectional study design using research instruments in the form of Nordic Body Map and Rapid Office Strain Assessment (ROSA). This research was conducted on 48 office workers at PT. X. The variables studied in this study were age, gender, length of service, level of ergonomic risk, and musculoskeletal complaints with univariate, and bivariate analysis. From 48 respondents, 39 people experienced musculoskeletal complaints with the most complaints in the upper neck, back, and waist. The results showed no relationship between ergonomic risk with age, length of service and gender (p-value = 1). However, there was a significant association between ergonomic risk and musculoskeletal disorders (p-value = 0.039).
Read More
S-11380
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ami Nuari; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Abdul Kadir, Indri Hapsari Susilowati, Jimmy Tiarlina, Fajar Aldi Prasetio
Abstrak:
Tren absen pekerja sangat mempengaruhi produktivitas disutau perusahaan, absen dalam bekerja dianggap wajar oleh perusahaan. Data Office of National Statistic (ONS) menyatakan tingkat ketidakhadiran karena sakit meningkat menjadi 2,6% pada tahun 2022, angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun 2004. Berdasarkan data pegawai pekerja di PT XYZ kejadian ketidakhadiran pekerja terus meningkat dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, data ketidakhadiran tersebut merupakan data terkait dengan pekerja yang mengalami ketidakhadiran karena sakit. Tercatat pada tahun 2022 terdapat 43% dan tahun 2023 sampai bulan September sebanyak 47% pekerja yang mengalami ketidakhadiran karena sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian ketidakhadiran pada pekerja di PT XYZ Tahun 2023. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pendekatan desain cross sectional melalui data sekunder dan data primer, dengan pengambilan sampel total sampling sebanyak sampel 51 responden dan dianalisis dengan uji chi-square. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Desember 2023. Hasil penelitian deksriptif yaitu proporsi tertinggi pada pekerja yang mengalami ketidakhadrian (54,9%), umur pekerja < 40 tahun (88,2%.), masa kerja lama (51,0%), merokok (60,8%.), status gizi gemuk (45,1%), pekerja status kesehatan unfit (54,9%), pekerja kelelahan sedang (45,1%), dan pekerja stres sedang (39,2%) dan pekerja dengan beban kerja ringan (45,1%). Terdapat hubungan antara status merokok (p=0,045), status kesehatan (p=0,001), status gizi (p=0,045), kelelahan kerja (p=0,002), dan stres kerja (p=0,023). Tidak terdapat hubungan antara umur, masa kerja dan beban kerja.

The trend of worker absenteeism greatly influences productivity in a company, absence from work is considered normal by the company. Data from the Office of National Statistics (ONS) states that the rate of absence due to illness will increase to 2.6% in 2022, this figure is the highest since 2004. Based on employee data at PT XYZ, the incidence of worker absence has continued to increase over the last 2 years. , the absence data is data related to workers who experience absence due to illness. It was recorded that in 2022 there would be 43% and in 2023 until September as many as 47% of workers would experience absence due to illness. This research aims to analyze the relationship between risk factors related to the incidence of absenteeism among workers at PT analyzed with the chi-square test. The research was conducted in June – December 2023. The descriptive research results were the highest proportion of workers experiencing absenteeism (54.9%), worker age < 40 years (88.2%), long working period (51.0%), smoking (60.8%), obese nutritional status (45.1%), unfit health status workers (54.9%), moderate fatigue workers (45.1%), and moderate stress workers (39.2%) and workers with light workloads (45.1%). There was a relationship between smoking status (p=0.045), health status (p=0.001), nutritional status (p=0.045), work fatigue (p=0.002), and work stress (p=0.023). There is no relationship between age, years of service and workload.
Read More
T-6875
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alvina Winners Putri; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Abdul Kadir, Nur Fatayani
Abstrak:
Postur tubuh yang kurang nyaman saat melakukan pekerjaan dengan durasi yang lama dapat menyebabkan gangguan otot rangka akibat kerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor risiko yang hubungan dengan terjadinya gejala gangguan otot rangka akibat kerja pada pekerja perkantoran di Instansi X tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan metode penilaian postur tubuh pekerjan menggunakan metode Rapid Office Strain Assessment (ROSA). Kemudian untuk penilaian keluhan gangguan otot rangka secara subjektif menggunakan NBM (Nordic Body Map). Hasil penelitian menunjukkan tingkat risiko keluhan gangguan otot rangka akibat kerja pada tingkat menengah maka perlu investigasi lebih lanjut untuk melakukan perbaikan. Penilaian menggunakan Nordic Body Map menghasilkan nilai sebesar 91,40% pekerja yang mengalami keluhan gangguan otot rangka akibat kerja. Bagian tubuh yang sering mengalami keluhan gangguan otot rangka akibat kerja seperti: leher bagian atas, leher bagian bawah, punggung dan pinggang. Distribusi keluhan yang dirasakan pekerja umur

An uncomfortable posture when doing work for a long duration can cause work-related musculoskeletal disorders. The purpose of this study was to determine the risk factors associated with the occurrence of symptoms of work-related musculoskeletal disorders in office workers at Institution X in 2023. This study used a cross-sectional design and the occupational posture assessment Rapid Office Strain Assessment (ROSA) method then to assess complaints of musculoskeletal disorders as a whole subjectively using the NBM (Nordic Body Map). The results showed that the level of risk of complaints of musculoskeletal disorders due to work at the intermediate level requires further investigation to make improvements. Assessment using the Nordic Body Map yielded a value of 91.40% of workers who experienced complaints of musculoskeletal the skeleton due to work The parts of the body that often experience complaints of musculoskeletal disorders due to work such as: upper neck, lower neck, back and waist Distribution of complaints felt by workers aged
Read More
S-11401
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mega Dita Agustin; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Abdul Kadir, Mila Tejamaya, Joko Priono, Melly Fadhillah Harahap
Abstrak:
Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan keluhan yang umum terjadi pada pekerja kantoran, terutama yang melakukan pekerjaan dari rumah. Pekerja yang bekerja dari rumah menggunakan peralatan pekerjaan yang seadanya, dengan durasi kerja yang tidak menentu serta postur kerja yang tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) selama working from home pada pekerja di PT. ABC tahun 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan pendekatan deskriptif analitik. Responden pada penelitian ini terdiri dari 22 orang laki-laki dan 14 orang perempuan yang merupakan pekerja PT. ABC. Data dikumpulkan melalui pengukuran langsung dan menggunakan kuesioner melalui google form. Analisis statistik yang digunakan adalah uji analisis deskriptif dan analisis korelasi chi-square dan menganalisis hasil Odds Ratio (ORD) menggunakan perangkat lunak IBM SPSS. Hasil analisis Uji Chi Square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara faktor individu seperti usia dengan dengan keluhan MSDs dengan p-value = 0,001 (P-value <0,05) dan jenis kelamin dengan keluhan MSDs dengan P-value = 0,033 (P-value <0,05), adanya hubungan signifikan antara faktor pekerjaan seperti postur kerja dengan keluhan MSDs dengan P-value = 0,018 (P-value <0,05), dan adanya hubungan signifikan antara faktor psikososial seperti kesehatan dan kesejahteraan dengan keluhan dengan P-value = 0,044 (P-value <0,05) menggunakan ukuran Odds Ratio (OR) dan interval kepercayaan 95% (CI 95%)

Musculoskeletal Disorders (MSDs) pain is a common pain among office workers, especially those who work from home. Workers who work from home use makeshift work equipment, with erratic work duration and inappropriate work postures. This study aims to analyze the factors associated with Musculoskeletal Disorders (MSDs) complaints during working from home among workers at PT. ABC in 2023. The research method used is cross sectional with an analytic descriptive approach. Respondents in this study consisted of 22 men and 14 women workers at PT. ABC. Data was collected through direct measurement and using a questionnaire via google form. The statistical analysis used was descriptive analysis test and chi-square correlation analysis and analyzed the Odds Ratio (ORD) results using IBM SPSS software. The results of the Chi Square test analysis showed a significant relationship between individual factors such as age with MSDs complaints with p-value = 0.001 (P-value <0.05) and gender with MSDs complaints with P-value = 0.033 (P-value <0.05), there is a significant relationship between work factors such as work posture and MSD complaints with P-value = 0.018 (P-value <0.05), and there is a significant relationship between psychosocial factors such as health and well-being and complaints with P- value = 0.044 (P-value <0.05) using the Odds Ratio (OR) measure and 95% confidence interval (95% CI)
Read More
T-6841
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive