Ditemukan 35498 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Agfa Al-Latief Hadi Putra; Pembimbing:Dadan Erwandi; Penguji: Mila Tejamaya, Chairul Sabat
Abstrak:
Read More
Seiring dengan berkembangnya teknologi, kini pegawai dituntut untuk bekerja dan menghabiskan sebagian waktunya duduk fokus memandang komputer dan menggunakan mouse. Penggunaan komputer memiliki risiko ergonomic yang apabila dilakukan secara terus menerus dapat menyebabkan masalah kesehatan salah satunya gangguan muskoloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara risiko ergonomi dengan gangguan muskoloskeletal pada pekerja kantoran di PT. X. Metode yang digunakan adalah desain studi cross sectional dengan menggunakan instrument penelitian berupa Nordic Body Map dan Rapid Office Strain Assessment (ROSA). Penelitian ini dilakukan kepada 48 pekerja kantoran di PT. X. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat risiko ergonomi, dan keluhan muskoloskeletal dengan analisis univariat, dan bivariat. Dari 48 responden didapatkan 39 orang mengalami keluhan muskoloskeletal dengan keluhan terbanyak ada pada bagian leher atas, punggung, dan pinggang. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya hubungan antara risiko ergonomi dengan usia, masa kerja dan jenis kelamin (p-value=1). Akan tetapi, terdapat hubungan yang berarti antara risiko ergonomic dengan gangguan muskoloskeletal (p-value=0,039).
Along with the development of technology, employees are now required to work and spend some of their time sitting focused on looking at computers and using mouse. The use of computers has ergonomic risks which if done continuously can cause health problems, one of which is musculoskeletal disorders. This study aims to analyze the relationship between ergonomic risks and musculoskeletal disorders in office workers at PT. X. The method used is a cross-sectional study design using research instruments in the form of Nordic Body Map and Rapid Office Strain Assessment (ROSA). This research was conducted on 48 office workers at PT. X. The variables studied in this study were age, gender, length of service, level of ergonomic risk, and musculoskeletal complaints with univariate, and bivariate analysis. From 48 respondents, 39 people experienced musculoskeletal complaints with the most complaints in the upper neck, back, and waist. The results showed no relationship between ergonomic risk with age, length of service and gender (p-value = 1). However, there was a significant association between ergonomic risk and musculoskeletal disorders (p-value = 0.039).
S-11380
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Aqua Da Mongga; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Chandra Satrya, Aprian Een Saputra
Abstrak:
Kebanyakan dari pekerjaan-pekerjaan yang melakukan aktivitas dalam keadaan duduk dapat terpapar pada tingkat waktu menetap yang tinggi, salah satunya adalah pada pekerja di kantor pengguna komputer atau laptop. Penggunaan dan pemakaian komputer tau laptop dalam kurun waktu cukup lama dapat meningkatkan risiko keluhan gangguan pada muskuloskeletal, terkhusus pada bagian punggung bawah dan leher. Untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhi keluhan low back pain dan neck pain pada pekerja kantoran pengguna komputer dilakukan penelitian studi cross-sectional dengan menggunakan data primer tahun 2020. Penelitian melibatkan 55 pekerja PT X di daerah Jakarta Timur. Ditemukan pekerja yang memiliki keluhan gangguan low back pain sebesar 41.8% dan pekerja yang memiliki keluhan pada gangguan neck pain sebesar 50.9%. Pada analisis hubungan faktor risiko pekerjaan dengan keluhan gangguan low back pain yang menggunakan chi-square didapatkan bahwa antara faktor risiko pekerjaan dan psikososial memiliki hubungan signifikan dengan keluhan gangguan low back pain yaitu kerja otot statis (p-value=0.03), tuntutan kerja (p-value=0.00), dukungan sosial (pvalue=0.00), dan stres kerja (p-value=0.00). Kemudian pada analisis hubungan faktor risiko pekerjaan dengan keluhan gangguan neck pain yang menggunakan chi-square didapatkan bahwa antara faktor risiko pekerjaan dan psikososial memiliki hubungan signifikan dengan keluhan gangguan low back pain yaitu durasi penggunaan komputer.laptop (p-value=0.01), kerja otot statis (p-value=0.01), tuntutan kerja (p-value=0.02), dukungan sosial (p-value=0.04), dan stres kerja (pvalue=0.01).
Kata kunci: low back pain; neck pain; pengguna komputer; pekerja kantor
Most of the tasks with prolonged sitting can be exposed to high levels of sedentary behavior, one of which is computer or laptop user workers in the office. A long period time of computer or laptop use can increase the risk of musculoskeletal disorders complaints, especially in the lower back and neck. To look at the factors that influence complaints of low back pain and neck pain in office workers, a crosssectional study using 2020 primary data. The study involved 55 PT X workers in East Jakarta. There were 41.8% workers who had low back pain complaints and 50.9% workers who had neck pain complaints. The result of chi-square analysis indicated that there were significant relationship between physical and psychosocial risk factors with low back pain complaints, those are static muscle work (p-value = 0.03), work demands ( p-value = 0.00), social support (p-value = 0.00), and work stress (p-value = 0.00). Then, the result of chi-square analysis indicated that there were significant relationship between physical and psychosocial risk factors with neck pain complaints, those are duration of computer use (p-value = 0.01), work static muscle (p-value = 0.01), work demands (p-value = 0.02), social support (pvalue = 0.04), and work stress (p-value = 0.01).
Keywords: low back pain; neck pain; computer user; office worker
Read More
Kata kunci: low back pain; neck pain; pengguna komputer; pekerja kantor
Most of the tasks with prolonged sitting can be exposed to high levels of sedentary behavior, one of which is computer or laptop user workers in the office. A long period time of computer or laptop use can increase the risk of musculoskeletal disorders complaints, especially in the lower back and neck. To look at the factors that influence complaints of low back pain and neck pain in office workers, a crosssectional study using 2020 primary data. The study involved 55 PT X workers in East Jakarta. There were 41.8% workers who had low back pain complaints and 50.9% workers who had neck pain complaints. The result of chi-square analysis indicated that there were significant relationship between physical and psychosocial risk factors with low back pain complaints, those are static muscle work (p-value = 0.03), work demands ( p-value = 0.00), social support (p-value = 0.00), and work stress (p-value = 0.00). Then, the result of chi-square analysis indicated that there were significant relationship between physical and psychosocial risk factors with neck pain complaints, those are duration of computer use (p-value = 0.01), work static muscle (p-value = 0.01), work demands (p-value = 0.02), social support (pvalue = 0.04), and work stress (p-value = 0.01).
Keywords: low back pain; neck pain; computer user; office worker
S-10289
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Indri Astuti; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Hendra, Mayarni
Abstrak:
Pekerja forklift merupakan salah satu jenis pekerjaan yang memiliki risiko terkenamusculoskeletal disorders karena faktor individu, lingkungan, dan pekerjaan.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pekerjaan forklift, faktor individu dan lingkungan yang berhubungan dengan musculoskeletal disorderspada pekerja forklift di PT X tahun 2013 dan melihat gambaran risiko pekerjaan.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi potonglintang dengan kuesioner dan tools REBA.
Hasil penelitian menyatakan bahwalama kerja mempengaruhi keluhan subyektif musculoskeletal disorders dantingkat risiko ergonomi pekerja forklift termasuk ringan hingga sedang. Sarannya,perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian postur kerja pekerja forklift,pengaturan durasi kerja, sosialisasi terkait musculoskeletal disorders, gejala,faktor risiko, tindakan pencegahan, dan penanganan. Kata kunci : risiko, ergonomi, forklift, musculoskeletal disorders.
Read More
Hasil penelitian menyatakan bahwalama kerja mempengaruhi keluhan subyektif musculoskeletal disorders dantingkat risiko ergonomi pekerja forklift termasuk ringan hingga sedang. Sarannya,perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian postur kerja pekerja forklift,pengaturan durasi kerja, sosialisasi terkait musculoskeletal disorders, gejala,faktor risiko, tindakan pencegahan, dan penanganan. Kata kunci : risiko, ergonomi, forklift, musculoskeletal disorders.
S-7784
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ami Nuari; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Abdul Kadir, Indri Hapsari Susilowati, Jimmy Tiarlina, Fajar Aldi Prasetio
Abstrak:
Read More
Tren absen pekerja sangat mempengaruhi produktivitas disutau perusahaan, absen dalam bekerja dianggap wajar oleh perusahaan. Data Office of National Statistic (ONS) menyatakan tingkat ketidakhadiran karena sakit meningkat menjadi 2,6% pada tahun 2022, angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun 2004. Berdasarkan data pegawai pekerja di PT XYZ kejadian ketidakhadiran pekerja terus meningkat dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, data ketidakhadiran tersebut merupakan data terkait dengan pekerja yang mengalami ketidakhadiran karena sakit. Tercatat pada tahun 2022 terdapat 43% dan tahun 2023 sampai bulan September sebanyak 47% pekerja yang mengalami ketidakhadiran karena sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian ketidakhadiran pada pekerja di PT XYZ Tahun 2023. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pendekatan desain cross sectional melalui data sekunder dan data primer, dengan pengambilan sampel total sampling sebanyak sampel 51 responden dan dianalisis dengan uji chi-square. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Desember 2023. Hasil penelitian deksriptif yaitu proporsi tertinggi pada pekerja yang mengalami ketidakhadrian (54,9%), umur pekerja < 40 tahun (88,2%.), masa kerja lama (51,0%), merokok (60,8%.), status gizi gemuk (45,1%), pekerja status kesehatan unfit (54,9%), pekerja kelelahan sedang (45,1%), dan pekerja stres sedang (39,2%) dan pekerja dengan beban kerja ringan (45,1%). Terdapat hubungan antara status merokok (p=0,045), status kesehatan (p=0,001), status gizi (p=0,045), kelelahan kerja (p=0,002), dan stres kerja (p=0,023). Tidak terdapat hubungan antara umur, masa kerja dan beban kerja.
The trend of worker absenteeism greatly influences productivity in a company, absence from work is considered normal by the company. Data from the Office of National Statistics (ONS) states that the rate of absence due to illness will increase to 2.6% in 2022, this figure is the highest since 2004. Based on employee data at PT XYZ, the incidence of worker absence has continued to increase over the last 2 years. , the absence data is data related to workers who experience absence due to illness. It was recorded that in 2022 there would be 43% and in 2023 until September as many as 47% of workers would experience absence due to illness. This research aims to analyze the relationship between risk factors related to the incidence of absenteeism among workers at PT analyzed with the chi-square test. The research was conducted in June – December 2023. The descriptive research results were the highest proportion of workers experiencing absenteeism (54.9%), worker age < 40 years (88.2%), long working period (51.0%), smoking (60.8%), obese nutritional status (45.1%), unfit health status workers (54.9%), moderate fatigue workers (45.1%), and moderate stress workers (39.2%) and workers with light workloads (45.1%). There was a relationship between smoking status (p=0.045), health status (p=0.001), nutritional status (p=0.045), work fatigue (p=0.002), and work stress (p=0.023). There is no relationship between age, years of service and workload.
T-6875
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Alvina Winners Putri; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Abdul Kadir, Nur Fatayani
Abstrak:
Read More
Postur tubuh yang kurang nyaman saat melakukan pekerjaan dengan durasi yang lama dapat menyebabkan gangguan otot rangka akibat kerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor risiko yang hubungan dengan terjadinya gejala gangguan otot rangka akibat kerja pada pekerja perkantoran di Instansi X tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan metode penilaian postur tubuh pekerjan menggunakan metode Rapid Office Strain Assessment (ROSA). Kemudian untuk penilaian keluhan gangguan otot rangka secara subjektif menggunakan NBM (Nordic Body Map). Hasil penelitian menunjukkan tingkat risiko keluhan gangguan otot rangka akibat kerja pada tingkat menengah maka perlu investigasi lebih lanjut untuk melakukan perbaikan. Penilaian menggunakan Nordic Body Map menghasilkan nilai sebesar 91,40% pekerja yang mengalami keluhan gangguan otot rangka akibat kerja. Bagian tubuh yang sering mengalami keluhan gangguan otot rangka akibat kerja seperti: leher bagian atas, leher bagian bawah, punggung dan pinggang. Distribusi keluhan yang dirasakan pekerja umur
An uncomfortable posture when doing work for a long duration can cause work-related musculoskeletal disorders. The purpose of this study was to determine the risk factors associated with the occurrence of symptoms of work-related musculoskeletal disorders in office workers at Institution X in 2023. This study used a cross-sectional design and the occupational posture assessment Rapid Office Strain Assessment (ROSA) method then to assess complaints of musculoskeletal disorders as a whole subjectively using the NBM (Nordic Body Map). The results showed that the level of risk of complaints of musculoskeletal disorders due to work at the intermediate level requires further investigation to make improvements. Assessment using the Nordic Body Map yielded a value of 91.40% of workers who experienced complaints of musculoskeletal the skeleton due to work The parts of the body that often experience complaints of musculoskeletal disorders due to work such as: upper neck, lower neck, back and waist Distribution of complaints felt by workers aged
S-11401
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Aldi Dwi Putra; Pembimbing: Bambang Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Yunita Rahayuningsih
Abstrak:
Manufaktur merupakan salah satu sector industri yang memiliki risiko gangguan otot rangka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko dari gejala gangguan otot rangka. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2018 dengan melibatkan 51 orang operator pada area mixing rubber dan 40 orang pekerja kantor di PT X yang merupakan perusahaan manufaktur komponen kendaraan bermotor. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan instrument pengambilan data berupa kuesioner QEC dan kombinasi kuesioner psikososial. Variabel independent pada penelitian ini yaitu karakteristik individu pekerja (usia, jenis kelamin, IMT, status merokok dan lama kerja), faktor fisik di tempat kerja (force, postur janggal, gerakan berulang, dan coupling) dan faktor psikososial (tuntutan kerja, kendali terhadap pekerjaan, dukungan social, skill discretion, kepuasan kerja, dan stress kerja). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan gejala pada punggung atas, lama kerja dengan gejala pada pergelangan tangan, faktor risiko fifik yang tinggi dengan gejala pada leher, skill discretion dengan gejala pada pergelangan tangan, stress kerja dengan gejala pada bahu dan punggung bawah. Oleh karena itu perlu diadakan pengendalian lebih lanjut mengenai masalah ergonomic pada PT X.
Kata kunci: gejala gangguan otot rangka, manufaktur, ergonomi,faktor fisik, faktor psikososial
Manufacture is one of the industry that has the risk of musculoskeletal disorders. The aim of this research is to analysize the risk factors from the symptoms of disorders of musculoskeletal. This research conducted on March until April 2018 by involving 51 workers on Mixing area and 40 workers on Office Area of X Corporation which is a manufacturing company who made the component of the motor vehicle. This research used Cross Sectional method by using QEC questionnaire and combination of psychosocial questionnaire as the instrument for data collection. The independent variable of this research are the characteristic of workers (age, gender, body mass index, smokimg status, and working time), physical factors on the work place (force, awkward postures, repetitive motion, and coupling) and psychosocial factors (job demands, control of the job, social support, skill discretion, job satisfaction, and work stress). The result of this research shows there is a significant correlation of body mass index with a symptoms on the top of the back, working time and skill direstion with a symptoms of the wrist, high risk of physical factor with a symptom of the neck, and work stress with a symptom of shoulders and the low part of the back. Therefore it needs to be a further control about ergonomic factor at X Corporation.
Keyword: symptoms of musculoskeletal disorder, manufacturing, ergonomic, physical factor, psychosocial factor.
Read More
Kata kunci: gejala gangguan otot rangka, manufaktur, ergonomi,faktor fisik, faktor psikososial
Manufacture is one of the industry that has the risk of musculoskeletal disorders. The aim of this research is to analysize the risk factors from the symptoms of disorders of musculoskeletal. This research conducted on March until April 2018 by involving 51 workers on Mixing area and 40 workers on Office Area of X Corporation which is a manufacturing company who made the component of the motor vehicle. This research used Cross Sectional method by using QEC questionnaire and combination of psychosocial questionnaire as the instrument for data collection. The independent variable of this research are the characteristic of workers (age, gender, body mass index, smokimg status, and working time), physical factors on the work place (force, awkward postures, repetitive motion, and coupling) and psychosocial factors (job demands, control of the job, social support, skill discretion, job satisfaction, and work stress). The result of this research shows there is a significant correlation of body mass index with a symptoms on the top of the back, working time and skill direstion with a symptoms of the wrist, high risk of physical factor with a symptom of the neck, and work stress with a symptom of shoulders and the low part of the back. Therefore it needs to be a further control about ergonomic factor at X Corporation.
Keyword: symptoms of musculoskeletal disorder, manufacturing, ergonomic, physical factor, psychosocial factor.
S-9681
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Caluella Valanta; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Abdul Kadir, Toha Fahrudin
Abstrak:
Read More
Sindrom metabolik (SM) adalah gabungan dari beberapa kondisi gangguan metabolisme yang ditandai dengan obesitas sentral, hipertrigliserida, kadar high density lipoprotein (HDL) rendah, kadar gula darah puasa (GDP) tinggi, serta hipertensi. Kejadian sindrom metabolik secara global diperkirakan akan terus meningkat seiring perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup, dan pertambahan usia penduduk. Banyak hal yang dapat memengaruhi kejadian SM pada pekerja, seperti usia, pola hidup, pola kerja, tempat tinggal, dan lain-lain. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor risiko SM di PT X. PT X sebagai salah satu perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur telah melakukan deteksi awal dari proporsi karyawan yang mengalami obesitas, kolesterol tinggi, hipertensi, dan pre-diabetes, namun belum melakukan deteksi yang komprehensif terhadap kejadian SM. Penelitian dilakukan menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, dan hasil medical check up pekerja. Penelitian ini mengumpulkan 213 responden yang merupakan karyawan PT X beserta enam PJP. Hasil analisis menunjukkan sebanyak lima responden (2,3%) mengalami SM. Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian SM di PT X adalah aktivitas fisik (p-value = 0,004; OR = 12,98) dan pola makan (p-value = 0,037; OR = 2,029). Meskipun proporsi kejadian sindrom metabolik cukup kecil, tidak menutup kemungkinan adanya risiko yang belum terdeteksi sehingga diperlukan pemantauan lebih lanjut kepada seluruh pekerja. Evaluasi terhadap aktivitas fisik dan pola makan karyawan juga diperlukan untuk menurunkan risiko sindrom metabolik.
Metabolic syndrome (MS) is a cluster of metabolic disorders including abdominal (central) obesity, hypertriglyceridemia, low high-density lipoprotein (HDL) level, high fasting blood glucose level, and high blood pressure. The prevalence of MS increases globally due to technology developments, lifestyle changes, and an aging population. Many factors are associated with the occurrence of MS in workers including age, lifestyle, job, residence, and many more. Therefore, this research was conducted to find the risk factors of MS in PT X. PT X as one of the coal mining companies in East Kalimantan have screened its employees for obesity, high total cholesterol levels, hypertension, and pre-diabetes. However, the company has not yet determined the number of MS cases that have happened among its employees. Research was conducted using cross-sectional study design with a quantitative approach. Data was collected using questionnaire, interview, and medical check-up reports. This research collected 213 respondents including PT X and service companies. Among them, five respondents (2,3%) were identified as having MS. Risk factors that showed significant correlations with the occurrence of MS are physical activity (p-value = 0,004; OR = 12,98) and diet (p-value = 0,037; OR = 2,029). Despite the low percentage of MS cases, there is a possibility that some risks were not covered in this research. Therefore, it is recommended to conduct a thorough examination to all employees. Evaluating the intensity of physical activity and dietary habits is necessary to reduce the risk of MS.
S-11503
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hayu Weka Prasetya; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Laksita Ri Hastiti, Masjuli Dan Deddy SYAM
Abstrak:
Read More
Sebagai salah satu perusahaan inspeksi yang melakukan maintenance dalam area industri industri minyak dan gas bumi, PT. X memiliki fasilitasdigunakan untuk menunjang pengujian katup pengaman. penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Data didapatkan dari wawancara, observasi, serta hasil kuisioner dan pengukuran. Adapun instrument yang digunakan mengacu kuisioner SNI 9011 : 2021, subjek penelitian total pekerja pada area workshop di PT X sebanyak 30 orang. Identifikasi keluhan gangguan otot rangka, sebanyak 21 responden ( 70%) merasakan keluhan dan tidak nyaman pada bagian bahu kanan, bagian lengan kanan, pinggul kanan, bagian punggung atas dan 9 responden ( 30% ) tidak mengalami keluhan. Pada kategori umur >35 Tahun, berjumlah 84,6 % dengan hasil statistiknya Pvalue 0,22 > 0,05. Keluhan gangguan otot rangka dengan lama kerja 5-10Tahun berisiko itu sebanyak 10 orang (35,7%), hasil Pvalue 0,33 > 0,05, Inspektor yang mempunyai kebiasaan merokok berisiko keluhan gangguan otot rangka yaitu sebanyak 20 orang (76,9%) dengan hasil Pvalue 0,28> 0,05. Risiko pekerjaan dilakukan penilaian tingkat risiko dan analisis risiko ergonomi untuk ukuran katup pengaman 1x2 inch mendapatkan tingkat risiko dengan level rendah dengan skor 2 dan analisis resiko ergonomi di skor 3, Dan tingkat risiko dan analisis risiko ergonomi untuk ukuran katup pengaman 6x6 inch mendapatkan tingkat risiko dengan level sedang skor 6 dengan analisis resiko ergonomi di skor 6. Analisis risiko ergonomi untuk pengujian katup pengaman perlu diperlukan tindakan perbaikan untuk rekayasa teknik dan kontrol administrasi.
As one of the inspection companies that carries out maintenance in the oil and gas industrial area, PT. X has facilities used to support safety valve testing. The research used was descriptive qualitative research with a cross sectional approach. Data was obtained from interviews, observations, as well as the results of questionnaires and measurements. The instrument used refers to the SNI 9011: 2021 questionnaire. The total research subjects were 30 workers in the workshop area at PT X. Identification of complaints of musculoskeletal disorders, as many as 21 respondents (70%) felt complaints and discomfort in the right shoulder, right arm, right hip, upper back and 9 respondents (30%) did not experience complaints. In the age category > 35 years, the number was 84.6% with the statistical result being Pvalue 0.22 > 0.05. Complaints of musculoskeletal disorders with a length of work of 5-10 years are at risk of 10 people (35.7%), the Pvalue result is 0.33 > 0.05. Inspectors who have a smoking habit are at risk of complaints of musculoskeletal disorders, namely 20 people (76.9 %) with a Pvalue of 0.28> 0.05. Job risks were carried out by assessing the risk level and ergonomic risk analysis for the safety valve size 1x2 inch, getting a risk level with a low level with a score of 2 and ergonomic risk analysis with a score of 3, and the risk level and ergonomic risk analysis for the safety valve size 6x6 inch getting a risk level with Medium level score 6 with ergonomic risk analysis at score 6. Ergonomic risk analysis for safety valve testing requires corrective action for engineering engineering and administrative control.
T-7088
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Savira Anindita; Pembimbing: Hendra; Penguji: Baiduri Widanarko, Sumaryanto, Yessie Kualasari
Abstrak:
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelelahan pada pekerja kantoran di institusi X. Penelitian ini dilakukan di Institusi X dengan objek penelitian yaitu seluruh pegawai institusi X yang bekerja pada bidang Penyelenggara, bidang Program dan Evaluasi, bagian Tata Usaha, dan bagian Widyaiswara. Penelitian ini dilakukan melalui pengamatan, wawancara, dan pengisian kuesioner oleh responden sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan oleh responden terkait kelelahan dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelelahan, serta dilakukan pengukuran langsung lingkungan kerja, meliputi pencahayaan dan temperatur ruangan. 44,6% pekerja mengalami kelelahan dan 55,4% pekerja tidak mengalami kelelahan. Terdapat 3 buah faktor terkait pekerjaan yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap terjadinya kelelahan yaitu faktor jam kerja per hari, tuntutan pekerjaan, dan job control. Sedangkan pada faktor tidak terkait pekerjaan terdapat 1 buah faktor yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap terjadinya kelelahan yaitu faktor kualitas tidur. Namun setelah melalui analisis multivariat didapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap kelelahan yaitu kualitas tidur. Variabel kualitas tidur memiliki nilai Odds Ratio sebesar 14,409, yang artinya pekerja dengan kualitas tidur yang buruk akan berisiko 14,409 kali mengalami kelelahan dibandingkan dengan pekerja dengan kualitas tidur yang baik setelah dikontrol oleh variabel jam kerja / hari, tuntutan pekerjaan, job control, dukungan sosial, dan status kesehatan.
Read More
T-5492
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Safira Nurul Izzah; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Tubagus Dwika Yuantoko
S-12026
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
