Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 27903 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Putri Oktariani Solekhah; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Hendra, Muzakir
Abstrak:
Proses pembangunan jalan Tol A-B, pekerja menggunakan alat-alat berat yang menghasilkan getaran termasuk peralatan yang mengguanakan tangan salah satunya jackhammer. Risiko kesehatan juga menjadi permasalah bagi pekerja yang menggunakan jackhammer yakni CTS. Maka dari itu, penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk melakukan penilaian faktor risiko gejala CTS pada operator jackhammer Proyek Jalan Tol A-B Tahun 2023. Penelitian ini adalah penelitian dengan desain potong lintang pada operator jackhammer di Proyek Jalan Tol A-B, pada bulan April sampai dengan Juli 2023. Sampel penelitian adalah seluruh populasi penelitian yaitu seluruh pekerja operator jackhammer sebanyak 32 orang dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Variabel terikat penelitian ini carpal tunnel syndrome dan variabel bebas adalah akselerasi akselerasi getaran dan durasi pajanan. Pengumpulan data primer dengan melakukan pengukuran gejala carpal tunnel syndrome berdasarkan Boston Carpal Tunnel Questionnaire (BCTQ), penilaian durasi pajanan meliputi jumlah dan lama penggunaan jackhammer dan hasil pengukuran akselerasi getaran dengan vibrometer. Rerata akselerasi getaran yang diterima pekerja jack hammer adalah 6,27 + 1,5 m/s2. Gejala CTS pada pekerja Jackhammer proyek jalan tol A-B tahun 2023 terjadi pada 14 pekerja (43,7%). Terdapat hubungan antara akselerasi getaran dengan gejala CTS (p=0,04) dan OR = 10,6 pada pekerja Jackhammer proyek jalan tol A-B . Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan gejala CTS pada pekerja Jackhammer proyek jalan tol A-B dengan (p=0,014) dan OR = 5,36. Selain itu tidak terdapat hubungan antara usia, masa kerja, IMT, riwayat diabetes melitus dengan gejala CTS .

The process of building the A-B Toll Road, workers use heavy equipment that produces vibrations including hand-held equipment, one of which is a jackhammer. Health risks are also a problem for workers who use a jackhammer, namely CTS. Therefore, this study was made with the aim of assessing the risk factors for CTS symptoms in jackhammer operators of the A-B Toll Road Project in 2023. This research is a cross-sectional design study on jackhammer operators at the A-B Toll Road Project, from April to July 2023. The research sample was the entire study population, namely all 32 jackhammer operator workers and met the inclusion and exclusion criteria. The dependent variable of this study is carpal tunnel syndrome and the independent variables are vibration acceleration acceleration and exposure duration. Primary data collection by measuring symptoms of carpal tunnel syndrome based on the Boston Carpal Tunnel Questionnaire (BCTQ), assessment of exposure duration including the number and duration of jackhammer use and the results of vibration acceleration measurements with a vibrometer. The average vibration acceleration received by jack hammer workers is 6.27 + 1.5 m/s2. CTS symptoms in Jackhammer workers of the A-B toll road project in 2023 occurred in 14 workers (43.7%). There is a relationship between vibration acceleration and CTS symptoms (p=0.04) and OR = 10.6 in Jackhammer workers of the A-B toll road project. There is a relationship between smoking habits and CTS symptoms in Jackhammer workers of the A-B toll road project with (p=0.014) and OR = 5.36. In addition, there is no relationship between age, length of service, BMI, history of diabetes mellitus with CTS symptoms.
Read More
T-6843
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dennis Setiawan; Pembimbing: Hendra; Penguji: Mila Tejamaya, Sjahrul Meizar Nasri, Selamat Riyadi, Desyawati Utami
Abstrak:
Tesis ini membahas analisis tingkat pajanan getaran dan faktor individu di proyek jalan tol dan hubungannya dengan gejala Hand-arm Vibration Syndrome (HAVS). Desain penelitian dengan metode cross-sectional menggunakan data primer (tingkat pajanan getaran, usia, durasi pajanan getaran , masa kerja, kebiasaan merokok, penggunaan APD, dan riwayat HAVS) dan data sekunder (indeks massa tubuh dan diabetes) yang diperoleh dari PT DNS. Sebanyak 28 pekerja berpartisipasi dalam penelitian ini. Analisis Chi Square digunakan untuk melihat hubungan antara tingkat pajanan getaran dan faktor individu dengan gejala HAVS. Tingkat pajanan getaran diukur menggunakan vibration meter dalam pengoperasian jackhammer pada 1 shift kerja. Sedangkan faktor individu diukur dengan menggunakan kuisioner. Khusus untuk kebiasaan merokok diukur dengan kuisioner Fagesteron Test Nicotine Dependence (FTND) . Hasil penelitian didapatkan 89,3% operator jackhammer mengalami gejala HAVS pada operator jackhammer yang terpajan getaran HAV ≥ NAB. Keluhan gejala HAVS berupa nyeri, kesemutan, dan rasa lemas pada tangan dan lengan. Sebagian besar pekerja memiliki usia < 41 tahun (57,1%), masa kerja < 9 tahun (64,3%), kebiasaan merokok ketergantungan sangat rendah (42,9%), tidak pernah menggunakan APD (42,9%), IMT kategori gemuk (57,1%), Diabetes kategori pre diabetes (64,3%), durasi pajaan getaran ≥ 3 jam (60,7%) dan riwayat tidak pernah mengalami HAVS (96,4%) Analisis hubungan antara tingkat pjanan getaran dengan gejala HAVS menunjukan hasil hubungan yang signifikan (p = 0,00 ; OR = 3,47). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor individu dengan gejala HAVS. Dapat disimpulkan bahwa keluhan gejala HAVS yang dirasakan oleh operator jackhammer disebabkan oleh tingkat pajanan getaran . Oleh karena itu, untuk mengurangi keluhan HAVS bisa dilakukan pengecekan alat secara rutin, membatasi durasi pajanan getaran, sertapemberian APD yang sesuai untuk mengurangi tingkat pajanan getaran yang diterima.

This thesis discusses the analysis of vibration exposure levels and individual factors in toll road projects and their relationship with Hand-arm Vibration Syndrome (HAVS) symptoms. The research design was cross-sectional using primary data (level of vibration exposure, age, duration of vibration exposure, working period, smoking habit, PPE use, and history of HAVS) and secondary data (body mass index and diabetes) obtained from PT DNS. A total of 28 workers participated in this study. Chi-Square analysis was used to see the relationship between vibration exposure levels and individual factors with HAVS symptoms. The level of vibration exposure was measured using a vibration meter in the operation of a jackhammer on 1 work shift. While individual factors were measured using a questionnaire. Especially for smoking habits measured by the Fagesteron Test Nicotine Dependence (FTND) questionnaire. The results showed that 89.3% of jackhammer operators experienced HAVS symptoms in jackhammer operators exposed to HAV vibration ≥ NAB. Complaints of HAVS symptoms in the form of pain, tingling, and weakness in the hands and arms. Most of the workers had an age < 41 years (57.1%), a working period < 9 years (64.3%), a very low dependency smoking habit (42.9%), never used PPE (42.9%), BMI in the obese category (57.1%), Diabetes in the pre-diabetes category (64.3%), vibration exposure duration ≥ 3 hours (60.7%) and a history of never experiencing HAVS (96.4%). Analysis of the relationship between the level of vibration exposure and HAVS symptoms showed a significant relationship (p = 0.00; OR = 3.47). There is no significant relationship between individual factors and HAVS symptoms. It can be concluded that complaints of HAVS symptoms felt by jackhammer operators are caused by the level of vibration exposure. Therefore, to reduce HAVS complaints, routine tool checks can be carried out, limiting the duration of vibration exposure, and providing appropriate PPE to reduce the level of vibration exposure received.
Read More
T-6914
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nyoman Selvi Sugiantini; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Baiduri Widanarko, Laksita Ri Hastiti, Lelitasari , Alleluia Victoria Aljonak
Abstrak: Pendahuluan : MSDs termasuk Carpal Tunnel Syndrome (CTS), merupakan penyakit yang paling banyak diakui oleh Badan Statistik Penyakit Akibat Kerja Eropa tahun 2005 dengan presentase 59%. Bila tidak diobati, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saraf. Dokter gigi mungkin sekali mengalami pajanan fisik dan psikososial di tempat kerja. Penelitian bertujuan menganalisis prevalensi gejala CTS dan faktor risiko yang terkait. Metode : cross sectional. Kuesioner online dan observasi dilakukan 5 Mei -19 Juni 2023, data yang diperoleh diseleksi sesuai kriteria inklusi dan eklusi. Sample merupakan 126 dokter gigi di puskesmas wilayah DKI Jakarta. Hasil : Prevalensi gejala terkait CTS adalah 45,2% dengan rincian 41,2% gejala CTS ringan, 3,2% dengan gejala sedang, dan 0,8% dengan gejala berat. Dokter gigi dengan gerakan berulang lebih mungkin mengeluhkan gejala CTS daripada dokter gigi puskesmas tanpa gerakan berulang (OR 4.750, 95% CI 1.824-12.372). konflik keluarga dan pekerjaan memiliki hubungan signifikan dengan gejala CTS (OR 2.687, 95% CI 1.148 – 6,292 ). Namun, tidak ada hubungan antara gejala CTS dengan umur, IMT, merokok, masa kerja dan praktek ditempat lain. Kesimpulan:Empat puluh lima persen dokter gigi yang bekerja di puskesmas mengalami gejala ringan sampai berat terkait CTS. Pengulangan gerakan dan konflik pekerjaan dan keluarga memiliki hubungan signifikan dengan CTS.


Introduction: MSDs, including Carpal Tunnel Syndrome (CTS), are the most widely recognized diseases by the European Agency for Occupational Disease Statistics in 2005 (59%). If left untreated,it can cause permanent damage to the nerves. Dentists are likely to experience physical and psychosocial exposure in the workplace. The aim of this study was to analyze the prevalence of CTS symptoms and associated risk factors. Method : cross sectional. Online questionnaires and observations were carried out May 5 -June 19, 2023, the data obtained was selected according to the inclusion and exclusion criteria. The sample is 126 dentists in DKI Jakarta primary health care. Results: The prevalence of symptoms related to CTS was 45.2% with details of 41.2% mild, 3.2% moderate, and 0.8% severe. Dentists with repetitive movements have a significant relationship wih CTS symptoms than without it (OR 4.750, 95% CI 1.824-12.372). family and work conflict has a significant relationship with CTS symptoms (OR 2.687, 95% CI 1.148 – 6.292). However, there is no relationship between CTS symptoms and age, BMI, smoking, years of service and practice elsewhere. Conclusion: Forty-five percent of dentists experience symptoms related to CTS. Movement repetition and work and family conflicts have a significant relationship with CTS.
Read More
T-6777
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pratama S.P.; Pembimbing: Hendra; Penguji: Dadan Erwandi, Yuni Kusminanti
S-6101
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhesy Susfianti; Pembimbing: Hendra
S-3291
Depok : FKM-UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Oka Adhitya Kusumawardhana; Pembimbing: Baiduri; Penguji: Ridwan Z. Sjaaf, Chandra Satrya, Syahrul E. Panjaitan
T-2924
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Zaky Amiyoso; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Robiana Modjo, Istiati Suraningsih
S-8277
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agissa Verta Mazel; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, M. Helmy Ilhamsyah
Abstrak:
Proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta – Bawen paket 1 (seksi 1) merupakan proyek strategis nasional yang memiliki proses dan aktivitas kerja yang berisiko tinggi serta jam kerja yang panjang, sehingga dibutuhkan kondisi fisik dan mental pekerja yang siap siaga setiap saat. Oleh karena itu, pekerja di sektor konstruksi berisiko mengalami kelelahan yang berpotensi meningkatkan angka cedera atau kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kelelahan dan faktor terkait kelelahan dengan kecelakaan kerja di proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta – Bawen paket 1 (seksi 1). Faktor – faktor risiko yang diteliti meliputi faktor terkait pekerjaan (jam kerja, masa kerja, beban kerja, iklim kerja, kuantitas tidur, dan kualitas tidur) dan faktor tidak terkait pekerjaan (usia, indeks massa tubuh, konsumsi kafein, dan konsumsi rokok). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, observasi, dan wawancara. Jumlah sampel minimum pada penelitian ini adalah 181, namun data yang berhasil dianalisis adalah 260. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 232 (89.2%) pekerja mengalami kelelahan sedang dan 28 (10.8%) pekerja lainnya mengalami kelelahan berat. Selain itu, terdapat hubungan antara kelelahan (OR = 2.778), jam kerja (OR = 2.948), masa kerja (OR = 0.499), beban kerja (OR = 3.367), iklim kerja (OR = 3.448), dan konsumsi kafein (OR = 2.217) dengan kecelakaan kerja.

The Yogyakarta-Bawen toll road construction project package 1 (section 1) is a national strategic project that involves high-risk work processes and activities, as well as long working hours, requiring workers to be physically and mentally prepared at all times. Therefore, workers in the construction sector are at risk of experiencing fatigue, which can potentially increase the number of injuries or workplace accidents. This study aims to examine the relationship between fatigue and fatigue-related factors with workplace accidents in the Yogyakarta-Bawen toll road construction project package 1 (section 1). The researched risk factors include job-related factors (duration of work, length of work, workload, work climate, sleep quantity, and sleep quality) and non-job-related factors (age, body mass index, caffeine consumption, and smoking). This study is a quantitative research with a cross-sectional study design. Data collection was conducted using questionnaires, observations, and interviews. The minimum sample size for this study was 181, but the data successfully analyzed was 260. The results of the study show that 232 (89.2%) workers experience moderate fatigue, while 28 (10.8%) other workers experience severe fatigue. Furthermore, there is a relationship between fatigue (OR = 2.778), duration of work (OR = 2.948), length of work (OR = 0.499), workload (OR = 3.367), work climate (OR = 3.448), and caffeine consumption (OR = 2.217) with workplace accidents.
Read More
S-11335
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayu Amalia; Pembimbing: Hendra; Penguji: Robiana Modjo, Padang Purwosusilo
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja konstruksi proyek pembangunan jalan tol layang Y oleh PT X khususnya pada saat pekerjaan pier head. Faktor risiko yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah faktor risiko terkait pekerjaan (durasi kerja, durasi lembur, masa kerja dan heat index) dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan (usia, indeks masa tubuh, status merokok, konsumsi air minum, konsumsi minuman berkafein, kuantitas tidur, kualitas tidur, pekerjaan sampingan, waktu tempuh). Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain studi cross-sectional menggunakan kuesioner gejala kelelahan subjektif Fatigue Assessment Scale for Construction Workers (FASCW).
Read More
S-10162
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Resty Wulandari; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Dadan Erwandi, Indri Hapsari Susilowati, Bimo Prasetyo, Roy Nababan
Abstrak:
Distres kerja menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di industri konstruksi. Distres kerja dikaitkan dengan perasaan emosional dan mental, tapi juga dapat berdampak buruk pada kesehatan secara fisik, menurunkan motivasi, produktivitas, dan kepuasan kerja. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya distres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko distres kerja pada pekerja konstruksi proyek XYZ, baik faktor individu, faktor psikososial, dan faktor dukungan sosial. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada pekerja konstruksi XYZ pada bulan Maret-Mei 2023. Jumlah sampel penelitian adalah 127 responden yang diambil dengan teknik non random sampling. Kuesioner yang digunakan adalah Short Version – New Brief Job Stress Questionnaire (SV-NBJSQ) dan 3 pertanyaan tambahan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko yang berhubungan dengan distres kerja adalah faktor psikososial job control, kompatibilitas dengan pekerjaan, interaksi dengan atasan, interaksi dengan organisasi, dan faktor dukungan sosial. Hasil analisis menunjukkan variabel yang dominan berhubungan dengan distres kerja adalah job control dan dukungan sosial. Dari kedua variabel tersebut, dukungan sosial adalah variabel yang paling dominan berhubungan dengan distres kerja (AOR=4,062)



Job distress is a serious health problem in the construction industry. Job distress is associated with emotional and mental feelings, but it can also have a negative impact on physical health, reducing motivation, productivity and job satisfaction. There are various factors that influence the emergence of job distress. This study aims to analyze the risk factors of job distress on XYZ construction workers, including individual factors, psychosocial factors, and social support factors. This research used a cross sectional design. The research was conducted on XYZ construction workers in March-May 2023. The number of samples in this study were 127 respondents who were taken using a non-random sampling technique. The questionnaire used is the Short Version – New Brief Job Stress Questionnaire (SV-NBJSQ) and 3 additional questions. Data analysis was performed using the chi-square and logistic regression statistical test. The results showed that the risk factors associated with job distress were psychosocial factors, job control, job compatibility, interactions with superiors, interactions with organizations, and social support factors. The results of the analysis show that the dominant variable related to job distress are job control and social support. Among these two variables, social support is the most dominant variable related to job distress (AOR=4,062)
Read More
T-6720
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive