Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34616 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Emilia Pandin Madao; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Agustin Kusumayati, Laila Fitria, Mirza Apriani, Didik Supriyono
Abstrak:
Siswa-siswi SMP di Kecamatan Citeureup dapat berisiko mengalami gangguan hemoglobin atau anemia karena PM2.5 yang dihasilkan dari aktivitas industri dan kendaraan bermotor. Remaja yang terpapar PM2.5 dapat mengalami penurunan kadar hemoglobin dalam darah dimana berdampak pada penurunan oksigen yang diedarkan ke seluruh organ-organ tubuh, terutama otak dan jantung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pajanan PM2.5 dengan anemia pada siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian case-control. Sampel penelitian ini adalah sebagian siswa-siswi kelas VIII dan IX yang berada pada 4 Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Citeureup. Analisis data dilakukan dengan cara univariat, bivariat, dan multivariat dengan menggunakan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 22. Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan anemia pada siswa-siswi SMP adalah konsentrasi PM2.5 (p-value = 0,026), jenis kelamin (p-value = 0,007), dan IMT (p-value = 0,016). Berdasarkan analisis multivariat, konsumsi zat besi heme (telur ayam) dan non-heme (buncis, singkong, oncom, tahu), konsumsi peningkat absorpsi zat besi (melon dan jambu biji), serta aktivitas fisik merupakan variabel konfounding hubungan PM2.5 dengan anemia.

Junior high school students in Citeureup District can be at risk of hemoglobin disorders or anemia due to PM2.5 produced by industrial activities and motor vehicles. Adolescents exposed to PM2.5 can experience a decrease in hemoglobin levels in the blood, which impacts a decrease in oxygen circulated to all body organs, especially the brain and heart. This study aims to determine the association between PM2.5 exposure and anemia in junior high school students in Citeureup District, Bogor Regency. The type of research is quantitative research with a case-control research design. The sample of this study is some students in grades VIII and IX who are in 4 Junior High Schools in Citeureup District. Data analysis was carried out in univariate, bivariate, and multivariate methods using Statistical Product and Service Solutions (SPSS) version 22. The variables that were significantly related to anemia in junior high school students were PM2.5 concentration (p-value = 0.026), gender (p-value = 0.007), and BMI (p-value = 0.016). Based on multivariate analysis, the consumption of heme iron (chicken eggs) and non-heme iron (chickpeas, cassava, oncom, tofu), consumption of iron absorption enhancers (melon and guava), and physical activity were the confounding variables of the association between PM2.5 and anemia.
Read More
T-7094
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Desi Putri Utami; Pembimbing: Al Asyary; Penguji: Zakianis, Haryoto Kusnoputranto, Miko Hananto, Jerico F. Pardosi
Abstrak: enduduk di Desa Citeureup memiliki risiko tinggi terpajan PM2,5 karena jaraknya dekat dengan salah satu pabrik semen besar yang beroperasi di wilayah ini. Partikel debu dapat menyebabkan gangguan kesehatan lain selain gangguan pernapasan seperti penyakit kardiovaskuler oleh karena adanya bahan kimia yang melekat dan ikut terbawa masuk ke dalam tubuh. Penyakit kardiovaskuler yang berkaitan dengan pencemaran udara diantaranya adalah hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan pajanan PM2,5 dengan hipertensi pada penduduk di Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah penduduk yang berusia ≥ 45 tahun yang tinggal di Desa Citeureup. Penelitian ini merupakan analisis data primer. Variabel independen dalam penelitian ini adalah PM2,5, sedangkan variabel dependennya adalah hipertensi. Terdapat variabel confounding yang juga ikut dianalisis, yaitu variabel umur, jenis kelamin, IMT, kebiasaan merokok, riwayat keluarga menderita hipertensi dan riwayat penyakit lain. Analisis data dilakukan dengan cara univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan software statistik yaitu SPSS. Berdasarkan analisis bivariat Chi Square, variabel independen, yaitu PM2,5 secara signifikan tidak berhubungan dengan hipertensi (p-value = 0,165). Variabel yang secara signifikan berhubungan dengan hipertensi adalah variabel IMT (p-value = 0,000) dan riwayat penyakit lain (p-value = 0,019). Berdasarkan analisis multivariat dengan regresi logistik multivariabel, variabel IMT merupakan variabel confounding hubungan PM2,5 dengan hipertensi
Villagers that living in Citeureup Village have a high risk of exposure to PM2,5 because they lived in area that was closed to one of the major cement factories operating in this region. The particulate matter such as PM2,5 can cause other health problems in addition to respiratory disorders such as cardiovascular disease because of their inherent chemicals and it can be carried into the body. Cardiovascular diseases related to air pollution such as hypertension. The purpose of this study is to analyze the association between exposure of PM2,5 with hypertension among villagers in Citeureup Village, Citeureup District, Bogor Regency. This type of research is quantitative research with cross-sectional study design. Sample of this study was villagers aged ≥ 45 years old who live in Citeureup Village. This study was an analysis of primary data. The independent variable was PM2,5 while the dependent variable was hypertension. There are confounding variables that were also analyzed, such as age, sex, BMI, smoking habits, family history of hypertension and history of other diseases. Data analysis was performed by univariate, bivariate and multivariate analysis that analyzes using SPSS statistical software. Based on bivariate analysis with Chi Square, independent variable, PM2,5 was significantly not associated with hypertension. Variables that were significantly associated with hypertension are body mass index (BMI) and history of other diseases. Based on multivariate analysis with multivariable logistic regression, BMI was confounding variable in association between PM2,5 with hypertension
Read More
T-5995
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gita Permata Aryati; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Ema Hermawati, Satria Pratama
Abstrak: [;, ]
Read More
S-9887
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nella Mutia Arwin; Pembimbing: Suyud; Penguji: Laila Fitria, Budi Hartono, Didi Purnama, Aries Hamzah
T-4770
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Inneza Rahmelia; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Budi Haryanto, Yosi Skanda Mirza
Abstrak: Salah satu pencemaran makanan jajanan pada anak sekolah adalah bakteri Escherichia coli. Bakteri Escherichia coli dapat menyebabkan diare. Diare sangat berhubungan dengan kondisi lingkungan yang kurang memadai dan perilaku hidup tidak sehat. Kasus diare pada tahun 2016 di Kecamatan Bogor Barat yaitu sebesar 5.700 kasus. Prevalensi kejadian diare untuk kelompok umur 15-24 tahun sebesar 7,2%. Salah satu tempat yang menyajikan makanan jajanan di sekolah yaitu di Sekolah Menengah Atas (SMA), dimana sudah menerapkan full day school sehingga dituntut untuk menyediakan makanan dengan keamanan pangan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kontaminasi Escherichia coli pada makanan dengan kejadian diare pada murid SMA di Kecamatan Bogor Barat tahun 2019. Variabel utama yang diteliti yaitu kontaminasi Escherichia coli di makanan dengan kejadian diare pada murid dan variabel lain yaitu fasilitas sanitasi, higiene sanitasi peralatan, higiene sanitasi makanan, dan higiene sanitasi penjamah makanan dengan kejadian diare pada murid. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel populasi sebanyak 190 murid sedangkan sampel lingkungan sebanyak 30 counter makanan. Pengujian sampel makanan dilakukan dengan metode Most Probable Number (MPN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kontaminasi Escherichia coli pada makanan dengan kejadian diare pada murid SMA di Kecamatan Bogor Barat tahun 2019 (p=0,793). Pada variabel lain yaitu fasilitas sanitasi, higiene sanitasi peralatan, higiene sanitasi makanan, dan higiene sanitasi penjamah makanan juga tidak ada hubungan yang signifikan dengan kejadian diare pada murid SMA di Kecamatan Bogor Barat tahun 2019 (p= >0,05).
Read More
S-9978
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Leviani Kristiana; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Budi Hartono, Satria Pratama
Abstrak: Latar Belakang: Salah satu polutan indoor yang menjadi masalah kesehatan masyarakat adalah formaldehid. Pemajanan formaldehid dalam ruang dapat menyebabkan gangguan fungsi paru. Anak-anak dan remaja menghabiskan sebagian besar waktunya di lingkungan indoor terutama di sekolah.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara konsentrasi formaldehid dalam ruang dengan gangguan fungsi paru obstruktif pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Depok tahun 2018.
Metode: Studi cross-sectional (potong lintang) dilakukan di tiga SMP Depok. Sampel penelitian adalah 150 siswa yang diambil dengan multistage sampling. Pengukuran konsentrasi formaldehid menggunakan alat direct reading yaitu FormaldemeterTM htv dan kondisi fungsi paru diperoleh melalui pemeriksaan dengan alat spirometer. Analisis secara bivariat dengan metode chi square.
Hasil: Nilai rata-rata konsentrasi formaldehid adalah 0,038 ppm dan fungsi paru (FEV1/FVC) siswa SMP di Depok yaitu 94,31%. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara konsentrasi formaldehid dalam ruang dengan gangguan fungsi paru obstruktif. Tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor risiko lain (status gizi, aktivitas fisik, perilaku merokok, perokok dalam rumah, dan penggunaan obat nyamuk) dengan gangguan fungsi paru obstruktif. Siswa dengan aktivitas fisik yang rendah berisiko 1,253 kali mengalami gangguan fungsi paru obstruktif dibandingkan siswa yang aktivitas fisiknya cukup (CI: 0,203-7,725). Siswa yang menggunakan obat nyamuk berisiko 1,898 kali mengalami gangguan fungsi paru obstruktif dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan obat nyamuk (CI: 0,308-11,705).
Kesimpulan: Konsentrasi formaldehid pada SMP di Depok masih berada di bawah Nilai Ambang Batas dan tidak ditemukan hubungan yang signifikan dengan gangguan fungsi paru obstruktif. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan gejala kesehatan lain yang disebabkan oleh pajanan formaldehid dan uji fungsi paru jenis lainnya.
Kata Kunci: gangguan fungsi paru obstruktif, formaldehid, kualitas udara sekolah
Read More
S-9878
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ariani; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Budi Hartono, Laila Fitria, Margareta Maria Sintorini Moerdjoko, Didik Supriyono
Abstrak:
Polusi udara akibat urbanisasi dan industrialisasi, termasuk industri semen, merupakan masalah signifikan. Industri semen menjadi sumber polusi industri terbesar ketiga, mengeluarkan lebih dari 500.000 ton SO2, NO2, dan CO per tahun. Nitrogen Dioksida (NO2) adalah gas reaktif yang dapat mengiritasi saluran pernapasan manusia. Di kawasan industri semen Desa Citeureup, aktivitas industri dan lalu lintas padat meningkatkan risiko emisi dan masalah kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) untuk mengukur kualitas udara di 16 titik pada tiga zona berdasarkan jarak dari sumber pencemar. Sampel udara diambil menggunakan midget impinger selama satu jam dan dianalisis dengan spektrofotometri. Hasil menunjukkan konsentrasi NO2 di bawah baku mutu menurut PP RI No. 22 Tahun 2021, dengan konsentrasi tertinggi di zona 3 (0,0346 mg/m³). Rata-rata waktu pajanan balita adalah 23,02 jam/hari, frekuensi pajanan 350,58 hari/tahun, dan durasi pajanan 2,64 tahun. Nilai tingkat risiko (RQ) real-time adalah

Air pollution due to urbanization and industrialization, including the cement industry, is a significant problem. The cement industry is the third largest source of industrial pollution, emitting more than 500,000 tons of SO2, NO2 and CO per year. Nitrogen Dioxide (NO2) is a reactive gas that can irritate the human respiratory tract. In the cement industry area of Citeureup Village, industrial activities and heavy traffic increase the risk of emissions and health problems. This study used the Environmental Health Risk Analysis (EHRA) method to measure air quality at 16 points in three zones based on distance from pollutant sources. Air samples were collected using a midget impinger for one hour and analyzed by spectrophotometry. The results showed that the NO2 concentration was below the quality standard according to PP RI No. 22 of 2021, with the highest concentration in zone 3 (0.0346 mg/m³). The average exposure time of toddlers was 23.02 hours/day, exposure frequency was 350.58 days/year, and exposure duration was 2.64 years. The real-time risk quotient (RQ) value was
Read More
T-7106
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Julia Putri Hayuni; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ema Hermawati, Laila Fitria, M. Romli, Sari Yuli Andarini
Abstrak:
Praktik Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) oleh siswi perempuan di Sekolah Menengah di Indonesia berdasarkan penelitian masih rendah (35,9%), hal ini dapat menyebabkan infeksi pada saluran kencing dan reproduksi. Penelitian terkait MKM di Provinsi Jambi, khususnya Kabupaten Batanghari masih terbatas. Hambatan seperti kekeringan, kurangnya pendidikan mengenai MKM, serta stigma menstruasi yang tabu menghambat penerapannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kualitas air secara organoleptik terhadap MKM di Sekolah pada Siswi Sekolah Menengah di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi Tahun 2024. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan 342 sampel siswi perempuan yang berasal dari 93 sekolah menengah di Kabupaten Batanghari. Analisis data dilakukan dengan uji chi square dan uji regresi logistik ganda model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswi perempuan Sekolah Menengah di Kabupaten Batanghari memiliki praktik MKM yang kurang baik (36,5%) dan bersekolah di Sekolah dengan kualitas air secara organoleptik yang baik (60,5%). Praktik MKM di Sekolah berkaitan dengan kualitas air secara organoleptik (OR = 1,851, 95% CI: (1,162 – 2,948)), ketersediaan air (OR = 2,035, 95% CI: (1,147 – 3,611)) dan ketersediaan sabun (OR = 2,424, 95% CI: (1,400 – 4,196)), ketersediaan toilet yang aman (OR = 1,768, 95% CI: (1,091 – 2,866)), ketersediaan tempat sampah tertutup (OR = 1,792, 95% CI: (1,118 – 2,872)), dukungan orang tua (OR = 2,913, 95% CI: (1,362 – 6,229)), dukungan guru (OR = 1,878, 95% CI: (1,188 – 2,970)), dukungan teman (OR = 2,657, 95% CI: (1,475 – 4,788)), pendidikan Ibu (OR = 1,891, 95% CI: (1,209 – 2,956)), pendidikan Ayah (OR = 1,821, 95% CI: (1,165 – 2,847)), serta pengetahuan (OR = 3,591, 95% CI: (2,264 – 5,697)). Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas air secara organoleptik yang berinteraksi ketersediaan toilet yang aman terhadap MKM setelah dikontrol oleh ketersediaan air dan sabun, dukungan orang tua dan guru, pendidikan Ibu, dan pengetahuan (AOR 95% CI: 3,987 – 26,710). Diharapkan pihak sekolah, dinas pendidikan, dan dinas kesehatan melakukan upaya untuk memerhatikan keamanan toilet dan fasilitas air, sanitasi dan kebersihan (Water, Sanitation, and Hygiene/WASH). 

The practice of Menstrual Hygiene Management (MHM) among female students in secondary schools in Indonesia, based on research, is still low (35.9%), which can lead to urinary and reproductive tract infections. However, MHM studies in Jambi Province, particularly in Batanghari Regency, remain limited. Barriers such as water scarcity, lack of education about MHM, and the stigma surrounding menstruation have hindered the implementation of MHM. This study aims to analyze the relationship between organoleptic water quality and MHM among secondary school students in Batanghari Regency, Jambi Province, in 2024. This study employed a cross-sectional design with 342 female student subjects from 93 secondary schools in Batanghari Regency. Data analysis was conducted using the chi-square test and multiple logistic regression with a risk factor model. The study revealed that most female secondary school students in Batanghari Regency practiced poor MHM (36.5%), but attended schools with good organoleptic water quality (60.5%). MHM practices at schools were associated with organoleptic water quality (OR = 1.851, 95% CI: (1.162 - 2.948)); water availability (OR = 2.035, 95% CI: (1.147 - 3.611)); soap availability (OR = 2.424, 95% CI: (1.400 - 4.196)); availability of safe toilets (OR = 1.768, 95% CI: (1.091 - 2.866)); availability of closed waste bins (OR = 1.792, 95% CI: (1.118 - 2.872)), parental support (OR = 2.913, 95% CI: (1.362 - 6.229)); teacher support (OR = 1.878, 95% CI: (1.188 - 2.970)); friend support (OR = 2.657, 95% CI: (1.475 - 4.788)); maternal education (OR = 1.891, 95% CI: (1.209 - 2.956)), paternal education (OR = 1.821, 95% CI: (1.165 - 2.847)), and knowledge (OR = 3.591, 95% CI: (2.264 - 5.697)). Furthermore, a significant relationship was found between organoleptic water quality interacting with availability of safe toilets for MHM, after controlling for water and soap availability at schools, parental and teacher support, mother's education, and knowledge (AOR 95% CI: 3.987 - 26.710). Schools, education departments, and health departments are encouraged to improve the toilet hygiene and water, sanitation, and hygiene (WASH) amenities.
Read More
T-7216
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amiati Silitonga; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Budi Hartono, Mifta Rohim
S-9737
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tiara Mairani; Pembimbing: Bambang Wispriyono, Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Satria Pratama, Diah Wati Soetojo
Abstrak: ABSTRAK Polusi udara dikaitkan dengan jutaan kematian prematur di seluruh dunia dan 20% di antaranya bersifat pernafasan berasal dari polusi udara outdoor dan indoor dalam bentuk partikel serta gas. Pajanan PM2,5 dan formaldehid yang berasal dari dalam ruang memiliki efek kesehatan sejak dini pada anak-anak, karena anak-anak merupakan kelompok rentan dan selama anak dalam proses pengembangan paru-paru dapat menyebabkan dampak jangka panjang pada fungsi paru. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi hubungan pajanan Particulate Matter 2,5 (PM2,5) dan formaldehid terhadap gangguan fungsi paru pada siswa Sekolah Menegah Pertama Kota Depok. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang dilaksanakan pada Maret-Mei 2018. Jumlah sampel sebanyak 160 siswa dengan metode simpel random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa berumur 13-15 tahun berisiko mengalami gangguan fungsi paru 2,9 kali dengan IMT tidak normal dan mayoritas perokok pasif serta dengan aktifitas fisik yang kurang atau jarang dilakukan siswa. Pajanan PM2,5 >NAB 35μg/m3 berisiko 7.2 kali mengalami gangguan fungsi paru pada siswa di sekolah yang berada dekat jalan raya dan konsentrasi formaldehid tinggi berisiko 1,6 kali mengalami gangguan fungsi paru pada siswa di sekolah dekat jalan raya dengan kondisi ventilasi yang tidak memenuhi syarat, suhu dan kelembaban tidak normal di sekolah. Perlu dilakukan pengendalian risiko pencemaran udara dilingkungan sekolah dengan menjauhi atau membatasi diri dari sumber polusi udara. Kata kunci: PM2,5, Formaldehid, Gangguan fungsi paru Air pollution is associated with millions of premature deaths worldwide and 20% of them are respiratory from outdoor and indoor air pollution in the form of particles and gases. Exposure to PM2.5 and formaldehyde derived from space has an early health effect on children, as children are a vulnerable group and during childhood in the lung development process can cause long-term effects on lung function. This study aims to identify the exposure relationship of Particulate Matter 2.5 (PM2,5) and formaldehyde to lung function impairment in Depok State Junior High School students. This study uses a cross-sectional study conducted in March-May 2018. The number of samples as many as 160 students with a simple random sampling method. The results showed that students aged 13-15 years are at risk of impaired lung function 2.9 times with abnormal BMI and the majority of passive smokers and with less physical activity or rarely do students. Exposure of PM2.5> NAB 35μg / m3 at risk 7.2 times impaired lung function in students at schools located near the highway and high formaldehyde concentrations at risk of 1.6 times impaired lung function in students at schools near highway with no ventilation conditions Eligible, temperature and humidity are not normal at school. It is necessary to control the risks of air pollution within the school environment by avoiding or restricting themselves from sources of air pollution. Key words: Particulate Matter2,5, Formaldehyde, Lung Function
Read More
T-5243
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive