Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32473 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Muhamad Reynaldi Pratama Jozarizal; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Imam Santoso
Abstrak:
Skripsi ini membahas terkait strategi evakuasi dengan pemodelan 3D di Asrama UI. Simulasi evakuasi saat ini dapat dilakukan menggunakan pemodelan komputerisasi. Pemodelan komputer merupakan pendekatan rekayasa yang praktis untuk mengevaluasi kelayakan bangunan dalam melakukan proses evakuasi saat terjadi peristiwa kebakaran. Pemodelan ini juga harus didukung dengan ilmu pengetahuan yang mendasar terkait sarana evakuasi yang menunjang jalannya proses evakuasi. Gedung hunian bertingkat merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal bagi beberapa orang. Tidak menutup kemungkinan peristiwa kebakaran dapat terjadi di gedung hunian bertingkat yang menjadi tempat tinggal dan beraktivitas sehari-hari. Pada penelitian ini dilakukan modeling simulasi evakuasi secara 3D dengan menggunakan perangkat lunak pathfinders. Pathfinders digunakan untuk mengetahui pergerakan penghuni dalam kondisi darurat saat berada di gedung hunian bertingkat. Dalam penggunaan pathfinders ini dibutuhkan data terkait penghuni dan data terkait bangunan gedung. Hasil pemodelan evakuasi di Gedung Asrama UI ini menghasilkan waktu selama 2 menit 35,78 detik. Selain melakukan simulasi evakuasi, penelitian ini juga meneliti terkait tingkat kesesuaian implementasi sarana evakuasi. Hasil tingkat kesesuaian implementasi sarana evakuasi di Gedung Asrama UI menunjukan angka 56,67% dan dikategorikan ‘Kurang (K)’ karena masih ditemukan kondisi sarana evakuasi yang belum memenuhi standar dan peraturan yang berlaku.

This study discusses evacuation strategies using 3D modeling in Asrama UI. Evacuation simulations can now be conducted through computerized modeling. Computer modeling is a practical engineering approach for assessing the feasibility of buildings in carrying out evacuation processes during fire incidents. This modeling must also be supported by fundamental knowledge regarding evacuation facilities that facilitate the evacuation process. High-rise residential buildings are structures used as living spaces for multiple people. It is possible for fire incidents to occur in high-rise residential buildings, which serve as places for daily living and activities. In this study, a 3D evacuation simulation modeling was conducted using Pathfinder software. Pathfinder is used to analyze the movement of occupants in emergency conditions within high-rise residential buildings. The use of Pathfinder requires data related to building occupants and the building structure itself. The results of the evacuation modeling in the high-rise residential building showed a total evacuation time of 2 minutes and 35.78 seconds. In addition to conducting evacuation simulations, this research also examined the level of compliance in implementing evacuation facilities. The results indicated that the compliance level of evacuation facilities in the high-rise residential building was 56.67%, which is categorized as "Poor (K)" because several evacuation facilities were found to be non- compliant with applicable standards and regulations.
Read More
S-11833
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
A.M. Furqan Isra; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Baiduri Widanarko, Bimo Prasetyo, Halim Safar Hs
Abstrak:
Penelitian ini membahas strategi evakuasi kebakaran menggunakan pemodelan tiga dimensi (3D) di bangunan Jakarta International Stadium (JIS). Simulasi evakuasi kini dapat dilakukan secara komputerisasi sebagai pendekatan rekayasa yang efektif untuk mengevaluasi kelayakan sistem evakuasi dalam menghadapi kondisi darurat kebakaran. Pemodelan komputer tersebut harus didukung oleh pemahaman mendasar mengenai sarana dan prasarana evakuasi, yang berperan penting dalam mendukung kelancaran proses evakuasi.Stadion sebagai bangunan publik multifungsi—yang sering digunakan untuk acara berskala besar seperti pertandingan olahraga dan konser musik—memiliki potensi risiko kebakaran yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan perangkat lunak Pathfinder untuk melakukan simulasi evakuasi 3D guna memetakan pergerakan penghuni saat kondisi darurat di dalam stadion. Simulasi ini membutuhkan data karakteristik bangunan serta profil penghuni sebagai input.Hasil simulasi menunjukkan bahwa waktu evakuasi total pada sektor tribun timur dan barat dengan total 1.640 orang adalah 4 menit 53 detik. Selain itu, dilakukan penilaian terhadap tingkat kesesuaian sarana evakuasi berdasarkan standar yang berlaku. Hasil penilaian menunjukkan bahwa sarana evakuasi di Jakarta International Stadium mencapai tingkat kesesuaian sebesar 100%, yang dikategorikan dalam klasifikasi “Baik (B)”, karena telah memenuhi ketentuan peraturan keselamatan kebakaran bangunan gedung.


This study discusses fire evacuation strategies using three-dimensional (3D) modeling in the Jakarta International Stadium (JIS) building. Evacuation simulations can now be conducted through computerized modeling, which serves as an effective engineering approach to assess the feasibility of evacuation systems during fire emergencies. Such modeling must be supported by a fundamental understanding of evacuation facilities that play a vital role in facilitating safe and effective evacuation processes. As a multifunctional public facility frequently used for mass events such as football matches and music concerts, stadiums inherently carry a high fire risk. Therefore, this study employed the Pathfinder software to perform 3D evacuation simulations and analyze occupant movement during emergency scenarios within the stadium. The simulation required input data related to both the building structure and occupant characteristics. The simulation results showed a total evacuation time of 4 minutes and 53 seconds for the east and west stands, accommodating a total of 1,640 people. In addition, this research also assessed the level of compliance of the stadium’s evacuation facilities with applicable standards. The assessment revealed a 100% compliance rate, which falls into the “Good (B)” category, indicating that the evacuation infrastructure at Jakarta International Stadium meets the relevant safety and regulatory requirements.
Read More
T-7412
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hanif Safar; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Mufti Wirawan, Stevan Deby Anbiya Muhamad Sunarno, Bimo Prasetyo, Rudy Dewanto
Abstrak:
Hotel di kawasan bandara menghadapi risiko kebakaran yang tinggi akibat tingkat okupansi yang tinggi, aktivitas selama 24 jam, serta keberagaman karakteristik penghuninya. Proses evakuasi dalam situasi darurat kebakaran menjadi tantangan penting dalam memastikan keselamatan jiwa. Penelitian ini bertujuan merancang strategi evakuasi kebakaran berbasis perangkat lunak pada tiga hotel bandara di Indonesia: Hotel X (Yogyakarta International Airport), Hotel Y (Juanda International Airport), dan Hotel Z (I Gusti Ngurah Rai International Airport). Penelitian menggunakan pendekatan semi kuantitatif dengan pengumpulan data primer dan sekunder melalui observasi, wawancara, dan checklist sarana evakuasi. Simulasi evakuasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Pathfinder dengan mempertimbangkan tata letak gedung dan karakteristik penghuni sebagaiman aslinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga hotel memiliki potensi bahaya kebakaran yang dominan berasal dari instalasi listrik dan aktivitas dapur. Meskipun secara teknis hasil vvaluasi sarana evakuasi telah sesuai terhadap standar dan peraturan, secara operasional masih diperlukan perbaikan, seperti memberikan short induction kepada tamu hotel saat melakukan check in. Selain itu, simulasi menggunakan Pathfinder memperlihatkan bahwa waktu evakuasi aktual mendekati batas aman Available Safe Egress Time (ASET). Diskusi menekankan pentingnya penggunaan material tahan api, sosialisasi berkala kepada penghuni, serta integrasi sistem teknologi evakuasi. Simulasi Pathfinder terbukti efektif dalam memvisualisasikan skenario evakuasi dan memberikan dasar perumusan strategi evakuasi kebakaran di hotel bandara.

Hotels in airport areas face a high risk of fire due to high occupancy rates, 24-hour activity, and the diverse characteristics of their guests. The evacuation process in fire emergencies is a major challenge in ensuring safety. This study aims to design a software-based fire evacuation strategy for three airport hotels in Indonesia: Hotel X (Yogyakarta International Airport), Hotel Y (Juanda International Airport), and Hotel Z (I Gusti Ngurah Rai International Airport). The study uses a semi-quantitative approach with primary and secondary data collection through observation, interviews, and evacuation facility checklists. Evacuation simulations were conducted using Pathfinder software, considering the building layout and occupant characteristics as they are in reality. The study results indicate that all three hotels have dominant fire hazards originating from electrical installations and kitchen activities. Although the technical evaluation of evacuation facilities meets standards and regulations, operational improvements are still needed, such as providing a brief orientation to hotel guests during check-in. Additionally, the Pathfinder simulation revealed that the actual evacuation time was close to the safe limit of Available Safe Egress Time (ASET). The discussion emphasized the importance of using fire-resistant materials, conducting regular awareness campaigns for occupants, and integrating evacuation technology systems. The Pathfinder simulation proved effective in visualizing evacuation scenarios and providing a basis for formulating fire evacuation strategies in airport hotels.
Read More
T-7411
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Septiana; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Stevan Deby Anbiya Muhamad Sunarno, Alfajri Ismail, Widiyo Weni Wigati
Abstrak:
Tesis ini membahas strategi evakuasi kebakaran dengan pendekatan pemodelan tiga dimensi (3D) di tiga rumah sakit milik PT X yang berlokasi di Balikpapan, Tarakan, dan Makassar. Saat ini, proses evakuasi dalam kondisi darurat dapat dianalisis melalui pemanfaatan perangkat lunak simulasi berbasis komputer yang mampu memodelkan dinamika pergerakan individu secara mendekati kondisi nyata. Pendekatan ini menjadi salah satu metode rekayasa yang efisien dalam menilai sejauh mana bangunan mampu mendukung proses evakuasi kebakaran. Agar simulasi ini menghasilkan gambaran yang akurat, diperlukan pula pemahaman yang komprehensif mengenai elemen-elemen pendukung evakuasi, terutama pada fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki penghuni dengan keterbatasan mobilitas dan tingkat kerentanan yang tinggi. Rumah sakit sebagai fasilitas layanan kesehatan memiliki tingkat risiko tinggi apabila terjadi kebakaran, terutama karena kompleksitas bangunan dan keterbatasan mobilitas pasien. Dalam penelitian ini dilakukan simulasi evakuasi 3D menggunakan perangkat lunak Pathfinder untuk menganalisis pergerakan penghuni dalam situasi darurat. Simulasi dilakukan berdasarkan data teknis bangunan dan karakteristik pengguna, termasuk skenario evakuasi pasien non-ambulatory menggunakan tempat tidur. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa terdapat area kritis seperti ruang ICU dan rawat inap yang memiliki waktu evakuasi (Required Safe Egress Time) melebihi batas waktu aman (Available Safe Egress Time), yang mengindikasikan potensi kegagalan evakuasi jika tidak dilakukan perbaikan strategi. Selain itu, penelitian ini juga menilai tingkat kesesuaian sarana evakuasi terhadap standar dan regulasi teknis. Hasil penilaian menunjukkan bahwa ketiga rumah sakit memiliki tingkat kesesuaian rata-rata sebesar 81,3% dan masuk dalam kategori “Baik”. Namun, masih ditemukan kekurangan pada aspek penting seperti ketiadaan ramp dan fire lift untuk evakuasi pasien dalam kondisi tidak dapat berjalan. Penelitian ini menunjukkan perlunya perencanaan evakuasi yang lebih adaptif melalui strategi kesiapan personel tenaga medis, progressive horizontal evacuation dan peningkatan infrastruktur pendukung.


This thesis discusses fire evacuation strategies using a three-dimensional (3D) modeling approach at three hospitals owned by PT X, located in Balikpapan, Tarakan, and Makassar. Currently, emergency evacuation processes can be analyzed using computer-based simulation software that realistically models individual movement dynamics during emergencies. This approach serves as an effective engineering method to assess the extent to which a building supports evacuation during a fire event. To ensure simulation accuracy, a comprehensive understanding of evacuation support facilities is essential, particularly in healthcare settings where occupants often have limited mobility and higher vulnerability. Hospitals, as healthcare facilities, present a high level of fire risk due to their structural complexity and the mobility limitations of patients. This study utilized 3D evacuation modeling through Pathfinder software to simulate occupant movement in emergency scenarios. The simulation was based on building specifications and occupant characteristics, including scenarios involving the evacuation of non-ambulatory patients using beds. The results indicate that critical areas such as intensive care units (ICUs) and inpatient wards recorded Required Safe Egress Time (RSET) that exceeded the Available Safe Egress Time (ASET), suggesting a potential failure in evacuation without strategic improvements. In addition, the study evaluated the compliance level of evacuation facilities with technical standards and regulations. The findings showed that the three hospitals achieved an average compliance score of 81.3%, categorized as “Good.” However, deficiencies were found in essential aspects such as the absence of ramps and fire lifts for evacuating non-ambulatory patients. This study highlights the need for more adaptive evacuation planning through improved preparedness of medical personnel, the application of progressive horizontal evacuation, and the enhancement of supporting infrastructure.
Read More
T-7415
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dayana Al Amin; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Mufti Wirawan, Rifaudi Hidayanto
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang analisis sistem proteksi kebakaran, saranapenyelamatan jiwa, serta manajemen kebakaran di Asrama Haji X. Desain penelitian yangdigunakan merupakan studi deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Objekpenelitian ini adalah sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif, sarana penyelamatan jiwa,serta manajemen kebakaran di gedung D3 Asrama Haji X. Pengumpulan data didapatkanmelalui observasi, wawancara, dan telaah dokumen, serta menggunakan instrumenberupa checklist. Analisis data dilakukan dengan membandingkan kondisi aktual denganstandar NFPA, Permen PU No. 26 tahun 2008, Permen PU No 20 tahun 2009, dan PerdaDKI Jakarta No 8 tahun 2008. Hasil akhir data merupakan persentase tingkat pemenuhandari standar dan peraturan yang berlaku. Hasil akhir menunjukkan rata-rata pemenuhansistem proteksi kebakaran, sarana penyelamatan jiwa, dan manajemen kebakaran diGedung D3 Asrama Haji X yaitu sebesar 34,2%. Hal ini menunjukkan bahwa gedung D3Asrama Haji X belum memneuhi standar dan peraturan yang berlaku.
Kata kunci: Sistem proteksi kebakaran aktif, sistem proteksi kebakaran pasif, sarana penyelamatan jiwa, manajemen kebakaran, gedung D3 Asrama Haji X
This study discusses about the analysis of fire protection systems, means of escapefacilities, and fire management in Hajj X Building. The design of this study is adescriptive analytic with qualitative approach. The objects of this study are active andpassive fire protection systems, means of escape facilities, and fire management in D3Hajj X Building. Data collection is obtained by observation, interviews and documentreview, and using instruments in the form of checklist. Data analysis is performed bycomparing the actual conditions with NFPA, Permen PU No. 26 tahun 2008, Permen PUNo 20 tahun 2009, and Perda DKI Jakarta No 8 tahun 2008 standards. The final result ofthe data is a percentage of the level of compliance with the applicable standards andregulations. The final results showed an average of 34,2% fulfillment of the fire protectionsystem, means of escape facilities, and fire management in the D3 Hajj X Building. Thisshows that the D3 Hajj X Building has not met the requirements in applicable standards.
Key words:Active fire protection system, passive fire protection system, means of escape, firemanagement, D3 Hajj X Building.
Read More
S-10282
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ulfa Rahmanissa; Pembimbing: Hendra; Penguji: Fatma Lestari, Yuni Kusminanti
S-6272
Depok : FKM-UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jefri Chandra; pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Yulianto S. Nugroho, Subejo, Ayende Hilman
Abstrak:

Kondisi darurat adalah suatu kejadian yang luar biasa dan secara umum dapat rnendatangkan kerugian harta benda atau pun mengancam jiwa manusia. Suatu kejadian yang dapat memungkinkan terjadinya kondisi darurat antara lain kebakaran, bencana alam, banjir ancaman bom dan lain-lainnya. Mengingat karena keselamatan adalah kepentingan setiap orang maka setiap orang harus siap menghadapi keadaan darurat tersebut. Kebakaran merupakan salah satu keadaan darurat yang harus di waspadai, salah satu penyebab terjadinya kebakaran adalah belum diterapkannya Fire Safety Management secara efektif. Manajemen pengaman kebakaran (Fire Safety Management) merupakan kunci paling panting dalam pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran di tempat kerja, sekalipun dibandingkan dengan upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebakaran. Tujuan penelitian tesis ini adalah membahas mengenai waktu yang diperlukan untuk melakukan evakuasi pada keadaan darurat yaitu kebakaran di sebuah Gedung Perkantoran X di Jakarta selatan dengan menggunakan pemodelan evacnet4. Pemodelan evacnet4 merupakan salah satu cara untuk melakukan prediksi mengenai kejadian kebakaran sehingga dampak yang ditimbulkan dari suatu kejadian kebakaran dapat ditanggulangi dengan sebaik-baiknya. Pemodelan evacnet ini menguraikan secara mendetail kondisi yang optimal dalam evakuasi untuk memperkecil waktu evakuasi penghuni gedung agar secepat mungkin dapat dilakukan evakuasi. Hasil dari pemodelan evacnet ini dapat dijadikan saran dan masukan bagi pengelola gedung untuk memperbaiki sistem tanggap darurat yang ada sehingga apabila terjadi kebakaran waktu evakuasi yang dibutuhkan tidak lama dan kerugian harta benda dan korban jiwa dapat dihindari.


Emergency conditions is a extremly condition, which can effect to human kind, and property damage. Circumtances which can lead to emergency condition are tire, natural disaster, bomb, etc. Knowing that safety is everybody concern, therefore every worker should prepare for emergency condition. Fire is one of emergency state which should be warned, because the lack of tire safety management appliance. Fire safety management is the effective key to prevent and overcome fire hazard in work place. Therefore, the objetive of this thesis is : Describing time/duration factor during evacuation on emergency situation, at X Office Building, South Jakarta, using evacnet 4 model. Evacnet 4 model is a tool that can be used to predict fire condition, in a way to reduce the impact. Evacnet model describes how to efficiently conduct the evacuation. The result of evacnet model can be used to develop and improve emergency response system in building, in purpose to minimize the duration during evacuation, and loss to human and property damage.

Read More
T-3006
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhewi Mega Sari; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Sjahrul Meizar Nasri, Errik Yusnadi Saleh, Imam Santoso
Abstrak:
Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan dan menimbulkan kerugian aset hingga munculnya korban jiwa. Kasus kebakaran di Indonesia terhadap bangunan gedung, mayoritas disebabkan oleh kelistrikan dan pemeliharaan proteksi kebakaran pada bangunan gedung yang kurang baik hingga tidak disediakan proteksi kebakaran. Selain itu beberapa kasus kebakaran di bangunan gedung diperparah dengan proteksi kebakaran yang tersedia di bangunan gedung tidak sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku. Beberapa kasus kebakaran yang pernah terjadi di bangunan gedung Universitas X disebabkan oleh arus pendek dan puntung rokok. Bangunan multifungsi memiliki karakteristik berbeda sehingga membutuhkan proteksi kebakaran yang sesuai dengan fungsi dari setiap aktivitas yang dilakukan pada ruangan atau lantai selain perlindungan terhadap bangunan gedung secara keseluruhan sesuai PERMEN PU no 26 tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sistem proteksi kebakaran pada bangunan multifungsi di Zona Perpustakaan yang terdapat di Universitas X. Desain penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif kuantitatif dengan metode pengumpulan data berupa pemeriksaan sistem proteksi kebakaran, dan desain studi deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data observasi sistem proteksi kebakaran, wawancara untuk konfirmasi kondisi sistem proteksi kebakaran dan pemeriksaan dokumen terkait, serta analisis simulasi evakuasi menggunakan software Pathfinder 2019, dan dilakukan pemeriksaan terhadap peralatan kelistrikan menggunakan thermograph serta pemeriksaan kesesuaian instalasi peralatan kelistrikan yang beroperasi. Hasil penelitian menunjukkan kondisi sistem proteksi aktif termasuk kategori cukup baik (43%), kondisi sistem proteksi kebakaran pasif termasuk kategori baik (52%), dukungan organisasi termasuk kategori baik (60%), kondisi pemeriksaan thermograph menunjukkan 10 peralatan kelistrikan perlu dilakukan pemantauan dan pemeriksaan kesesuaian termasuk kategori baik (70%). Akan tetapi mengingat pernah terjadi beberapa kasus kebakaran di Universitas X, maka peneliti masih menganggap perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Kondisi peralatan proteksi kebakaran aktif yang perlu ditingkatkan adalah sistem pemadaman berbasis air, sistem deteksi, alarm dan sistem kebakaran yang terdapat di bangunan gedung, serta pemantauan secara rutin terhadap fasilitas APAR pada bangunan gedung. Kondisi peralatan proteksi kebakaran pasif yang perlu ditingkatkan adalah memastikan kondisi struktur bangunan, pintu dan jendela pada bangunan gedung tahan terhadap kebakaran minimal 1-2 jam, pemeriksaan kondisi tangga darurat pada bangunan gedung, terdapat denah evakuasi dan signage kedaruratan sesuai standar dan regulasi yang berlaku. Kondisi dukungan organisasi yang perlu ditingkatkan adalah penyediaan prosedur keadaan darurat, penyelenggaraan simulasi, ketersediaan informasi tim tanggap darurat dan nomor darurat yang mudah terlihat, serta memastikan tim tanggap darurat dan penghuni gedung mendapatkan pelatihan keadaan darurat secara rutin. Pemeriksaan peralatan kelistrikan menunjukkan 10 peralatan kelistrikan perlu dilakukan pemantauan karena memiliki suhu ukur > 1 derajat dari suhu referensi. Hasil observasi peralatan kelistrikan perlu perapihan penyimpanan dan penempatan perkabelan. Simulasi evakuasi dibandingkan dengan drill pada bangunan yang telah dilaksanakan ditemukan bahwa waktu pada saat drill lebih lama dibandingkan dengan simulasi evakuasi menggunakan modeling. Hal ini disebabkan oleh kepanikan dan pengambilan keputusan serta interaksi antar manusia dalam kondisi darurat. Dari hasil diatas perlu dilakukan pemeliharaan peralatan proteksi kebakaran yang tersedia dan dilakukan perapihan serta pemantauan dan evaluasi terhadap peralatan kelistrikan di dalam bangunan. Selain itu perlu dilakukan simulasi keadaan darurat secara rutin untuk mendukung penurunan waktu yang dibutuhkan dalam melakukan evakuasi gedung dalam kondisi darurat.

Fire is an undesirable event and causes asset loss and even fatalities. Most cases in Indonesia in buildings are caused by defective electricity and fire protection maintenance in buildings and fire protection is not provided. Several cases of fire in buildings are exacerbated by the fire protection available in buildings that do not comply with applicable regulations and standards. Short circuits and cigarette butts caused several cases of fires that have occurred in the University X building. Multifunctional buildings have different characteristics, so they require fire protection by the function of each activity carried out in a room or floor in addition to protection of the building according to PERMEN PU no. 26 of 2008. The purpose of this study was to analyze the fire protection system in multifunctional buildings in the Library Zone located at University X. The research design includes a quantitative descriptive study for fire protection system inspections and a qualitative descriptive study involving observations, interviews, document reviews, evacuation simulations using Pathfinder 2019, and thermographic inspections of electrical equipment to assess installation and operation suitability. The results of the study showed that the condition of the active protection system was in the fairly good category (43%), the condition of the passive fire protection system was in the good category (52%), organizational support was in the good category (60%), the condition of the thermograph examination showed that 10 electrical equipment needed to be monitored and checked for suitability, including the good category (70%). However, considering that there have been several fire cases at University X, the researcher still considers it necessary to conduct further research. The conditions of active fire protection equipment that need to be improved are water-based extinguishing systems, detection systems, alarms, fire systems in buildings, and routine monitoring of APAR facilities in buildings. Passive fire protection equipment conditions that need to be improved are ensuring the condition of the building structure, doors and windows in the building are fire resistant for at least 1-2 hours, checking the condition of the emergency stairs in the building, there are evacuation plans and emergency signage according to applicable standards and regulations. Improvements needed for organizational support include providing clear emergency procedures, conducting simulations, ensuring visibility of emergency contact information, and offering routine emergency training for the response team and building occupants. Inspection of electrical equipment showed that 10 electrical equipment needed monitoring because they had a measuring temperature > 1 degree from the reference temperature. The results of observations of electrical equipment require tidy storage and wiring placement. Evacuation simulation compared to drills in buildings that have been implemented found that the time during the drill was longer than the evacuation simulation using modeling. This is caused by panic, decision-making, and human interaction in emergencies. It is necessary to maintain the available fire protection equipment, conduct repairs, and monitor, also evaluate electrical equipment. In addition, it is required to simulate emergencies regularly to reduce the time needed to evacuate buildings in emergency conditions.
Read More
T-7175
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zulfikar; Pembimbing: Hendra; Penguji: Fatma Lestari, Soehatman Ramli
Abstrak:

Kebakaran dapat terjadi dimana saja, bahkan di gedung sekolah yang memiliki tingkat risiko bahaya kebakaran yang ringan. Oleh karenanya, perlu dilakukan suatu penelitian terhadap tingkat risiko bahaya kebakaran pada setiap ruangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi fungsi dan karakteristik ruangan, mengetahui tingkat risiko bahaya kebakaran, kebutuhan fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta evakuasi di sekolah PRIBADI. Analisis tingkat risiko bahaya kebakaran ini ditinjau dari fungsi dan karakteristik setiap ruangannya. Fungsi dari ruangan yang terdapat di sekolah PRIBADI dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: ruangan kelas umum dan laboratorium, ruangan bukan kelas untuk administrasi dan bukan. Adapun, karakteristik ruangannya ditinjau dari aktivitas ruangan, fasilitas pendukung dan bahan dasarnya, pembatas ruangan dan bahan dasarnya, kapasitas ruangan, prakiraan kerugian material, dan jenis dokumen yang disimpan. Penelitian ini bersifat kualitatif yang membandingkan kondisi di lapangan berdasarkan abservasi dengan peraturan, standar yang berlaku, seperti lampiran no. 31 dan 32 dari keputusan menteri pekerjaan umum no.378/KPTS/1987. Analisis terhadap tingkat risiko bahaya kebakaran dari setiap ruangan di sekolah PRIBADI adalah 33 ruangan kategori ringan, 13 ruangan kategori sedang dan 9 ruangan kategori berat. Berdasarkan tingkat risiko bahaya kebakaran tersebut, maka fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang dibutuhkan adalah detektor kebakaran dan alat pemadam api ringan. Detektor rate of rise temperature dengan jenis pneumatic dapat dipasang pada lantai 1, 2, 3, 4 gedung A, dan lantai 3 gedung B yang befungsi mendeteksi kenaikkan temperature. Sedangkan, detektor nyala api jenis ultraungu dapat dipasang pada lantai 1, 2 gedung A dan lantai 1, 3 gedung B yang berfungsi mendeteksi nyala api. Alat pemadam api ringan yang dibutuhkan adalah jenis CO2 dengan volume maksimal 5 kg yang terdapat pada setiap lantai gedung A dan B. Gedung sekolah PRIBADI membutuhkan prosedur dan fasilitas evakuasi untuk dapat menyelamatkan penghuni gedung. Prosedur evakuasi yang dibutuhkan adalah prosedur umum dan jalur evakuasi. Sedangkan, fasilitas minimum evakuasi yang dibutuhkan adalah sumber daya listrik darurat, lampu darurat, bukaan penyelamatan dan penunjuk jalan keluar.


 

Fire can be happen anywhere, even at school which have a low risk } of fire risk rating. Therefore, a fire risk analysis is important to determine fire risk rate at school. Analysis about fire risk rating will be observed based on room characteristic and utilities. The objective of this research are to identify room characteristic and utilities, to determine based on room utility, risk fire rank every rooms, need analysis requirement of fire protection and prevention facility, also evacuation procedure for PRIBADI boarding school. PRIBADI boarding school has four different type room functions, there are: general class, laboratory class, administration and addition room. The room characteristic was observed based on room activity, equipments and base material, divider and base material, room capacity, loss property calculation and type of document at room. This research is qualitative study, based on comparative analysis between the existing conditions with a current Indonesia regulation. The Indonesia regulation was based on appendices number 31St and 32nd attached to Keputusan Menteri Pekerjaan Umum no.378/KPTS/1987. Results from fire risk analysis suggested that every room at PRIBADI boarding school are 33 room have high risk, 13 room medium risk and 9 room low risk_ Based on this fire risk analysis, the fire protection and prevention required in this facility are fire detector and fire extinguisher. Fire detector rate of rise temperature type with pneumatic system can be use on 1st, 2"d, 3rd, and 4th floor in building A, also on 3rd floor in building B with the function to detect rise temperature. Flame detector of ultraviolet can be use on 1St, and 2"d floor in building A, also on 15t, and 3"d in building B with the function to detect ignition. Type of fire extinguisher that PRIBADI boarding school needed is carbon dioxide with 5 kg volume in every floor. Indeed, PRIBADI boarding school needs a procedure and facility of evacuation; this would include the evacuation procedure and evacuation route. Other requirements of minimum facility are emergency power, emergency lamp, emergency exits and exits sign.

Read More
T-2399
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Prapti Setyaningsih; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Chandra Satrya, Suprapto, Abdillah
Abstrak: Penelitian dengan judul Fire Load kamar asrama Y di Jakarta merupakan penelitian deskriptif komparatif. Penelitian ini menggambarkan nilai fire load yang berasal dari bahan perlengkapan di dalam ruangan (kamar) baik yang bersifat fixed seperti kusen dan pintu maupun yang bersifat movable seperti kursi, tempat tidur dan lainnya. Perlengkapan kamar kemudian dikategorikan menurut tipe pertumbuhan api, yaitu ultrafast, fast, medium dan slow. Waktu perkiraan evakuasi dihitung dengan menggunakan model matematis sederhana berdasarkan gambaran komponen sarana evakuasi gedung. Dari hasil penelitian terhadap 13 kamar asrama di asrama Y diketahui rata-rata nilai Fire Load adalah 356.0 MJ/m2 . Hasil tersebut melebihi survey yang dilakukan oleh puslitkim PU pada tahun 1997. Menurut tipe pertumbuhan apinya 66.6 % perlengkapan asrama memiliki sifat pertumbuhan api medium, 26.9 % perlengkapan memiliki pertumbuhan api sifat fast namun 6.5% perlengkapan asrama memiliki sifat pertumbuhan api ultra fast (waktu tumbuh 75 detik). Hasil perhitungan waktu evakuasi tanpa hambatan adalah 15 menit 48 detik pada siang hari dan 13 menit 31 detik pada malam hari. Keyword : Fire Load, Kamar, Waktu Evakuasi
Read More
T-4449
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive