Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37144 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nendy Anora Nilantini; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Dian Ayubi, Rita Damayanti, Nita Trimulyaningsih, Osie Kusuma Sari
Abstrak:
Latar Belakang: Prevalensi gangguan mental di Indonesia pada tahun 2013 berjumlah sekitar 6% kemudian angka tersebut melonjak mencapai 9,8% pada tahun 2018 dan paling banyak terjadi pada remaja usia lebih dari 15 tahun. Pada data Riskesdas tahun 2018 menyatakan bahwa cakupan penderita depresi yang mendapatkan perawatan dan pengobatan yang berkisar 9%. Salah satu penyebab tingginya angka depresi pada remaja usia lebih dari 15 tahun adalah karena rendahnya pengetahuan mereka tentang literasi kesehatan mental. Literasi kesehatan mental merupakan kemampuan seseorang dalam memahami, mendapatkan informasi yang akurat dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menangani masalah kesehatan mental. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang dilakukan pada mahasiswa program sarjana Universitas X Yogyakarta dan dilakukan pada bulan Mei-Juli 2024. Jumlah sample pada penelitian ini ditentukan menggunakan hitungan besaran sample dan didapatkan jumlah sebanyak 250 responden dan teknik pengambilan sample pada penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling. Hasil: hasil uji chi-square menunjukkan nilai p-value = 0,181 yang menjelaskan tidak adanya hubungan yang signifikan antara literasi kesehatan mental dengan sikap mencari bantuan. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak adanya hubungan antara literasi kesehatan mental dan stigma diri dengan sikap mencari bantuan pada mahasiswa program sarjana Universitas X Yogyakarta dan menyarankan untuk meningkatkan pengetahuan tentang literasi kesehatan mental pada mahasiswa program sarjana melalui penyuluhan atau sosialisasi tentang kesehatan mental.

Background: The prevalence of mental disorders in Indonesia in 2013 amounted to around 6% then the figure jumped to 9.8% in 2018 and was most prevalent in adolescents aged more than 15 years. The 2018 Riskesdas data stated that the coverage of people with depression who received care and treatment was around 9%. One of the causes of the high rate of depression in adolescents aged more than 15 years is due to their low knowledge of mental health literacy. Mental health literacy is a person's ability to understand, obtain accurate information and be able to apply it in everyday life so as to make the right decisions in dealing with mental health problems. Methods: This research is a quantitative study with a cross sectional design conducted on undergraduate students of University X Yogyakarta and conducted in May-July 2024. The number of samples in this study was determined using a sample size calculation and obtained a total of 250 respondents and the sampling technique in this study using convenience sampling technique. Results: The results of the chi-square test show a p-value = 0.181 which explains the absence of a significant relationship between mental health literacy and help-seeking attitudes. The results of this study conclude that there is no relationship between mental health literacy and self-stigma with help-seeking attitudes in undergraduate students of Universitas X Yogyakarta and suggest increasing knowledge about mental health literacy in undergraduate students through counseling or socialization about mental health.
Read More
T-7215
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yulita Sirinti Pongtambing; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Rita Damayanti, Dadan Erwandi, Ida Leida M., Sudirman Nasir
Abstrak:
Meningkatnya prevalensi gangguan mental di kalangan anak muda di Indonesia mengindikasikan pentingnya upaya memperbaiki literasi kesehatan mental di kalangan anak muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan sosial yang berkaitan dengan literasi kesehatan mental pada mahasiswa Universitas Hasanuddin. Penelitian ini menggunakan data dari Studi Literasi Kesehatan 2019 yang menggunakan desain potong lintang. Pengukuran literasi kesehatan mental dilakukan dengan menggunakan instrumen Mental Health Literacy Scale (MHLS) yang telah di adaptasi ke konteks Indonesia. Hasil pada penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata kesehatan mental yang relatif rendah (M=59,60 dengan skala 0-100). Analisis bivariat menunjukkan bahwa jenis kelamin, status pacaran, dan rumpun ilmu merupakan determinan yang berasosiasi signifikan dengan MHLS. Adapun hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa literasi kesehatan mental lebih rendah pada mahasiswa laki-laki, mahasiswa yang menolak menjawab suku, dan mahasiswa yang tergolong dalam rumpun ilmu sains dan teknologi. Hasil ini menyarankan intervensi kesehatan mental pada kelompok mahasiswa tersebut melalui edukasi dan call center kesehatan mental.

The prevalence of mental disorders among young adults in Indonesia has increased, indicating the importance of improving mental health literacy among them. This study aimed to determine the social determinants and mental health literacy among first year undergraduate students of Universitas Hasanuddin, South Sulawesi, Indonesia. Data for this study came from the Indonesia Health Literacy Study 2019, a cross-sectional online survey of undergraduate students from four public universities in four provinces of Indonesia. Mental health literacy was measured using the Mental Health Literacy Scale (MHLS) which had been adapted into Indonesia context. The results showed that respondents had relatively low mental health literacy (M=59,60 on a scale of 0-100). Bivariate analysis showed that gender, relationship status, and scientific clusters were associated with MHLS. Multivariate analysis showed that mental health literacy was lower among male students, students who refused to reveal their ethnic identities, and students of science-tech cluster. Interventions through mental health education and mental health call center are recommended to improve mental health literacy, especially among these undergraduate students of Universitas Hasanuddin.

Read More
T-5915
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Feniati Rahayu Aisyah; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Dian Ayubi, Dadan Erwandi, Amin, Acep Mulyadi
Abstrak: Gangguan mental merupakan masalah kesehatan global. Hal tersebut juga didukung dengan adanya pandemi COVID-19. Perlunya pencegahan untuk menjaga kesehatan mental, diantaranya dengan meningkatkan literasi kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untu mengetahui gambaran literasi kesehatan mental pada mahasiswa program sarjana Universitas Islam 45 Bekasi tahun 2021 dan hubungannya dengan karakteristik individu. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner daring kepada 146 mahasiswa program sarjana yang dipilih melalui kuota per fakultas. Penelitian dilaksanakan pada April-Desember 2021 di Universitas Islam 45 Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor literasi kesehatan mental adalah 69,85 dari skala 100. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan uang saku dengan tingkat literasi kesehatan mental. Hasil ini menyarankan intervensi kesehatan mental melalui edukasi dengan mengadakan kuliah umum atau webinar, kegiatan olahraga bersama, dan bazar. Selain itu, pihak universitas dapat mengaktifkan kembali unit layanan psikologi, menyediakan call center dan layanan daring kesehatan mental, dan memberikan masukan kepada pembimbing akademik untuk memantau mahasiswa, baik dari segi akademis maupun fisik dan psikis mahasiswa
Mental disorders are a global health problem. This is also supported by the COVID-19 pandemic. The need for prevention to maintain mental health, including by increasing mental health literacy. This study aims to determine the description of mental health literacy in undergraduate students at Universitas Islam 45 Bekasi 2021 and its relationship with individual characteristics. Data collection was carried out through filling out online questionnaires to 146 undergraduate students selected through a quota per faculty. The research was carried out in April-December 2021 at the 45 Islamic University, Bekasi. The results showed that the average mental health literacy score was 69.85 out of a scale of 100. There was a significant relationship between gender and pocket money with the level of mental health literacy. These results suggest mental health interventions through education by holding public lectures or webinars, joint sports activities, and bazaars. In addition, the university can reactivate the psychological service unit, provide a call center and mental health online services, and provide input to academic supervisors to monitor students, both academically and physically and psychologically. Keywords: mental health literacy, students, individual characteristics
Read More
T-6333
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dina Isnanda Hasibuan; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Adang Bachtiar, Dewi Susanna, Riyani Wikaningrum, Ony Linda
Abstrak: Era globalisasi adalah era persaingan terhadap mutu dan kualitas sumber dayamanusia. saat ini pemerintah melakukan upaya strategis dalam menjamin mutu lulusandengan pembinaan dan pengawasan sumber daya manusia kesehatan melalui sertifikasidan adanya surat tanda registrasi yang sebelumnya harus melalui tahap uji kompetensi.Maka Perguruan tinggi menjadi ujung tombak terhadap standarisasi kualitas lulusan. Salahsatu indikator mutu lulusan dapat dilihat dari akreditasi perguruan tinggi. Pada hakekatnyaperguruan tinggi harus terus menerus meningkatkan mutu pendidikan dengan dapat melihatpeluang, potensi, ancaman agar lebih efektif bertindak dan menghasilkan lulusan yang siapdi pasar kerja. Penelitian ini bersifat studi kasus dengan menggunakan data sekunder. Hasilpenelitian ini terdapat aspek kepemimpinan dan cara mengelola sumber dana masih rendah.Masih terlihatnya disparitas antara perguruan tinggi yang memiliki status akreditasi A, B,maupun C. Kesimpulan yang didapatkan bahwa menghasilkan lulusan Sarjana KesehatanMasyarakat sesuai standar nasional dan lulus uji komptensi, diharapkan perguruan tinggimemberikan perhatian yang seimbang bagi 8 (delapan) komponen uji kompetensi,khususnya aspek kepemimpinan dan dalam rangka menciptakan perguruan tinggi denganakreditasi A, diharapkan lembaga akreditasi memberikan pembinaan dan pengawasan bagiperguruan tinggi dalam hal peningkatan mutu.Kata kunci: Mutu pendidikan, uji kompetensi, akreditasi.
Globalization is an era of competition to the quality of human resources. This timethe goverment established a strategy effort to ensure graduate‟s competency by coachingand supervised human resource of public health through sertification and registration letterthat have to through the stage of core competency. So the university become the main coreto graduates standardization. One of graduate‟s quality indicator can be seen byaccreditation of the university. Essentially, the university have to increased education‟squality gradually by ability to see the oportunity, potency, and threat to be effective inaction and producing compatible graduate that ready to compete at the work field. This casestudy research was conducted with secondary data. The result of this research, there areleadership aspect and the way to manage resouce of fund is still low. We still could see thedisparity between the university with A accreditation, B, or C. The conclusion that wecould take is to produce Public Health gradute that match with national standard andpasssed core competency, university is being expeccted to give balanced attention for 8(eight) components of core competency, espescially in leadership aspect to create theuniversity with A accredition, accreditation foundation give coaching and monitoring to theuniversity in order of quality escalation.Key words: Quality of education, core competency, accreditation.
Read More
T-5094
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Heru Turdja`i; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Kusdinar Achmad, Luknis sabri, Emi Nurjasmi, Meylina Jafar
Abstrak: Seperti diketahui, prestasi belajar mahasiswa khususnya pada mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti masih tergolong rendah. lni dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa yang mendapat nilai C yaitu sekitar 75%. Bila prestasi yang kurang baik tersebut dibiarkan dan tidak diperhatikan secara serius, maka hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan lulusan/tenaga perawat dalam melakukan pelayanan kesehatan, dan khususnya terhadap citra penyelenggaraan pendidikan tenaga keperawatan itu sendiri Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang hubungan karakteristik mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti.
 
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi atau gambaran tentang prestasi belajar mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti dan hubungannya dengan karakteristik mahasiswa.
 
Disain studi adalah kross seksional dengan menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara terhadap responden yang terpilih jadi sampel penelitian. Jumlah sampel adalah 217 mahasiswa tingkat III (semester VI) yang telah menyelesaikan perkuliahan mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti (M.A. 213).
 
Dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik. Prestasi belajar mahasiswa mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komuniti dengan kategori tinggi sebesar 55,3%. Dari hasil analisis bivariat, faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa adalah nilai ujian masuk (p=0,400), tempat tinggal (p=0,034), sosial ekonomi (p=4,014), motivasi belajar (p=0,039), serta hasil ini bermakna secara statistic. Dari hasil analisis multivariat, faktor yang paling dominan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah keperawatan kesehatan komuniti adalah nilai ujian masuk (OR= 18,81 ; 95% CI = 9,19 - 38,46).
 
Dalam rangka peningkatan mutu lulusan pendidikan tenaga D III kesehatan maka nilai ujian masuk perlu mendapat perhatian dalam kebijakan penerimaan calon mahasiswa baru. Nilai ujian masuk perlu diperhatikan karena pada lembaga pendidikan tinggi tujuannya antara lain untuk memilih mahasiswa yang terbaik kemampuannya.
 

Correlation between Characteristic of Student Diploma III Program with Study Performance on Subject Health Community NursingAs we know, study performance especially on subject health community nursing is generally low. 75 % of students get "C" score for this subject. If this condition not taken seriously, it can impacted to quality of alumni of this institution on doing their jobs in health service after graduate from their school, it also impact to performance of education institution. According to this situation, it should be studied: Correlation between Characteristic of student Diploma III Program with Study Performance on Subject Health Community Nursing.
 
This study is to find out the information or description of study performance on subject community health nursing and the correlation with student characteristic.
 
Study design of this research is cross sectional, the data is primary and getting from questioner of respondent of the sample study. The numbers of sample are 217 students on (III) third grade or Semester VI that has finished subject community health nursing (Code 213). This study statistically using uaivariate, bivariate and multivariate analysis with logistic regression.
 
Study performance on community health nursing with high level gets 55,3 %. Bivariate analysis; variable which is connection with study performance is examination grade score (p=0,000), living place (p=0,034), socio-economic (p=0,014), study motivation (p=0,039), and this result is statistically significant. The result from multivariate analysis; the dominant variable that correlate with study performance on subject community health nursing is examination grade score (OR = 18,81;95 % CI = 9,19 - 38,46).
 
According to develop the quality of graduate from diploma III of Nursing, this study gives recommendation to the regulation of application process for new student. Examination grade score is important on every education institution to choose the eligible student on their best performance.
Read More
T-1168
Depok : FKM UI, 2001
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ima Fatmawati; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Ahmad Syafiq, Ratna Kirana
S-7531
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dani Ferdian; Pembimbing: Ascobat Gani; Penguji: Sandi Iljanto, Purnawan Junadi, Mawari Edy, Indah Amelia
Abstrak:

ABSTRAK Nama Program Studi Judul : : : Dani Ferdian Ilmu Kesehatan Masyarakat Analisis Motivasi Kesediaan Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Dalam Berkarier Di Layanan Kesehatan Primer Tersedianya pelayanan kesehatan primer yang berkualitas dan memadai adalah elemen penting dalam menyukseskan program Jaminan Kesehatan Nasional untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan nasional. Kurangnya minat dari mahasiswa kedokteran dalam memilih karier sebagai dokter yang bekerja di layanan kesehatan primer akan berdampak terhadap kesinambungan pelaksanaan sistem kesehatan nasional. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi mendalam tentang motivasi kesediaan Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter (PSPD) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) dalam berkarier di layanan kesehatan primer. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Informan adalah Mahasiswa PSPD FK Unpad periode Februari 2016 – Juli 2017 yang telah melewati stase/rotasi klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat maupun Ilmu Kedokteran Keluarga. Untuk meningkatkan validitas data dilakukan triangulasi sumber, metode, data, dan analisis. Analisis data dilakukan menggunakan thematic analysis. Hasil penelitian yang didapatkan melalui 13 wawancara mendalam dan 1 diskusi kelompok terarah menunjukkan bahwa motivasi yang hanya ditemukan pada Mahasiswa PSPD FK Unpad yang tertarik dalam berkarier di layanan kesehatan primer adalah berkaitan dengan beban kerja dan waktu kerja (intrinsic process motivation); nilai orientasi sosial, tanggung jawab, dan kepedulian (goal internalization); konsep diri supel (internal self concept-based motivation); dan penerimaan masyarakat (external self concept-based motivation). Dari hasil ini, FK Unpad diharapkan dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa melalui kurikulum dan lingkungan akademis yang mendukung tumbuhnya minat untuk berkarier di layanan kesehatan primer. FK Unpad perlu memperkuat proses pendidikan yang memastikan konsep nilai dapat tumbuh dan berkembang. Proses pendidikan juga wajib memperhatikan role model yang berinteraksi sebagai lingkungan terdekat mahasiswa selama pendidikan berlangsung. FK Unpad bersama Ikatan Alumni dan Organisasi Kemahasiswaan juga perlu menyusun program pengenalan profesi kepada mahasiswa sejak Program Studi Sarjana Kedokteran (PSSK) secara berkala, efektif, dan menarik. Kata kunci: FK Unpad, Layanan Kesehatan Primer, Motivasi, Pemilihan Karier, Pendidikan Dokter


ABSTRACT Name Study Program Title : : : Dani Ferdian Public Health Motivation and willingness to work in primary healthcare service among interns in Faculty of Medicine Padjadjaran University The availability of high quality primary healthcare service is an important factor to improve the National Health Insurance program in Indonesia. Decreasing interest of medical students to work in primary healthcare service would give an impact to the continuity of healthcare system. The aim of this study was to explore the motivation and willingness to work in primary healthcare service among interns in Faculty of Medicine Padjadjaran University. A qualitative approach with in-depth interview and focused group discussion was used in this study. The participants were interns that already finished their rotation in Public Health and Family Medicine course during February 2016 - July 2017. Data validity is examined by triangulation of informant, method, data, and analysis. Data were analyzed by thematic analysis. Thirteen individual in-depth interview and one focused group discussion sessions were conducted. The results showed that participants’ motivation was related to workload and working time (intrinsic process motivation); social orientation value, responsibility, and concern (goal internalization); sociable self-concept (internal self-concept-based motivation); and community acceptance (external self-concept-based motivation). Based on these results, it is important to promote medical students motivation to work in primary healthcare service through regular curriculum and academic environment. The medical faculty should promote growth and developmental value in learning process with good role model as the closest learning experience for students. Together with association of alumni and students organization, Faculty of Medicine Padjadjaran University also need to introduce the career options early in effective ways and a regular period. Key words: Career preference, FK Unpad, medical education, motivation, primary healthcare service

Read More
T-4958
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuli Luthfiana; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Kurniawan
S-7124
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mira Kurniawati; Pembimbing: Yvonne M. Indrawani; Pembimbing: Ahmad Syafiq, Budi Hartono
S-6192
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rita Nurcahyani; Pembimbing: Ronnie Rivany; Penguji: Pujiyanto, Asep zaenal Mustopa
S-4582
Depok : FKM-UI, 2006
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive