Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 23470 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Moudy Muhaiminurrohima Putri; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Atik Nurwahyuni, Kurnia Sari, Ibu Atmiroseva, Ibu Amila Megraini
Abstrak:

Laporan International Diabetes Federation (IDF) melaporkan prevalensi diabetes melitus di Indonesia pada orang dewasa meningkat setiap tahunnya dan menyebabkan beban biaya kesehatan meningkat. Pelayanan kesehatan di tingkat Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berfungsi sebagai gatekeeper dalam memberikan layanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative diharapkan dapat membantu menekan progresivitas penyakit, mencegah komplikasi, serta mengurangi beban rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan. Namun, pemanfaatan layanan FKTP masih dihadapkan dengan berbagai tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi layanan kesehatan di FKTP. Penelitian ini menggunakan data sekunder data sampel BPJS Kontekstual DM tahun 2017-2023. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan regresi. Hasil analisis distribusi frekuensi pemanfaatan layanan kesehatan FKTP tahun 2017-2023 didominasi oleh Puskesmas (59,08%). Peserta BPJS dengan segmen peserta Bukan Pekerja, berjenis kelamin perempuan, status perkawinan cerai, lansia (>65tahun), memiliki hak kelas rawat I, dan berdomisili di DKI Jakarta memiliki kemungkinan lebih besar mengunjungi pelayanan FKTP. Faktor segmentasi kepesertaan, jenis kelamin, usia, status perkawinan, hak kelas rawat, dan provinsi FKTP memiliki pengaruh signifikan terhadap penggunaan layanan FKTP oleh peserta JKN dengan DM


 

The International Diabetes Federation (IDF) report reports that the prevalence of diabetes mellitus in Indonesia in adults increases every year and causes an increase in health costs. Health services at the Primary Health Facility (FKTP) level function as gatekeepers in providing promotive, preventive, curative, and rehabilitative services that are expected to help suppress disease progression, prevent complications, and reduce the burden of referrals to advanced health facilities. However, the use of FKTP services still faces various challenges. This study aims to examine the factors that influence health services at FKTP. This study uses secondary data from the Contextual BPJS DM sample data for 2017- 2023. Data were analyzed univariately, bivariately, and multivariately using regression. The results of the frequency distribution analysis of the use of FKTP health services for 2017-2023 were dominated by Community Health Centers (59.08%). BPJS participants with the Non-Worker participant segment, female, divorced, elderly (>65 years), have class I care rights, and are domiciled in DKI Jakarta are more likely to visit FKTP services. The factors of participant segmentation, gender, age, marital status, class care rights, and FKTP province have a significant influence on the use of FKTP services by JKN participants with DM

Read More
T-7231
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Erfan Chandra Nugraha; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Ede Surya Darmawan, Vetty Yulianty Permanasari, Esti Widiastuti Mangunadikusumo, Donni Hendrawan
Abstrak:
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit katastropik yang membebani pembiayaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta penderitanya terus meningkat. Akses peserta JKN dengan DM dalam memanfaatkan layanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) masih dipandang banyak dimanfaatkan oleh segmen kepesertaan tertentu. Selain itu terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi akses layanan kesehatan di FKRTL. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis pemanfaatan layanan berdasarkan jenis kepesertaan serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan rawat jalan dan rawat inap tingkat lanjutan oleh peserta JKN penderita DM. Penelitian ini menggunakan data sekunder data sampel BPJS Kesehatan kontekstual DM tahun 2022. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat dengan model regresi Zero Inflated Negative Binomial. Hasil uji statistik menunjukan pada rawat jalan, umur, jenis peserta, jenis kelamin, kelas rawat dan provinsi peserta signifikan berbeda dalam pemanfaatan layanan kesehatan sedangkan pada rawat inap, umur, kelas rawat dan provinsi peserta signifikan berbeda dalam pemanfaatan layanan kesehatan. Pengaruh jenis kepesertaan dalam program JKN berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan layanan di rawat jalan namun tidak berpengaruh signifikan pada rawat inap. Pemanfaatan peserta Non PBI lebih besar 1,16 kali dibandingkan peserta PBI pada rawat jalan.

Diabetes mellitus (DM) is a catastrophic disease that burdens the National Social Health Insurance Program (JKN) and sufferers continue to increase. Access for JKN participants with DM to utilize health services at Advanced Level Referral Health Facilities (FKRTL) is still widely seen as being used by certain participant segments. Apart from that, there are various factors that influence access to health services at FKRTL. The aim of this research is to analyze service utilization based on the type of membership and examine the factors that influence the utilization of advanced outpatient and inpatient services by JKN participants with DM. This research uses secondary data from the 2022 DM contextual BPJS Kesehatan sample data. The data was analyzed univariately, bivariately, and multivariately with the Zero Inflated Negative Binomial regression model. The statistical test results showed that in outpatient care, age, type of participant, gender, treatment class, and participant province were significantly different in terms of health service utilization, while in inpatient care, age, treatment class, and participant province were significantly different in terms of health service utilization. The influence of the type of maintenance in the JKN program has a significant effect on the utilization of services in outpatient care but does not have a significant effect on inpatient care. The utilization of non-PBI participants was 1.16 times greater than that of PBI participants in outpatient care.
Read More
T-6925
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reza Rahman; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Vetty Yulianty Permanasari, Donni Hendrawan, Sulistyo
Abstrak:

Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah berjalan sejak tahun 2014, dalam pelaksanaanya masih ditemui tantangan khususnya dari sisi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Tuberkulosis merupakan penyakit pernafasan menular penyebab utama kematian akibat infeksi di dunia yang penyebarannya terus mengalami peningkatan, Indonesia sendiri berada pada posisi kedua kasus terbesar setelah India. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis pemanfaatan pelayanan kesehatan serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan rawat jalan pada peserta JKN dengan diagnosis tuberkulosis paru. Penelitian ini menggunakan data sekunder data sampel BPJS Kesehatan kontekstual tuberkulosis tahun 2022. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat dengan model regresi Negative Binomial. Hasil uji statistik menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara kelompok umur, status pernikahan dan status pulang pada pelayanan FKTP dengan pemanfaatan layanan rawat jalan. Pengaruh jenis kepesertaan terhadap pemanfaatan layanan rawat jalan signifikan pada pelayanan RJTP dan RJTL dimana peserta PBI lebih banyak dalam memanfaatkan pelayanan RJTP sedangkan pada peserta Non PBI lebih banyak dalam memanfaatkan pelayanan RJTL.


 

The implementation of the National Health Insurance (JKN) program has been running since 2014, in its implementation there are still challenges, especially in terms of the use of health services. Tuberculosis is an infectious respiratory disease that is the main cause of death due to infections in the world whose spread continues to increase, Indonesia itself is in the second position with the largest cases after India. The purpose of this study is to analyze the use of health services and examine the factors that affect the use of outpatient services in JKN participants with a diagnosis of pulmonary tuberculosis. This study uses secondary data from BPJS Kesehatan contextual tuberculosis sample data in 2022. The data were analyzed univariately, bivariately and multivariate with a Negative Binomial regression model. The results of the statistical test showed that there was a significant relationship between age groups, marital status and discharge status in FKTP services and the use of outpatient services. The effect of the type of membership on the utilization of outpatient services was significant in RJTP and RJTL services where PBI participants were more in utilizing RJTP services while Non-PBI participants were more in utilizing RJTL services.

 
Read More
T-6922
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alvina Nur Fadillah; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Laksmi Damaryanti
Abstrak:
Penyakit tidak menular (PTM) menyumbang lebih dari 87,14% dari total kematian di Indonesia. Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi perhatian adalah penyakit diabetes. Prevalensinya yang tinggi serta perannya sebagai faktor utama terciptanya penyakit lain sebagai komorbid membuat DM menjadi penyakit kronis yang berdampak luas. Rendahnya pemanfaatan layanan kesehatan primer penderita diabetes melitus, seperti Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dianggap berkontribusi terhadap tingginya tingkat rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, yang mengakibatkan pembiayaan kesehatan yang lebih besar . Penelitian ini menganalisis pemanfaatan pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) pada peserta JKN penderita diabetes melitus tahun 2023 berdasarkan data sampel BPJS 2024. Penelitian ini merupakan  non-eksperimental dengan desain penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas peserta JKN penderita diabetes melitus memanfaatkan pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) secara tidak rutin, yaitu 88,4%, sementara itu, hanya 11,6% peserta atau sejumlah 75.165 yang melakukan kunjungan secara rutin (≥12 kali per tahun) dengan proporsi kunjungan rutin untuk diabetes tipe 1 sebanyak 2.402 peserta dan 72.763 penderita diabetes melitus tipe 2. Faktor-faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan pemanfaatan layanan meliputi usia, jenis kelamin, kelas rawat, segmentasi kepesertaan, hubungan keluarga, jenis FKTP, wilayah regional FKTP, wilayah tempat tinggal. Sedangkan status perkawinan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p-value >0,005). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu diperlukan pendekatan yang inovatif untuk menyasar kelompok masyarakat dengan disparitas tinggi yang memiliki utilisasi rendah terhadap pelayanan kesehatan RJTP.


Non-communicable diseases (NCDs) contribute to more than 87.14% of total deaths in Indonesia. One of the non-communicable diseases that has gained attention is diabetes. Its high prevalence and its role as a primary factor for the development of other diseases as comorbidities make DM a chronic disease with widespread impacts. The low utilization of primary healthcare services for diabetes mellitus patients, such as Primary Healthcare (RJTP), is considered to contribute to the high referral rates to advanced healthcare facilities, resulting in higher healthcare costs. This study analyzes the utilization of Primary Healthcare (RJTP) services among JKN participants with diabetes mellitus in 2023 based on BPJS sample data from 2024. This research is non-experimental with a cross-sectional approach. The results show that the majority of JKN participants with diabetes mellitus use RJTP services irregularly, at 88.4%, while only 11.6% of participants, or 75,165 individuals, made regular visits (≥12 times per year), with 2,402 participants with type 1 diabetes and 72,763 participants with type 2 diabetes. Factors significantly related to service utilization include age, gender, care class, membership segmentation, family relationship, type of FKTP, FKTP regional area, and place of residence. Meanwhile, marital status showed no significant relationship (p-value >0.05). The conclusion of this study is that innovative approaches are needed to target communities with high disparities who have low utilization of RJTP healthcare services.
Read More
S-12072
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Intan Corina Indra; Pembimnbing: Budi Hidayat; Penguji: Prastuti Soewondo, Pujiyanto, Donni Hendrawan, Ratih Dwi Lestari
Abstrak:
Implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak tahun 2014 menghadapi tantangan dalam pengelolaan layanan hemodialisis sebagai terapi utama gagal ginjal kronik. Penelitian bertujuan menganalisis pola pemanfaatan layanan hemodialisis dalam konteks Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) oleh peserta JKN. Penelitian cross sectional ini menggunakan data klaim BPJS Kesehatan tahun 2023 dengan sampel 81.816 peserta. Analisis data meliputi univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan regresi binomial negatif. Hasil menunjukkan rata-rata kunjungan hemodialisis nasional mencapai 51,46 kali per tahun. Peserta Non-PBI memiliki tingkat pemanfaatan 13,6% lebih tinggi dibanding PBI (IRR=1,136; p<0,000). DI Yogyakarta mencatatkan rata-rata kunjungan tertinggi (61,78 kali/tahun), sementara Papua terendah (18,06 kali/tahun). Fasilitas TNI AU menunjukkan rata-rata kunjungan tertinggi (72,79 kali/tahun). Kesimpulan menunjukkan adanya kesenjangan signifikan dalam pemanfaatan layanan hemodialisis berdasarkan karakteristik demografis, geografis, dan kepemilikan fasilitas kesehatan. Diperlukan pengembangan kebijakan komprehensif untuk meningkatkan akses dan pemerataan layanan hemodialisis bagi seluruh peserta JKN.

The implementation of the National Health Insurance (JKN) program since 2014 has faced various challenges in managing hemodialysis services as the primary modality for chronic kidney disease therapy. This study aims to analyze the utilization patterns of hemodialysis services in the context of Advanced Outpatient Care (RJTL) by JKN participants and identify factors influencing service utilization. This study with a cross-sectional design used secondary data from BPJS Kesehatan claims in 2023. The study population comprised all JKN participants undergoing hemodialysis, with a sample size of 81,816 participants. Data analysis was conducted comprehensively, including univariate, bivariate, and multivariate analyses using negative binomial regression models. The analysis results showed that the national average of hemodialysis visits reached 51.46 times per year. There were significant variations in service utilization based on membership segmentation, where Non-PBI participants showed 13.6% higher utilization rates compared to PBI participants (IRR=1.136; p<0.000). Regional analysis revealed that DI Yogyakarta recorded the highest average visits at 61.78 times per year, while Papua recorded the lowest average with 18.06 visits. In terms of healthcare facility ownership, Air Force facilities showed the highest average visits at 72.79 times per year. Research findings indicate significant disparities in hemodialysis service utilization based on demographic, geographic, and healthcare facility ownership characteristics. These results emphasize the importance of developing comprehensive policies to improve access and equitable distribution of hemodialysis services for all JKN participants.
Read More
T-7194
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rosselini Triana; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Purnawan Junadi, Donni Hendrawan, Laila Mahmudah
Abstrak:
Sejak mulai diimplementasikan pada tahun 2014, program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah mendorong peningkatan utilisasi pelayanan kesehatan bagi ibu hamil baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Pelayanan kesehatan ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia tanpa ada halangan. Geografis Indonesia yang luas menjadi salah satu hambatan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Menggunakan metode analisa cross sectional, penelitian ini melihat karakteristik utilisasi pelayanan antenatal care (ANC) di Indonesia menggunakan data sampel BPJS Kesehatan tahun 2023. Selanjutnya dilakukan analisa menggunakan regresi logistik dengan model logit dengan menggunakan estimator maximum likelihood untuk melihat pengaruh geografis terhadap utilisasi pelayanan antenatal care (ANC). Kami menemukan bahwa terdapat pengaruh provinsi tempat tinggal, usia, status perkawinan, hak kelas rawat dan segmen kepesertaan dalam utilisasi pelayanan ANC dengan signifikansi 5%. Temuan ini menunjukkan bahwa peserta yang berada di 28 Provinsi berpeluang memanfaatkan pelayanan ANC dibandingkan dengan peserta yang berada di Papua Barat. Peserta dengan status kawin berpeluang 1,09 kali dibandingkan peserta belum kawin/cerai. Peserta dengan hak kelas rawat 1 dan 2 berpeluang lebih besar dalam memanfaatkan pelayanan ANC. Peserta PBI berpeluang lebih besar daripada peserta nonPBI dalam memanfaatkan pelayanan ANC.

Since its implementation in 2014, the National Health Insurance programme has encouraged utilization of health care for pregnant mothers in both primary and secondary health care. This should be accessible to the entire Indonesian without any obstacles. Indonesia's vast geography has become one of the obstacles to access health services. Using cross sectional analysis methods, the study looked at the characteristics of the utilization of antenatal care services (ANC) in Indonesia using Social Health Insurance Sample Data 2023. We found that there was an influence of province of residence, age, marital status, rights of the care class and segments of participation in the utilization of ANC with a significance of 5%. These findings show that participants in the 28 provinces had a greater chance of having ANC compared to participants in West Papua. Participants with married status were 1.09 times more likely than non-married/divorced participants. Participants with 1st and 2nd grade entitlements are more likely to take advantage of the ANC services. PBI participants have a greater chance than non-PBI participants for having ANC services.
Read More
T-6956
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lamhot Tambunan; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Armasytra Bahar, Rocky Gunung Hasudungan
Abstrak: Rendahnya utilisasi pelayanan kesehatan gigi di Indonesia menjadipermasalahan yang selama ini menjadi suatu kendala dalam meningkatkan derajadkesehatan di Indonesia karena menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara danmeningkatakan derajad kesehatan masyarakat. Dari data penelitian menunjukkanrendahnya utilisasi pelayanan kesehatan gigi padahal prevalensi karies gigi diIndonesia cukup tinggi. Peneliti ingin melihat determinan utilisasi pelayanankesehatan gigi di Indonesia.Penelitian ini merupakan analisis data sekunder Susenas 2012 yangmerupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian inimelihat determinan utilisasi pelayanan kesehatan gigi diindonesia.Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor usia, jenis kelamin, statuspernikahan, status pendidikan, status pekerjaan dan status tempat tinggal tidakmenunjukan hubungan yang sangat kuat dalam memanfaatkan pelayanankesehatan gigi di Indonesia, Sementara faktor kepemilikan asuransi, statusekonomi,wilayah domisili, dan adanya gangguan aktivitas menunjukan hubunganyang sangat kuat terhadap utilisasi pelayanan kesehatan gigi di Indonesia.Saran dari studi ini adalah karena adanya hubungan yang sangat kuatantara kepemilikan asuransi dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi hendaknyacakupan asuransi diperluas terutama untuk masyarakat miskin agar supayautilisasi pelayanan kesehatan gigi juga bisa meningkat, dan distribusi dokter gigijuga harus lebih terdistribusi dengan baik.Kata Kunci:Determinan, unmet need, utilisasi, Susenas 2012.
Lack of dental health services utilization in Indonesia became a problem aslong as it becomes a constraint in increasing degree movies health in Indonesiabecause according to Undang-undang no 36 tahun 2009 that oral health servicesdone to nurture and increases public health degree movies. Data from the sudyshowed poor dental health service utilization whereas the prevalence of dentalcaries in Indonesia is quite high. Researchers would like to see the dental healthservice utilization determinants in Indonesia.This research is analysis of data secondary susenas 2012 that is researchquantitative to a draft cross sectional. This research see determina the utilizationof health services of health services teeth in Indonesia.The result analysis shows that a factor of age, gender, the status ofmarriage, the status of education, the status of the job and the satatus of thedwelling place of not show a very strong in the harness of health services inIndonesia, the teeth insurance, while a factor of possession economic status, theregion of domicile, and any disturbance activity showed a very strong against theutilization of health services teeth in Indonesia.Advice from this study is due to the powerful relationship betweeninsurance with the utilization of health service should tooth-reinsurance coveragesexpanded especially for the poor health services so that the utilization rise, canalso distribution dentist must be distributed properly.Key words :Determinant, Unmet Need, Utilization, Susenas 2012.
Read More
T-4044
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adhe Ubaidillah; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Atik Nurwahyuni, Pujiyanto, Wahyu Pudji Nugraheni, Mazda Novi Mukhlisa
Abstrak: Tujuh tahun semenjak skema jaminan kesehatan nasional (JKN) diperkenalkan, cakupan di Provinsi DKI Jakarta sudah mencapai 85% dari populasi, akan tetapi secara rata-rata out-of-pocket (OOP) pengeluaran kesehatan penduduk DKI Jakarta dua kali lipat dari pengeluaran Nasional. Tingginya cakupan JKN ternyata tetap diiringi dengan naiknya OOP pada Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini berfokus untuk memahami bagaimana hubungan kepemilikan jaminan kesehatan dengan utilisasi layanan kesehatan dan pengeluaran kesehatan tunai di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan data sekunder Susenas Kor Tahun 2021. Analisis kuantitatif yang dilakukan pada penelitian ini mencakup dua tahap, tahap pertama dengan menggunakan data tingkat individu untuk mengetahui determinan perilaku kesehatan individu terhadap utilisasi layanan kesehatan. Tahap kedua dilakukan dengan menggunakan data tingkat rumah tangga untuk mengetahui kecenderungan pemanfaatan jaminan kesehatan dengan out-of-pocket pengeluaran kesehatan di Provinsi DKI Jakarta. Dari penelitian ini didapatkan fakta bahwa status ekonomi penduduk kuintil satu (Q1) dan kuintil dua (Q2) merupakan kelompok penduduk terbesar yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Hasil analisis pada tahap pertama menunjukkan bahwa penduduk DKI Jakarta lebih memilih fasilitas kesehatan layanan yang dikelola oleh swasta untuk utilisasi rawat jalan sedangkan untuk utilisasi rawat inap fasilitas layanan kesehatan yang dioperasikan oleh pemerintah sedikit lebih unggul. Penduduk yang memiliki JKN akan memanfaatkannya untuk utilisasi rawat jalan maupun rawat inap. Sedangkan hasil pada tahap kedua menunjukkan bahwa out-of-pocket pengeluaran kesehatan tunai penduduk yang memiliki jaminan kesehatan nasional (JKN) lebih rendah dibandingkan dengan penduduk yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Penduduk yang memiliki jaminan kesehatan ganda / kombinasi (JKN dan swasta) saat utilisasi layanan kesehatan adalah menggunakan asuransi kesehatan swasta. Semakin tinggi status ekonomi penduduk, semakin tinggi juga pengeluaran kesehatannya. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat perlu memperhatikan cakupan kepemilikan jaminan kesehatan pada penduduk dengan status ekonomi rendah / miskin. Selain itu juga perlu mendorong penduduk lebih memanfaatkan JKN saat utilisasi rawat jalan dan rawat inap agar lebih dapat menurunkan risiko keuangan, terutama pada penduduk yang memiliki anggota rumah tangga kelompok rentan.
Seven years since the national health insurance scheme (JKN) was introduced, coverage in DKI Jakarta Province has reached 85% of the population, but the average out-of-pocket (OOP) health expenditure of DKI Jakarta residents is twice that of the national expenditure. The high JKN coverage was accompanied by an increase in OOP in DKI Jakarta Province. This study focuses on understanding how health insurance ownership relates to health service utilization and cash health expenditure in DKI Jakarta Province. This study uses secondary data from Susenas Kor in 2021. The quantitative analysis conducted in this study includes two stages, the first stage using individual-level data to determine the determinants of individual health behavior on health service utilization. The second stage was carried out using household-level data to determine the tendency of health insurance utilization with out-of-pocket health expenditure in DKI Jakarta Province. This study found that the economic status of the population in quintile one (Q1) and quintile two (Q2) is the largest group of people who do not have health insurance. The results of the first stage of analysis show that DKI Jakarta residents prefer privately-run health facilities for outpatient utilization, while government-operated health facilities are slightly superior for inpatient utilization. Residents who have JKN will use it for outpatient and inpatient utilization. The results of the second stage showed that the out-of-pocket cash health expenditure of people with national health insurance (JKN) was lower than that of people without health insurance. Residents who have dual/combination health insurance (JKN and private) when utilizing health services are using private health insurance. The higher the economic status of the population, the higher their health expenditure. This study suggests that the government should pay close attention to the coverage of health insurance among people with low economic status. It also needs to encourage people to make more use of JKN when utilizing outpatient and inpatient care in order to further reduce financial risk, especially for people with vulnerable household members.
Read More
T-7002
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maimunah; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Mardiati Nadjib, Pujiyanto, Prastowo, Kristanti
Abstrak: Angka kematian ibu di Indonesia relatif masih tinggi (228 per 100.000 kelahiran hidup). Tingginya angka kematian ibu terkait dengan pemanfaatan layanan persalinan di fasilitas kesehatan dan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yang masih rendah. Sebagian pemanfaatan layanan persalinan oleh tenaga kesehatan dilakukan di fasilitas non kesehatan. Penelitian ini menguji secara empiris pemanfaatan layanan persalinan di fasilitas kesehatan, dan membandingkannya dengan non fasilitas kesehatan dengan tenaga non kesehatan dan non fasilitas kesehatan dengan tenaga kesehatan, serta determinan yang mempengaruhi pemanfaatan layanan persalinan tersebut.
 
 
Penelitian ini dilakukan terhadap ibu yang melahirkan anak terakhir dalam kurun waktu 5 tahun (2002-2007) dengan menggunakan data SDKI 2007. Determinan pemanfaatan layanan persalinan dapat dilihat dari faktor predisposing, enabling dan need.
 
 
Metode penelitian yang digunakan adalah crosssectional dengan menggunakan analisis multinomial logit. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 13.120 sampel.
 
 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memilih memanfaatkan layanan persalinan di non fasilitas kesehatan dengan tenaga non kesehatan sebesar 23,4%, dan memanfaatkan layanan persalinan di non fasilitas kesehatan dengan tenaga kesehatan sebesar 31,4%, serta pemanfaatan fasilitas kesehatan sebesar 45,2%.
 
 
Determinan yang mempengaruhi pemanfaatan layanan non fasilitas kesehatan dengan tenaga non kesehatan adalah status sosial ekonomi, pendidikan, paritas, wilayah, frekuensi kunjungan ANC, umur, pengetahuan akan tanda komplikasi kehamilan dan pengalaman akan tanda komplikasi kehamilan. Sedangkan determinan yang mempengaruhi permanfaatan non fasilitas kesehatan dengan tenaga kesehatan mempunyai variabel yang sama dengan non fasilitas kesehatan dengan tenaga non kesehatan.
 
 
Penelitian ini menyarankan percepatan jaminan kesehatan semesta (universal coverage) dan pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) yang dapat menjangkau seluruh propinsi di Indonesia. Penelitian ini juga menyarankan agar dilakukan analisis lebih lanjut tentang pemanfaatan layanan persalinan di fasilitas kesehatan dan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan yang menggunakan jaminan asuransi kesehalan seperti Jamkesmas, Program Keluarga Harapan, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta Kemitraan Bidan dengan Dukun.
 

 
Maternal mortality ratio in Indonesia is still relatively high (228 per 100,000 live births). High rate of maternal mortality is often associated with the low rate of delivery services in health facilities and delivery assisted by health personnel. Some deliveries are assisted by health personnel at home. This study empirically examines the utilization of delivery services at health facilities compared to non health facilities with non health personnel assistance, and non health facilities with health personnel assistance, and the determinants influencing the utilization of delivery services.
 
 
This study examines mothers who gave birth the last child during (2002-2007) by using IDHS 2007 data. Determinants of utilization of delivery services can be seen from predisposing, enabling, and need factors. The design of this study is cross sectional with total sample size of 13,120 mothers. Futher analysis was applied using multinomial logit analysis.
 
 
The results revealed that 23.4% mothers chose non health facilities with non health personnels for delivery service. Those who utilized non health facilities with health personnel was 31.4%, and 45.2% mothers used health facilities.
 
 
Determinants that affect health service utilization by non health facilities with non health personnel assistance are socioeconomic status, education, parity, region, frequency of ANC visits, age, knowledge of the signs of pregnancy complications and experience of the signs of pregnancy complications. The determinants that influence utilization of non health facility with health personnel assistance have the same variables with non health facility with non health personnel assistance.
 
 
This study suggests that the acceleration of the Jaminan Kesehatan Semesta (universal coverage) and the implementation of the Program Keluarga Harapan (PKH) to reach all provinces in Indonesia. This study also suggested further analysis on the effect of some public health programs on the use of delivery service in health facilities and delivery service by health personnel. The programs include Jamkesmas, Program Keluarga Harapan, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), and Kemitraan Bidan dengan Dukun.
Read More
T-3224
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adinda Risnanda Putri; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Pujiyanto, Kurnia Sari, Tati Suryati, Amir Su`udi
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui determinan utilisasi pengobatan keluhan gangguan mental emosional di Indonesia dengan menganalisis data Riskesdas 2013. Data menunjukkan bahwa 6% populasi berusia >= 15tahun menderita gangguan mental emosional. Hanya 12% responden dengan gangguan mental emosional yang melakukan pengobatan, hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa. Kepemilikan jaminan kesehatan dan pengetahuan mengenai keberadaan faskes berhubungan utilisasi. Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui promosi Aplikasi Sehat Jiwa, termasuk pengetahuan tentang gejala gangguan mental emosional serta informasi ketersediaan fasilitas kesehatan yang bisa diakses. Layanan kesehatan jiwa di Puskesmas perlu diperkuat dengan meningkatkan kemampuan dokter untuk mendiagnosis dan menangani gejala gangguan mental emosional sehingga menurunkan resiko mengalami ganguan jiwa. Kata kunci: utilisasi, pengobatan, ganguan mental emosional
Read More
T-4786
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive