Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 21523 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ester Indahyani Jusuf; Promotor: Tris Eryando; Kopromotor: Dumilah Ayuningtyas, Tiurma MP Sialagan; Penguji: Anhari Achadi, Purnawan Junadi, Bambang Shergi, Lalu Hayyanul Haq, Harry Hikmat
Abstrak:

Hak untuk hidup adalah Hak Asasi yang dijamin oleh Negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28A dan pasal 28H ayat (1) dan Undang Undang Nomor 39 tahun 1999, yang kemudian menjadi acuan konsep Pemerintah dalam menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia berupa hak atas kesehatan sesuai dengan Undang Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.
Walau pemenuhan hak atas kesehatan ini telah dijamin oleh Negara secara konstitusional dan hukum, namun pada implementasinya tingkat pemenuhan SPM Air Minum masih mencukupi. Negara dalam tulisan ini merujuk pada Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang terdiri dari Penyelenggara Negara dan Masyarakat. Baik Penyelenggara Negara maupun rakyat punya peran sesuai pasal 1 butir; dan janji politik setiap WNI sesuai Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia pasal 16. Peran Negara dalam tulisan ini dibatasi pada peran Penyelenggara Negara (Pemerintah) yang wajib dipenuhi untuk implementasi SPM Air Minum sesuai aturan dan kebijakan hukum Indonesia, pada tulisan ini dengan pembatasan pada peran Eksekutif dan Yudikatif. Peran ini kemudian lahir dalam bentuk rangkaian tindakan Negara yang dikalkulasi, dijabarkan dalam program serta dikontekstualisasi sesuai situasi, kondisi sosial politik, alam secara global, termasuk alur hidrologi alam dan peran dunia internasional.
Sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, maka Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten dan Provinsi wajib memenuhi SPM Air Minum untuk setiap Warga Negara Indonesia tanpa kecuali, yang dalam penterjemahan level undang-undang dan peraturan yang lebih rendah dilakukan secara bertahap berdasarkan prioritas dengan pengawasan berdasar sistem IKU BKN dan sistem pelaporan keuangan yang diawasi oleh BPK. Berdasar penilaian IKU BKN maupun BPK, Pemerintah Daerah telah menjalankan perannya dengan baik dengan laporan keuangan yang WTP. Namun demikian hingga kini banyak orang tetap belum mendapatkan pemenuhan HAM bidang penyelenggaran SPM Air Minum.
Penelitian ini menggunakan metode gabungan kuantitatif dan kualitatif, deskriptif analisis. Obyek yang diteliti adalah aturan dan kebijakan hukum tentang pemenuhan SPM Air Minum, peran Negara serta bagaimana implementasi yang dikontekstualkan dengan keadaan di wilayah penelitian. Wawancara, diskusi dan observasi dilakukan pada orang dari Bappenas, 12 orang dari PDAM, 10 orang warga masyarakat, 1 politisi. Penelitian dilakukan di Pulau Sumatera, Provinsi Lampung. Pemilihan Kota/Kabupaten didasarkan Peraturan Gubernur Nomor 16 Tahun 2019, yaitu dengan mempertimbangkan potensi, areal pengambilan dan dampak lingkungan air tanah dari pengambilan air tanah. Wilayah yang dipilih adalah Kota Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pesisir Barat. Peran penyelenggara Negara dibatasi dan dianalisis sesuai dengan tupoksi, baik peran langsung maupun tidak langsung.
Hasil penelitian ini mendapati bahwa peran Negara secara langsung telah sesuai dengann tupoksi dengan hasil yang baik dan laporan keuangan yang WTP sesuai dengan RKPD dan APBD, namun peran Negara yang tidak langsung belum dilaporkan/dielaborasi. Wilayah yang tidak terpenuhi SPM Air Minum adalah wilayah yang memang tidak direncanakan, belum dikalkulasi baik karena PAD yang kecil, atau tidak ada kesepakatan penyelenggaaraannya dilaksanakan dalam bentuk RKPD, APBD atau atau bentuk lainnya. Jadi walau mekanisme hukum dan kebijakan yang ada telah dijalankan dengan maksimal sesuai IKU BKN dan WTP, namun hasilnya tetap ada gap yang menunjukkan adanya wilayah yang tidak terselenggara SPM Air Minum. Gap ini dapat menjadi landasan untuk membuka peluang peran pihak ketiga (sektor privat) untuk ikut menyelenggarakan SPM Air Minum demi terpenuhinya hak konstitusional masyarakat di bidang kesehatan.
Mekanisme RKPD dan APBD adalah hasil dari proses demokrasi rakyat melalui Musrenbang Desa, Musrenbang Kecamatan, Forum SKPD, Musrenbang Kabupaten dan KUA KDH bersama DPRD. Mekanisme ini ternyata masih berpeluang besar untuk tidak melibatkan peran rakyat di dalamnya. Mekanisme partisipasi rakyat yang bukan berdasar pemilihan atau penunjukkan dari Pemerintah dan transparansi menjadi hal yang harus dipertimbangkan dalam perbaikan sistem Musrenbang.
Data penyelenggaraan SPM Air Minum menggambarkan juga ketidaktahuan rakyat tentang pentingnya hak atas kesehatan yang dapat berdampak pada kesehatan, kesakitan atu kelangsungan hidup mereka. Oleh karena itu pendidikan literasi tentang hak atas kesehatan seharusnya diselenggarakan sebelum rakyat memutuskan RKPD/APBD.
Ketidaktahuan, ketidakterlibatan atau ketidakpedulian rakyat akibat rendahnya tingkat literasi mereka tentu akan berdampak pada lambannya sistem sosial, hukum, kesehatan masyarakat dan pengabaian hak-hak rakyat
Kesimpulan penelitian ini adalah adanya gap antara konsep pemenuhan HAM konstitusional di bidang kesehatan dengan konsep penyelenggaran SPM Air Minum; pengaturan kebijakan hak kesehatan masih belum lengkap dan belum menjamin terpenuhinya SPM Air Minum; Peran Penyelenggara Negara terbatas hanya pada IKU BKN, RKPD atau WTP, yang berdampak lahirnya gap antara kemampuan memenuhi SPM Air Minum dan kebutuhan rakyat. Dengan demikian hipotesis bahwa jika Negara telah menjalankan peran sesuai kewajiban dan aturan hukum, maka SPM Air Minum terpenuhinya ternyata tidak sepenuhnya tepat.
Saran penulis adalah mengevaluasi kembali konsep penyelenggaraan Air Minum secara nasional terutama tentang peran langsung maupun peran tidak langsung lembaga negara; revisi mekanisme Musrenbang Desa; adanya parameter keberlanjutan SPM Air Minum dan penunjukkan lembaga yang wajib menyelenggarakannya; aturan tentang mekanisme sanksi yang lebih efektif jika terjadi pelanggaran hak atas kesehatan; serta mempertimbangkan pembuatan kebijakan tentang pelibatan pihak ke 3 (sektor privat) untuk mengatasi gap antara kemampuan Negara dan hak rakyat atas atas kesehatan berupa penyelenggaraan Air Minum sesuai SPM.


The right to life is a Human Right guaranteed by the State in accordance with the 1945 Constitution Article 28A and Article 28H paragraph (1) and Law Number 39 of 1999, which later became the reference for the Government's concept in guaranteeing and protecting Human Rights in the form of the right to health in accordance with Law Number 17 of 2023 concerning Health.
Even though the fulfillment of the right to health has been guaranteed by the State constitutionally and legally, in its implementation the level of fulfillment of the SPM for Drinking Water is still sufficient. The state in this article refers to Law of the Republic of Indonesia Number 25 of 2009 concerning Public Services consisting of State Administrators and the Community. Both State Administrators and the people have roles according to article 1 point; and political promises of every Indonesian citizen in accordance with Law of the Republic of Indonesia Number 12 of 2006 concerning Citizenship of the Republic of Indonesia article 16. The role of the State in this paper is limited to the role of State Administrators (Government) which must be fulfilled for the implementation of SPM for Drinking Water in accordance with Indonesian legal rules and policies, in this paper with limitations on the role of the Executive and Judiciary. This role then emerged in the form of a series of calculated State actions, described in programs and contextualized according to the situation, socio-political conditions, nature globally, including natural hydrological flows and the role of the international world.
In accordance with Law of the Republic of Indonesia Number 23 of 2014 concerning Regional Government, City/Regency and Provincial Governments are obliged to fulfill the SPM for Drinking Water for every Indonesian citizen without exception, which in the translation of lower levels of laws and regulations is carried out in stages. based on priorities with supervision based on the BKN IKU system and financial reporting system supervised by the BPK. Based on the BKN and BPK IKU assessments, the Regional Government has carried out its role well with WTP financial reports. However, until now many people still do not have human rights fulfilled in the implementation of SPM for Drinking Water.
This research uses a combined quantitative and qualitative method, descriptive analysis. The objects studied are legal rules and policies regarding the fulfillment of the SPM for Drinking Water, the role of the State and how implementation is contextualized with the conditions in the research area. Interviews, discussions and observations were carried out with people from Bappenas, 12 people from PDAM, 10 community members, 1 politician. The research was conducted on Sumatra Island, Lampung Province. The selection of cities/regencies is based on Governor's Regulation Number 16 of 2019, namely taking into account the potential, extraction area and environmental impact of groundwater from groundwater extraction. The selected areas are Bandar Lampung City, West Lampung Regency and West Pesisir Regency. The role of State administrators is limited and analyzed according to their main tasks and functions, both direct and indirect roles.
The results of this research found that the State's direct role is in accordance with its main duties and functions with good results and WTP financial reports are in accordance with the RKPD and APBD, but the State's indirect role has not been reported/elaborated. Areas that do not meet the SPM for Drinking Water are areas that have not been planned, have not been calculated either because the PAD is small, or there is no agreement to implement it in the form of RKPD, APBD or other forms. So even though the existing legal and policy mechanisms have been implemented optimally in accordance with the BKN IKU and WTP, the results still have gaps which indicate that there are areas where the Drinking Water SPM is not implemented. This gap can be the basis for opening opportunities for the role of third parties (private sector) to participate in implementing Drinking Water SPM for the fulfillment of people's constitutional rights in the health sector. The RKPD and APBD mechanisms are the result of the people's democratic process through the Village Musrenbang, Subdistrict Musrenbang, SKPD Forum, Regency Musrenbang and KUA KDH together with the DPRD. It turns out that this mechanism still has a big chance of not involving the people's role in it. Mechanisms for people's participation that are not based on elections or appointments from the Government and transparency are things that must be considered in improving the Musrenbang system.
Data on the implementation of SPM Drinking Water also illustrates people's ignorance about the importance of the right to health which can have an impact on their health, illness or survival. Therefore, literacy education about the right to health should be held before the people decide on the RKPD/APBD.
Ignorance, non-involvement or indifference of the people due to their low level of literacy will certainly have an impact on slow social, legal and public health systems and neglect of people's rights.
The conclusion of this research is that there is a gap between the concept of fulfilling constitutional human rights in the health sector and the concept of implementing SPM for Drinking Water; policy arrangements for the right to health are still incomplete and do not guarantee the fulfillment of the SPM for Drinking Water; The role of State Administrators is limited to IKU BKN, RKPD or WTP, which has the impact of creating a gap between the ability to fulfill the SPM for Drinking Water and the needs of the people. Thus, the hypothesis that if the State has carried out its role in accordance with legal obligations and regulations, then the SPM for Drinking Water is fulfilled is not completely correct
The author's suggestion is to re-evaluate the concept of administering Drinking Water nationally, especially regarding the direct and indirect roles of state institutions; revision of the Village Musrenbang mechanism; the existence of parameters for the sustainability of SPM Drinking Water and the appointment of institutions that are obliged to implement them; regulations on more effective sanction mechanisms in the event of violations of the right to health; and considering making policies regarding the involvement of third parties (the private sector) to overcome the gap between the State's capacity and the people's right to health in the form of administering drinking water according to the SPM.

 

Read More
D-570
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fata Islamy; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Budi Hartono, Abdul Rahman
Abstrak: Depok dengan karakteristik tanah yang berasal dari pelapukan bahan organik dan mineralmenyebabkan sumber air tanah yang dijadikan bahan baku air minum penduduk KotaDepok dapat tercemar oleh logam berat seperti mangan dan kromium heksavalen.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menghitung besar risiko kesehatan akibat pajananmangan dan kromium heksavalen melalui air minum. Terdapat 75 responden individudewasa yang berasal dari kecamatan Bojongsari, Cipayung, dan Sawangan diambildatanya untuk mengetahui antropometri dan pola asupan air minum sebagai faktorpajanan. Konsentrasi mangan dan kromium heksavalen diambil dari sampel air tanahyang diuji pada Survei Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Kota Depok tahun 2019.Setelah dilakukan perhitungan analisis risiko, tingkat risiko mangan pada konsentrasirata-rata untuk pajanan realtime (RQ= 0,27) dan lifespan (RQ= 0,35) serta kromiumheksavalen pada semua kategori dan skema (RQ = 0,36; 0,62; 0,47; 0,81) dinyatakanaman atau tidak berisiko (RQ ≤ 1). Sedangkan tingkat risiko pajanan pajanan mangandengan skema konsentrasi maksimal pada pajanan realtime (RQ= 1,3) dan lifespan (RQ=1,7) dinyatakan tidak aman atau berisiko (RQ > 1) untuk penduduk dewasa Kota Depok.Kata kunci: mangan, kromium heksavalen, analisis risiko, air minum, air tanah.
Read More
S-10239
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eko Setyo Pambudi; Promotor: Budi Utomo; Ko promotor: Budi Hidayat, Endang L Achadi; Penguji: Anhari Achadi, Soewarta Kosen, Prastuti Soewondo, Mardiati Nadjib
D-307
Depok : FKM-UI, 2015
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chandra Rudyanto; Promotor: Purnawan Junadi; Kopromotor: Rita Damayanti; Penguji: Anhari Achadi, Besral, Evi Martha, Ermita Isfandiary Ibrahim Ilyas, Rustika, Nana Mulyana
Abstrak: Kondisi kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan oleh jemaah haji karena prosesibadah haji melibatkan aktivitas fisik yang sangat berat. Jemaah haji yang bugar adalahjemaah haji yang memenuhi istifa'ah kesehatan. Untuk menjadi bugar dan istifa'ah,jemaah haji harus diberdayakan dan diberi pembinaan, sehingga memiliki kemampuan diri melakukan latihan fisik secara teratur. Partisipasi jemaah haji dalam program peningkatan kebugaran, baik secara perorangan maupun kelompok, dapat diupayakan melalui pembinaan latihan fisik dengan melibatkan peran kader kesehatan olahraga (kesorga).
 
Studi ini bertujuan untuk mengetahui: (i) peran kader kesorga dalam mendukungkeberhasilan latihan fisik jemaah haji di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur; (ii) hubungan variabel komposisional level individu dengan latihan fisik; (iii) diketahuinya hubungan variabel kontekstual level desa dan level Puskesmas dengan latihan fisik. Penelitian ini menggunakan mixed method yaitu metode kuantitatif dan kualitatif, dengan desain studi potong lintang cross sectional. Variabel yang diukur ada 3 level yaitu: (i) level individu meliputi karakteristik demografik dan penerapan konsep HBM pada 178 jemaah haji; (ii) level desa terdiri atas karakteristik demografik kader, motivasi dan keaktifan 61 kader serta dukungan 61 kepala desa; (iii) level Puskesmas mencakupdukungan 22 Puskesmas dan 19 KUA. Analisis data menggunakan uji statistik multilevel regresi logistik berganda untuk membuktikan hipotesis penelitian.
 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan konsep HBM terbukti memilikihubungan yang signifikan dengan partisipasi jemaah haji dalam melakukan latihan fisik.Fakta ini menerangkan bahwa berolahraga secara teratur bukanlah hambatan bagi jemaahhaji. Selanjutnya jemaah haji juga meyakini mampu melakukan latihan fisik secara teraturdan cenderung menjadikannya sebagai kebiasaan hidup. Ditemukan pula bahwa kaderkesorga terbukti berperan dan memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat latihanfisik jemaah haji.
 
Studi ini menemukan ada variasi atau perbedaan peran kader kesorga menurut penerapaan konsep HBM dalam kaitannya dengan tingkat latihan fisik jemaah haji. Disarankan agar setiap Puskesmas dapat mengembangkan pola alternatif pembinaaan kader kesorga dan calon jemaah haji dengan melibatkan klub olahraga, kelompok jemaah haji, kepala desa dan KBIH. Program latihan fisik jemaah haji dengan melibatkan peran kader kesorga perlu diadopsi oleh Kementerian Kesehatan RI dan selanjutnya direplikasikan ke daerah lain.
 

 
Adequate health condition urgently required by pilgrims because the process ofpilgrimage involves a very heavy physical activity. Hajj pilgrims with good physical fitnessclassified as pilgrims who fulfill health isti'ah. In order to become fit and isti'ah,pilgrims should be empowered and provided such a coaching, so they will have the abilityto execute physical exercise in a regular basis. Participation of pilgrims in a fitness improvement program, either individually or in groups, could be pursued through physical exercise coaching by involving the role of sport health cadres.
 
The main purpose of this study was to find out: (i) the role of sport health cadres inorder to support the success of pilgrims physical exercise in Lumajang District, East Java Province; (ii) examine the association of compositional variables individual level with physical exercise; (iii) examine the association of contextual variables village and Puskesmas levels with physical exercise.
 
This research was conducted using a mixed method quantitative and qualitative methods with cross sectional study design. The measured variables consisted of 3 levels: (i) individual level included demographic data and the application of HBM concept to 178 pilgrims; (ii) village level consisted of cadre demographic characteristics, cadres motivationand cadres; activeness of 61 cadres and the support of 61 village heads; iii Puskesmaslevel included the support of 22 Puskesmas and 19 KUAs. Data analysis was performedusing multilevel statistical test of multiple logistic regression to prove a research hypothesis.
 
The application of the HBM concept proved to have a significant relationship withparticipation of pilgrims in physical exercise. The findings of the study explain that regularphysical exercise is not an obstacle for pilgrims. Furthermore, pilgrims also convince thatthey are able to maintain physical exercise regularly and tend to make it as a habit of life. Another result of study indicates the cadres proved to have a significant relationship withthe level of pilgrims; physical exercise.
 
Finally, in conclusion this study found that there was a variation or differencebetween the application of the HBM concept and the role of cadres with the level ofpilgrims; physical exercise. It was suggested that each Puskesmas should develop variousalternative coaching patterns for cadres and pilgrims by involving sports clubs, hajj groups, village heads and KBIH. Hajj pilgrims; physical exercise program involving the role ofcadres required to be adopted into the Ministry of Health program and then replicated toother provinces.
Read More
D-386
Depok : FKM-UI, 2018
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ridha Restila; Promotor: Bambang Wispriyono; Kopromotor: Ririn Arminsih Wulandari, Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Al Asyary, Tri Yunis Miko Wahyono, Dede Anwar Musadad, Defriman Djafri, Miko Hananto
Abstrak:
Gangguan pertumbuhan tinggi badan mencerminkan terjadinya kekurangan asupan dan penyakit infeksi berulang. Anak yang tinggal di daerah aliran sungai merupakan kelompok rentan mengalami dampak buruk dari lingkungan yang tidak sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan bakteriologis air minum berdasarkan pemeriksaan E. coli dan identifikasi inflamasi pencernaan (Fecal myeloperoxidase) terhadap indikasi gangguan pertumbuhan tinggi badan anak usia 24 - 59 bulan yang tinggal di daerah aliran sungai. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Indikasi gangguan pertumbuhan tinggi badan anak berdasarkan perubahan Height-Age-Z Score selama 6 bulan. Temuan E.coli dengan level high risk dan unnsafe sebesar 47,2%. Median (min-max) Fecal Myeloperoxidase yaitu 16,95 ng/mL (0,61ng/mL - 1981 ng/mL). Prevalence Ratio FMPO terhadap indikasi gangguan pertumbuhan anak pada nilai cutoff point 52,16 ng/mL sebesar 1,22 (0,91-1,62). Air minum dengan level risiko high risk dan unsafe dapat meningkatkan risiko anak mengalami indikasi gangguan pertumbuhan sebesar 1,39 (1,05-1,85) setelah dikontrol variabel sanitasi, hygiene, inflamasi pencernaan, sosio-demografi, riwayat penyakit infeksi, dan asupan makanan.

Impaired growth reflects inadequate intake and recurrent infectious diseases. Children who live in riverside are a vulnerable group experiencing the impacts of an unhealthy environment. This study aims to determine the bacteriological relationship of drinking water based on examination of Escherichia coli (E. coli) and identification of intestinal inflammation (Fecal myeloperoxidase/FMPO) on indications of growth impairment of children aged 24 - 59 months living in watershed. This research uses a cross sectional study design. Indication of impaired growth in a child's height are based on changes in Height-Age-Z Score over 6 months. E.coli findings with high risk and unsafe levels were 47.2%. The median (min-max) of Fecal Myeloperoxidase was 16.95 ng/mL (0.61ng/mL - 1981 ng/mL). The Prevalence Ratio of FMPO for indications of growth impairment in children at the cutoff point value of 52.16 ng/mL was 1.22 (0.91-1.62). Drinking water with high risk and unsafe risk levels can increase the risk of children experiencing indications of growth impairment by 1.39 (1.05-1.85) after controlling for sanitation, hygiene, digestive inflammation, socio-demographics, history of infectious diseases and intake variables. food.
Read More
D-521
Depok : FKM-UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gerald Bagus Aprilianto; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Rita Damayanti, Ika Lastyaningrum
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang dampak perilaku merokok terhadap COVID-19, sikap keluarga dan teman atau rekan kerja terkait perilaku merokok, persepsi terhadap keterpaparan iklan rokok dan tingkat keterpaparan edukasi bahaya rokok dengan perubahan perilaku merokok penduduk dengan usia di atas 10 tahun dalam masa pandemic COVID-19 di Kota Bogor. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini ialah cross-sectional dengan analisis bivariat dan stratifikasi. Populasi penelitian ini adalah perokok aktif seminimalnya tiga bulan sebelum pandemi COVID-19 atau tiga bulan sebelum mengisi kuesioner daring dengan usia di atas 10 tahun di Kota Bogor.
Read More
S-10632
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ilma Yetti Fatmi; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Sri Luviyanti
S-10188
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Armedy Ronny Hasugian; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Adang Bachtiar, Anhari Achadi, Purnawan Junadi, Besral, Trihono, Soewarta Kosen, Harimat Hendrawan
Abstrak: Bervariasinya produktivitas PNS tenaga kesehatan di Puskesmas di Indonesia disebabkan adanya inefisiensi akibat kegagalan adaptasi tenaga kesehatan di lingkungan kerjanya yaitu Puskesmas dan Dinas kesehatan kabupaten kota. Jika produktivitas rendah maka berdampak pada output yang rendah yaitu SPM yang tidak terpenuhi sehingga mengakibatkan capaian target kesehatan yang rendah. Untuk bisa mendapatkan strategi dan kebijakan antisipasi maka perlu dilakukan pengukuran berapa sebenarnya nilai produktivitas PNS tenaga kesehatan di Indonesia beserta faktor faktor predisoposisi, pendukung dan penguat yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produktivitas PNS tenaga kesehatan berdasarkan waktu produktif dan waktu pelayanan per pasien engan faktor - faktor yang berhubungan pada Riset ketenagaan di bidang kesehatan 2017 (Risnakes): secara multilevel. Selain itu dianalisa hubungan antara produktivitas dengan ketanggapan dan kepuasan pasien serta dengan efisiensi PNS tenaga kesehatan. Penelitian ini adalah analisis lanjut menggunakan data time study Risnakes 2017. Prosedur studi dan kriteria responden merujuk pada Risnakes 2017. Untuk mengukur produktivitas digunakan 2 definsi yaitu pertama, produktivitas waktu produktif idefinisikan sebagai produktivitas yang menilai perbandingan antara waktu produktif per waktu kerja yang disediakan. Penentuan waktu produktif didasari pada pengelompokan aktivitas aktivitas di Puskesmas dijadikan 17 kelompok yang mewakili aktivitas UKM, UKP produktif lainnya, non produktif. Kedua, produktivitas waktu pelayanan per pasien didefinisikan sebagai perbandingan waktu pelayanan yang diberikan per satu pasien. Analisis penelitian dilakukan dengan uji deskriptif, uji bivariate, uji random intercept model multilevel logistic regression, uji korelasi spearman dan uji efisiensi dengan stochastic frontier analysis (SFA)
Read More
D-407
Depok : FKM-UI, 2019
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizanda Machmud; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo, Darfioes Basir, Adang Bachtiar; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Kusharisupeni, Sudijanto Kamso, Suprijanto Riyadi, Syahrizal Syarif
D-111
Depok : FKM-UI, 2005
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tegar Septyan Hidayat; Promotor: Kemal Nazaruddin Siregar; Kopromotor: Rita Damayanti, Dhanasari Vidiawati; Penguji: Tris Eryando, Ermita Isfandiary Ibrahim, Leonardo Lubis, Heru Purnomo Ipung, Harimat Hendarwan
Abstrak:
Latar Belakang: Urgensi mengoptimalkan jendela kesempatan (window of opportunity) generasi muda khususnya mahasiswa dalam program promosi kesehatan holistik sejak dini terutama dalam aspek aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah, kualitas tidur, dan kesehatan mental/kebahagiaan. Tujuan :Meningkatkan perilaku hidup sehat pada mahasiswa melalui solusi gameful metaverse. Metode: Menggunakan IDE (Identifikasi, Desain, Eksekusi-Evaluasi), yaitu identifikasi pengguna di fase awal, yang kemudian menuju fase desain yang berisi pengembangan prototipe digital yang diuji di fase eksekusi-evaluasi. Pada fase evaluasi, pengujian dilakukan melalui studi eksperimental berbasis randomisasi yang dibedakan menjadi dua grup yaitu grup intervensi yang mendapatkan intervensi langsung gameful metaverse dan grup kontrol non intervensi selama jangka waktu lima minggu. Hasil: Penelitian ini menghasilkan GAR (GameAsReality)-verse yang menggunakan prinsip gameful metaverse dengan bentuk teknologi digital yang mendorong pengguna untuk melakukan gaya hidup sehat melalui berbagai fitur yang ada. Inovasi ini mampu mendorong perubahan rata-rata perilaku hidup sehat pada keseluruhan aspek luaran sebesar 12,7 % (p-value < 0,05) selama jangka waktu lima minggu. Hasil ini signifikan untuk masing-masing luaran. Untuk luaran aktivitas fisik terdapat perubahan yang signifikan antar kelompok intervensi dan kontrol (p-value <0,05) sebesar 15,4%. Untuk kualitas tidur, terdapat perubahan yang signifikan antar kelompok intervensi dan kontrol (p<0,05) sebesar 16,7%. Untuk total konsumsi sayur dan buah, terdapat perubahan yang signifikan antar kelompok intervensi dan kontrol (p<0,05) sebesar 10,4%. Untuk tingkat kebahagiaan, terdapat perubahan yang signifikan antar kelompok intervensi dan kontrol (p<0,05) sebesar 16%. Dari hasil yang didapatkan ini, bisa disimpulkan bahwa penelitian ini telah berhasil menjawab tujuan penelitian yang ditetapkan.

Background: The urgency to optimize window of opportunity for the young generation, especially college/university students, in holistic health promotion programs from an early age, especially in the aspects of physical activity, consumption of vegetables and fruit, quality of sleep, and wellbeing/happiness. Objective : Improving healthy living behavior in college students through gameful metaverse solutions. Method: Using methodology iterative steps IDE (Identification, Design, Execution-Evaluation), starting from user identification in the initial phase, which then goes to the design phase which contains the development of digital prototypes that are tested in the execution-evaluation phase. In the evaluation phase, testing was carried out through a randomized-based experimental study which was divided into two groups, the intervention group that received gameful metaverse direct intervention and the non-intervention control group, for a period of five weeks. Results: This research produces a GAR (GameAsReality)-verse that uses the gameful metaverse principle in the form of digital technology that encourages users to adopt a healthy lifestyle through various innovative features. This innovation was able to encourage changes in the average healthy lifestyle in all aspects of outcome by 12.7% (p-value <0.05) over a period of five weeks. This result is significant for each outcome. For physical activity outcomes, there was a significant change between the intervention and control groups (p-value <0.05) of 15.4%. For sleep quality, there was a significant change between the intervention and control groups (p<0.05) of 16.7%. For total vegetable and fruit consumption, there was a significant change between the intervention and control groups (p<0.05) of 10.4%. For the level of happiness, there was a significant change between the intervention and control groups (p<0.05) of 16%. From the results obtained, it can be concluded that this study has successfully answered the research objectives.
Read More
D-484
Depok : FKM-UI, 2023
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive