Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33408 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rival Alfia; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Popy Yuniar, Eksi Wijayanti, Nurul Hakim
Abstrak:

Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Kabupaten Lebak tahun 2023 terjadi ketidakmerataan, dimana (39,5%) 17 Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak tidak mencapai target cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) dari target Nasional yaitu sebesar 100%.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus yang dilaksanakan di dua puskesmas dengan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tertinggi dan terendah di Kabupaten Lebak. Jumlah informan dalam penelitian ini yaitu enam informan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi melalui telaah dokumen, kemudian dilakukan analisis data kualitatif.
Penelitian menunjukkan bahwa cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) berkaitan dengan pelayanan kesehatan, sumber daya manusia, logistik vaksin, pembiayaan, pencatatan pelaporan, penggerakan pelaksanaan serta pengawasan pengendalian penilaian. Sehingga dapat disimpulkan kinerja program imunisasi terhadap cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Kabupaten Lebak tahun 2023 masih menghadapi beberapa tantangan utama yang berdampak pada ketidakmerataan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL).


The coverage of Complete Basic Immunization (CBI) in Lebak Regency in 2023 was uneven, where (39.5%) 17 Health Centers in the working area of the Lebak Regency Health Office did not achieve the target of Complete Basic Immunization (CBI) coverage from the National target of 100%.  The study used a qualitative approach with a case study design carried out in two health centers with the highest and lowest Complete Basic Immunization (CBI) coverage in Lebak Regency. The number of informants in this study was six informants. Data collection was carried out through in-depth interviews and observations through document review, then qualitative data analysis was carried out.  The study shows that the coverage of Complete Basic Immunization (CBI) is related to health services, human resources, vaccine logistics, financing, reporting records, implementation mobilization and supervision of assessment control. So it can be concluded that the performance of the immunization program on the coverage of Complete Basic Immunization (CBI) in Lebak Regency in 2023 still faces several major challenges that have an impact on the uneven coverage of Complete Basic Immunization (CBI).

Read More
T-7255
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lia Rosi Vela; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Anhari Achadi, Ede Surya Darmawan, Yuliandi, Syafriyal
Abstrak: Indikator yang diukur untuk menilai kinerja pelaksanaan imunisasi di Indonesia berdasarkan Renstra Kemenkes RI adalah pencapaian imunisasi dasar lengkap (IDL) sedangkan indikator programnya adalah pencapaian universal child immunization (UCI). Pencapaian indikator IDL Kabupaten Kapuas pada tahun 2017 sebesar 62% di mana selisih ada selisih 26,4% dari target Renstra Kemenkes RI 2015-2019 sebesar 95%. Pencapaian indikator UCI desa/kelurahan Kabupaten Kapuas Tahun 2017 sebesar 32,2% dan ada selisih 62,8% dari target UCI berdasarkan RPJMN sebesar 95%. Tesis ini bertujuan untuk membahas kinerja implementasi kebijakan terkait pencapaian indikator imunisasi dasar lengkap (IDL) dan Universal Child Immunization (UCI) tahun 2018 di Kabupaten Kapuas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus yang dilaksanakan di 6 puskesmas yang berada di kabupaten Kapuas. Jumlah informan dalam penelitian ini ada 34 informan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi melalui telaah dokumen dan kemudian dilakukan analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang sudah berjalan dengan optimal adalah karakteristik badan pelaksana dan standar dan tujuan kebijakan, sedangkan yang belum berjalan dengan optimal adalah kinerja implementasi kebijakan, komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksana, sumber daya (SDM, anggaran, insentif, sarana dan prasarana), dukungan lingkungan sosial, ekonomi, dan politik. Sehingga dapat disimpulkan kinerja implementasi kebijakan terkait pencapaian indikator imunisasi dasar lengkap (IDL) dan Universal Child Immunization (UCI) di Kabupaten Kapuas tahun 2018 kurang optimal sehingga diperlukan upaya perbaikan untuk meningkatkan pencapaian IDL dan UCI di tahun berikutnya.
Read More
T-5518
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Azizah Noormala Dewi; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Anhari Achadi, Dumilah Ayuningtyas, Ganda Raja Partogi, Ernawati
Abstrak: Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa setiap anak berhakmemperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk mencegah terjadinyapenyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi. Pemerintah juga wajib memberikanimunisasi dasar lengkap kepada setiap bayi dan anak. Pada tahun 2017, Kota Depokberstatus KLB difteri dengan 12 kasus suspect difteri dan 1 orang meninggal. Kota Depokmerupakan wilayah yang berpotensi transmisi penyakit menular tinggi karena padatpenduduk dan mobilitas tinggi. Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) merupakan salah satuprogram dari kebijakan imunisasi yang lama dilaksanakan namun belum menemuikeberhasilan yang diharapkan. Analisis implementasi ditujukan untuk melihat bagaimanapengimplementasian program imunisasi dasar lengkap di Puskesmas. Penelitian iniadalah penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan telaah dokumenterkait, sesuai dengan teori implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn berdasarkan6 (enam) variabel. Hasil penelitian didapatkan bahwa standar dan sasaran kebijakanbelum tercapai sepenuhnya. Sumber daya terkendala berdasarkan indikator insentif yangbelum dirasakan secara optimal dalam menunjang optimalnya penyelenggaraan IDL diPuskesmas. Komunikasi antar organisasi pelaksana baik. Karakteristik pelaksanaterkendala dengan keterbatasan SDM. Sikap pelaksana mendukung. Kondisi ekonomidan politik baik, namun kondisi sosial belum mendukung. Kesimpulan didapatkan bahwaimplementasi IDL di Kota Depok masih memiliki kendala di setiap variabelnya dan perludilakukan proses pemenuhan variabel yang kurang. Rekomendasi penelitian ini yaitukeberhasilan implementasi akan dicapai bila dilakukan perbaikan dari kekurangan, baik darisisi standar dan sasaran, sumber daya, komunikasi antar organisasi pelaksana, karakteristikpelaksana, sikap pelaksana, dan kondisi sosial, ekonomi, politik. Hambatan program yangada bisa diatasi dengan mengoptimalkan wewenang Puskesmas sebagai pembina wilayah.
Health Law Number 36 of 2009 states that every child deserved in basic immunizationaccording the provisions to prevent the occurrence of diseases that can be avoided throughimmunization. The government is also required to provide a complete basic immunizationto every baby and child. In 2017, Depok became outbreak with 12 cases suspectdiphtheria and 1 person died. The city of Depok is an area with high transmission potentialfor communicable diseases due to high population and high mobility. Complete BasicImmunization (IDL) is one of the old immunization policy implemented but has not metthe expected success. Complete Basic Immunization Program is one of the oldimmunization policy programs implemented but has not met the expected success. Theimplementation analysis is intended to see how the implementation of the complete basicimmunization program at the Puskesmas. This research is a qualitative research with in-depth interview technique and related document study which using the policyimplementation theory of Van Meter and Van Horn based on 6 (six) variables. The resultsobtained that the standard and objective have not been fully achieved. Resources areconstrained by incentive indicators that have not been felt optimally in supporting theoptimal implementation of complete basic immunization in Puskesmas. Inter-organizational communication is good. Characteristic of implementing agencies areconstrained by human resource constraints. Disposition of implementors supported, butstill found some implementers who are not orderly. Economic and political conditions aregood, but social condition are not yet supportive. Conclusion found that implementationof complete basic immunization in Depok still has constraints in each variable and needto be done process of fulfillment of less variable. The recommendation of this research isthe success of implementation will be achieved if the improvement of deficiency, bothfrom the side of standard and objective, policy resources, interorganizationalcommunication, characteristic of implementing agencies, disposition of implementors,and social, economy, political condition. Barriers to existing programs can be overcomeby optimizing the Puskesmas's authority as a regional coach.
Read More
T-5252
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Octavia Sari; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Purnawan Junadi, Sutikno, Taufik
Abstrak:
Imunisasi adalah salah satu tindakan yang dapat mencegah penyebaran penyakit dan terbukti sangat efektif. Salah satu indikator untuk menliai kinerja pelaksanaan program imunisasi adalah pencapaian Universal Child Immunization (UCI). Pada tahun 2021 Provinsi Lampung mengalami penurunan pencapaian imunisasi dasar lengkap yaitu sebesar 87,3%. Hal ini juga diikuti dengan penurunan cakupan desa/kelurahan UCI di Provinsi Lampung sebesar 68,9%. Bila dilihat berdasarkan distribusi cakupan UCI Kabupaten/Kota, Kabupaten Lampung Tengah merupakan wilayah yang memiliki cakupan desa/kelurahan UCI terendah pada tahun 2021 yaitu 20,4%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang manajemen program imunisasi dalam upaya pencapaian desa/kelurahan UCI pada tahun 2019-2022. Metode penelitian yang dilakukan yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di 2 puskesmas dengan membandingkan antara Puskesmas dengan pencapaian desa/kelurahan UCI tertinggi dan Puskesmas dengan pencapaian desa/kelurahan UCI terendah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada aspek struktur, layanan kesehatan imunisasi dasar dilakukan di kedua puskesmas sesuai dengan SOP, tenaga kesehatan dalam program imunisasi dengan jumlah SDM kesehatan sudah mencukupi walaupun masih ada beberapa kendala, ketersediaan produk medis, vaksin dan teknologi mengalami beberapa kendala, pembiayaan operasional untuk program imunisasi berasal dari APBD dan BOK pembiayaan yang ada di kedua puskesmas tidak mengalami masalah, kepemimpinan pada kedua puskesmas tidak ada perbedaan. Pada aspek proses manajemen puskesmas P1,P2,P3 kedua puskesmas tidak ada perbedaan secara signifikan, Puskesmas Poncowarno memiliki inovasi pada saat pelaksanaan program imunisasi pada masa pandemi COVID-19 untuk mencapai target program imunisasi. Capaian Program Desa/Kelurahan UCI Puskesmas Wates tahun 2019-2022 berfluktuatif. Pada tahun 2021 terjadi penurunan signifikan capaian program desa/kelurahan UCI pada tahun 2021 yaitu sebesar 0%. Capaian Program Desa/Kelurahan UCI pada Puskesmas Poncowarno pada tahun 2021 dengan capaian sebesar 100%. Kata kunci: Universal Child Immunization, Imunisasi, Manajemen Program Puskesmas.

Immunization is one of the actions that can prevent the spread of disease and has proven to be very effective. One of the indicators to assess the performance of the implementation of the immunization program is the achievement of Universal Child Immunization (UCI). In 2021, Lampung Province will experience a decrease in the achievement of complete basic immunization, which is 87.3%. This was also followed by a decrease in the coverage of UCI villages/kelurahan in Lampung Province by 68.9%. When viewed based on the distribution of district/city UCI coverage, Central Lampung Regency is the area that has the lowest UCI village/kelurahan coverage in 2021, namely 20.4%. This study aims to find out about the management of the immunization program in an effort to achieve UCI villages/wards in 2019-2022. The research method used is a qualitative and quantitative approach. This research was conducted in 2 puskesmas by comparing the puskesmas with the highest UCI village/kelurahan achievement and the puskesmas with the lowest UCI village/kelurahan achievement. The results of this study indicate that in the structural aspect, basic immunization health services are carried out in both puskesmas according to SOP, health workers in the immunization program with sufficient number of health human resources although there are still some obstacles, the availability of medical products, vaccines and technology is experiencing several constraints, financing operational for the immunization program came from the APBD and BOK, the funding in the two puskesmas did not experience problems, the leadership in the two puskesmas was no different. There is no significant difference in the management process aspects of the P1, P2, P3 puskesmas for the two puskesmas. The Poncowarno Health Center had innovations when implementing the immunization program during the COVID-19 pandemic to achieve the target of the immunization program. The achievements of the UCI Village/Kelurahan Program at the Wates Health Center in 2019-2022 have fluctuated. In 2021 there will be a significant reduction in the achievements of the UCI village/kelurahan program in 2021, namely 0%. Achievement of the UCI Village/Kelurahan Program at the Poncowarno Health Center in 2021 with the highest achievement of 100%. Keywords: Universal Child Immunization, Immunization, Community Health Center Program Management
Read More
T-6781
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alvie Rizky Gusrianty; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Syafriyal, Yuniarsih Handayani
Abstrak: Di Indonesia, saat ini mempunyai beban ganda dalam pembangunan di bidang kesehatandiantaranya adalah penyakit menular dan penyakit tidak menular. Sangat sulit untukmemberantas penyakit menular karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah.Imunisasi adalah salah satu tindakan yang dapat mencegah penyebaran penyakit ke wilayahlain dan terbukti sangat efektif dalam hal biaya, sebagaimana yang telah diatur oleh pemerintahdalam bentuk Permenkes No.12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi. Penelitian inibertujuan untuk menggali lebih dalam tentang perencanaan program imunisasi berdasarkanpencapaian target Universal Child Immunization di Puskesmas Kabupaten Bandung denganmembandingkan antara Puskesmas UCI dengan Puskesmas non UCI dalam satu kecamatanyang sama. Metode penelitian yang dilakukan yaitu studi deskriptif dengan analisis kualitatifmelalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menyimpulkanbahwa komponen perencanaan yang mempengaruhi tercapainya target UCI pada PuskesmasUCI dan Puskesmas non UCI adalah perencanaan SDM jumlah pegawai, motivasi, dankepemimpinan dan lingkungan. Saran yang diajukan untuk Dinas Kesehatan yaitu menambahjumlah pegawai di Puskesmas non UCI agar tidak ada alasan lagi mengenai keluhan bebankerja dan dapat meningkatkan cakupan imunisasi dan tercapainya target UCI. Sedangkan saranbagi Puskesmas, khususnya Puskesmas non UCI dapat meningkatkan motivasi pegawai,meningkatkan sweeping dan mengatasi masalah lingkungan lainnya sehingga dapatmeningkatkan cakupan imunisasi dan mencapai target UCI di wilayah kerjanya.
Read More
T-5351
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sherli Karolina; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Tris Eryando, Ede Surya Darmawan, Gertrudis Tandy, Drajat Alamsyah
Abstrak: Di Indonesia, kanker serviks adalah kanker kedua paling sering yang ditemukan pada perempuan. Sebagai upaya pencegahan primer, Kementerian Kesehatan telah mengintroduksi imunisasi HPV dalam Program Demonstrasi imunisasi HPV bagi siswi perempuan kelas 5 dan 6 SD di Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2016. Studi ini adalah kohort retrospektif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran KIPI vaksin HPV kuadrivalen beserta pengaruh faktor-faktor independen terhadap timbulnya KIPI dan model prediksi dengan menggunakan metode analisis survival. Total 500 laporan surveilans aktif KIPI yang didapat pada tahun 2017 dan dianalisis dengan SPSS. KIPI vaksin HPV kuadrivalen yang terjadi dalam program BIAS HPV di provinsi DKI Jakarta tahun 2017 adalah reaksi nyeri lokal di tempat suntikan (59,6%), bengkak (17,2%), kemerahan (40,8%) dan demam (1,6%). Tidak ditemukan KIPI serius. Variabel independen yang signifikan adalah nomor batch vaksin dan riwayat imunisasi lain dalam waktu 4 minggu sebelum imunisasi HPV. Semua KIPI bersifat ringan dan sembuh sendiri tanpa intervensi. Dapat disimpulkan bahwa vaksin HPV kuadrivalen memiliki gambaran keamanan yang baik. Keputusan untuk melanjutkan dan memasukkan vaksin HPV ke dalam program imunisasi nasional harus didukung oleh analisis lebih lanjut seperti aspek biaya, cost-effective analysis, ketersediaan vaksin, tingkat penerimaan vaksin serta aspek kapasitas dan manajemen cold chain.
Read More
T-5609
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rosmalinda; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yulianty Permanasari, Oos Fatimah Rosyati, Amila Megraini
Abstrak:

Tugas dan tanggung jawab dari tenaga analis kesehatan, mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen, melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen, mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium, mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji, mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat kepraktisannya, membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan efisien untuk menginterpretasikan hasil uji laboratorium, merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan laboratorium, membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman, merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.(Permenkes Nomor 42 Tahun 2015.pdf, t.t.)Tujuan penelitian untuk melihat gambaran ketersediaan tenaga ATLM dan upaya pemenuhan tenaga ATLM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus Analisis Ketersediaan tenaga ATLM dan upaya pemenuhan Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik (Atlm) Puskesmas di Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2023. Desain ini bertujuan untuk mempelajari secara mendalam tentang kejadian yang terjadi dalam konteks tertentu. Dengan menggunakan berbagai bukti, penelitian ini akan menggali informasi yang detail dan lengkap mengenai suatu kasus. Studi kasus memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi kejadian dengan mendalam, terbatas pada lokasi dan waktu tertentu, dan menyajikan informasi secara deskriptif. Hasil didapatkan dari 43 Puskesmas di level Kabupaten ada 28 Puskesmas yang belum memiliki tenaga ATLM sehingga belum memenuhi kesesuaian standar PMK 43 tahun 2019, hanya 15 Puskesmas yang memiliki tenaga ATLM dan baru 7 Puskesmas yang memiliki tenaga yang lengkap yakni 9 jenis tenaga. Perencanaan yang baik terhadap ketersediaan dan upaya pemenuhan tenaga diharapkan mampu menjadi salah satu solusi untuk pemenuhan tenaga ATLM.


Duties and responsibilities of health analyst personnel, develop procedures for taking and processing specimens, carry out analytical tests on reagents and specimens, operate and maintain laboratory equipment/instruments, evaluate laboratory data to ensure accuracy and quality control procedures and develop solutions to problems related to test result data, evaluating new techniques, instruments and procedures to determine their practical benefits, assisting clinicians in utilizing laboratory data effectively and efficiently to interpret laboratory test results, planning, organizing, implementing and evaluating laboratory activities, guiding and coaching other health workers in the field of laboratory engineering, designing and carrying out research in the field of health laboratories. (Permenkes Number 42 of 2015.pdf, t.t.) The aim of the research is to see a picture of the availability of ATLM personnel and efforts to fulfill ATLM personnel. This research uses a qualitative research method with a case study design, analysis of the availability of ATLM personnel and efforts to fulfill medical laboratory technology experts (ATLM) for health centers in Lebak Regency, Banten Province in 2023. This design aims to study in depth about events that occur in a certain context. By using various evidence, this research will dig up detailed and complete information about a case. Case studies allow researchers to explore events in depth, are limited to a specific location and time, and present information descriptively. The results obtained from 43 Community Health Centers at the Regency level, there are 28 Community Health Centers that do not have ATLM staff so they do not meet the 2019 PMK 43 standards, only 15 Community Health Centers have ATLM staff and only 7 Community Health Centers have complete staff, namely 9 types of staff. It is hoped that good planning regarding the availability and efforts to fulfill personnel can be one of the solutions for fulfilling ATLM personnel.

Read More
T-7128
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lulus Prihandari; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Mardiati Nadjib, Vetty Yulianty Permanasari, Anwar Fachry, Fajar Ariyanti
Abstrak: Peningkatan kesehatan ibu dan anak merupakan isu global. Memperluas akses imunisasi adalah hal yang sangat penting dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Berdasarkan data Riskesdas 2018 target pencapaian imunisasi dasar lengkap di Provinsi Jawa Timur menurun dari tahun 2013 sebesar 74,5% menjadi sebesar 69,16% di tahun 2018 sedangkan imunisasi tidak lengkap naik menjadi 26,27% dari sebelumnya pada tahun 2013 hanya 21,8%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan imunisasi dasar di Provinsi Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 dengan unit analisis bayi usia 12-23 bulan dengan responden ibu sebanyak 1.245 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memanfaatkan imunisasi dasar 64,2% dan yang kurang memanfaatkan 35,8%. Responden dikatakan memanfaatkan apabila imunisasi yang didapatkan lengkap dan masuk kategori kurang memanfaatkan apabila imunisasi yang diterima tidak lengkap dan tidak mendapat imunisasi sama sekali. Pada analisis bivariat didapatkan kepemilikan buku KIA, akses fasilitas kesehatan dan tempat persalinan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan ketiga faktor tersebut memiliki responden cukup banyak pada status imunisasi lengkap dan dikatakan berhasil memanfaatkan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Jawa Timur. Saran kepada Dinkes Provinsi Jawa Timur khususnya para tenaga kesehatan harus memaksimalkan pemberian informasi tentang kegunaan dan manfaat mengenai imunisasi di buku KIA agar tersampaikan dengan baik, memberi informasi kepada ibu hamil untuk memilih tempat persalinan yang sudah memenuhi standar akreditasi agar pelayanan ibu dan bayi yang diterima dapat maksimal serta meningkatkan kemudahan akses pelayanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas agar dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat.
Improving maternal and child health is a global issue. Expanding access to immunization is very important in achieving the Sustainable Development Goals (SDGs). Based on the 2018 Riskesdas data, the target of achieving complete basic immunization in East Java Province decreased from 2013 of 74.5% to 69.16% in 2018 while incomplete immunization increased to 26.27% from the previous year 2013 only 21.8 %. The purpose of this study was to determine the factors associated with the use of basic immunization in East Java Province. The research method used is quantitative with cross sectional design using secondary data from Riskesdas 2018 with the unit of analysis for babies aged 12-23 months with mother respondents as many as 1,245 respondents. The results of this study indicate that respondents who use basic immunization are 64.2% and those who are less use are 35.8%. Respondents are said to be using it if the immunization is complete and it is in the under-utilized category if the immunization received is incomplete and does not get immunized at all. In the bivariate analysis, it was found that ownership of the MCH booklet, access to health facilities and place of delivery had a significant relationship with the utilization of basic immunization health services in East Java. This is because these three factors have quite a lot of respondents on complete immunization status and are said to have succeeded in utilizing basic immunization health services in East Java. Suggestions to the East Java Provincial Health Office, especially health workers, should maximize the provision of information about the use and benefits of immunization in the MCH book so that it is conveyed properly, providing information to pregnant women to choose a place of delivery that meets accreditation standards so that the services of mothers and babies received maximally and increase the ease of access to comprehensive and quality health services so that they can be accessed by all people
Read More
T-6076
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Makmur Salpator Perangin-angin; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Jaslis Ilyas, Anhari Achadi, Resty Kiantini
Abstrak:

Tesis ini membahas pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2007 dan Susenas 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2007. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menemukan bahwa waktu tempuh ke fasilitas UKBM merupakan faktor yang paling berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007. Hasil penelitian menyarankan bahwa untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan imunisasi dasar diperlukan optimalisasi manajemen posyandu. Kata kunci: Imunisasi Dasar, Pelayanan Kesehatan, UKBM


 

The focus of this study is the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province using secondary data Riskesdas 2007 and Susenas 2007. The purpose of this study is to know the factors relating to the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province. This research is a quantitative research methode with cross sectional design. This study found that the access time to the Community Based Health Efforts (UKBM) facility is the dominant factor in the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province in 2007. The researcher suggests that Posyandu management as one of the UKBM should be optimized to increase the basic immunization coverage. Key words: Basic Immunization, Health Service, Community Based Health Efforts (UKBM)

Read More
T-3159
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syarifah Almira Dova; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Ede Surya Darmawan, Bambang Setiaji, Jenal Mutakin
Abstrak:
Kabupaten Pandeglang masih menjadi penyumbang prevalensi stunting yang tinggi di Provinsi Banten dengan angka 29,4% pada tahun 2022. Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa yang merupakan lokasi penelitian memiliki prevalensi stunting sebesar 1.9% dan Puskesmas Cikupa 0,9%. Posyandu merupakan sarana penting di dalam masyarakat. Keberhasilan Posyandu sangat dipengaruhi oleh kinerja kader dalam menjalankan tugas nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu dalam Pemantauan Kesehatan Balita di Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa Kabupaten Pandeglang Tahun 2023. Jenis penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi nya yaitu kader puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa. Sampel penelitian sebanyak 150 responden, terdiri dari 75 responden kader Puskesmas Pagadungan dan 75 responden kader Puskesmas Cikupa yang diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Alat pengumpulan data berupa kuesioner online menggunakan google form. Analisis data menggunakan univariat, bivariat menggunakan kai kuadrat dan multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja kader posyandu dalam pemantauan kesehatan balita 56,7% berkategori baik, dimana kinerja kader Puskesmas cikupa memiliki skor lebih tinggi daripada kader puskesmas pagadungan (58,7% versus 54,7 %). Analisis bivariat menunjukkan bahwa pendidikan, pengetahuan, pelatihan, supervisi, motivasi dan sikap Kader berpengaruh signifikan terhadap kinerja kader posyandu. Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel imbalan merupakan variabel yang paling dominan dengan nilai p=0,000 dan OR =13,94. Peneliti menyarankan agar pihak Puskesmas tetap mengadakan supervisi dan pelatihan secara rutin, berkala dan menyeluruh. Perlu penguatan koordinasi lintas sektor khususnya dengan perangkat desa. Selain itu untuk lebih memotivasi kader dalam bekerja perlu diberikan pengakuan dan penghargaan, misalnya berupa sertifikat kader.

Pandeglang District still a contributor to the high prevalence of stunting in Banten Province with a rate of 29.4% in 2022. The Pagadungan Health Center and Cikupa Health Center which are research locations have a stunting prevalence of 1.9% and the Cikupa Health Center contributes 0.9%. Posyandu is an important facility in the community to support the government's efforts to improve the health status. The success of Posyandu greatly influenced by the performance of cadres in carrying out their duties. The purpose of this study was to determine the Factors Related the Performance of Posyandu Cadres in Monitoring Toddler Health at the Pandeglang District in 2023. This research uses a quantitative design with cross-sectional approach. The population is Pagadungan and Cikupa health center cadres. The research sample consisted of 150 respondents, consisting of 75 respondents from Pagadungan Health Center cadres and 75 respondents from Cikupa Health Center cadres who were taken using a purposive sampling technique with inclusion and exclusion criteria. The data collection tool in this research is online questionnaire using the Google form. Data analysis used univariate, bivariate (kai kuadrat) and multivariate with multiple logistic regression. The results showed that the performance of posyandu cadres in monitoring toddler health was 56.7% in the good category, the performance of Cikupa Health Center cadres had a higher score than Pagadungan health center cadres (58.7% versus 54.7%). Bivariate analysis shows that education, knowledge, training, supervision, motivation and attitude of cadres have a significant effect on performance of posyandu cadres in monitoring toddler health. Multivariate analysis shows that the reward variable is the most dominant variable affecting the performance of cadres in monitoring the health of toddlers with p = 0.000 and OR = 13.94. Researchers suggest that the Community Health Center continues to conduct regular, periodic and thorough supervision and training. It is necessary to strengthen coordination across sectors. In addition to motivating cadres to work, it is necessary to give recognition and rewards, for example in the form of a cadre certificate.
Read More
T-6686
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive