Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37949 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Vany Tri Heidyanti; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Pujiyanto, Herman Dinata Mihardja
Abstrak:
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menempatkan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan melalui sistem rujukan berjenjang. Namun, dalam implementasinya, masih ditemukan tingginya angka rujukan dari FKTP ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik rujukan peserta JKN pada dua Puskesmas di Jakarta Selatan, yaitu Puskesmas dengan angka rujukan tertinggi (Jagakarsa) dan terendah (Setiabudi) sepanjang tahun 2024. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan angka rujukan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah dan rate ketersediaan dokter, kecukupan fasilitas penunjang, ketersediaan laboratorium klinik, serta ketersediaan obat-obatan. Meskipun kedua Puskesmas telah memiliki fasilitas penunjang yang sesuai dengan Permenkes No. 43 Tahun 2019, keterbatasan SDM, beban kerja, dan diagnosa medis pasien turut mendorong terjadinya rujukan yang sebenarnya dapat dihindari. Penelitian ini menyarankan perlunya evaluasi berkala terhadap rate dokter dan manajemen fasilitas, serta penguatan tata kelola layanan dan distribusi tenaga kesehatan agar sistem rujukan berjalan lebih efisien dan tepat sasaran.

The National Health Insurance (JKN) program places primary healthcare facilities (FKTP) at the forefront of health services through a tiered referral system. However, in its implementation, there is still a high rate of referrals from FKTP to advanced referral health facilities (FKRTL). This study aims to compare the referral characteristics of JKN participants at two Puskesmas in South Jakarta, namely Puskesmas with the highest (Jagakarsa) and lowest (Setiabudi) referral rates throughout 2024. This research was conducted using in-depth interviews, observation, and document review. The results showed that the difference in referral rates was influenced by several factors such as the number and ratio of doctor availability, adequacy of supporting facilities, availability of clinical laboratories, and availability of medicines. Although both Puskesmas have supporting facilities in accordance with Permenkes No. 43 of 2019, limited human resources, workload, and patient medical diagnoses also encourage referrals that can actually be avoided. This study suggests the need for periodic evaluation of doctor ratios and facility management, as well as strengthening service governance and health worker distribution to make the referral system run more efficiently and on target.
Read More
S-11943
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Enzelika Rahel Sininta; Pembiming: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Erfan Chandra Nugraha
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan menganalisis penggunaan persalinan sectio caesarea di fasilitas rujukan tingkat lanjut di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2023, menggunakan desain penelitian non-eksperimental analitikal dengan pendekatan cross-sectional data sampel BPJS Kesehatan 2024. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebesar 77,6% peserta melahirkan dengan tindakan sectio caesarea. Beberapa faktor ditemukan memiliki hubungan signifikan terhadap pemilihan metode persalinan ini, antara lain: usia >35 tahun (OR: 1,93; 95% CI: 1,68–2,21), domisili di Jakarta Timur (OR: 4,68; 95% CI: 4,18–5,25), status kepesertaan PBPU (OR: 2,50; 95% CI: 2,23–2,79), hak kelas rawat Kelas I, kepemilikan fasilitas swasta (OR: 3,19; 95% CI: 3,08–3,32), tipe FKRTL kelas C (OR: 1,50; 95% CI: 1,47–1,75), serta lokasi FKRTL di Jakarta Timur (OR: 3,75; 95% CI: 3,53–3,98). Faktor riwayat sectio caesarea merupakan prediktor terkuat (OR: 77,2; 95% CI: 61,42–97,2), yang menunjukkan adanya kecenderungan tinggi untuk menjalani sectio berulang. Temuan ini menegaskan pentingnya perhatian terhadap keputusan medis pada persalinan pertama yang berpotensi memengaruhi pola persalinan berikutnya. Intervensi perlu dilakukan secara menyeluruh, baik pada sisi ibu melalui intervensi preventif dan penguatan kesiapan sejak di layanan primer, maupun pada sisi pelayanan melalui audit medis dan penerapan panduan klinis yang ketat.


This study aims to analyze the use of caesarean section deliveries in advanced referral health facilities in DKI Jakarta Province in 2023, using an non-experimental analytical cross-sectional design based on BPJS Health sample data from 2024. Results showed that 77.6% of participants gave birth via caesarean section. Several factors were significantly associated with caesarean delivery, including age over 35 years (OR: 1.93; 95% CI: 1.68–2.21), residence in East Jakarta (OR: 4.68; 95% CI: 4.18–5.25), PBPU insurance status (OR: 2.50; 95% CI: 2.23–2.79), Class I inpatient entitlement, private hospital ownership (OR: 3.19; 95% CI: 3.08–3.32), Class C hospital type (OR: 1.50; 95% CI: 1.47–1.75), and facility location in East Jakarta (OR: 3.75; 95% CI: 3.53–3.98). History of caesarean section was the strongest predictor (OR: 77.2; 95% CI: 61.42–97.2), indicating a high likelihood of reccuring procedures. These findings highlight the importance of careful medical decision-making during the first delivery, as it can significantly influence subsequent delivery patterns. Comprehensive interventions are needed, both on the maternal side through preventive measures and strengthened readiness starting at the primary care level, and on the service side through medical audits and strict implementation of clinical guidelines.
Read More
S-12060
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andi Kayla Ardani; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Laksmi Damaryanti
Abstrak:

Latar belakang: Penyakit menular, khususnya Tuberkulosis (TB), masih menjadi tantangan besar di Indonesia, dengan prevalensi yang tinggi dan dampak signifikan terhadap sistem kesehatan. Komorbiditas seperti Diabetes Mellitus (DM) dan koinfeksi HIV memperburuk pengobatan TB, memperpanjang durasi terapi, serta meningkatkan beban biaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan biaya rawat inap pada pasien TB dengan komorbid DM dan koinfeksi HIV di fasilitas kesehatan Indonesia, khususnya yang terdaftar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tujuan: Mengetahui perbandingan biaya rawat inap pada layanan FKRTL peserta JKN penderita TB/DM dan TB/HIV di Indonesia selama satu tahun. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi cross-sectional menggunakan data sampel BPJS Kesehatan tahun 2023. Sampel penelitian ini adalah peserta dengan diagnosis primer TB yang memiliki diagnosis sekunder DM dan HIV pada pelayanan FKRTL. Hasil: Terdapat sebanyak 4.753 peserta RITL JKN tahun 2022. Dari total kunjungan, sebanyak 4.531 merupakan peserta komorbid TB/DM dan 232 peserta koinfeksi TB/HIV. Pada tahun 2022, BPJS Kesehatan membayarkan sebesar Rp28,8 miliar untuk peserta RITL komorbid TB/DM dan Rp3,1 miliar untuk peserta RITL koinfeksi TB/HIV. Kesimpulan: Faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya komorbid TB/DM pada kunjungan RITL peserta JKN 2022 adalah umur, hak kelas rawat, segmen kepesertaan, dan rujukan FKTP. Sedangkan, faktor-faktor yang beruhubungan dengan biaya koinfeksi pada kunjungan RITL pada kunjungan peserta JKN 2022 adalah jenis kelamin, umur, hak kelas rawat, dan segmen kepesertaan.


Background: Infectious diseases, particularly Tuberculosis (TB), remain a major challenge in Indonesia, with high prevalence and significant impact on the healthcare system. Comorbidities such as Diabetes Mellitus (DM) and HIV coinfection worsen TB treatment, prolong therapy duration, and increase healthcare costs. This study aims to analyze the comparison of inpatient costs for TB patients with comorbid DM and HIV coinfection in Indonesian healthcare facilities, specifically those enrolled in the National Health Insurance (JKN) program. Objective: To determine the comparison of inpatient costs for JKN FKRTL services for TB/DM and TB/HIV patients in Indonesia over the course of one year. Method: This study employs a quantitative approach with a cross-sectional design using BPJS Health sample data from 2023. The research sample includes participants with a primary TB diagnosis and secondary diagnoses of DM and HIV in FKRTL services. Results: There were 4,753 JKN inpatient participants in 2022. Of these, 4,531 were TB/DM comorbid patients, and 232 were TB/HIV coinfected patients. In 2022, BPJS Health paid Rp28.8 billion for TB/DM comorbid patients and Rp3.1 billion for TB/HIV coinfected patients. Conclusion: Factors related to the cost of TB/DM comorbidity for JKN inpatient visits in 2022 include age, inpatient class entitlement, membership segment, and FKTP referral. Meanwhile, factors related to the cost of coinfection for JKN inpatient visits in 2022 include gender, age, inpatient class entitlement, and membership segment.

Read More
S-11835
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dina Yuliarty; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Prastuti Soewondo, Elshe Theresia
Abstrak:
Latar Belakang: Pada tahun 2021, kasus TB di Indonesia diperkirakan sebanyak 969.000 kasus, dengan notifikasi kasus TB pada tahun 2022 mencapai 724.309 kasus (75%). Penemuan kasus TB pada tahun 2022 ini merupakan penemuan kasus tertinggi sejak 1 dekade terakhir. Situasi ini dapat berkontribusi pada peningkatan biaya pelayanan peserta JKN dengan penyakit TB. Tujuan: Mengetahui biaya pelayanan kesehatan peserta JKN dengan penyakit Tuberkulosis (TB) di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dalam satu tahun. Metode: Desain studi cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Sampel penelitan yaitu peserta JKN dengan penyakit Tuberkulosis (TB) berdasarkan data sampel BPJS Kesehatan Tahun 2023. Hasil: Hasil analisis didapatkan bahwa BPJS Kesehatan menghabiskan anggaran sebesar Rp14.244.980.234 (14 Milyar) untuk membayar klaim 3.492 peserta JKN di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dengan penyakit Tuberkulosis (TB) pada Tahun 2022. Faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya Tuberkulosis (TB) peserta JKN di Wilayah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2022 yaitu umur, jenis kelamin, penyakit penyerta (komorbiditas), segmentasi kepesertaan, hak kelas rawat, kunjungan RJTL, kunjungan RITL, lama hari rawat inap dan Wilayah tempat tinggal. Kesimpulan: Penelitian ini menggambarkan besarnya biaya pelayanan peserta JKN dengan penyakit Tuberkulosis (TB) sehingga program deteksi dini sangat penting untuk dilakukan sebagai upaya dalam menghemat biaya.

Background: In 2021, TB cases in Indonesia are estimated to be 969,000 cases, with TB case notifications in 2022 reaching 724,309 cases (75%). The discovery of TB cases in 2022 is the highest case discovery since the last decade. This situation can contribute to increasing service costs for JKN participants with TB disease. Objective: To find out the cost of health services for JKN participants with Tuberculosis (TB) in the DKI Jakarta Province Region in one year. Method: Cross-sectional research design with univariate and bivariate analysis. The research sample is JKN participants with Tuberculosis (TB) based on BPJS Health sample data for 2023. Results: The results of the analysis showed that BPJS Health spent a budget of IDR 14,244,980,234 (14 billion) to pay claims for 3.492 JKN participants in the Province. DKI Jakarta with Tuberculosis (TB) in 2022. Factors related to the cost of Tuberculosis (TB) for JKN participants in the DKI Jakarta Province Region in 2022, namely age, gender, comorbidity, membership segmentation, treatment class rights, RJTL visits, RITL visits , length of stay and region of residence. Conclusion: This research illustrates the high costs of JKN service participants with Tuberculosis (TB), so that an early detection program is very important to carry out as an effort to save costs.
Read More
S-11570
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bunga Pramesuari Mei Syara; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Pujiyanto, Khaterina Kristina Manurung
Abstrak:
Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan, dan masalah kesehatan gigi berkontribusi signifikan terhadap beban penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh berbagai variabel terhadap utilisasi layanan kesehatan gigi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berdasarkan data sampel BPJS pada tahun 2023. Desain penelitian menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney dengan total sampel sebanyak 8.694 peserta yang memanfaatkan layanan kesehatan gigi di FKTP wilayah Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel usia 15-64 tahun, jenis kelamin Perempuan, tempat tinggal peserta di kota, status perkawinan kawin, lokasi FKTP kota, jenis FKTP klinik pratama, serta segmen kepesertaan PPU, semuanya memiliki hubungan signifikan terhadap utilisasi pelayanan kesehatan gigi di FKTP (p-value < 0,001). Kesimpulan dari penelitian ini yakni seluruh variabel berhubungan signifikan dengan utilisasi layanan kesehatan gigi di FKTP wilayah Provinsi Jawa Barat.


Dental health is an integral part of overall body health, and dental health problems contribute significantly to the burden of disease. This study aims to analyze the influence of various variables on the utilization of dental health services at the Primary Health Care (FKTP) based on BPJS sample data in 2023. The research design used the Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests with a total sample of 8,694 participants who utilized dental health services at FKTP in West Java Province. The results showed that the variables of age 15-64 years, female gender, residence in the city, marital status, location of city primary health care facilities, type of primary health care facilities, and PPU membership segment all had a significant relationship with the utilization of dental health services at primary health care facilities (p-value <0.001). The conclusion of this study is that all variables are significantly associated with the utilization of dental health services at primary health care facilities in West Java Province
Read More
S-12115
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khansa Asikasari; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Dwi Nurmawaty
Abstrak: ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berkaitan dengan kasus rujukan peserta JKN di Puskesmas Cipayung dan Puskesmas Cimanggis Kota Depok tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan (mixed methods) dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan pengumpulan data secara bertahap (sequential mixed methods), menggunakan data sekunder dari aplikasi primary care puskesmas dan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan informan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa faktor usia, jenis kelamin, jenis kepesertaan, diagnosa medis, jarak puskesmas ke pusat rujukan, kelengkapan peralatan penunjang pelayanan kesehatan, ketersediaan, lama kerja sebagai dokter, rasio dokter dengan peserta terdaftar, pemahaman dokter mengenai peran gatekeeper dan kapitasi, serta ketersediaan obat adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan kasus rujukan. Dokter berperan penting untuk menekan angka rujukan yang bukan berdasarkan pada indikasi medis dan kriteria syarat yang diperbolehkan untuk merujuk, serta dibutuhkan koordinasi antara pihak puskesmas, BPJS Kesehatan dan Dinas Kesehatan dalam menyediakan fasilitas dan sarana para-sarana kesehatan yang dibutuhkan di puskesmas. Kata kunci: Kasus rujukan, dokter, puskesmas, pasien JKN Kata kunci: Kasus rujukan, dokter, puskesmas, pasien JKN This study aims to determine the description of factors related to the case of referral of JKN participants at Cipayung Primary Health Center and Cimanggis Primary Health Center of Depok City in 2018. This research used mixed methods research with quantitative and qualitative approach with collecting data in sequence, using secondary data from primary care apps in puskesmas and in-depth interviews with informants. The results of this study found that factors of age, sex, type of membership, medical diagnosis, distance between primary health center and referral center, completeness of health care supporting equipment, availability, length of doctor's work, doctor's ratio with registered participants, physician's understanding of gatekeeper and capitation role, and the availability of drugs are the factors related to referral cases. Doctors play an important role to suppress referral rates that are not based on medical indication and criteria of conditions that are allowed to refer, and coordination between Puskesmas, BPJS Kesehatan and Dinas Kesehatan is required in providing health facilities and facilities needed at primary health center (Puskesmas). Keywords: Referral cases, doctor, primary health center, patient JKN
Read More
S-9734
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aghata Fisca Fatya Prasasti; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Kurnia Sari, Laksmi Damaryanti
Abstrak:
Penelitian ini membahas terkait analisis utilisasi dan biaya pelayanan kesehatan pasien diabetes mellitus (DM) pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data melalui rancangan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan total sampling dari sampel seluruh data peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Provinsi DKI Jakarta dengan diagnosis penyakit diabetes mellitus (DM). Data sampel menunjukkan bahwa dari populasi 46.348 peserta, 3.598 di antaranya mengidap diabetes mellitus (DM). Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan diabetes mellitus (DM) di Provinsi DKI Jakarta mengakses layanan rawat jalan tingkat lanjut (RJTL) sebanyak 8,36 kali per tahun dan rawat inap tingkat lanjut (RITL) sebanyak 4,07 kali per tahun. Total biaya pelayanan kesehatan untuk peserta diabetes mellitus (DM) di RITL 86,67% dan di RJTL 13,33%. Karakteristik peserta yang paling banyak mengakses layanan kesehatan adalah lansia, perempuan, pilihan FKTP di Puskesmas, peserta segmen PBPU dan PBI APBD, serta hak rawat kelas III. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan diabetes mellitus (DM) di Provinsi DKI Jakarta memiliki tingkat utilisasi layanan kesehatan yang cukup tinggi, terutama untuk RJTL. Biaya pelayanan kesehatan untuk pasien diabetes mellitus (DM) di RITL tinggi, yang menunjukkan bahwa penyakit diabetes mellitus (DM) memberikan beban biaya yang signifikan bagi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

This study discusses the analysis of utilization and costs of health service for diabetes mellitus (DM) patients among National Health Insurance (JKN) participants in DKI Jakarta Province based on the 2023 BPJS Health Sample Data. This research is a quantitative study with data collection method through a cross-sectional design. This research’s sampling technique uses total sampling from a sample of all National Health Insurance (JKN) participants data in DKI Jakarta Province with a diagnosis of diabetes mellitus (DM). Sample data shows that out of a population of 46,348 participants, 3,598 have diabetes mellitus (DM). The research results show that on average, participants of the National Health Insurance (JKN) with diabetes mellitus (DM) in DKI Jakarta Province access outpatient advanced care (RJTL) 8.36 times per year and inpatient advanced care (RITL) 4.07 times per year. The total healthcare service costs for diabetes mellitus (DM) participants are 86.67% in RITL and 13.33% in RJTL. Characteristics of participants who access healthcare services the most include the elderly, females, choosing FKTP in Community Health Centers (Puskesmas), participants in the PBPU and PBI APBD segments, and entitled to class III care. The research concludes that National Health Insurance (JKN) participants with diabetes mellitus (DM) in DKI Jakarta Province have a relatively high healthcare service utilization rate, especially for RJTL. Healthcare service costs for diabetes mellitus (DM) patients in RITL are high, indicating that diabetes mellitus (DM) imposes a significant cost burden on the National Health Insurance (JKN) program.
Read More
S-11770
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farhan Kurniawan; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Mardiati Nadjib, Erfan Chandra Nugraha
Abstrak:
Bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berkontribusi besar terhadap kematian neonatal dan memberikan beban ekonomi dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan lama hari rawat dan biaya perawatan bayi prematur dan BBLR pada peserta JKN. Penelitian ini menggunakan kohort retrospektif dengan Data Sampel BPJS Kesehatan tahun 2022–2024. Sebanyak 2.119 pasangan ibu dan anak dianalisis. Hasil menunjukkan 73,77% bayi dirawat di tingkat RITL dengan median lama rawat 4 hari. Median biaya RJTL per individu mencapai Rp195.850,00, sementara RITL mencapai Rp7.453.400,00. Faktor usia ibu, usia bayi, kelompok diagnosis bayi, komplikasi neonatal, dan tipe FKRTL secara signifikan memengaruhi lama hari rawat serta biaya perawatan RJTL maupun RITL. Status kelengkapan ANC hanya memengaruhi biaya perawatan RITL secara signifikan. Sementara segmentasi kepesertaan JKN dan regionalisasi tarif INA-CBGs hanya secara signifikan memengaruhi biaya perawatan RJTL maupun RITL. Usia bayi menjadi faktor dominan yang memengaruhi lama hari rawat dan biaya perawatan bayi prematur dan BBLR pada peserta JKN tahun 2022–2023. Dengan demikian, strategi pengendalian biaya dan peningkatan efisiensi perawatan perlu difokuskan pada usia bayi dengan tetap memperhatikan aspek klinis dan karakteristik fasilitas kesehatan yang bekerja sama dalam skema JKN.

Preterm and low birth weight (LBW) infants represent a significant public health concern, contributing substantially to neonatal mortality and imposing an economic burden on Indonesia’s National Health Insurance (JKN) system. This study aims to analyze the determinants of length of stay and treatment cost for preterm and LBW infants covered by JKN. A retrospective cohort design was employed using the Data Sampel BPJS Kesehatan 2022–2024, involving 2,119 mother-infant pairs. Results show that 73.77% of infants received care at advanced inpatient facilities (RITL), with a median length of stay of 4 days. The median outpatient (RJTL) and inpatient (RITL) care costs per individual were Rp195,850 and Rp7,453,400, respectively. Maternal age, infant age, diagnosis group, neonatal complications, and type of referral hospital significantly influenced both the length of stay and healthcare costs in RJTL and RITL settings. Completeness of antenatal care (ANC) visits was significantly associated only with the RITL costs, while JKN membership segmentation and INA-CBGs tariff regionalization significantly affected healthcare costs. Infant age emerged as the most dominant factor in influencing length of stay and treatment cost. These findings highlight the need for cost-control strategies and care efficiency improvements that prioritize infant age, clinical conditions, and facility characteristics within the JKN.
Read More
S-11875
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Salsabila Meirinsyah; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Amila Megraini
Abstrak:
Penyakit kardiovaskuler atau yang lebih dikenal dengan istilah Cardio Vascular Disease (CVD) merupakan kelompok penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah. Kematian di Indonesia yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler mencapai 651.481 penduduk per tahun. Prevalensi penyakit jantung di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter adalah 0,85%, dengan Provinsi DI Yogyakarta memiliki angka tertinggi sebesar 1,67%. Dengan biaya untuk pelayanan kesehatan penyakit kardiovaskuler dan penyakit katastropik sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis dan mengetahui nilai besaran rata-rata Cost of Illness pada pasien kardiovaskular serta faktor-faktor yang mempengaruhi Cost of Illness peserta JKN khususnya di wilayah Provinsi DI Yogyakarta berdasarkan Data Sampel BPJS Kesehatan tahun 2022. Penelitian dilakukan dengan pendekatan Cross Sectional menggunakan data sampel BPJS Kesehatan tahun 2022 dengan pelayanan kardiovaskular sesuai inklusi dan eksklusi. Terdapat beberapa karakteristik peserta yang memiliki hubungan yang signifikan dengan Cost of Illness Peserta JKN dengan pelayanan kardiovaskular adalah variabel lama hari rawat, jenis kepemilikan FKTP dan jumlah kunjungan FKTP.  Variabel yang paling dominan berhubungan dengan Cost of Illness  pada pelayanan kardiovaskular adalah lama hari rawat . Berdasarkan hasil analisis pada Odds Ratio (OR), peserta yang dirawat lebih dari 3 hari memiliki kemungkinan 9.597 kali lebih besar dibandingkan peserta yang tidak dirawat (0 Hari). Penguatan program promotif dan preventif di FKTP bisa mengurangi total biaya per peserta yang tinggi. Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi dan menangani lebih awal.

Cardiovascular disease (CVD) refers to a group of disorders affecting the heart and blood vessels. In Indonesia, cardiovascular diseases cause approximately 651,481 deaths annually. The prevalence of heart disease based on doctor diagnoses is 0.85%, with D.I. Yogyakarta Province recording the highest prevalence at 1.67%. The healthcare costs associated with cardiovascular and catastrophic diseases are notably high. This study aims to analyze and determine the average Cost of Illness (COI) for cardiovascular patients and identify the factors influencing COI among JKN participants in D.I. Yogyakarta Province, based on BPJS Kesehatan sample data from 2022. The research employed a cross-sectional approach using BPJS Kesehatan sample data from 2022, focusing on cardiovascular services that met inclusion and exclusion criteria. The findings revealed several participant characteristics significantly associated with COI, including the length of hospital stay, the type of FKTP ownership, and the number of FKTP visits. Among these factors, the length of hospital stay was the most dominant variable affecting COI for cardiovascular services. According to the Odds Ratio (OR) analysis, participants hospitalized for more than three days were 9.597 times more likely to incur high costs compared to those who were not hospitalized (0 days). Strengthening promotive and preventive programs at FKTP could help reduce the high per-participant costs by enabling early detection and intervention.
Read More
S-11846
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Imam Fakhruddin; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Chandra Istanti Prasetyo
S-11540
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive