Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 38850 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Sofie Sachaya; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Triyanti, Yulianti Wibowo
Abstrak:
Sugar-Sweetened Beverages (SSB) merupakan minuman berpemanis yang mengandung gula berkalori tambahan dan dapat menyebabkan resistensi insulin, penumpukan lemak, hingga obesitas yang meningkatkan risiko penyakit metabolik. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan konsumsi SSB berdasarkan karakteristik individu, faktor lingkungan, dan gaya hidup pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) dan non-RIK di Universitas Indonesia tahun 2025. Desain penelitian ini adalah kuantitatif cross-sectional dengan pengumpulan data melalui kuesioner daring pada 191 mahasiswa. Hasil menunjukkan bahwa 50,2% mahasiswa mengonsumsi SSB tinggi (≥6 kali/minggu), dengan proporsi lebih tinggi pada mahasiswa non-RIK (53,1%) dibanding RIK (46,8%). Konsumsi SSB secara signifikan berbeda berdasarkan sikap terhadap konsumsi SSB (p=0,007), tingkat stres (p=0,017), pengaruh iklan (p=0,022), dan kebiasaan merokok (p=0,037). Mahasiswa disarankan untuk membatasi atau tidak sama sekali mengonsumsi SSB untuk mencegah dampak negatif terhadap kesehatan metabolik.

Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) are sweetened drinks containing added caloric sugar, which can lead to insulin resistance, fat accumulation, and obesity, increasing the risk of metabolic diseases. This study aimed to examine differences in SSB consumption based on individual characteristics, environmental factors, and lifestyle among health science (RIK) and non-health science (non-RIK) students at Universitas Indonesia in 2025. A cross-sectional quantitative design was used, with data collected through an online questionnaire completed by 191 students. The results showed that 50.2% of students had high SSB consumption (≥6 times per week), with a higher proportion among non-RIK students (53.1%) compared to RIK students (46.8%). Significant differences in SSB consumption were found based on attitudes toward SSB (p=0,007), stress levels (p=0,017), advertising influence (p=0,022), and smoking habits (p=0,037). It is recommended to limit or completely avoid the consumption of sugar-sweetened beverages (SSBs) to reduce the risk of metabolic health issues.
Read More
S-11985
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dinda Elaphria Permatahati Betaputri; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Cesilia Meti Dwiriani
Abstrak: Sugar-sweetened beverages dengan kandungan gula tambahan yang tinggi energi namun rendah nilai gizi, jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan penyakit tidak menular lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan frekuensi konsumsi SSB berdasarkan status merokok, tingkat stres, karakteristik individu, dan faktor lingkungan pada mahasiswa non-kesehatan Universitas Indonesia tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah sampel 221 orang. Data diambil melalui pengisian kuesioner online secara mandiri oleh responden. Data akan dianalisis secara univariat dan bivariat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 67,4% mahasiswa non-kesehatan Universitas Indonesia mengonsumsi SSB dalam tingkat tinggi (≥2x/minggu). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara keterpaparan media promosi SSB, ketersediaan SSB di tempat tinggal, dan status rokok dengan tingkat konsumsi SSB. Peneliti menyarankan agar mahasiswa lebih memperhatikan jumlah SSB yang dikonsumsi dan dapat memilih alternatif minuman lain. Produsen SSB disarankan untuk dapat mencantumkan informasi nilai gizi pada SSBnya, terutama bagi perusahaan SSB waralaba. Peneliti juga menyarankan bagi pemangku kebijakan, untuk dapat mencanangkan informasi nilai gizi dalam bentuk yang lebih mudah dibaca, terutama untuk mengetahui kandungan gula di dalam produk
Read More
S-10906
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Safira Diva Aranis; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Penguji: Asih Setiarini, Teguh Jati Prasetyo
Abstrak:
Sugar-Sweetened Beverages (SSB) atau biasa dikenal sebagai minuman berpemanis merupakan minuman yang mengandung gula tambahan. Konsumsi SSB yang berlebihan dapat berdampak pada kesehatan. Beberapa dampak yang ditimbulkan SSB adalah obesitas, fatty liver, diabetes tipe II, hipertensi, penyakit jantung, defisiensi zat gizi, dan karies gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan proporsi konsumsi Sugar-Sweetened Beverages berdasarkan faktor individu dan faktor lingkungan pada mahasiswa FKM UI tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 194 orang. Data diambil melalui pengisian kuesioner online secara mandiri oleh responden. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 58,8% mahasiswa FKM UI mengonsumsi SSB tingkat tinggi yaitu ≥ 6 kali/minggu. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara pengetahuan terkait label informasi nilai gizi, efikasi diri, tingkat stres, dan ketersediaan SSB di tempat tinggal dengan konsumsi SSB. Peneliti menyarankan kepada mahasiswa untuk membatasi asukan SSB agar tidak berlebihan dengan memilih alternatif minuman lainnya.

Sugar-Sweetened Beverages (SSB) are beverages that contain added sugars. Excessive consumption of SSB can have an impact on health. Some of the effects caused by SSB include obesity, fatty liver, type II diabetes, hypertension, heart disease, nutritional deficiencies, and dental caries. The aim of this research is to determine the differences in the proportion of Sugar-Sweetened Beverages consumption based on individual and environmental factors among students of the FKM UI in 2023. This study uses a cross-sectional study design with a sample size of 194 individuals. Data was collected through self-administered online questionnaires completed by the respondents. The results indicate that 58.8% of FKM UI students consume SSB at a high level, which means they consume SSB six or more times per week. The bivariate analysis shows a significant difference in proportions between knowledge related to nutrition information labels, self-efficacy, stress levels, and the availability of SSB at home with SSB consumption. The researcher suggests that students limit their SSB intake to avoid excessive consumption by choosing alternative beverages instead.
Read More
S-11376
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Michelle Kim; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Yulianti Wibowo
Abstrak:
Obesitas sentral merupakan kondisi akumulasi lemak berlebih di area perut (intra-abdominal fat) yang berperan sebagai faktor risiko utama penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik. Di Indonesia, termasuk wilayah Jakarta, prevalensi obesitas sentral menunjukkan tren peningkatan. Salah satu faktor yang diduga berkontribusi adalah pola konsumsi minuman berpemanis atau Sugar-Sweetened Beverages (SSB), yakni minuman yang mengandung pemanis berkalori tinggi seperti soda, minuman rasa buah, teh/kopi kemasan, dan sejenisnya. Konsumsi SSB meningkat seiring dengan kemudahan akses dan kecenderungan masyarakat menjadikannya sebagai pelarian saat stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi minuman berpemanis dengan kejadian obesitas sentral pada kelompok dewasa di perusahaan X. Penelitian dilakukan pada bulan April 2024 menggunakan desain cross-sectional dengan metode purposive sampling, melibatkan 86 responden. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi SSB (p=0,002), asupan energi (p=0,009), dan asupan karbohidrat (p=0,001) dengan kejadian obesitas sentral. Sementara itu, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara obesitas sentral dengan aktivitas fisik (p=0,536), jenis kelamin (p=1,000), pengetahuan mengenai SSB (p =0,647), asupan lemak (p=0,219), dan asupan serat (p=0,376). Temuan ini menunjukkan bahwa konsumsi SSB, asupan energi, dan karbohidrat perlu menjadi perhatian dalam upaya pencegahan obesitas sentral di kalangan dewasa pekerja.

Central obesity is a condition characterized by excessive fat accumulation in the abdominal area (intra-abdominal fat), which serves as a major risk factor for cardiovascular diseases and metabolic syndrome. In Indonesia, including the Jakarta area, the prevalence of central obesity continues to rise. One contributing factor is the pattern of consuming sugar-sweetened beverages (SSBs), which are drinks containing high-calorie sweeteners, such as soda, fruit-flavored drinks, packaged tea/coffee, and other sweetened liquid products. SSB consumption has increased due to easier access and the tendency for individuals to use these beverages as a coping mechanism during stress. This study aimed to examine the relationship between SSB consumption and the incidence of central obesity among adults in Company X. The research was conducted in April 2024 using a cross-sectional design and purposive sampling method, involving 86 respondents. The results showed a significant association between SSB consumption (p=0.002), energy intake (p=0.009), and carbohydrate intake (p=0.001) with the incidence of central obesity. Meanwhile, no significant association was found between central obesity and physical activity (p=0.536), sex (p=1.000), knowledge about SSB (p=0.647), fat intake (p=0.219), or fiber intake (p=0.376). These findings suggest that SSB consumption, energy intake, and carbohydrate intake are important factors to consider in efforts to prevent central obesity among working adults.
Read More
S-11921
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syifa Kumala Sari Dewi; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Penguji: Fathimah Sulistyowati Sigit, Teguh Jati Prasetyo
Abstrak: Terjadi peningkatan konsumsi sugar-sweetened beverage (SSB) di kalangan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi konsumsi SSB dan determinan perilaku konsumsi SSB berdasarkan Theory of Planned Behavior (TPB) serta faktor-faktor lainnya pada mahasiswa FKM UI tahun 2025. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan pengumpulan data primer melalui kuesioner yang diisi secara mandiri oleh 158 responden yang dipilih menggunakan metode stratified random sampling. Hubungan antar variabel dianalisis menggunakan tabulasi silang dengan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan 75,3% responden mengkonsumsi SSB dengan frekuensi tinggi (≥ 2 kali per minggu), serta mengungkapkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel konsumsi SSB dengan tingkat stres (p = 0,005; OR = 2,865; CI 95% = 1,355-6,042) dan ketersediaan SSB di tempat tinggal (p = 0,001; OR = 3,779; CI 95% = 1,730-8,256). Dengan demikian, mahasiswa FKM UI disarankan untuk lebih bijak dalam mengkonsumsi SSB dengan cara mengurangi ketersediaan SSB di tempat tinggal dan membatasi akses terhadap konsumsi SSB serta mengelola stres dengan cara-cara yang sehat.
An increase in the consumption of sugar-sweetened beverages (SSB) has been observed among students of the Faculty of Public Health, Universitas Indonesia (FKM UI) over the years. This study aims to examine the frequency of SSB consumption and the determinants of SSB consumption behavior based on the Theory of Planned Behavior (TPB), along with other factors, among FKM UI students in 2025. A cross-sectional design was employed, with primary data collected through self-administered questionnaires completed by 158 respondents selected using stratified random sampling. Cross-tabulation and the chi-square test were then undertaken to investigate the associations between the variables. The results of this study indicate that 75.3% of respondents consumed SSB at a high frequency (≥ 2 times per week), and reveal significant associations between SSB consumption and stress level (p = 0.005; OR = 2.865; 95% CI = 1.355–6.042) and the SSB availability at home (p = 0.001; OR = 3.779; 95% CI = 1.730–8.256). Therefore, FKM UI students are advised to take more attention towards their SSB consumption by reducing its availability at home or limiting access to SSB, and managing stress through healthy methods.
Read More
S-11996
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raden Bagus Irwan Ruswandi; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Diah Mulyawati Utari, Deksa Presiana, Giri Warjandaru
T-4812
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Risky Auliani; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Rahmawati
S-10521
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Shaina Nabila; Pembimbing: Siti Arifah Pudjonarti; Penguji: Nurul Dina Rahmawati, Deksa Presiana
Abstrak: Dengan meningkatnya konsumsi SSBs pada remaja di Indonesia termasuk Jakarta, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan konsumsi SSBs pada remaja di Jakarta. Variabel independen yang diteliti meliputi jenis kelamin, aktivitas fisik, pengetahuan tentang SSBs, screen time, uang saku, frekuensi online food ordering, dan status sosioekonomi serta menentukan faktor dominan dari variabel independen. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2021 dengan jumlah siswa kelas 10 dan 11 SMAN 99 Jakarta sebanyak 206 siswa. Data dikumpulkan dengan responden mengisi kuesioner online secara mandiri. Data dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan analisis chi-square, dan multivariat menggunakan analisis regresi logistik ganda.
Read More
S-10657
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadhira Winindya Sari; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Neni Rohayati
Abstrak: ugar-sweetened beverages (SSBs) merupakan minuman yang diberi tambahan gula sederhana yang menambah kandungan energi karena padat kalori dan tinggi gula, namun memiliki sedikit kandungan zat gizi lain sehingga dapat meningkatkan risiko kejadian gizi lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi SSBs dengan berbagai faktor dan mengetahui faktor dominan konsumsi SSBs pada siswa SMAN 47 Jakarta tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional pada bulan Maret-April 2022 dengan jumlah responden sebanyak 120 orang. Data yang diambil adalah data primer dengan pengisian kuesioner. Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis secara univariat, bivariat (uji chi-square), dan multivariat (uji regresi logistik ganda). Hasil analisis univariat menunjukkan 90% responden mengonsumsi SSBs tingkat tinggi. Hasil bivariat menunjukkan bahwa uang saku, paparan iklan dan media, serta ketersediaan SSBs di rumah memiliki hubungan yang signifikan terhadap konsumsi SSBs. Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi SSBs adalah ketersediaan SSBs di rumah. Pihak sekolah disarankan untuk memberikan edukasi gizi terkait dampak konsumsi SSBs berlebih, menyediakan tempat pengisian ulang air mineral, dan mengimbau orang tua siswa untuk menyediakan makanan sehat di rumah. Pemerintah disarankan untuk memanfaatkan media sosial sebagai media intervensi, membatasi iklan minuman yang kurang sehat, dan menerapkan kebijakan pengenaan cukai SSBs
Sugar-sweetened beverages (SSBs) are drinks that are added with simple sugar which can increase the energy content because they are calorie-dense and high in sugar, but low in other nutrients. Excessive consumption of SSBs can cause nutritional problems such as increasing the risk of overweight and obesity. This study aims to determine the relationship between SSBs consumption and various factors, also determine the dominant factor of SSBs consumption among students of SMAN 47 Jakarta in 2022. This study used a cross sectional study design conducted in March-April 2022 with 120 respondents. The data taken is primary data using the questionnaires. The data obtained will then be analyzed by univariate, bivariate (chi-square test), and multivariate (multiple logistic regression). Based on the results of univariate analysis, it was found that 90% of respondents consumed high levels of SSBs. Bivariate results show that pocket money, advertising and media exposure, and the availability of SSBs at home have a significant relationship to SSBs consumption. Multivariate analysis showed that the dominant factor associated with SSBs consumption were availability of SSBs at home. The school is advised to provide nutrition education especially the impact of excessive consumption of SSBs, provide mineral water refills, and encourage parents to provide healthy food at home. The government is advised to use social media as a medium for intervention, limit advertising of unhealthy drinks, and implement a policy of imposing excise tax on SSBs
Read More
S-10937
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Citra Dewi Anggraini; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Sandra Fikawati, Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Erni Kustiani, Rahmawati
Abstrak: Sugar Sweetened Beverages (SSBs) adalah minuman non alkohol yang di dalamnya mengandung gula tambahan (Bodo et al., 2016). Mengonsumsi SSBs secara berlebihan dapat memberikan dampak kelebihan berat badan pada remaja (Welsh et al., 2010; Welsh et al.,2011). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor yang paling berhubungan dengan konsumsi SSBs serta hubungan antara konsumsi SSBs dengan status gizi pada siswa di SMPN 2 Bandung tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari dan Maret 2020 di SMPN 2 Bandung dengan jumlah responden 153 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri dan pengisian kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, analisis bivariat chi square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Berdasar hasil analisis univariat diketahui 69,9% responden mengonsumsi SSBs tingkat tinggi (>2 kali/hari). Hasil bivariat menunjukkan pendidikan ibu, ketersediaan SSBS di rumah, dan paparan media memiliki hubungan yang signifikan terhadap konsumsi SSBs. Analasis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi SSBs adalah pendidikan ibu setelah dikontrol oleh variabel paparan media, ketersedian SSBs di rumah dan aktifitas fisik. Responden dengan ibu berpendidikan rendah berpeluang 3 kali lebih tinggi mengonsumsi SSBs tingkat tinggi dibandingkan responden dengan ibu berpendidikan tinggi. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa konsumsi SSBs berhubungan dengan status gizi. Peneliti menyarankan siswa mengurangi kebiasaan mengonsumsi SSBs dengan cara mengganti SSBs dengan minuman yang lebih sehat seperti susu plain, pihak sekolah memasukkan hal-hal terkait SSBs pada salah satu mata pelajaran, dan orang tua membatasi ketersediaan SSBs di rumah
Sugar Sweetened Beverages (SSBs) are non-alcoholic drinks contain added sugar (Bodo et al., 2016). Excessive consumption of SSBs can be associated with overweight in adolescents (Welsh et al., 2010; Welsh et al., 2011). This study aims to determine the factors most related to SSB consumption and the relationship between SSB consumption and nutritional status of students at SMPN 2 Bandung in 2020. This study conducted in February and March 2020 at SMPN 2 Bandung with a total of 153 respondents, using a cross sectional study design. Data is collected by anthropometric measurements and filling out the questionnaires. The data obtained were then analyzed univariate, bivariate chi square test, and multivariate analysis with multiple logistic regression tests. Based on the results of univariate analysis it was found that 69.9% of respondents consumed high levels of SSBs (> 2 times /day). Bivariate results show that maternal education, availability of SSBs at home, and media exposure have a significant relationship to SSB consumption. Multivariate analysis showed that the dominant factors associated with SSBs consumption were maternal education after being controlled by media exposure variables, SSBs availability at home and physical activity. Respondents with low-educated mothers had a 3 times higher chance of consuming high-level SSBs compared to respondents with highly educated mothers. In this study it was also known that SSBs consumption was related to nutritional status. Researchers suggest students reduce their habits of consuming SSBs by replacing SSBs with healthier drinks such as plain milk, the school includes things related to SSBs in one subject, and parents limit the availability of SSBs at home
Read More
T-5975
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive