Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 31469 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Vivian Chelsy Basyuni; Pembimbing: Dwi Gayatri; Penguji: Lhuri D. Rahmartani, Muhammad Syachidi Habibi
Abstrak:

Hipertensi dan prehipertensi merupakan bagian dari spektrum penyakit kardiovaskular yang kini mulai banyak ditemukan pada kelompok usia produktif, dan berpotensi menjadi penyebab utama beban penyakit tidak menular (PTM) jika tidak tertangani sejak dini. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proporsi kejadian hipertensi dan prehipertensi berdasarkan jenis kelamin pada remaja dan dewasa muda (15–34 tahun) di Indonesia, serta mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang terkait. Studi ini menggunakan desain potong lintang dengan analisis data sekunder dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023. Sampel terdiri dari 16.961 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis dilakukan melalui uji chisquare dan regresi logistik dengan nilai p value ≤ 0,05. Hasil menunjukkan bahwa proporsi
hipertensi lebih tinggi pada perempuan (17,6%) dibandingkan laki-laki (16,0%), sedangkan prehipertensi lebih tinggi pada laki-laki (19,2%) dibandingkan perempuan (15,1%). Faktor usia, status gizi, aktivitas fisik, perilaku merokok dan konsumsi alkohol, serta determinan sosial seperti pendidikan dan pekerjaan menunjukkan asosiasi dengan kejadian hipertensi dan prehipertensi, terutama pada kelompok laki-laki. Penelitian ini merekomendasikan perlunya kebijakan kesehatan berbasis gender yang fokus pada promosi dan pencegahan hipertensi di usia produktif, serta peningkatan deteksi dini untuk memanfaatkan bonus demografi secara optimal.


Hypertension and prehypertension are part of the spectrum of cardiovascular diseases that are  increasingly prevalent among the productive age group and have the potential to become a  major burden of non-communicable diseases (NCDs) if not addressed early. This study aims  to describe the proportion of hypertension and prehypertension cases by sex among adolescents  and young adults (aged 15–34 years) in Indonesia, as well as to identify the associated risk  factors. A cross-sectional design was employed using secondary data from the 2023 Indonesia  Health Survey (SKI). The sample consisted of 16,961 respondents who met the inclusion and  exclusion criteria. Data were analyzed using chi-square tests and logistic regression with a p value threshold of ≤ 0.05. The results showed that the proportion of hypertension was higher  in females (17.6%) than in males (16.0%), while the proportion of prehypertension was higher  in males (19.2%) than in females (15.1%). Factors such as age, nutritional status, physical  activity, smoking and alcohol consumption behaviors, as well as social determinants like  education and occupation, were found to be associated with hypertension and prehypertension,  particularly among males. This study recommends the development of gender-sensitive health  policies focusing on the promotion and prevention of hypertension among individuals in their  productive years, alongside improved early detection efforts to optimize the benefits of the  demographic dividend.

Read More
S-12152
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Silviana Tirtasari; Pembimbing: ; Penguji: Novendy
Abstrak: Hipertensi hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang besar di Indonesia, dimana sebesar 34,1% penduduk Indonesia usia >18 tahun menderita hipertensi. Saat ini mulai terjadi pergeseran populasi pada penderita hipertensi yang mulai sering ditemukan pada usia dewasa muda (18-34 tahun). Dimana wanita Indonesia memiliki prevalensi hipertensi yang lebih tinggi daripada pria (36,9%: 31,3%). Provinsi jawa barat yang mayoritas penduduknya merupakan suku Sunda, yang selama ini dikenal dengan kebiasaan hidup mereka yang sehat ternyata menempati peringkat kedua tertinggi untuk prevalensi hipertensi di Indonesia. Selain masalah hipertensi, nampaknya obesitas juga mengalami peningkatan prevalensi yang cukup signifikan di Indonesia dari yang sebelumnya pada tahun 2013 sebesar 14,8% menjadi 21.8% pada tahun 2018 (Batlibankes, 2013; Batlibangkes, 2018). Hal ini yang melatar belakangi dilakukannya penelitian tentang obesitas dan hipertensi pada wanita usia dewasa muda, suku Sunda. Penelitian ini memakai desain cross sectional dengan memakai data sekunder , yaitu: IFLS (Indonesian Family Life Survey) -5. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua wanita yang berusia 18-34 tahun bersuku Sunda yang menjadi responden dalam IFLS-5. Sehingga didapatkan sampel dalam penelitian ini sebesar 780 responden. Dalam penelitian ini didapatkan prevalensi hipertensi pada wanita usia dewasa suku Sunda adalah sebesar 11,79% sedangkan prevalensi obesitasnya adalah 41,03%. Serta terdapat hubungan antara obesitas dengan hipertensi sebesar 2,8 (95% CI, 1,8-4,3) setelah dikontrol dengan variabel usia.
Read More
T-5664
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mivtahurrahimah; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Trisari Anggodowati, Eva Sulistiowati, Ridho Ichsan Syaini
Abstrak:
Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa terdapat efek jangka panjang dari berhenti merokok terhadap penambahan berat badan yang turut memperparah prehipertensi, tetapi efek yang ditimbulkan belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan merokok dan obesitas terhadap kejadian prehipertensi pada dewasa muda di Indonesia. Penelitian kuantitatif ini merupakan studi analitik cross-sectional menggunakan data sekunder Riskesdas 2018. Sampel yang dianalisis dalam penelitian ini berjumlah 17.698 orang. Analisis regres cox dilakukan untuk mengetahui bersar risiko merokok dan obesitas terhadap prehipertensi. Hasil penelitian menjelaskan prevalensi prehipertensi dewasa muda di Indonesia sebesar 52,61%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa kelompok dewasa muda yang tidak merokok dan mengalami obesitas memiliki risiko terbesar terkena prehipertensi yaitu sebesar 1,33 kali. Namun, ditemukan efek yang menurun pada kelompok dewasa muda yang merokok dan obesitas terhadap kejadian prehipertensi yaitu sebesar 1,17 kali, dan efek protektif pada mereka yang merokok dan tidak obesitas (PR=0,88) karena adanya interaksi antagonis merokok dan obesitas terhadap prehipertensi sebesar 3,42%. Perlunya pengecekan tekanan darah menggunakan aplikasi pada smart watch dan smart phone pada kelompok dewasa muda yang merokok dan berfokus kepada mereka yang obesitas ditambah peningkatan pelaksanaan Posbindu PTM di tempat umum dan promosi kesehatan melalui media sosial.
Previous studies have reported that there are long-term effects of quitting smoking on weight gain which also exacerbate prehypertension, but the effects are unclear. This study aims to determine the association of smoking and obesity on the incidence of prehypertension in young adults in Indonesia. This quantitative research is a cross-sectional analytic study using secondary data from Riskesdas 2018 with samples of 17,698 and Cox regression analysis. The results of this study explain that the prevalence of prehypertension in young adults in Indonesia is 52.61%. Multivariate analysis showed non-smokers and obese young adults had the greatest risk of developing prehypertension, which was 1.33 times. However, a decreasing effect was found in young adults who smoked and were obese on the incidence of prehypertension, which was 1.17 times, and a protective effect was found in those who smoked and were not obese (PR=0.88) due to the antagonistic interaction of smoking and obesity on prehypertension by 3.42%. Check blood pressure using applications on smartwatches and smartphones in young adults who smoke and focus on those who are obese plus increasing the implementation of Posbindu PTM in public places and promoting health through social media.
Read More
T-6594
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hadi Siswoyo; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Yovsyah, Rachmalina Prasodjo, Siti Isfandari
T-3338
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Annisa Ayu Lestari; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Putri Bungsu, Ratna Djuwita
Abstrak:
Prehipertensi pada usia dewasa muda berisiko berkembang menjadi hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar risiko perilaku merokok dan obesitas terhadap kejadian prehipertensi pada kelompok usia 18–34 tahun di Indonesia. Penelitian ini merupakan studi analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional menggunakan data sekunder Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023. Sampel yang dianalisis sebanyak 1.895 responden dewasa muda. Analisis dilakukan untuk melihat hubungan dan efek interaksi antara merokok dan obesitas terhadap kejadian prehipertensi. Hasil menunjukkan prevalensi prehipertensi sebesar 54,93%. Risiko prehipertensi paling tinggi ditemukan pada kelompok obesitas yang tidak merokok dengan PR = 1,34 (95% CI: 1,02–1,44). Ditemukan pula interaksi biologis antagonis antara merokok dan obesitas. Hasil ini menunjukkan bahwa obesitas menjadi faktor yang lebih dominan dibandingkan merokok dalam meningkatkan risiko prehipertensi pada dewasa muda. Upaya pencegahan perlu difokuskan pada pengendalian obesitas dan perilaku hidup sehat melalui layanan Posbindu PTM serta promosi kesehatan digital yang menjangkau kelompok usia muda.

Prehypertension in young adults poses a risk of progressing to hypertension and cardiovascular disease. This study aimed to assess the risk associated with smoking behavior and obesity on the incidence of prehypertension among individuals aged 18–34 years in Indonesia. This quantitative analytic study employed a cross-sectional design using secondary data from the 2023 Indonesia Health Survey (SKI). A total of 1,895 young adult respondents were included in the analysis. The study examined the relationship and interaction effects of smoking and obesity on prehypertension. The results showed a prehypertension prevalence of 54.93%. The highest risk was found in the group of obese individuals who did not smoke, with a prevalence ratio (PR) of 1.34 (95% CI: 1.02–1.44). An antagonistic biological interaction was observed between smoking and obesity. These findings suggest that obesity is a more dominant factor than smoking in increasing the risk of prehypertension among young adults. Preventive efforts should focus on obesity control and healthy lifestyle promotion through community health posts (Posbindu PTM) and digital health campaigns targeting the younger population.
Read More
T-7443
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fenia Utami; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Ahmad Syafiq, Uswatun Hasanah
Abstrak:
Dewasa muda merupakan fase peralihan yang mana pada fase ini rentan untuk mengembangkan gangguan makan termasuk sindrom makan malam. Sindrom makan malam dapat menyebabkan obesitas yang menjadi pemicu penyakit kronis lainnya. Prevalensi sindrom makan malam di Indonesia belum diketahui dan masih sedikitnya penelitian terkait faktor risiko sindrom makan malam sehingga perlu dilakukan penelitian ini. Tujuan penelitian ini, yaitu mengetahui prevalensi sindrom makan malam pada kelompok dewasa muda di Indonesia dan menganalisis hubungan sindrom makan malam terhadap kualitas tidur dan aktivitas fisik. Desain studi penelitian menggunakan cross-sectional dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling dengan responden dewasa muda di Pulau Jawa. Prevalensi sindrom makan malam sebesar 46,2%. Kualitas tidur merupakan faktor risiko terjadinya sindrom makan malam (Nilai PR= 2,25). Efek gabungan kualitas tidur dan aktivitas fisik terbesar terjadi pada kelompok kualitas tidur buruk dan aktivitas fisik kurang (Nilai PR = 2,19). Pekerja dengan kualitas tidur buruk dan aktivitas fisik kurang memiliki risiko mengalami sindrom makan malam terbesar (nilai PR= 2,87). Sosial media, tingkat pendapatan > 5 juta, jenis pekerjaan sebagai pekerja merupakan variabel konfounding. Prevalensi sindrom makan malam pada dewasa muda di Indonesia sebesar 46,2% dan kualitas tidur menjadi faktor yang paling mempengaruhi terjadinya sindrom makan malam.

Young adulthood is a transitional phase prone to developing night-eating syndrome. Night eating syndrome can lead to obesity which triggers other chronic diseases. The prevalence of night-eating syndrome in Indonesia is unknown, and limited studies regarding night-eating syndrome in Indonesia. This study aimed to determine the prevalence of night eating syndrome in young adults in Indonesia and analyze the relationship of night eating syndrome to sleep quality and physical activity. The research design used a cross-sectional and purposive sampling technique with young adult respondents in Java Island as the sample. The prevalence of night eating syndrome was 46.2%. Sleep quality is a risk factor for night-eating syndrome (PR value = 2.25). The combined effect of sleep quality and physical activity was most significant in the poor sleep quality and physical activity group (PR value = 2.19). Workers with poor sleep quality and less physical activity had the most important risk of developing night-eating syndrome (PR value = 2.87). Social media, income level > 5 million, and type of work as a worker are confounding variables. The prevalence of night-eating syndrome in young adults in Indonesia is 46.2%, and sleep quality is the most influential factor in night-eating syndrome.
Read More
S-11264
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tasya Nabila Purwaningtyas; Pembimbing: Rizka Maulida; Penguji: Trisari Anggondowati, Rakhmat Ari Wibowo
Abstrak:

Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit tidak menular (PTM) yang sering kali tidak disadari. Data WHO menunjukkan bahwa lebih dari 85% remaja Indonesia kurang melakukan aktivitas fisik. Masa remaja penting sebagai tahap awal pembentukan kebiasaan aktivitas fisik agar kebiasaan ini dapat terbawa hingga dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat aktivitas fisik serta faktor-faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik kurang pada remaja dan dewasa muda di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data berasal dari SKI 2023, dengan sampel sebanyak 164.061 individu usia 10–24 tahun. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji regresi logistik sederhana, serta multivariat menggunakan regresi logistik ganda untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik. Sebanyak 40,4% responden beraktivitas fisik kurang. Aktivitas fisik kurang berasosiasi dengan usia muda 10-17 tahun (PR = 1,54; 95%CI = 1,5156 – 1,5595), jenis kelamin perempuan (PR = 1,12; 95%CI = 1,1060 – 1,1330), tidak bekerja/bersekolah (PR = 1,13; 95%CI = 1,1340 – 1,1650), dan IMT underweight (PR = 1,09; 95%CI = 1,0642 – 1,1081). Tidak ditemukan hubungan signifikan antara status ekonomi dengan aktivitas fisik dalam model akhir pada penelitian ini. Aktivitas fisik kurang masih menjadi masalah signifikan pada remaja dan dewasa muda di Indonesia. Faktor usia, jenis kelamin, status pekerjaan/sekolah, dan IMT berperan penting dalam mempengaruhi tingkat aktivitas fisik. Diperlukan intervensi yang disesuaikan dengan karakteristik demografis untuk meningkatkan aktivitas fisik kelompok usia muda.


Physical inactivity is one of the main risk factors for non-communicable diseases (NCDs), yet it often goes unnoticed. WHO data indicate that more than 85% of Indonesian adolescents engage in insufficient physical activity. Adolescence is a critical period for establishing physical activity habits that may carry into adulthood. This study aims to analyze physical activity levels and associated factors contributing to physical inactivity among adolescents and young adults in Indonesia, based on the 2023 Indonesia Health Survey (SKI). A cross-sectional study design with a quantitative approach was employed. Data were drawn from SKI 2023, comprising a sample of 164,061 individuals aged 10–24 years. Data analysis included univariate analysis, bivariate analysis using simple logistic regression, and multivariate analysis using multiple logistic regression to identify associated factors. A total of 40.4% of respondents were classified as having physical inactivity. Insufficient activity was associated with younger age (10–17 years) (PR = 1.54; 95%CI = 1.5156 – 1.5595), female gender (PR = 1.12; 95%CI = 1.1060 – 1.1330), being unemployed or not in school (PR = 1.13; 95%CI = 1.1340 – 1.1650), and underweight BMI (PR = 1.09; 95%CI = 1.0642 – 1.1081). No significant association was found between economic status and physical activity in the final model of this study. Physical inactivity remains a significant issue among adolescents and young adults in Indonesia. Age, gender, occupational/school status, and nutritional status (BMI) play a key role in influencing physical activity levels. Targeted interventions tailored to demographic characteristics are needed to improve physical activity in younger age groups.

Read More
S-12149
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Saffana Hilmy Mahmudah; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Yovsyah, Esti Widiastuti
S-10421
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ghina Amalia Prayudita; Pembimbinga: Ratna Djuwita; Penguji: Ahmad Syafiq, Esti Widiastuti M
Abstrak:
Indonesia termasuk salah satu negara yang menghadapi tiga permasalahan gizi sekaligus, yaitu stunting, wasting, dan overweight. Obesitas sentral atau yang disebut obesitas tipe apel merupakan disebabkan oleh penumpukkan lemak dalam tubuh dalam jumlah berlebih di bagian perut. Obesitas sentral diamati sebagai jenis obesitas yang merugikan dengan implikasi serius dan pemicu penyakit degeneratif. Provinsi Sulawesi Utara merupakan daerah dengan prevalensi obesitas sentral tertinggi berdasarkan data Riskesdas 2018 yaitu sebesar 42,5%. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia ≥45 Tahun di Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2019 dengan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian menggunakan analisis bivariat didapatkan pada laki-laki konsumsi alkohol (p-value = 0,015) memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian obesitas sentral. Sedangkan pada perempuan aktivitas fisik (p-value = 0,045), konsumsi minuman manis (p-value = 0,036), konsumsi makanan berlemak (p-value = 0,023), dan konsumsi bumbu penyedap (p-value = 0,020) memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian obesitas sentral. Peneliti menyarankan untuk dinas kesehatan dapat bekerja sama dengan berbagai pihak seperti organisasi masyarakat dan institusi keagamaan dalam memberikan edukasi terkait bahaya obesitas sentrak, faktor-faktor yang mempengaruhi, dampak yang disebabkan dan bagaimana cara mengatasinya.

Indonesia is one of the countries that faces three nutritional problems at once, namely stunting, wasting and overweight. Central obesity or what is called apple-type obesity is caused by the accumulation of excess fat in the body in the abdomen. Central obesity is observed as a detrimental type of obesity with serious implications and triggers degenerative diseases. North Sulawesi Province is the area with the highest prevalence of central obesity based on the 2018 Riskesdas data, namely 42.5%. This study aims to determine the factors associated with the incidence of central obesity in people aged ≥45 years in Minahasa, North Sulawesi Province. This study uses secondary data from the 2019 Riskesdas with a cross-sectional research design. The results of the study using bivariate analysis found that male alcohol consumption (p-value = 0.015) had a statistical relationship with the incidence of central obesity. Whereas in women physical activity (p-value = 0.045), consumption of sweet drinks (p-value = 0.036), consumption of fatty foods (p-value = 0.023), and consumption of seasonings (p-value = 0.020) have a statistical relationship with central obesity. Researchers suggest that the health office can work together with various parties such as community organizations and religious institutions in providing education regarding the dangers of central obesity, the factors that influence it, the impact it causes and how to overcome it.
Read More
S-11251
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rindu Rachmiaty; Pembimbing: Helda; Penguji: Ratna Djuwita, Nurhayati Adnan, Yoan H. Naomi
T-4749
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive