Ditemukan 34971 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Klara Morina Br Surbakti; Pembimbing: Luknis Sabri; Penguji: Indang Trihandini, Ingan Ukur Tarigan
S-4195
Depok : FKM UI, 2005
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Haridah Iswiyani; Pembimbing: Siti Arifah Pudjonarti
S-3662
Depok : FKM UI, 2004
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Suroto; Pembimbing: Triyanti, Yuniar Rosmalina; Penguji: Kusharisupeni, Ratu Ayu Dewi Sartika, Marzuki Iskandar
T-2620
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tetty Herta Doloksaribu; Pembimbing: Sudijanto Kamso, Kusharisupeni; Penguji: Luknis Sabri, Soewarto Kosen, Itje A. Ranida
Abstrak:
Latar Belakang:Umur 12-23 bulan termasuk dalam periode emas pertumbuhan otak, namun prevalensi anemia pada anak umur tersebut paling tinggi dibandingkan dengan prevalensi anemia pada anak balita dengan kelompok umur yang lebih tua yaitu lebih dari 50%. Anak-anak yang menderita anemia, perkembangan psikomotornya akan terhambat, menurunnya kemampuan bahasa, motorik dan koordinasi serta menyebabkan anoreksia, perubahan fungsi saluran pencernaan serta turunnya kekebalan tubuh. Tujuan: Mengetahui gambaran anemia dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada anak umur 12-23 bulan. Metode: Data yang digunakan adalah data Nutrition and Health Surveillance System-NSS periode Maret hingga Juni 2003 oleh HKI Indonesia bekerjasama Depkes RI di pedesaan pada 7 propinsi yaitu Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan. Desain penelitian adalah potong lintang dan analisis data dengan regresi logistik multivariat menggunakan program STATA 7.0. Hasil: Proporsi anemia pada anak umur 12-23 bulan di pedesaan pada 7 propinsi di Indonesia adalah 63.33%. Faktor yang signifikan berhubungan adalah status gizi menurut indeks TB/U yang berinteraksi dengan kehadiran anak di posyandu, penyakit infeksi, pemberian ASI, frekuensi konsumsi susu dan jumlah anggota keluarga. Kesimpulan: Faktor yang lebih dominan hubungannya dengan anemia pada kelompok umur 12-23 bulan adalah kehadiran anak di posyandu. Kata kunci: Faktor-faktor, anemia, umur 12-23 bulan.
Background: Ages 12-23 months is the prime period for a child’s brain development. The prevalence of anaemia in this group of age is 50%, higher than those with the group of older under-five children. Children who suffer anaemia will got slow development of psychomotor, reduced language skills, their motoric skills and coordination, anorexia, deficiency in the digestive system and deficiency in the immune system. Objective: This research aims to investigate the anaemia descriptions and the factors in associated with cases of anaemia among children aged 12-23 months. Design: The data used is the Nutrition and Health Surveillance System-NSS from March 2003 to June 2003 by Helen Keller International (HKI) Indonesia in cooperation with Government of Indonesia (GOI). The data is collected from rural areas in 7 provinces: Lampung, Banten, West Java, Central Java, East Java, West Nusa Tenggara and South Sulawesi. The design of this study is cross-sectional.The data is analysed with multiple logistic regression by using STATA 7.0. Result: The research indicates that the proportion of anaemia on children ages 12-23 months in the aforementioned 7 provinces is 63.33%. The significant factors associated with anemia are the nutrient state of the children (height for age index), infection-related diseases, breast-milk feeding, milk consumption, the number of family and the attendance of children at integrated health post (posyandu). There are interactions between nutrient state of the children with the attendance of children at posyandu. Conclusions: Out of The significant factors associated with anemia, the most dominant is the attendance rate of the children at posyandu. Key words: Factors, anaemia, aged 12-23 months.
Read More
Background: Ages 12-23 months is the prime period for a child’s brain development. The prevalence of anaemia in this group of age is 50%, higher than those with the group of older under-five children. Children who suffer anaemia will got slow development of psychomotor, reduced language skills, their motoric skills and coordination, anorexia, deficiency in the digestive system and deficiency in the immune system. Objective: This research aims to investigate the anaemia descriptions and the factors in associated with cases of anaemia among children aged 12-23 months. Design: The data used is the Nutrition and Health Surveillance System-NSS from March 2003 to June 2003 by Helen Keller International (HKI) Indonesia in cooperation with Government of Indonesia (GOI). The data is collected from rural areas in 7 provinces: Lampung, Banten, West Java, Central Java, East Java, West Nusa Tenggara and South Sulawesi. The design of this study is cross-sectional.The data is analysed with multiple logistic regression by using STATA 7.0. Result: The research indicates that the proportion of anaemia on children ages 12-23 months in the aforementioned 7 provinces is 63.33%. The significant factors associated with anemia are the nutrient state of the children (height for age index), infection-related diseases, breast-milk feeding, milk consumption, the number of family and the attendance of children at integrated health post (posyandu). There are interactions between nutrient state of the children with the attendance of children at posyandu. Conclusions: Out of The significant factors associated with anemia, the most dominant is the attendance rate of the children at posyandu. Key words: Factors, anaemia, aged 12-23 months.
T-2108
Depok : FKM-UI, 2005
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Masni Nurrahmadini; Pembimbing: Asih Setiarini
S-3450
Depok : FKM-UI, 2003
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rahyaningsih; Pembimbing: Endang L. Achadi
T-410
Depok : FKM UI, 1995
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Konstatinus Konsep Sinulingga; Pembimbing: I Made Djaja
S-1443
Depok : FKM UI, 1999
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
R.A. Della Patrisia Pramesti; Pembimbing: Helda; Penguji: Ratna Djuwita, Andri Mursita
Abstrak:
latar belakang: prevalensi stunting di provinsi dki jakarta dan beberapa kabupaten/kota di dalamnya masih berada di atas 20% berdasarkan beberapa riset berbeda di tahun 2013, 2015, dan 2016. stunting masih menjadi masalah gizi di wilayah tersebut.
tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita 6-59 bulan di provinsi dki jakarta tahun 2016.
metode: penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional ini menggunakan data sekunder yaitu data pemantauan status gizi 2016. penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 1562 balita untuk menganalisis 10 faktor risiko stunting.
hasil: penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi stunting dalam penelitian ini sebesar 21.1%. hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian stunting diantaranya adalah usia balita (por = 1.62, 95% ci = 1.23-2.12), jumlah balita dalam rumah tangga (por = 3.24, 95% ci = 1.08-9.71), dan pendidikan ibu (por = 1.52, 95% ci = 1.18-1.95).
kesimpulan: prevalensi stunting di provinsi dki jakarta dalam penelitian ini masih diatas 20% dan hanya ada tiga faktor risiko yang memiliki hubungan signifikan secara statistik dengan kejadian stunting.
kata kunci : stunting, gizi, balita.
Read More
tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita 6-59 bulan di provinsi dki jakarta tahun 2016.
metode: penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional ini menggunakan data sekunder yaitu data pemantauan status gizi 2016. penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 1562 balita untuk menganalisis 10 faktor risiko stunting.
hasil: penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi stunting dalam penelitian ini sebesar 21.1%. hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian stunting diantaranya adalah usia balita (por = 1.62, 95% ci = 1.23-2.12), jumlah balita dalam rumah tangga (por = 3.24, 95% ci = 1.08-9.71), dan pendidikan ibu (por = 1.52, 95% ci = 1.18-1.95).
kesimpulan: prevalensi stunting di provinsi dki jakarta dalam penelitian ini masih diatas 20% dan hanya ada tiga faktor risiko yang memiliki hubungan signifikan secara statistik dengan kejadian stunting.
kata kunci : stunting, gizi, balita.
S-9604
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hepa Susami; Pembimbing: Krisnawati Bantas
S-3800
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Wulan Sari; Pembimbing: Renti Mahkota; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Anies Irawati
S-6805
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
