Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 25311 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rosannita Br. Pangkar; Pembimbing: Rina Artining Anggorodi; Penguji: Teng Soegilar, Adhi Dharmawan
S-4409
Depok : FKM-UI, 2005
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rossy Virgiani; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Putri Bungsu, Cecep Kuswandi Ma`mur
Abstrak: ABSTRAK TB MDR merupakan masalah yang lebih sulit ditanggulangi dibandingkan dengan TB biasa, hal ini karena pengobatan menjadi lebih lama, lebih mahal dan tingkat keberhasilan pengobatan yang masih kurang. Kasus TB MDR di Kota Sukabumi pertama kali dilaporkan tahun 2012. Selama 5 tahun terakhir jumlah kasus TB MDR yang dilaporkan sebanyak 45 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian TB MDR di Kota Sukabumi tahun 2012 - 2017. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dengan kasus adalah penderita TB MDR dan control adalah penderita TB BTA (+). Sampel sebesar 45 orang perkelompok diambil dari buku register TB dari tahun 2012 - 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PMO (p=0.04), riwayat pengobatan TB dengan relaps (p=0,013), riwayat pengobatan TB dengan gagal (p<0,001) dan fasyankes DOTS (p=0,04) berhubungan dengan kejadian TB MDR. Untuk mencegah terjadinya TB MDR Dinas kesehatan Kota Sukabumi harus melakukan tindakan pencegahan baik dengan sosialisasi dan penyuluhan pada masyarakat, pengadaan pelatihan pada petugas kesehatan yang dipelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta, melakukan monitoring dan evaluasi program TB secara berkelanjutan pada semua pelayanan kesehatan. Selain itu dinas harus mendorong petugas kesehatan yang ada di Puskesmas untuk memantau faktor risiko TB MDR.

TB is a more difficult problem than TB, because MDR TB had longer treatment, more expensive treatment and less successful treatment. In Sukabumi, the first case of MDR TB found in 2012, in the last 5 years found cases of MDR as many as 45 cases. This research aims to find the risk factors of MDR TB in Sukabumi City at 2012 -2017. This research used case control study design with cases is TB MDR and control is TB BTA (+) . Number of samples 45 respondents for each group from register TB book. The results its PMO (p = 0.04), a history of relapse treatment (p = 0.013), a history of failed treatment (p <0.005) and DOTS (p = 0,04) association with TB MDR.. To preventif TB MDR the Dinas Kesehatan always to conduct prevention efforts both with counseling for community, provision of training for health worker, monitoring and evaluation of sustainable TB program for health service. Dinas Kesehatan has supprort Puskesmas to observed risk factors of MDR TB. 
Read More
S-9814
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anggia Ratri Renjana; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Ririn Arminsih, Sabarinah Prasetyo, Astrid Sulistomo, Ni Made Jendri
T-5015
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jenny Jannet Rotua; Pembimbing: Anwar Hasan
S-3451
Depok : FKM-UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Silvie Arie Kartika; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Dwi Budi Satrio, Dien Anshari, Mohamad Rezasyah, Ede Surya Darmawan
Abstrak:
Latar Belakang: Jumlah orang dengan gangguan jiwa semakin meningkat di Indonesia, merujuk pada Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada tahun 2018, prevalensi orang gangguan jiwa berat (skizofrenia/psikosis) meningkat dari 0,15% menjadi 0,18%, untuk menangani masalah kesehatan jiwa yang ada di lingkungan masyarakat, perlu adanya tenaga potensial yang ada di masyarakat yaitu kader kesehatan jiwa. Tujuan: untuk menguraikan peran kader kesehatan jiwa dalam program kesehatan jiwa di masyarakat. Metode: penelitian kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi dengan metode wawancara dan FGD. Hasil penelitian terhadap 20 orang informan didapatkan bahwa kader telah menjalankan peran kader kesehatan jiwa di masyarakat meliputi peran pencegahan primer yaitu pendataan, memotivasi keluarga dan pasien ODGJ, serta memberikan pendidikan kesehatan. Peran kader dalam pencegahan sekunder ialah deteksi dini dan sosialisasi. Pencegahan tersier yaitu memotivasi ODGJ minum obat, pendampingan minum obat dan melakukan rujukan. Saran: adanya pelatihan rutin secra berkala bagi kader kesehatan jiwa untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada di masyarakat.

Background: The amount of people with mental disorders is increasing in Indonesia. Referring to National Health Survey conducted by the Ministry of Health in 2018, the prevalence of people with severe mental disorders (schizophrenia / psychosis) increased from 0.15% to 0.18%. to determine mental health issues in the community, there is an urgency for potential workers in the community, namely mental health cadres. Objective: This study aims to describe the role of mental health cadres in mental health programs within the community. Method: Qualitative method with a phenomenological design comprises interview and FGD were used in this research. Result: Of 20 informants, we found that cadres have performed their roles including the role in primary prevention namely person with mental issues data collection (screening), motivating families and people with mental disorders, and providing health education. Subsequently, roles in detection and outreach as a secondary prevention. Tertiary prevention is to motivate people with mental disorders so they will take prescriptions, mentoring to take medication and make a referrals. Conclusion:  2 mental health cadres have performed their roles, however there are still many obstacles in society that cadres need to overcome.

Read More
T-5949
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wening Sukmawati; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Evi Martha, Toha Muhaimin, Baby Jim Aditya
Abstrak: Latar Belakang: Di Indonesia, total populasi narapidana wanita meningkat dari tahun 2000 sebanyak 1.807 orang menjadi 6.876 orang pada tahun 2016 (Walmsey, 2016). Sebanyak 58% lapas di Indonesia mengalami overcrowded (Indana, 2016). Overcrowded tersebut menyebabkan persebaran penyakit menjadi lebih cepat, sehingga berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan di Lapas (Ditjenpas, 2017). Tujuan penelitian : Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi WBP terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Lapas Perempuan Klas IIA Bandung tahun 2017. Metode penelitian: Kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian: Faktor internal yang berhubungan dengan persepsi kualitas pelayanan kesehatan, yaitu: pengalaman pelayanan kesehatan (p=0,038, POR=2,430), pendidikan (p=0,016, POR=2,676), dan motivasi memperoleh pelayanan kesehatan (p=0,031, POR=2,396) dan faktor eksternal yang berhubungan dengan persepsi kualitas pelayanan kesehatan yaitu pekerjaan (p=0,044, POR=2,380). Faktor paling dominan yang berhubungan dengan persepsi kualitas pelayanan kesehatan adalah pendidikan. Kesimpulan: Faktor yang berhubungan dengan persepsi kualitas pelayanan kesehatan antara lain: pengalaman, pendidikan,motivasi dan pekerjaan. Saran: Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dengan melibatkan dinas kesehatan dan dinas sosial untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Kata kunci: Persepsi, Kualitas Pelayanan Kesehatan Background: In Indonesia, the number of female prisoners population increased from 2000 to 1.807 people to 6.876 in 2016 (Walmsey, 2016). 58% of prisons in Indonesia are over crowded (Indana, 2016). More density of the disease spread becomes faster, thus impacting the quality of health services in prisons (Ditjenpas, 2017). Objective: To know factors related to perception of prisoner to health service quality in Women Prison Class IIA Bandung 2017. Method : The type of this research was a quanitative. This study design was cross sectional study involving sample of 122 respondents, it was using simple random sampling. Data collection using questionnaires. Result: There are Internal factors related to perception of health service quality, that is: health service experience (p = 0,038, POR = 2,430), education (p = 0,016, POR = 2,676), and motivation to get health service (p = 0,031, = 2,396) and external factors related to the perception of health service quality that is work (p = 0,044, POR = 2,380). The most dominant factor related to the perception of quality of health service is education. Conclusion: Factors related to the perception of quality of health services: experience, education, motivation and work. Suggestion: Increase cross-sectoral cooperation by involving health offices and social services to improve the quality of health services. Keywords: Perception, Quality of Health Services
Read More
T-5085
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Awaliah, Fitri; Pembimbing: Zarfiel Tafal; Penguji: Rina Artining Anggorodi, Siti Ainun
S-3925
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gita Erysha Minarni; Pembimbing: Tri Krianto; Trini Sudiarti, Tri Yunis Miko Wahyono, Intan Endang, Lewis Efraim Sitompul
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Gita Erysha Minarni Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Judul : Pengembangan Strategi Promosi Kesehatan Dalam Upaya Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular di Kalangan Jemaat Gereja HKBP Pasar Rebo Tahun 2017 Tesis ini meneliti tentang pengembangan strategi promosi kesehatan dalam upaya pengendalian faktor risiko penyakit kardiovaskular di kalangan jemaat Gereja HKBP Pasar Rebo. Faktor risiko yang diteliti adalah tekanan darah, kolesterol, gula darah dan asam urat. Variabel lain yang diteliti pada penelitian ini adalah variabel perilaku dan karakteristik individu. Penelitian ini menggunakan metode gabungan, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif dengan desain cross-sectional. Hasil analisis menyatakan bahwa mayoritas responden memiliki tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar asam urat tinggi. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik, sikap yang positif, praktik kurang baik, dan keterpaparan informasi cukup. Strategi promosi kesehatan yang direkomendasikan meliputi: 1) pengembangan kebijakan kesehatan masyarakat di Gereja HKBP Pasar Rebo, 2) peningkatan pemahaman dan kemampuan Pendeta, Sintua dan Pengurus gereja sebagai role model bagi anggota jemaat untuk berperilaku sehat, 3) peningkatan kemampuan anggota jemaat dalam merencanakan dan melakukan kegiatan yang berwawasan kesehatan masyarakat, 4) peningkatan kompetensi kesehatan masyarakat pada anggota jemaat dalam berperilaku sehat, 5) peningkatan kemampuan Pendeta, Sintua dan pengurus gereja dalam menyusun kegiatan promotif preventif dalam pelayanan klinik, dan 6) bergerak menuju pelayanan kesehatan bidang Diakonia yang lebih baik di masa depan. Kata kunci: promosi kesehatan, organisasi keagamaan, adat batak, faktor risiko penyakit kardiovaskular


ABSTRACT Name : Gita Erysha Minarni Study Program : Master of Public Health Science Title : Developing Health Promotion Strategies to Control Risk Factors of Cardiovascular Disease Among the Congregations of HKBP Pasar Rebo Church Year 2017 This thesis focuses on developing health promotion strategies to control risk factors of cardiovascular disease among the congregation of HKBP Pasar Rebo Church. The risk factors studied are blood pressure, cholesterol, blood sugar and uric acid level. Other variables studied are behavior and congregation’s characteristics. Quantitative and qualitative methods are used in this study with cross-sectional design. Result shows that most of the participants have high blood pressure, high cholesterol, high blood sugar level, and high uric acid level. Many of the participants already have good knowledge, positive attitude, bad practice, and receive enough information. Health promotion strategies that can be applied are: 1) developing public health policy at HKBP Pasar Rebo Church, 2) enhancing understanding and ability of Pastors, Sintua and church administrators to be role models for church congregation to have healthy behavior, 3) building capacity of church congregation to plan and conduct community health-minded activities, 4) enhancing public health competence of church congregation to have healthy behavior, 5) enhancing the ability of Pastors, Sintua, and church administrators to prepare preventive promotive activites in health services (clinic), and 6) moving towards better health service of Diaconian ministry in the future. Keywords: health promotion, faith-based organization, batak custom, risk factors of cardiovascular disease

Read More
T-5004
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuli Andini; Pembimbing: Anwar Hasan; Penguji: Rina A. Anggorodi, Arjaty Daud
S-4518
Depok : FKM-UI, 2006
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Trisni Handayani; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Dien Anshari, Pujiyanto; Sri Utami Rahayuningsing, Prianto Djatmiko
Abstrak: Latar belakang : Menurut WHO (2015) literasi kesehatan merupakan salah satu isu prioritas kesehatan di wilayah Uni Eropa yang berdampak pada outcome kesehatan. Sebuah studi komunitas pengungsi yang berasal dari Asia Tenggara di Amerika Serikat telah menemukan bahwa rendahnya pengguna layanan kesehatan karena kurangnya literasi kesehatan mental. Pentingnya meningkatkan literasi kesehatan mental, sesuai dengan rencana WHO karena kesehatan mental adalah komponen esensial dari ikatan (kohesi) sosial, produktivitas, kedamaian dan stabilitas lingkungan, yang berkontribusi pada perkembangan sosial dan ekonomi di masyarakat. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan literasi kesehatan mental dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan jiwa oleh ODMK di Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor setelah variabel perancu dikendalikan. Metode : penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel adalah orang dengan masalah kejiwaan yang bertempat tinggal di Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor. Jumlah Sampel 139 orang responden. Tekhnik pengambilan sampel adalah multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan Uji regresi logistik ganda untuk seleksi model untuk multivariat. Hasil : Nilai rata-rata literasi kesehatan mental sebesar 73,08. sebanyak 56,1% ODMK telah memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa. sebanyak 57,6% responden berumur ≥30 tahun dan 43,2% memiliki pendidikan tamat SMA. Terdapat 64,9% yang mempunyai literasi kesehaatan mental tinggi telah memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara literasi kesehatan mental dengan perilaku pemanfaatam pelayanan kesehatan jiwa pada ODMK di Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor setelah variabel jenis kelamin dan ketersediaan pelayanan kesehatan jiwa dikendalikan
Read More
T-5626
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive