Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 31739 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Tiopan Sipahutar; Pembimbing: Besral
S-3102
Depok : FKM-UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
N.Sri Widada; Pembimbing: Luknis Sabri
T-1509
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Restu Adya Cahyani; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono8/11/2025 Penguji: Besral, Popy Yuniar, Istiqomatul Fajriyah Yuliati, Anistyas Hayanti
Abstrak:

Kehamilan tidak diinginkan (KTD) masih menjadi tantangan serius dalam isu kesehatan reproduksi di Indonesia. Berbagai faktor telah diidentifikasi berperan dalam meningkatnya risiko KTD, termasuk faktor sosial, ekonomi, dan akses terhadap layanan kontrasepsi. Namun, aspek hubungan interpersonal dalam rumah tangga, seperti konflik domestik, masih jarang dikaji secara mendalam sebagai faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konflik domestik dan kehamilan tidak diinginkan pada wanita usia subur (WUS) yang sudah menikah di Indonesia, serta menganalisis faktor-faktor lain yang turut memengaruhi kejadian KTD.
Studi ini merupakan analisis kuantitatif menggunakan data sekunder yang bersumber dari Pemutakhiran Pendataan Keluarga Tahun 2024 Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN. Desain yang digunakan adalah cross-sectional, dengan sampel sebanyak 91.895 WUS yang sedang hamil dan memiliki data lengkap. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah KTD, sedangkan variabel independen utama adalah konflik domestik. Analisis menggunakan complex sample dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi-square, dan multivariat menggunakan regresi logistik berganda model faktor risiko.
Hasil analisis menunjukkan sebanyak 14,8% WUS mengalami kehamilan tidak diinginkan. Proporsi KTD lebih tinggi pada perempuan yang mengalami konflik domestik (20,9%) dibandingkan yang tidak (14,7%), dengan OR 1,533 (95% CI: 1,248 – 1,884). Setelah dilakukan uji interaksi dan konfounding, konflik domestik tetap menjadi faktor yang signifikan terhadap KTD, dengan AOR sebesar 1,533 (95% CI: 1,248 – 1,884). Dengan demikian, konflik domestik merupakan salah satu faktor risiko independen terhadap kehamilan tidak diinginkan. Intervensi kebijakan kesehatan reproduksi perlu mempertimbangkan dinamika relasi dalam rumah tangga dan meningkatkan layanan konseling serta akses kontrasepsi yang aman, terutama bagi perempuan yang hidup dalam situasi rumah tangga yang penuh konflik.


Unintended pregnancy remains a significant challenge in the domain of reproductive health in Indonesia. Numerous factors have been identified as contributing to the risk of unintended pregnancy, including social, economic, and access-related determinants of contraceptive use. However, interpersonal dynamics within the household, particularly domestic conflict, have received limited attention as potential risk factors. This study aims to examine the association between domestic conflict and unintended pregnancy among married women of reproductive age in Indonesia, while also analyzing other contributing factors. This research employed a quantitative approach using secondary data from the Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2024 conducted by the Ministry of Population and Family Development (Kemendukbangga)/BKKBN. The study utilized a cross-sectional design and included a total sample of 91.895 women of reproductive age who currently pregnant with complete data. The dependent variable was unintended pregnancy, while the primary independent variable was domestic conflict. The analysis was conducted with complex sample through univariate, bivariate methods using the chi-square test, and followed by multivariate analysis logistic regression based on the risk factor model. The results revealed that 14,8% of women of reproductive age experienced unintended pregnancy. The proportion of unintended pregnancy was higher among those reporting domestic conflict (20,9%) compared to those who did not (14,7%), with an odds ratio (OR) of 1,533 (95% CI: 1,248 – 1,884). Following interaction and confounding tests, domestic conflict remained a significant factor associated with unintended pregnancy, with an adjusted odds ratio (AOR) of 1,533 (95% CI: 1,248 – 1,884). These findings underscore that domestic conflict is an independent risk factor for unintended pregnancy. Reproductive health interventions and policies should account for relational dynamics within households and strengthen access to counseling services and safe contraceptive options, particularly for women living in conflict-affected domestic settings.

Read More
T-7410
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yulia Dhanti Syafitri; Pembimbing: Toha Muhaimin; Penguji: Besral, Tin Afifah
S-7498
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kiki Kurniati; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Iwan Ariawan, Telly Purnamasari Agus
Abstrak: ABSTRAK
 
 
Skripsi ini menjelaskan mengenai pengaruh penggunaan kontrasepsi
 
terhadap kejadian lesi prakanker leher rahim. Penelitian dilakukan dengan menggunakan disain studi kasus-kontrol dan data sekunder yang berasal dari catatan medis deteksi dini kanker leher rahim di 3 puskesmas kecamatan di wilayah Jakarta Timur. Jumlah sampel yang diteliti adalah 86 orang untuk kelompok kasus dan 258 orang untuk kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara penggunaan kontrasepsi non-hormonal dengan kejadian lesi prakanker (nilai-p <
 
α, dimana α = 0,05), dimana wanita yang menggunakan kontrasepsi non-hormonal memiliki risiko 4 kali lebih tinggi untuk mengalami kejadian lesi prakanker dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan metode kontrasepsi apapun, sedangkan risiko wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal tidak berbeda dengan wanita yang tidak pernah menggunakan metode kontrasepsi untuk mengalami kejadian lesi prakanker.
 

 
ABSTRACT
 
 
This thesis describes the effect of contraceptive use against the incidence of cervical lesions. This study uses a case-control study design with secondary data derived from medical records of early detection of cervical cancer in three health centers in East Jakarta district. The number of samples studied was 86 cases and 258 control. The results of this study found that there was a statistically significant association between contraceptive use and the incidence of cervical lesions (p-value <α, where α = 0.05), women who use non-hormonal contraception has 4 times higher risk to have cervical lesions compared with women who never used any contraceptive method, while the risk of women using
 
hormonal contraception are no different from women who never used a
 
contraceptive method to have cervical lesions.
Read More
S-7347
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tadzkia Dara Ayunda; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Milla Herdayati, Mugi Wahidin
Abstrak: Kasus kanker payudara di seluruh dunia mengalami peningkatan tajam dalam limatahun terakhir terutama pada wanita. Dalam beberapa dekade terakhir, terjadi perubahan trendiet terjadi di berbagai negara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan dietdengan kanker payudara pada wanita usia 15 tahun ke atas di Indonesia. Penelitian dilakukandengan desain cross sectional dengan sumber data yang digunakan adalah data Riskesdas 2013.Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan diet tidak sehat memiliki odds lebih tinggiuntuk mengalami kanker payudara (OR=1,14), serta faktor risiko lainnya adalah konsumsimakanan manis (OR=1,53), berlemak (OR=2,41), dan berkafein (OR=2,22) setelah dikontrololeh umur, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, penggunaan alatkontrasepsi hormonal, dan aktivitas fisik. Maka, dianjurkan kepada wanita usia 15 tahun keatas di Indonesia untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah serta membatasi konsumsimakanan manis, berlemak, dan berkafein untuk mencegah kanker payudara.Kata Kunci:diet, kanker payudara, wanita
Breast cancer cases in worldwide has increased sharply in the last ten years, especiallyin women. In recent decades, changes in diet trend occurred in various countries. The purposeof this study was to determine the dietary relationship to breast cancer in women aged 15years and over in Indonesia. The study was conducted with a cross sectional design with thesource of data used is Riskesdas 2013. The results shows that women with unhealthy diets havehigher odds of having breast cancer (OR = 1.14), as well as other risk factors are consumptionof sweet foods ( OR = 1.53), fat (OR = 2.41), and caffeine (OR = 2.22) after controlled by age,marital status, education, occupation, residence, the use of hormonal contraception, andphysical activity. Thus, it is recommended for women aged 15 years and over in Indonesia toincrease fruit and vegetable consumption and limiting consumption of sugary foods, fattyfoods, and caffeine to prevent breast cancer.Keywords:diet, breast cancer, women.
Read More
S-9299
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Simeon Munthe; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Besral, F. Jeanne Uktolseja, Sukanda
Abstrak: Abstrak
erpajan pestisida secara kronis dapat mempengaruhi status kesehatan . Efek tersebut bergantung pada toksisitas pestisida dan tingkat pajanannya. Bisnis petani kebanyakan memerlukan pestisida untuk meningkatkan hasil pertanian. Petani yang menggunakan pestisida harus memakai APD untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pestisida.
 
Desain kasus-kontrol telah digunakan untuk mengetahui risiko pajanan pestisida pada asma di kalangan petani, dengan 70 sampel yang menderita asma dan 210 sampel kontrol yang tidak asma, bertempat tinggal di desa dan bekerja sebagai petani, telah dilakukan di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.Variabel confounding dalam penelitian ini adalah penggunaan APD dan variabel tingkat pendidikan. Dalam penelitian ini tingkat eksposur dan penggunaan APD dikategorikan menjadi tiga kategori.
 
Hasil analisis: Risiko kejadian asma pada tingkat pajanan sedang dibandingkan dengan rendah (OR = 2,33, 95% CI: 0,72 – 7,61) sedangkan risiko kejadian asma pada tingkat pajanan tinggi dibandingkan dengan rendah (OR = 3,24, 95% CI: 1,06 – 10,37). Risiko kejadian asma pada penggunaan APD sedang dibandingkan dengan kurang (OR = 0,37, 95% CI: 0,19 – 0,72), sedangkan risiko kejadian asma pada penggunaan APD baik dibandingkan dengan penggunaan APD buruk (OR = 0,2, 95% CI: 0,07 – 0,53). Efek tingkat pajanan terhadap kejadian asma dipengaruhi oleh penggunaan APD, semakin lengkap penggunaan APD semakin kecil efek tingkat pajanan terhadap kejadian asma.
 

 
Chronic exposed of pesticide have harmful effect on health. Those harmful effect depends on the level of exposure and toxicity of pesticide. The farmer bussiness mostly need pesticide achieve the optimal of agriculture results. The farmer who use pesticide must be use personal protected equipments to reduced harmful effect of pesticide.
 
Design case-control have been use to study the risk of pesticide exposure on asthma among farmers, with 70 sampel who suffer from asthma and 210 control sampel who are not asthmatic, residing in the village and worked as farmer, has been done in Karo district of North Sumatera Province. The confounding in this study are use PPE variable and education level variable. In this study the level of exposure and use PPE are categorized into three categories.
 
Result analysis: the effect of middle level exposure of pesticide compared to low level on asthma(OR = 2.33, 95% CI: 0.72 to 7.61), while the effect of high level compared with low exposure on asthm (OR = 3.24, 95% CI: 1.06 to 10.37). the effect of middle level usage of PPE compared to less on asthma (OR = 0.37, 95% CI: 0.19 to 0.72), while the effect of good usage of PPE compared to less (OR = 0.2, 95% CI : .07 to .53). Effects of exposure level of pesticide on asthma is reduced by the use of PPE, more complete usage of PPE more diminishing the effect of exposure level on asthma.
Read More
T-3766
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Giri Widakdo; Pembimbing: Besral; Penguji: Toha Muhaimin, R. Sutiawan, Diding Sawaludin, Rusdi Effendi
Abstrak: Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan prevalensi ganguan mental emosional di Indonesia (usia 15 tahun keatas) sebesar 11,6 persen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuinya hubungan antara penyakit kronis dengan gangguan mental emosional. Desain penelitian ini crossectional yang mengggunakan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Sampel penelitian sebanyak 660.452 responden yang berusia 15 tahun ke atas dengan kriteria tidak sedang mengalami gangguan jiwa.
 
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional sebesar 11,58 person, risiko untuk mengalami gangguan mental emosional menjadi lebih tinggi pada mereka yang memiliki jumlah penyakit kronis lebih banyak dibandingkan responden yang tidak menderita penyakit kronis. Responden yang menderita satu penyakit kronis berisiko 2,6 kali, responden yang menderita dua penyakit kronis berisiko 4,6 kali, untuk responden yang menderita tiga penyakit kronis berisiko 12,4 kali dan responden yang menderita empat penyakit kronis atau lebih berisiko 7,2 kali lebih tinggi mangalami gangguan mental emosional dibandingkan dengan responden yang tidak menderita penyakit kronis.
 
Disarankan kepada Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan untuk membuat pedoman atau standart pelayanan-pelayanan tentang penyakit kronis yang terkait dengan gangguan mental emosional serta dibentuknya tim bimbingan teknis pelayanan tersebut bagi pemerintah daerah, dinas kesehatan dan rumah sakit.
 

 
Indonesia Basic Health Research (Riskesdas) year 2007 showed that the prevalence of mental emotional disorder in Indonesia estimated to 11.6 percents. The purpose of this study was to find out the relationship between chronic diseases with a mental emotional disorder. The study design was cross sectional, using data from Basic Health Research (Riskesdas) 2007. Total sample of 660.452 respondents aged 15 years and above with the criteria of not having a mental disorder.
 
Results showed that the prevalence of mental disorder at 11.58 percent, the risk of mental disorder to be higher relative to those who have higher number of chronic diseases. Respondents who suffer from one chronic disease have risk 2.6 times, two chronic disease have risk 4.6 times, three chronic disease have risk 12.4 times, four chronic disease have risk 7.2 times higher mental disorder as compared with respondents who did not suffer from chronic diseases.
 
We recommended to the Directorate of Community Mental Health Services Ministry of Health to create a guideline or standard care about the service-related chronic diseases mental emotional disorder and the establishment of the service team of technical guidance (tim bimbingan teknis) for local governments, health agencies, and hospitals.
Read More
T-3157
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Noni Parmawaty; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Popy Yuniar, Kodiat Juarsa, Siti Nurul Qomariyah
Abstrak:

Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) adalah alat manajemen untuk memantau program KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Pelaksanaan kegiatan PWS KIA yang telah berjalan selama ini masih bersifat surveilans pasif. Data yang dicatat dan dikumpulkan adalah data hasil surveilans pasif yaitu sasaran dan pelayanan ibu hamil dan bayi pada pelayanan kesehatan saja dan tidak berbasis kewilayahan. Kualitas data yang dijadikan masukan kepada sistem merupakan hal yang juga penting. Masukan data yang diharapkan adalah data yang valid dengan memperkuat aspek penelusuran dan survailans aktif  yang dilakukan oleh elemen kesehatan dibantu elemen masyarakat dengan basis wilayah. Dari masukan data yang berkualitas dapat menghasilkan analisis data yang berkualitas. Oleh karenanya maka perlu dikembangkan sistem supervisi sebagai suatu instrumen manajemen yang mengkoreksi dan mengendalikan masukan dan proses yang jelas terkait dengan mutu data. Penguatan sistem supervisi akan menggiring proses pencatatan dan pelaporan dilaksanakan sesuai standar. Bersama dengan instrumen manajemen lainnya, pemantauan dan evaluasi, supervisi menjadi tumpuan perbaikan mutu pelayanan secara berkesinambungan Metodologi yang digunakan adalah pendekatan sistem yang terdiri dari analisis sistem, perancangan sistem, perancangan basis data dan tahap uji coba. Pengembangan sistem menggunakan data sekunder kabupaten Malang dan Pasuruan. Kemudian sistem yang diajukan diujicobakan di kabupaten Pandeglang untuk mendapat masukan demi kesempurnaan sistem. Analisis data penelitian dilakukan dengan cara penggabungan analisis dari seluruh metode yang dilakukan. Berdasarkan hasil kajian data sekunder dan hasil wawancara, diketahui bahwa sistem supervisi tingkat desa perlu dikembangkan. Saran dari tingkat desa, puskesmas dan kabupaten mengenai kemungkinan pengembangan sistem telah dimanfaatkan untuk melihat kemungkinan penggunaan sistem dan penyempurnaan sistem. Pada sistem yang diajukan, supervisi dilakukan dengan menggunakan daftar tilik dengan tahap kegiatan yang terdiri dari orientasi, kajian mandiri, verifikasi, rencana tindak lanjut perbaikan dan evaluasi hasil. Informasi daftar tilik kemudian dimasukkan ke aplikasi perangkat lunak untuk diolah datanya. Hasil pengolahan perangkat lunak akan memberikan informasi wilayah prioritas berdasarkan tingkat kepatuhan yang ditunjukkan dengan kode warna tertentu. Penelitian yang telah dilakukan di tiga kabupaten terpilih telah menghasilkan rancangan sistem supervisi pencatatan dan pelaporan KIA terpadu di kabupaten yang dapat menkoreksi dan mengendalikan input dan proses yang dapat menghasilkan data dan informasi yang berkualitas sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan sistem perencanaan program KIA. Daftar Bacaan : 40 (1997—2009) Kata kunci: supervisi, sistem informasi, pemantauan wilayah setempat, KIA


 Maternal and Child Health Local Area Monitoring (MCH - LAM) is a management tool to monitor the MCH program continuously in a particular area for immediate and appropriate follow up.  The current LAM activities are still passive surveillance. Data collected through passive surveillance record pregnant women and newborn; the data are facility-based, not area-based. Data quality that serve as input for the system is also important. Input data are expected to be valid to strengthen active surveillance and tracking by health providers and community members in the area. Quality input will generate quality analysis. Therefore it is considered necessary to develop a supervision system as one of the management tool to correct and control inputs and process to provide quality data. Stronger supervision system will align recording and reporting to comply to standard. Together with other management tool, the monitoring and evaluation tool, supervision become the core of continuous quality improvement in health services. Methodology used in this study is system approach that consists of system analysis, system design, database design and pilot testing. Development of the system uses secondary data from Malang and Pasuruan districts. The system was then pilot tested in Pandeglang district to get input for finalization. Data were analyzed by combining all analysis result from the methodologies used in this study. Secondary data review and in-depth interview found that recording and reporting system at village level should be developed. Input from village, puskesmas and district levels on system feasibility has been utilized to see possibility of usage and refinement of the system. In the proposed system design, supervision is coducted using checklist containing steps of activities including orientation, self-assessment, verification, plan of action and continuous result evaluation. Information from the checklist is inputted into the software for data processing. The software output will yield information on priorities areas based on compliance result shown in color coding. The study was conducted in three districts and produced design of district level integrated MCH recording and reporting supervision system. The system is useful to correct and control input and process of recording and reporting mechanism and will produce valid data and information to improve maternal and neonatal program planning. References : 40 (1997—2009) Keyword: supervision, information system, local area monitoring, MCH

Read More
T-3273
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sandra; Promotor: Meiwita Budiharsana; Kopromotor: Tris Eryando, Achmad Nizar Hidayanto; Penguji: Endang L. Achadi, Kemal Nazaruddin Siregar, Evi Martha, Ing. Adang Suhendra, Hosizah Markam
Abstrak:
Pelayanan ibu hamil yang sesuai standar di Indonesia hanya sekitar 19%. Penelitian ini untuk mengevaluasi pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu di Puskesmas perkotaan di wilayah Kota Tangerang Selatan. Analisis dilakukan melalui kualitas dokumentasi pelayanan antenatal atau antenatal care (ANC) di Puskesmas serta alternatif solusi perbaikan kualitas ANC melalui model monitoring pelayanan antenatal berbasis teknologi informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan mengambil pemberi layanan antenatal serta penerima layanan antenatal di Puskesmas wilayah Kota Tangerang Selatan. Penelitian menunjukkan bahwa kualitas pencatatan masih kurang lengkap. Permasalahan utama dari kurangnya kualitas tersebut adalah beragamnya dokumentasi yang harus diisi secara manual oleh Bidan. Survei terhadap penerima pelayanan yaitu ibu hamil, menunjukkan bahwa ketepatan waktu kedatangan ibu di Puskesmas dipengaruhi oleh faktor sosial seperti: status pekerjaan, penghasilan, mengetahui alasan kedatangan ANC, adanya penjelasan diagnosis, dan jenis pencatatan jadwal ANC. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pelayanan sesuai standar adalah pendidikan, status pekerjaan, dukungan komunitas (kader) dan dukungan dari Bidan. Hasil ini merekomendasikan penggunaan teknologi informasi dalam pelaksanaan monitoring pelayanan antenatal terpadu direkomendasikan agar meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan yang dijalankan saat ini. Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang aspek sosial dan teknikal yang mempengaruhi kesiapan Puskesmas dalam mengadopsi Sistem Teknologi Informasi. Mayoritas Bidan dan Kader di Puskesmas wilayah Kota Tangerang Selatan telah siap untuk menggunakan sistem monitoring pelayanan antenatal berbasis teknologi informasi. Sementara dari hasil pengujian keberpakaian menggunakan metode System Usability Scale terhadap desain sistem monitoring dan registrasi ibu hamil (SIMORI) memperlihatkan bahwa desain tersebut dapat diterima oleh pengguna. Kesimpulan dari penelitian ini adalah model monitoring antenatal care terpadu berbasis Teknologi Informasi seperti sistem monitoring dan registrasi ibu hamil (SIMORI) yang di desain sesuai kebutuhan pengguna. Sistem ini direkomendasikan untuk mengintegrasikan proses pelayanan antenatal, mempermudah proses monitoring standar pelayanan antenatal di Puskesmas, dan pemantauan sendiri oleh ibu hamil.
Read More
D-427
Depok : FKM-UI, 2020
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive