Ditemukan 35267 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Cakupan Peran Serta Masyarakat di Kabupaten Subang masih rendah, salah satu penyebab dari permasalahan tersebut berhubungan dengan kemampuan manajerial kepala Puskesmas. Berkaitan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan manajerial kepala Puskesmas dalam penggerakan masyarakat di Kabupaten Subang pada Tahun 2006. Dengan mempelajari hubungan antara kemampuan manajerial kepala Puskesmas tersebut dengan faktor internal yang terdiri dari Umur, Pendidikan dan Lama kerja serta faktor eksternal yang terdiri dari Supervisi, Pelatihan, Umpan balik dan Sarana kerja. Dalarn penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dimana data yang dikumpulkan berupa data primer yang didapat melalui kegiatan wawancara mend alam dan Focus Group Discussion dengan informan dari Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas dan Tokoh Masyarakat, sedangkan data sekunder diperoleh melalui kegiatan penelusuran dokumen baik di tingkat Dinas Kesehatan maupun Puskesmas yang menjadi lokasi penelitian. Dari wawancara mendalam dapat diketahui bahwa rendahnya cakupan peran serta masyarakat dipicu oleh beberapa permasalahan mendasar, selain karena kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan yang ada masih sangat terbatas, kemampuan manajerial kepala Puskesmas sebagai pimpinan tertinggi di wilayah kerjanya juga rata-rata masih kurang, mereka belum mampu memaksimalkan potensi yang ada untuk membantu pelaksanaan program Puskesmas. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari ketiga faktor internal yang diteliti ternyata faktor yang tampak cenderung berhubungan dengan kemampuan manajerial kepala Puskesmas dalam penggerakan masyarakat adalah faktor lama kerja. Sedangkan dari keempat faktor eksternal temyata tidak ada satupun yang mempengaruhi kemampuan manajerial kepala Puskesmas dalam penggerakan masyarakat. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini ditujukan kepada pihak Dinas Kesehatan sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor tersebut diatas terutama lama kerja pegawai dalam pengangkatan Kepala Puskesmas di wilayah kerjanya. Disamping itu sebaiknya pihak Dinas lebih menyeimbangkan porsi pelatihan antara pelatihan teknis medis dengan pelatihan manajemen, khususnya mengenai manajemen dalam peningkatan peran serta masyarakat.
Public Cooperation in health sector in Subang distric still far from adequate, one of the causes from those problems related with Puskesmas chief managerial ability. Related with those cases then done research that aim to get the view about related factors related with Puskesmas chief managerial ability in moving society Subang distric in year 2006. By learn the relation between Puskesmas chief managerial ability along with internal factor that consist of Age, Education, and Working Length and also external factor that consist of Supervision, Training, Feedback and Working tools. In this research, approach that used is qualitative approach, where collected data is primary data that got from deep interview activity and Focus Group Discussion with informant from Health Agency, Puskesmas Chief and Public Figure, while secondary data got from document study activity whether in Health Agency or Puskesmas that become research location. From deep interview also known that public cooperation in health sector still far from adequate those cases triggered by some basic problems, besides quality and quantity of health source that still limited, Puskesmas chief managerial ability as highest leader in his working area even still low, they not yet can maximize available potency to help in conduct Puskesmas program. Research result be known that from three researched internal factor obviously factor that affect Puskesmas chief managerial ability in moving society is working length. While from four external factors obviously no one that affect Puskesmas chief managerial ability in moving society. Suggestion that can be submitted based on this research result showed to Public Health office is better considering those factors especially employee working length in giving position of Puskesmas Chief in his working area. Besides, Agency should balance training portion between medical techniques with management training, especially about management in improving public role.
Dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka pelaksanaan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) perlu terus dipantau dan dievaluasi dari berbagai aspek.Salah satu aspek yang cukup penting dan banyak konstribusinya dalam menopang keberhasilan program KIA adalah aspek kemampuan manajerial dan bidan Puskesmas. Meskipun pemerintah telah melakukan terobosan-terobosan dengan penempatan bidan di desa, namun hasilnya sampai sekarang belum sesuai dengan harapan yang ditandai masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kemampuan manajerial bidan dalam pelaksanaan program KIA di Puskesmas, dan faktor-faktor yang berhubungan.Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Cabang Dinas Kesehatan Ciawi Kabupaten Bogor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan unit analisis Bidan Puskesmas dan bidan di desa (individu) dan pengambilan sampel dilakukan dengan total populasi, sebanyak 105 responden.Variabel yang diteliti meliputi variabel dependen yaitu fungsi-fungsi pelaksanaan manajemen program KIA (perencanaan, penggerakan dan penilaian), sedangkan variabel independen adalah faktor internal (umur, pendidikan dan lama bekerya) dan faktor eksternaI ( supervisi, pelatihan, umpan balik, dorongan masyarakat dan sarana kerja).Penelitian ini menyimpulkan bahwa kemampuan manajerial bidan di Puskesmas dan desa proporsinya tidak jauh berbeda antara yang baik dan yang kurang baik. Dengan Kai Kuadrat dan multivariate, bermakna yang berhubungan dengan kemampuan manajerial bidan yaitu , supervisi, pelatihan dan dukungan masyarakat, dan yang paling bermakna adalah supervisi dengan p. value 0,000.Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor , Kepala Cabang Dinas Kesehatan Ciawi Kabupaten Bogor dan Kepala Puskesmas agar mengingatkan serta menegaskan kembali pentingnya melaksanakan manajemen program KIA oleh Bidan di Puskesmas, selalu melakukan bimbingan teknis dan segera memberikan umpan balik hasil kerja bidan di Puskesmas dan desa.
In discreasing Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) as one of the effort in the human resource improvement, the implementation of Mother and Child Care must be monitored and evaluated on several aspects.One of the aspect that is necessary which will contribute to success of break through Mother and Child Care program in Public Health Centre of Midwife is the midwife's managerial competence. While although government base distributed some midwife in Public Health Center and the village midwife, but the result is unmet with the expectation it is can be prospek by the highly Maternal Mortality Rate and Infant Mortality Rate.The goal of this study is feed back to describe the ralation factors in managerial competence of midwife in implementing Mother Chuld Care program in Public health. Design research is using cross sectional with analysis unit in Public Health Centre midwives and village midwives. Sampel has taken by total population, sum 105 respondent.The variables which was researched involve dependent variable by the function of the Application of Management Mother and Child Health Care program namely planning, actuating, and evaluation, where as the independet variables were age, educuation , periode of work, supervision, training, community support, jof feed back and infra structure. Result of this study is that midwif's managerial competence in Health Centre and in the village midwife is not so different. By the Chi-Square statistic exam and Multivariate, known that supervision was a factor related with comptence manajerial midwife of the mother and child Health care Program (p.value = 0,000).According to the reseach, recommended for District Health Bogor and Ciawi Health Area and head of Public Health centre in order to remind and will focus how necessary application of Mother and Child care by midwife, always technical guidance and job feed back with midwife resulted in Public Health Centre.
Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian anak umur di bawah 5 tahun. Perkiraan kematian yang disebabkan batuk dan nafas cepat sebesar 6 permil. Program pemberantasan penyakit ISPA diupayakan untuk mengurangi kematian karena pneumonia. Penatalaksanaan kasus pneumonia oleh petugas menggunakan tata laksanana ISPA. Keberhasilan upaya program P2 ISPA merupakan daya ungkit penurunan kematian karena ISPA.. Secara teori target penemuan kasus pneumonia adalah 10 % dari jumlah balita. Penemuan kasus pneumonia didukung oleh tenaga kesehatan terlatih penatalaksanaan ISPA dan sarana penemuan kasus pneumonia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan penemuan kasus pneumonia di Puskesmas, diantaranya faktor tenaga, sarana dan manajemen.Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan cross sectional dengan sampel sebanyak 33 puskesmas atau total populasi di Kabupaten Bekasi. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner dan data sekunder dari data hasil cakupan penemuan kasus pneumonia tahun 2001. Analisis data dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan perangkat lunak Epi Info dan perangkat lunak statistik lainnya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakupan penemuan kasus pneumonia di 75,8 % puskesmas adalah kurang. Secara proporsional faktor tenaga yang kurang, berada pada puskesmas dengan cakupan penemuan kasus pneumonia kurang. Begitu pula faktor sarana yang kurang, berada pada puskesmas dengan cakupan penemuan kasus pneumonia yang kurang. Sementara faktor manajemen, bila dilihat satu per satu yaitu pembuatan rencana kerja tahunan, staff meeting, bimbingan teknis dan evaluasi tidak memberikan pengaruh terhadap cakupan penemuan kasus pneumonia.Penelitian ini hendaknya dilanjutkan dengan penelitian kualitatif dengan penajaman kuesioner atau observasi serta melihat faktor lain melalui pendekatan individu sehingga didapatkan gambaran yang utuh mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan penemuan kasus pneumonia.
Correlation Factors of Number of Pneumonia Case Finding in Public Health Center in Bekasi District for year 2001Pneumonia is the one of cause of death in under five children. The estimated of death caused by cough and rapid breath are sixth per miles. The Acute Respiratory Infections (ARI) Program is an effort to reduce of death caused by pneumonia. The management of pneumonia by health worker is using the management of ARI. The aim of ARI Program is to decrease the death caused by ARI. Theoretically, the target of pneumonia case finding is 10 % from the number of under five children. The pneumonia case finding is done by specially trainee health workers in ARI management. The aim of this research is to know about the factors correlated with the number of pneumonia case finding in public health center, including human factor, equipment factor and management factor.The research is designed with descriptive analysis by cross sectional on 33 Public Health Center (PHC) as samples which are similar with total PHC District Bekasi. Primary data was collected trough interviewing respondent with questioner; secondary data was collected from annual report of the number of pneumonia case finding in Bekasi District 2001. The data was analyzed using to Epi Info software and related statistical software.The result of this research indicated that the prevalence of pneumonia found in PHC 75,8 % was considered as under reported. Proportionally, it trained health worker shows that the lower the number of pneumonia case found in PHC. Also, PHC having less equipment has lower number of pneumonia case found. Analysis on individual management factors including annual planning, staff meeting, technical assistance, and evaluation, shows no impact on the number of pneumonia case finding.This research must be followed up by qualitative research using more accurate questioner or observation and other factors with individual approach to get the complete picture about factors correlated with the number of pneumonia case finding.
