Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34027 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Sunarni; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Fatma Lestari, Jimmy Erick Prasetya
T-2693
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kusmiyati; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Hendra; Puti Aspita Yulianti
Abstrak: Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh negara penghasil batubara terbesar di dunia. Karakteristik pertambangan yang padat teknologi membuat industri tambang tidak luput dari risiko kecelakaan kerja yang disebabkan oleh banyak faktor. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran penyebab langsung dan penyebab dasar kecelakaan kerja pada kegiatan penambangan batubara terbuka di divisi Mining Operation PT X Tahun 2015. Penelitian ini mengacu pada teori Domino dan Loss Causation Model. Desain penelitian yang digunakan adalah mixed methods research. Data kuantitatif menggunakan data sekunder berupa laporan investigasi kecelakaan untuk melihat distribusi gambaran penyebab kecelakaan kerja yang kemudian dilanjutkan dengan studi kualitatif analisis penyebab kecelakaan kerja pada insiden property damage dan lost time injury. Adapun teknik penelitian yang digunakan adalah SCAT dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan penyebab langsung yang berkontribusi paling banyak adalah pengambilan keputusan yang tidak tepat dari operator, pelanggaran, dan kondisi lingkungan yang berbahaya. Sementara penyebab dasar mencakup: sikap agresif yang tidak tepat, kelelahan dan perilaku selamat yang penting tidak cukup diidentifikasi. Tindakan perbaikan saat ini telah dilakukan oleh operator dengan mengetahui dan mematuhi prosedur kerja. Supervisor akan meningkatkan pengawasan dan manajemen melakukan refreshment terhadap prosedur kerja untuk mencegah kecelakaan serupa tidak terulang kembali.
Kata kunci: kecelakaan kerja, tambang, penyebab langsung, penyebab dasar
Indonesia is one of the ten largest coal producing country in the world. Mining characteristics which complicated and surrounded with high technology make the risk of workplace accidents in mining industry unavoidable which occur due to many factors. The purpose of this study is to describe the immediate causes and basic causes of occupational accidents on surface coal mining activities in Mining Operation Division PT X in 2015. This study refers to Domino and Loss Causation Model theory. The design uses a mixed methods research. The quantitative data using secondary data from the accident investigation reports to get the accident causes distribution, then followed by a qualitative study which analyzing occupational accident causes of property damage and lost time injury incidents. The research tools use SCAT and in-depth interview. The results show that the most contributing factor as a direct cause are improper decision making, violation, and hazardous environmental conditions. While the basic causes include: inappropriate aggression, fatigue and inadequate identification of critical safe behaviors. Improvement behavior is now performed by operators by obey the work procedures. Supervisors will upgrade supervision intensively and management will do the refreshment of working procedures to prevent similar accidents happen again in the next day.
Keywords: Occupational Accidents, mining, direct cause, basic cause
Read More
S-9098
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Riska Marini; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan
M-1107
Depok : FKM UI, 2002
D3 - Laporan Magang   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maura Emillia Kirana; Pembimbing: Mufti Wirawan; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Winanda Mashlahat
Abstrak: Bekerja di ketinggian merupakan aktivitas yang memiliki risiko tinggi. Kasus jatuh dari ketinggian berkontribusi atas 38% dari 105.182 kasus kecelakaan kerja di sektor konstruksi. Pada tahun 2020 dan 2021, PT.X memiliki dua kecelakaan jatuh dari ketinggian. Pengaruh organisasi menjadi kontributor paling besar dalam kedua kasus yang ada. Studi ini membahas secara mendalam terkait analisis kecelakaan bekerja di ketinggian yang terjadi pada PT.X pada tahun 2020-2021 menggunakan aspek human factors. Pada analisis kecelakaan, akan digunakan salah satu teori human factors yaitu Swiss Cheese Model dengan tools turunan yaitu Human Factors Analysis and Classification. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan data sekunder serta wawancara dengan pihak PT.X. Penggunaan aspek human factors pada kecelakaan bekerja di ketinggian akan menemukan kondisi laten dan kegagalan aktif yang dapat menjadi faktor-faktor kontributor terhadap kecelakaan. Kondisi laten yang ditemukan antara lain kurangnya kesadaran manajemen dalam menegakkan aspek keselamatan, belum tersedianya fasilitas pendukung safety yang optimal, dan lainnya. Sedangkan kondisi aktif yang berkontribusi antara lain pengetahuan dan pelatihan yang kurang dari pekerja tentang bahaya serta pengendalian di tempat kerja, pelanggaran aturan kerja, dan lainnya. Peneliti menyarankan untuk PT.X melakukan perbaikan atas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian kecelakaan khususnya di level manajemen dan organisasi.
Working at heights is a high-risk activity. Falls from heights accounted for 38% of the 105,182 work accidents in the construction sector. In 2020 and 2021, PT.X had two falls from a height. Organizational influence is the biggest contributor in both cases. This study discusses in depth the analysis of work accidents at the height that occurred at PT.X in 2020-2021 using human factors aspects. In the accident analysis, one of the theories of human factors will be used, namely the Swiss Cheese Model with derivative tools, namely Human Factors Analysis and Classification. The research method used is a case study using secondary data and interviews with PT.X. The use of human factors aspects in accidents at work will find latent conditions and active failures that can be contributing factors to accidents. Latent conditions found include lack of management awareness in enforcing safety aspects, unavailability of optimal safety support facilities, and others. While active conditions that contribute include lack of knowledge and training of workers about hazards and controls in the workplace, violation of work rules, and others. Researchers suggest PT.X make improvements to the factors that contribute to the incidence of accidents, especially at the management and organizational levels.
Read More
S-11066
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Medonna Febrina Putri; Pembimbing: Syahrul Meizar Nasri; Penguji: Mila Tejamaya, Doni Hikmat Ramadhan, Samy Awaludin, Alfa Khinani
Abstrak: Tesis ini membahas mengenai penilaian risiko kesehatan berdasarkan task analysis pada aktivitas well services industri pengeboran minyak bumi di PT X Tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian semikuantitatif dengan desain deskriptif berdasarkan HRA model PT Pertamina (2018) berdasarkan factor tingkat pajanan dan tingkat. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi aktivitas well services berdasarkan task yang ada pada SOP dan JSA, walkthrough survey dan menilai risiko. Berdasarkan penilaian risiko kesehatan didapatkan tingkat risiko tinggi (high) untuk bahaya bising terhadap SEG floorman, driller, derrickman, dan mechanic dan bahaya ergonomi terhadap SEG floorman, driller, derrickman, dan operator dozer. PT AB dan PT CD perlu melakukan pengendalian tambahan terhadap bahaya bising dan bahaya ergonomi antara lain: Hearing Loss Prevention Program (HLPP), audit terhadap SOP & peralatan, melakukan pengukuran dosis personal bahaya bising, pembatasan jam kerja, pengukuran audiometri, melakukan supervisi dilapangan terhadap pengunaan earplug, pengunaan double earplug & earmuff, melakukan sosialisasi bahaya bising secara konsisten, menyediakan perancah (scafolding) pada aktivitas nipple up & nipple down horse head, melakukan pelatihan posisi tubuh yang ergonomi serta menambahkan Ergonomic Postur Assessment sebagai salah satu item dalam pemeriksaan kesehatan berkala. Bahaya gas H2S terhadap SEG floorman, driller dan derrickman dan bahaya gas CO terhadap SEG mechanic mendapatkan tingkat risiko medium, sehingga perlu dilakukan pemantauan implementasi pengendalian yang sudah ada serta pengendalian tambahan secara konsisten. Selanjutnya bahaya getaran mendapatkan tingkat risiko low terhadap SEG mechanic dan bahaya gas O2 terhadap SEG floorman, driller, derrickman, mechanic dan operator Dozer mendapatkan tingkat risiko very low, oleh karena itu PT AB dan PT CD melalui HES departemen perlu melakukan monitoring secara berkala dan konsisten terhadap impelementasi pengendalian yang sudah ada. Selain itu hasil penelitian ini juga menyarankan bahwa identifikasi potensi bahaya lainnya seperti pencahayan, radiasi gamma, heat stress, welding fume, bahaya biologi dan bahaya psikososial pada pekerjaan well services berdasarkan task analysis.
This thesis discusses the health risk assessment based on task analysis on the well services activities of the petroleum drilling industry at PT X 2019. This research is a semiquantitative study with a descriptive design based on the HRA model of PT Pertamina (2018) bases factor exposure level and hazard level. The first step is to identify performed the task well services based on SOP and JSA, walkthrough survey and risk assessment. Based on the health risk assessment, there is a high risk level for noise hazards to similar exposure group (SEG) floorman, driller, derrickman, and mechanic and ergonomic hazards to floorman, driller, derrickman, and dozer operators. PT AB and PT CD need to conduct additional controls for noise hazards and ergonomic hazards, including: Hearing Loss Prevention Program, auditing SOPs & equipment, measuring personal dose of noise hazards, limiting working hours, audiometric measurements, conducting field supervision of the use of earplugs, using double earplugs and earmuffs, disseminating noise hazards consistently, providing scaffolding for Nipple Up and Nipple Down Horse Head activities, conducting ergonomic body position training, and adding Ergonomic Posture Assessment as an item in periodic health checks. The hazard of H2S gas to the SEG floorman, driller and derrickman and the danger of CO gas to the SEG mechanic has a medium level of risk, it is necessary to monitor the implementation of existing controls as well as additional controls consistently. Furthermore, the vibration hazard gets a low risk level for the SEG mechanic and the danger of O2 gas against the SEG floorman, driller, derrickman, mechanic and Dozer operators get a very low risk level, therefore PT AB and PT CD through the HES department need to monitor regularly and consistently the implementation of existing controls. In addition, the results of this study also suggest that the identification of other potential hazards such as lighting, gamma radiation, heat stress, welding fume, biological hazards and psychosocial hazards in well-service work based on task analysis
Read More
T-6016
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alles Sandra Tardeli; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Mufti Wirawan, Widura Imam Mustopo, Mersi Abadi
Abstrak:
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan/atau pemurnian, pengangkutan dan pencucian serta pascatambang, yang pada umumnya dilaksanakan di area yang terpencil (remote area), oleh karena itu kegiatan pertambangan sangat rentan terhadap risiko K3 terutama kecelakaan tambang. Tujuan penelitian ini melakukan kajian analisis gap Human Factors dengan metode HFACS dan Interaksi antar faktor yang berkontribusi terhadap kejadian Kecelakaan Tambang Berakibat Fatal pada tahun 2022. Metode Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) dikembangkan oleh Wiegmann dan Shapell pada tahun 2003 yang didasarkan pada model swiss cheese, pada penelitian ini akan secara lebih mendalam mengungkap bahwa faktor kontribusi manusia yang tidak muncul secara tiba-tiba atau akibat pelanggaran individual pekerja namun ada kontribusi dari kegagalan pengelolaan organisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain case study terhadap laporan Berita Acara hasil investigasi Kecelakaan Tambang berakibat 8 perusahaan pertambangan mineral dan batubara pada tahun selama periode bulan Januari sampai dengan Desember 2022. Hasil dari penelitian ini terdapat 43 penyebab dari sisi human factors, dengan distribusi terdiri atas skill-based error sebesar 2%, decision error sebesar 14%, perceptual error 2%, exceptional violation 0%, lingkungan fisik 5%, lingkungan teknis 9%, kondisi operator 7%, keterbatasan fisik/mental 0%, kegagalan pengelolaan pekerja 7%, kesiapan personil 2%, supervisi yang tidak memadai 16%, operasi yang tidak sesuai rencana 5%, gagal memperbaiki masalah 0%, pelanggaran kepemimpinan 2% dan proses organisasi sebesar 9%.

Mining activities are a capital-intensive and occupational safety and health (K3) risk-intensive industry, which includes the stages of general investigation, exploration, feasibility studies, construction, mining, processing and/or refining, transportation and washing and post-mining activities, which are generally carried out in remote areas, therefore mining activities are very vulnerable to K3 risks, especially mining accidents. The aim of this research is to study the Human Factors gap analysis using the HFACS method and the interactions between factors that contribute to fatal mining accidents in 2022. The Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) method was developed by Wiegmann and Shapell in 2003 which is based on the model swiss cheese, this research will reveal in more depth that the human contribution factor does not appear suddenly or as a result of individual workers' violations but there is a contribution from failure in organizational management. This research uses a qualitative method with a case study design on the Minutes of Mining Accident Investigation Reports affecting 8 mineral and coal mining companies in the period January to December 2022. The results of this research are 43 causes from the human factors side, with a distribution consisting of on skill-based error of 2%, decision error of 14%, perceptual error of 2%, exceptional violation 0%, physical environment 5%, technical environment 9%, operator condition 7%, physical/mental limitations 0%, worker management failure 7%, personnel readiness 2%, inadequate supervision 16%, operations not according to plan 5%, failure to fix problems 0%, leadership violations 2% and organizational processes 9%.
Read More
T-6916
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Darius Agung Prata; Pembimbing: Ridwan Z. Sjaaf, Zulkifli Djunaidi; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Warid Nurdiansyah, Deny Rianto
Abstrak: Tesis ini membahas tentang evaluasi kegiatan investigasi kecelakaan yang dilakukan diPT. HPU pada tahun 2018. Jenis penelitian termasuk penelitian kualitatif denganpendekatan phenomology. Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahuihasil implementasi metode investigasi dua level yang digunakan semenjak tahun 2015.Dari hasil penelitian diketahui bahwa secara teoritis, metode investigasi yang diterapkanmasih masuk ke dalam metode investigasi yang sesuai berdasarkan karakteristik sistempada industri tambang. Dalam proses investigasi insiden terlihat bahwa kegiataninvestigasi belum berjalan sesuai dengan tujuan implementasi investigasi kecelakaan dualevel. Investigator masih belum begitu sempurna dalam memahami penggunaan metodeinvestigasi level dua akibat pengaruh dari metode investigasi level pertama yang sudahsangat dikuasai. Dan pada komponen output, terlihat bahwa metode investigasi level duamampu secara lebih baik menghasilkan laporan yang dapat menggambarkan faktorpenyebab kecelakaan secara lebih lengkap dibandingkan metode level pertama. Dalampelaksanaan kegiatan investigasi, metode level kedua masih memerlukan adanya panduanyang lebih jelas bagi investigator untuk memudahkan dalam penggunaannya. Perlu jugadilakukan peningkatan pengetahuan bagi investigator untuk lebih memahami model yangmelandasi metode investigasi yang digunakan.
Kata kunci :Metode investigasi, model kecelakaan
This thesis discusses the evaluation of accident investigation activities conducted at PT.HPU in 2018. The type of the research is qualitative research with phenomologyapproach. The purpose of this research is to describe the result of the implementation oftwo-level investigation method used since 2015 in PT. HPU, with interview anddocument observation as a research tools. From the results of the research it is knownthat based on theoretically, the investigation methods applied still suitable withappropriate investigation method characteristics of the mining industry system. In theinvestigation process, it is showing that the investigation activities have not been run inaccordance with the purpose of the implementation of two-level accident investigation.There is lack of understanding about how to apply the second-level investigation methodsby investigator due to the influence of the already highly-trained first-level investigationmethods in the past. On the output component, it is showing that the second-levelinvestigation methods are able to better generate reports that can be illustrate the accidentcausal factors more comprehensive than the first level methods. In the investigationprocess, the second level methods still requires a guidance about how the methods shouldbe implementing in the investigation activities. It is also necessary if an investigatorhaving better understanding about the underlying model as a basic model framework forthe investigation methods.
Key word: Accident investigation method, accident causation model.
Read More
T-5204
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Devy Normalita Putri; Pembimbinig: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Mila Tejamaya, Wildan Ramdan Nurhuda, Aditya Tetra Firdaussyah
Abstrak: International Labour Organization (ILO), setiap tahun ada lebih dari 250 kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. dan 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Dampaknya pada ekonomi dunia karena hilangnya hari kerja mendekati 4% dari GDP Global. PT. X merupakan perusahaan konsorsium konstruksi migas yang salah satu aktivitas yang memiliki tingkat kecelakaan kerja tinggi di PT. X hal ini dapat dilihat dari data pendahulu kecelakaan kerja yang dimiliki PT. X pada periode Januari 2023 sampai dengan April 2023 dengan total kasus kecelakaan kerja sebanyak 40 kejadian. Dari uraian diatas maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja pada perusahaan konstruksi migas di PT. X Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan rancangan crossectional. Penelitian ini memiliki sampel berjumlah 106, penelitian dilakukan pada bulan Mei 2023 sampai dengan Juni 2023, berusia rata-rata 28 tahun dan di dominasi usia di atas 28 tahun sebanyak 94 pekerja (88,7%), jenis kelamin di dominasi pekerja laki-laki sebanyak 85 pekerja (80,2%), untuk tingkat pendidikan di dominasi pekerja berpendidikan tingkat tinggi sebanyak 85 pekerja (83%), dan masa kerja di dominasi pekerja yang bekerja di bawah 5 tahun sebanyak 91 pekerja (85.8%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Analisis Bivariat terdapat 4 Faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja yaitu Shift Kerja dengan hasil p value 0,000 < 0,05, Sosialisasi K3 dengan hasil p value 0,008 < 0,05, Pengawasan Manajemen dengan hasil nilai p value 0,032 < 0,05 dan Penggunaan APD dengan hasil p value 0,090 < 0,05. Dengan hasil Analisis Multivariat yang menunjukkan bahwa faktor yang dominan adalah faktor shift kerja. Kesimpulannya adalah faktor yang paling mendominasi dalam terjadinya kecelakaan kerja adalah shift kerja. --- International Labor Organization (ILO), every year there are more than 250 accidents in the workplace and more than 160 million workers become sick due to hazards in the workplace. and 1.2 million workers died as a result of accidents and illness at work. The impact on the world economy due to lost working days is close to 4% of Global GDP. PT. X is an oil and gas construction consortium company which is one of the activities that has a high work incident and or accident rate at PT. X, this can be seen from the work incident and accident predecessor data owned by PT. X in the period January 2023 to April 2023 with a total of 40 occupational incident and accident cases. From the description above, the authors want to conduct research on the factors that influence occupational incident and or accidents at oil and gas construction companies at PT. X Year 2023. This research uses a descriptive analytic research design with a cross-sectional design. This study has a sample of 106, the study was conducted from May 2023 to June 2023, the average age is 28 years and the predominance is over 28 years of age as many as 94 workers (88.7%), gender is dominated by male workers as many as 85 workers (80.2%), for the level of education dominated by highly educated workers as many as 85 workers (83%), and years of service dominated by workers who worked under 5 years as many as 91 workers (85.8%). The results of this study indicate that in Bivariate Analysis there are 4 factors that influence work accidents, namely Shift Work with a p-value of 0.000 <0.05, OSH Socialization with a p-value of 0.008 <0.05, Management Supervision with a p-value of 0.032 <0 .05 and use of PPE with a p value of 0.090 <0.05. With the results of Multivariate Analysis which shows that the dominant factor is the work shift factor. The conclusion is that the most dominating factor in the occurrence of work accidents is shift work.
Read More
T-6748
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syamsurizal; Pembimbing: Ridwan Z. Sjaaf; Penguji: Baiduri, Robiana Modjo, Syahrul E. Panjaitan, Mayarni
T-2805
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Khodijah; Pembimbing: Mufti Wirawan; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Tyagita Meyril
Abstrak: Kegiatan hulu migas memiliki risiko tinggi terkait K3 dan kegiatan pemboran menjadi risiko paling tinggi. 80% penyebab kecelakaan pemboran disebabkan oleh human performance. Tahun 2020, aktivitas pemboran di PT. X menyumbang kecelakaan sebesar 3 dari 8 kecelakaan dan penyebab umum kecelakaan yang terjadi karena faktor manusia. Unsafe acts dianggap menjadi penyebab utama dalam kecelakaan pemboran di industri migas. Maka, penelitian ini membahas mengenai analisis kasus kecelakaan pemboran pada industri migas di PT.X dari sudut pandang faktor manusia. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis faktor kontribusi dari kegagalan aktif dan laten dan menganalisis kasus kecelakaan kerja dari sudut pandang faktor manusia pada aktivitas pemboran yang terjadi di PT. X tahun 2022, serta menentukan rekomendasi untuk perbaikan kedepannya dari kegiatan pengeboran di PT. X. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dari data sekunder dan hasil wawancara. Didapatkan hasil bahwa kondisi laten yang berkontribusi terhadap kecelakaan pemboran yang terjadi di PT. X pada tahun 2022 yaitu gagal mengupdate regulasi terbaru, pengendalian yang dilakukan masih bersifat administratif, kegagalan otoritas penerbit dalam mengecek kelengkapan berkas, tidak adanya pemeriksaan berkala yang terjadwal pada peralatan, gagal memastikan serah terima sumur dilakukan secara keseluruhan, penyusunan JSA kurang baik, gagal menyampaikan bahaya dan risiko secara detail, kegagalan koordinasi di internal kontraktor, gagal mengomunikasikan bahaya dan risiko yang sudah ada di risk assessment, dan kondisi jalan yang seharusnya sempit sehingga memilih permukaan yang miring. Sedangkan kegagalan aktif yang berkontribusi yaitu gagal menginterpretasikan peralatan yang rusak dan kondisi jalan yang berbahaya, tidak melalukan pengecekan kondisi sumur ketika hujan deras, dan pelanggaran SOP. Sehingga ditemukan bahwa kondisi laten lebih banyak berkontribusi sehingga menimbulkan kegagalan aktif atau unsafe acts. Kegagalan yang paling berkontribusi pada tiap layer HGACS-OGI yaitu organizational influences (organizational process), unsafe supervision (supervision violations), preconditions for unsafe acts (environmental factors - physical environment), dan unsafe acts (errors - perceptual errors). Sintesa dari hasil analisis didapat bahwa safety value belum tertanam di PT. X. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan K3 belum dilakukan secara menyeluruh di lapangan, sehingga safety belum terintegrasi di dalam kegiatan operasi. Sehingga rekomendasi yang diberikan penulis yaitu menjadikan K3 sebagai safety of work.
Read More
S-11475
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive