Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 21764 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Erwan Jus; Pembimbing: Hasbullah THabrany; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Tekky P. Jokom
Abstrak:

Lama waktu di UGD adalah urutan utama dari kecepatan pelayanan UGD dan merupakan petanda dari sasaran mutu. Penelitian tentang waktu untuk menilai proses pelayanan UGD dapat membantu menjelaskan sebab lamanya waktu pelayanan UGD. Tujuan dari penelitlan ini adalah untuk menganallsis faktor-faktor yang mempengruuhi waktu peJayanan pasien UGD RS Ptuit. Metoda: Dengan penelitian survei, yang mengambil tempat di UGD RS Plult, peneliti mengobservasi 171 pasien yang dltangani selama 3 minggu berturut-turut pada periode Maret 2008, Data penting yang dicatat, meliputi karakteristik pasien, durasi pelayanan perawat, durasi pelayanan dokter dan durasi total layanan pasien UGD RS Pluit. Dilakukan uji Anova dan t test untuk menentukan fuktor-faktor yang rnempengaruhi durasi pelayanan pasien pada nilai a=O,1. Hasil: Pasien berusia tua, pasien status Gawt dokter, pelatihan EKG dokter, pelatihan ACLS perawat berhubungan dengan durasi total layanan pasien UGD RS Pluit. Kesimpulan. Kategori pasien dan karakteristik dokter dan perawat adalah variabel independen penting yang secara signifikan mempengaruhi durasi.


Length of stay (LOS) is a key measure of emergency department (ED) throughput and a marker of quality objective. Time study that assess ED services will help to clarify the causes of prolonged ED service to patients, The objectives of this study were to analyze factors influencing. Methods: In this survey study, conducted at Emergency Department of Pluit hospital investigators observed 171 patients treated during a continuous 3-weeks period in March 2008. Key data were recorded, including patients characteristics, nurses service time doctors service time, and overalJ ED LOS, Anova test and t test were performed to determine which factors were associated with Emergency Department LOS to patients on a=O,1. Results: Elderly patients, patients in emergency status, patients with doctors better, doctors ECG training and nurse's ACLS training were significant associated with ED's service duration.

Read More
B-1076
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hannibal Pardede; Pembimbing: Sandi Iljanto
B-443
Depok : FKM UI, 2000
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nanik Supriani; Pembimbing: Puput Oktamiani; Penguji: Kurnia Sari, Permanasari, Vetty Yulianti, Susi Setyawati, Budi Hartono
Abstrak:

ABSTRAK

Pemanfaatan suatu pelayanan kesehatan merupakan hasil interaksi antara pengguna jasa pelayanan kesehatan dan penyelenggara pelayanan kesehatan. Interaksi ini merupakan suatu hal yang sangat kompleks dan berhubungan dengan banyak faktor. Rumah Sakit Hermina Bekasi adalah rumah sakit umum swasta yang terletak di Kota Bekasi dengan unggulan pelayanan pada kebidanan dan anak. Tingginya jumlah kunjungan Ante Natal Care ternyata tidak diikuti oleh tingginya jumlah persalinan. Data selama tiga tahun berturut-turut menunjukkan jumlah kelahiran tidak pernah mencapai target yang ditetapkan oleh Rumah Sakit, hal ini menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut apa penyebabnya dari sisi penyelenggara dan pendukung pelayanan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan desain penelitiannya adalah cross sectional. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Populasi adalah seluruh pasien yang melahirkan di RS Hermina Bekasi. Pengambilan sampel dengan purposive dan quota sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat yaitu distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji Chi Square, analisis multivariat tidak dilakukan karena tidak memenuhi syarat pengujian. Hasil uji statistik semua variabel bebas tidak adanya hubungan dengan frekuensi selalu memanfaatkan, namun berdasarkan hasil angka, proporsi terbesar frekuensi pemanfaatan pelayanan responden ada pada semua variabel bebas yang baik. Setelah dilakukan pemilahan dan penilaian lebih mendalam dengan menjabarkan hasil penilaian skala Likert yang ada dari masing- masing variabel bebas, didapatkan kekurangan pada hampir semua peryataan dari variabel bebas kecuali perilaku SDM (dokter dan perawat) dan kenyamanan. Sehingga perlu untuk ditelaah lebih lanjut terhadap kekurangan- kekurangan yang ada dari sisi provider. Analisa multivariat tidak bisa diolah lebih lanjut karena hanya satu yang bisa masuk permodelan multivariat (tidak memenuhi syarat).


ABSTRACT

Utilization of health services is the result of an interaction between the users health services and providers of health services. This interaction is a very complex matter and is associated with many factors. Hermina Bekasi Hospital is a general hospital located in Bekasi with superior service in obstetrics and children. The high number of Ante Natal Care visits was not followed by the high number of births. Data for three years in a row shows the number of births has never reached the target set by the hospital, it becomes interesting to study further about the causes from provider and health services side. This research use a quantitative analytical approach while the study design was cross-sectional. Data collection used questionnaires completed by respondents. The population was all patients who give birth in Hermina Bekasi hospital with purposive and quota sampling. Analysis of the data using univariate frequency distributions, bivariate analysis with Chi Square test, multivariate analysis was not performed because it does not meet the test requirements. The results of the all the independent variables statistical test are not always the relationship with the frequency of use, but based on the numbers, the largest proportion of respondents frequency of service utilization for all the independent variables are good. After sorting and more deep assessment by outlining the results of the existing Likert scale assessment of each of the independent variables, found flaws in nearly all variables except the stationing of human behavior (doctors and nurses) and comfort. So it needs to be examined against the existing shortcomings of the provider. Multivariate analysis could not be processed further because the only one who can get in multivariate modeling (not eligible).

Read More
B-1479
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Williana Yanti; Pembimbing: Hendrik M. Taurany; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Dumilah Ayuningtyas, Sandra Dewi
B-1106
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hartiningsih; Pembimbing: Purnawan Junadi, Penguji: Anhari Achadi, Mieke Savitri, Nur Rasyid
Abstrak:

Abstrak

Farmasi merupakan salah satu dari pelayanan penunjang medis terapeutik yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan rumah sakit secara menyeluruh. Dan unit Farmasi memegang peranan yang sangat penting terhadap pengeluaran dan pendapatan rumah sakit.Pelayanan Unit Farmasi RS Asri (RSA) terhadap resep yang dikeluarkan oleh unit Rawat Jalan di RSA belum optimal, dilihat dari jumlah resep keluar (tidak ditebus di unit Farmasi RSA) sebesar 16%.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menebus resep pada pelayanan resep rawat jalan RSA. Diketahuinya hubungan antara faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong dengan perilaku menebus resep di Farmasi RSA.Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dengan survey cross sectional. Analisis statistik dilakukan secara univariat dan bivariat.

Hasil analisis univariat menunjukkan faktor predisposisi pasien umum di unit rawat jalan RSA adalah mayoritas berumur antara 25 - 45 thn, mayoritas perempuan, berpendidikan tinggi, mayoritas pegawai swasta untuk yang menebus resep dan tidak bekerja untuk yang tidak menebus resep, mempunyai persepsi terhadap harga obat di Farmasi RSA sedang dan menyatakan ketersediaan obat mayoritas lengkap.

Berdasarkan faktor pendukung adalah sebagian besar responden mempunyai penghasilan tinggi yaitu >10 juta dan mempunyai waktu tempuh ke RSA > 30 menit. Berdasarkan faktor pendorong adalah sebagian besar responden menyatakan pelayanan petugas Farmasi RSA cepat, ramah, jelas dalam memberikan informasi, area Farmasi bersih, dan cukup nyaman untuk ruang tunggu Farmasi baik berdasarkan suhu dan kebisingan maupun tata letaknya. Sedangkan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi terhadap ketersediaan obat dengan perilaku menebus resep di Farmasi RSA.

Saran yang di ajukan kepada manajemen RSA adalah dilakukan evaluasi dan peninjauan kembali terhadap ketersediaan obat. Metode yang dapat dilakukan antara lain adalah analisa ABC dan evaluasi terhadap kepatuhan pelaksanaan Formularium RSA. Dibuat alur pelayanan resep rawat jalan yang mengarahkan pasien ke Farmasi setelah keluar dari poliklinik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah kesediaan dokter dan petugas poliklinik memberikan informasi tentang Farmasi dan menyarankan untuk menebus resepnya di RSA.Dibuat sistem informasi yang dapat mencegah penebusan resep obat di luar rumah sakit seperti Paperless Information System dan pembenahan sistem informasi yang terkait dengan logistik Farmasi. Dibuat layanan pengantaran obat ke rumah pasien.


Pharmacy is one of the medical therapeutic support services that can not be separated from overall hospital services. And Pharmaceutical unit plays a very important towards hospita expenses and income. Asri Hospital (RSA) Pharmacy Unit Services to the prescription issued by the Outpatient unit in RSA is not optimal, judging from the number of prescriptions out (not redeemed in unit of Asri Hospital Pharmacy) by 16%.

The purpose of this study was to determine the factors that influence prescription behavior at RSA outpatient prescripti on services. Knowing the relationship between predisposing factors, supporting factors and the factors driving the prescription behavior in the RSA Pharmacy. This study is analytic with quantitative approach. Collecting data with cross sectional survey. Statistical analysis was done in univariate and bivariate.

Results Univariate analys is showed patients with predisposing factors common in the outpatient unit of RSA is the majority aged between 25-45 years, the majority of women, highly educated, the majority of private employees who fill a prescription for and does not work for that does not fill a prescription, have perceptions of drug prices in Pharmacy RSA is intermediate and the majority expressa complete drug availability.

Based on the supporting factoris that most respondent shave a high income that is > 10 million and has a travel time to the RSA > 30 minutes. Based on the factors driving the majority of respondents stated RSA Pharmacy services officer fast, friendly, clear in providing information, Pharmacy area clean, and comfortable enough for both of Pharmacy waiting room based on temperature and noise as well as its layout. While the results of bivariate analysis shows that there is a relationship between perceptions of the availability of drugs to the prescription behavior in Asri Hospital Pharmacy.

Ask advice of the Asri hospital management is evaluated and a review of drug availability. The method can be performed include ABC analysis and evaluation of the implementation of RSA formulary compliance. Created flow out patient prescription service that directs patients to the pharmacy after the exit of the polyclinic. One way that can be done is the willingness of doctors and clinic staff provide information about the Pharmacy and suggested to make up the prescription at the RSA. Created an information system that can prevent the redemption of prescription drugs outside hospitals such as Paperless Information System and the improvement of information systems related to thelogistics of Pharmacy. Created drug delivery service to the patient's home.

Read More
B-1369
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cecilia Febrianti Soehardy; Pembimbing: Suprijanto Rijadi; Penguji: Purnawan Junadi, Pujiyanto, Khofifah Any, WFP Kaunang
Abstrak:

Instatasi farmasi merupakan salah satu bagian dari rumah sakit yang menyediakan produk dan jasa dalam bentuk pelayanan resep. Bagi pasien, kualitas pelayanan resep farmasi yang baik umumnya terkait dengan waktu pelayanan. Waktu pelayanan resep diperkirakan dipengaruhi oleh faktor lama kerja, beban kerja. pengetahuan dan ketrampilan., shift kerja jumlah resep, jumlah item resep, jenis resep, jenis pembayaran dan kesesuaian resep dengan formularium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada waktu pelayanan resep instalasi fannasi RS Hermina Depok tahun 2010. Penelitian ini dilakukan di instalasi farmasi RS Hemina Depok pada bulan Desember 2010. Desain penelitian adalah kualitatif dengan pengamatan, telaah dokumen dan wawancara mendalam dengan para informan yang terkait yaitu pimpinan RS dan para staf instalasi farmasi. Hasil penelitian rnemperlihatkan bahwa faktor faktor yang berpengaruh pda waktu pelayanan resep instalasi farmasi adalah lama kerja, bcban kcrja, pcngctahuan dan ketrampilan, shift kerja, jumlah resep, jenis resep dan kcsesuaian resep dengan formulariurn, sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan waktu pelayanan resep adlah jumlah item resep dan jenis pembayaran. Faktor-faktor dominan adalah beban kerja, jumlah resep dan kesesuaian resep dengan formularium. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan manajemen Rumah Sakit melakukan analisa beban kerja petugas farmasi, mengevaluasi ulang jadwal praktek Dokter di poliklinik, menganalisa faktor yang mempengaruhi ketersediaan obat serta mengkaji ulang definisi dan standar waktu pelayanan resep instalasi farmasi. Hal ini diharapkan menjadi besar bagi proses perbaikan dalam meningkatkan mutu layanan kefarmasian terutama waktu pelayanan resep.


 

Pharmacy is one part of the hospital that provides products and services in the form of prescription services. For patients, quality of good phannacy prescription services generally associated with service time. Prescription service time is expected to be influenced by factors of length of work. workload, knowledge and skill, work shift, number of prescriptions, number of prescription items, type of prescription, type of payment and compliance with the formulary prescriptions. This study aims to determine the factors that affect the service time pharmacy prescription Hermina Depok Hospital on the year 20 l 0. This research was conducted in the pharmacy Hermina Depok Hospital in December 2010. Research design is a qualitative with observation, document review and in-depth interviews with informants related to the leadership of the hospital and phannacy staff. The results showed that the factors that affect pharmacy prescription service time are the length of work, workload, knowledge and skills, work shift, number of prescriptions, type of prescription and prescription compliance with formulary, while factors not related to the prescription service time are number of items presciption and type of payment. Dominant factors are workload, the number of prescriptions and prescription compliance with the formulary. Based on these result, hospital management is expected to analyze the workload of pharmacist, to re-evaluate the practice of doctors in the clinic schedule, analyze factors affecting the availability of drugs and review the definition and standards of pharmacy prescription service time. This is expected to be the basis for process improvement in enhancing the quality of pharmacy services, especially prescription service time.

Read More
B-1295
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Heru Mulyanto; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Jaslis Ilyas, Arief Oetama, Julian
Abstrak: Tesis ini merupakan suatu penelitian dengan metode penelitian kualitatif terhadap waktupelayanan Instalasi Gawat Darurat RS Gading Pluit Jakarta. Tujuan penelitian adalah untukmengetahui waktu pelayanan IGD serta mencari penyebab lamanya waktu pelayanan IGD.Penelitian dilakukan dengan menghitung waktu pelayanan IGD terhadap pasien yang berobat keIGD RS Gading Pluit selama bulan Januari 2016. Waktu pelayanan IGD maksimal 90 menitdihitung sejak pasien masuk ke IGD atau setelah dilakukan triase pada pasien. Dilakukanobservasi terhadap proses pendaftaran pasien, triase pasien, asuhan keperawatan danpemeriksaan dokter, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi serta konsultasi dokterspesialis. Terhadap waktu pelayanan pasien IGD yang melebihi waktu 90 menit dilakukanpenelusuran penyebab lamanya pelayanan. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkaninformasi mengenai penyebab lamanya waktu pelayanan IGD. Dari penelitian didapatkan bahwawaktu pelayanan IGD dipengaruhi faktor-faktor kategori triase pasien dan diagnosis penyakitpasien. Rata-rata waktu pelayanan IGD untuk kategori gawat darurat (Label Merah) adalah 70menit 40 detik sedangkan rata-rata waktu pelayanan untuk kategori darurat tidak gawat (LabelKuning) adalah 80 menit 40 detik. Saran-saran penelitian : membatasi tindakan konsultasi kedokter spesialis hanya untuk kasus-kasus gawat darurat, waktu pelayanan IGD sebaiknyaberbeda berdasarkan kategori pasien dan menjamin proses triase berjalan dengan prosedur yangberlaku.Kata kunci :Waktu pelayanan IGD, penyebab lamanya waktu pelayanan IGD, saran-saran perbaikan waktupelayanan IGD.
Read More
B-1797
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Atiek Adrijani Notokusumo; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Mieke Savitri, Indah Rosanna D, Yuli Prapancha S
Abstrak:

Latar belakang penelitian ini adalah peningkatan biaya kesehatan yang terus meningkat sedangkan anggaran yang disediakan terbatas. Sehingga memerlukan analisis yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan biaya kesehatan tersebut. Penelitian ini menggunakan studi crosssectional dengan metode kuantitatif, dengan melihat factor umur, jenis kelamin, pendidikan, diagnosis dan rata-rata biaya obat yang diresepkan sesuai dengan data sekunder yang didapat melalui data tagihan provider yang menjadi langganan PT PLN dalam memberikan layanan kesehatan. Dan berdasarkan hasil penelitian, faktor yang mempengaruhi biaya kesehatan dalah umur dan diagnosis penyakit.Disamping hal tersebut, tempat layanan kesehatan rumah sakit juga memiliki andil dalam peningkatan biaya kesehatan dibandingkan dokter praktek.Sehingga menyikapi permasalahan tersebut, diperlukan kebijakan di PT PLN untuk memberlakukan sistem pengobatan yang berjenjang, dari dokter umum ke pengobatan dokter spesialis.


The background of this research is to increase health costs continue to rise while the budget is limited. Thus require a more in-depth analysis of the factors that affect the health cost increases. This study used cross sectional study with quantitative methods, by looking at the factors age, sex, education, diagnosis, and the average cost of prescription drugs in accordance with secondary data obtained through billing data providers be subscribed by PT PLN in providing health services. And based on research results, factors that affect health care costs is age and diagnosis of the disease. Where health-care hospital also has contributed to the increase in health costs than doctors practice. So addressing these problems, needed policy at PT PLN to enforce treatment system a tiered, from general practitioners to medical specialists.

Read More
B-1269
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ratih Meireva Soeroso; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Iin Rahayu Kurniawati, Heldi Nazir
Abstrak: Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan serta dapat menimbulkan komplikasi serius antara lain gangren diabetik. Gangren diabetik dapat menyebabkan infeksi berat sehingga memerlukan tindakan debridement. Debridement dianggap sebagai metode yang paling cepat dan efisien dalam menangani gangren diabetik. Hal ini menyebabkan pasien perlu rawat inap sehingga membutuhkan banyak uang dan perawatan dalam jangka waktu lama. Hari perawatan yang semakin panjang dan biaya pengobatan yang mahal menjadi salah satu masalah yang harus mendapat perhatian khusus. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non-eksperimental retrospektif yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tagihan pelayanan debridement gangren diabetik di RS Aisyiyah Bojonegoro tahun 2021. Dari 151 pasien yang memenuhi kriteria didapatkan bahwa pasien gangren diabetik yang menjalani tindakan debridement terbanyak berusia dibawah 60 tahun (66,2%), dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (53%), dan derajat terbanyak adalah derajat 1 (51,7%). Rata-rata lama hari rawat sebesar 4,72 hari. Dengan minimal lama rawat 2 hari dan maksimal lama rawat 13 hari. Dari hasil penelitian didapatkan tagihan lebih dibanding ina-cbgs sebesar 37 kasus pada derajat I, 6 kasus pada derajat II, dan 24 kasus pada derajat III. Sehingga dari jumlah 151 pasien yang dirawat dengan debridement gangren diabetik didapatkan 67 kasus dimana tagihan rumah sakit lebih tinggi (defisit) dibanding ina-cbgs. Hasil defisit tersebut terdapat pada semua kelas perawatan dan semua tingkat keparahan kecuali pada kelas 2 derajat I dan III serta pada kelas 1 derajat II dimana didapatkan hasil surplus dibanding ina-cbgs. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan P-Value <0,05 adalah pada tingkat keparahan, kepatuhan fornas, lama rawat dan DPJP yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat keparahan, kepatuhan fornas, lama rawatan, dan DPJP dengan total tagihan rill pasien debridement gangren diabetik. Variabel yang paling dominan mempengaruhi total tagihan pasien adalah lama rawat yang memiliki nilai Exp (β) 13.108 artinya semakin lama pasien dirawat maka akan semakin menaikan total tagihan riil pasien debridement gangren diabetik.
Diabetes mellitus is a chronic disease that cannot be cured and can cause serious complications, including diabetic gangrene. Diabetic gangrene can cause severe infection that requiring debridement. Debridement is considered the fastest and most efficient method of treating diabetic gangrene. This causes the patient to be hospitalized, which requires a lot of money and long-term care. Longer treatment days and expensive medical expenses are problems that need special attention. This research is a retrospective non-experimental descriptive study that aims to analyze factors related to the bill for diabetic gangrene debridement services at Aisyiyah Bojonegoro Hospital in 2021. Of the 151 patients who met the criteria, it was found that most diabetic gangrene patients who underwent debridement were aged under 60 years (66.2%), with the most sex being female (53%), and the most degree being grade 1 (51.7%). The average length of stay was 4.72 days. With a minimum length of stay of 2 days and a maximum length of stay of 13 days. From the results of the study, it was found that the bill was more than ina-cbgs by 37 cases at degree I, 6 cases at degree II, and 24 cases at degree III. So that from a total of 151 patients treated with diabetic gangrene debridement, there were 67 cases where hospital bills were higher (deficit) than ina-cbgs. The deficit results were found in all treatment classes and all levels of severity except in class 2 degrees I and III and in class 1 degree II where a surplus was obtained compared to ina-cbgs. Based on the results of the study, it was found that P-Value <0.05 was at the level of severity, fornas compliance, length of stay and DPJP which means that there was a significant relationship between severity, fornas compliance, length of stay, and DPJP with the total real bills of diabetic gangrene debridement patients. The most dominant variable affecting the patient's total bill is the length of stay which has an Exp (β) value of 13,108 meaning that the longer the patient is treated, the more the total real bill will increase in patients with diabetic gangrene debridement.
Read More
B-2302
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hastuti Hadiningsih; Pembimbing: Atik Nurwachyuni; Penguji: Puput Oktamianti, Prima Yunika, Eko Budi Santosa
B-1738
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive