Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 31716 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Asep Suryakusumah; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi, Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Dewi Susanna, Hendro Martono, Eny Priyatni
Abstrak:

Penyakit Flu Burung (FB) atau avian influenza (AI) adalah penyakit menular pada manusia yang disebabkan oleh virus jenis HSNI dan ditularkan oleh unggas. Virus AI adalah virus pathogen type A dari virus influenza yang biasa menyerang unggas. Virus flu ini secara alamiah terdapat pada unggas liar yang biasa bennigrasi dan jika virus ini menginfeksi unggas domestik seperti ayrun atau bebek temak maka dapat menyebabkan kematian pada populasi tersebut. Kasus pertama flu burung pada manusia terjadi di Kabupaten Tangerang pada bulan Juli 2005. Sejak saat itu kasus demi kasus baik yang menyereng uaggas maupun kontak dengan unggas;, lokasi penampunglln & pemotongan unggas terinfeksi HSNI, lokasi KLB kematian unggru; positif H5Nl, kepadatan penduduk, kondisi cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, arab angin dan kangin). Penelitian ini menggunakan rancanglln studi ekologik ekspl001tory dengan analisis spasial. Hasil penelitian memperlihatkan antara lain dari 33 kejadian AI terkonfinnasi pada manusia hanya terdapat 6 kasus yang basil pemeriksaan sampel unggasnya penitif H5NI. Kepadatan tempat penampunglln ayam (TPnA) dan kepadatan penduduk tidak menggambarkar. adanya pengaruh terhadap penyebaran kejadian AI terkontiminasi pada manusia di DKI Jakarta Gambaran cakapan risiko infeksi AI di DKJ Jakarta adalah 100%. Perlunya dilakukan penelitian sejenis yang lebih mendalam terhadap variabel lainnya, seperti jalur transportasi unggas; hidup, unggas domestik liar dan binatang lainnya seperti kucing, anjing atau serangga lainnya pada setiap kejadian AI pada manusia. Perlu juga dilakukan kajian tentang reseptor AI pada manusia sehingga dapat menemukan population at risk sebagai early warning system. Hal penting lainnya ada1ah perlu adanya pemahaman dan persamaan persepsi dalam peleksanaan penanggulangan flu burung berbagai instansi yang terkait.


Avian influenza (AI) or Bird flu (FB) is contagious disease to human which caused by H5Nl virus, and naturally this disease appears among birds. Avian influenza is an infectious viral disease of birds caused by type 'A' strains of the influenza virus. Wild migratory birds such as ducks, and geese, are natural carriers of the virus, but are resistant to severe infection from the virus. However, the virus is contagious among domesticated poultry birds and can cause very severe consequences. The first human case was happened in Tangerang Regency in July 2005. According to WHO, np to May 2008, case of avian influenza in all the world reach The lab exam of poultry samples show that only 6 incident from 33 have positive of H5NI. The location of stock poultry and population density have not describe the influence to human case spreading in DKI Jakarta Province. The describe of risk AI infection coverage in DKI Jakarta region is 100%. The study suggest that need to conduct similar stand by with comprehensive variable such as life poultry transportation pathway, the existence of wild domestic poultry and other animal like cat, dog or fly. Also study of human AI receptor in DKI Jakarta Province in tum the population at risk will be able to determent as early warning system. And last but not the least, need to boost coordination and perception in dealing with AI issues among stroke holder.

Read More
T-2929
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Intan Pratiwi; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito,; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Eny Priyatni
S-5241
Depok : FKM-UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fauzan Rachmatullah; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ema Hermawati, Rismanaadji
S-10096
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Febriyetti; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Umar Fahmi Achmadi, Ririn Arminsih Wulandari, Eni Priyatni
T-3182
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amanda Hana Ashillah; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Haryoto Kusno Putranto, Erni Pelita Fitratunnisa
Abstrak:
Latar Belakang: Pada tahun 2019, air sumur menjadi sumber air bersih utama bagi 76,18% rumah tangga di Indonesia, tetapi Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah dengan nilai Indeks Kualitas Air terendah ke-3 di Indonesia. Tujuan: Menganalisis hubungan antara faktor topografi, sosio-demografi, dan kejadian banjir terhadap kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019. Metode: Desain studi ekologi dengan menggunakan data sekunder dan unit analisis 261 kelurahan. Data diolah menggunakan uji korelasi dan analisis spasial. Hasil: Kualitas air sumur di sebagian besar wilayah Provinsi DKI Jakarta selama 2017-2019 yaitu sebanyak lebih dari 83% tidak memenuhi syarat dengan rata-rata air sumur tercemar sedang. Wilayah yang kualitas air sumurnya rentan tercemar adalah Kota Jakarta Utara. Faktor yang berhubungan signifikan terhadap kualitas air sumur adalah ketinggian wilayah (p = <0,001), kepadatan penduduk (p = 0,015), dan tingkat pendidikan rendah (p = 0,028). Kesimpulan: Kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019 sebagian besar tidak memenuhi syarat dipengaruhi oleh faktor ketinggian wilayah, kepadatan penduduk, dan tingkat pendidikan. Saran: Pemerintah daerah dan swasta dapat berkolaborasi untuk memperluas jaringan air perpipaan agar kualitas air lebih terjamin serta melakukan publikasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kondisi air sumur, pencegahan, serta cara mengatasi pencemaran air sumur.

Background: In 2019, well water was the primary clean water source for 76.18% of Indonesian households, but DKI Jakarta had the third-lowest Water Quality Index in Indonesia. Objective: To analyze the impact of topographic, socio-demographic factors, and flood events on well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019. Methods: An ecological study using secondary data from 261 urban villages, analyzed with correlation tests and spatial analysis. Results: The quality of well water in most areas of the Province of DKI Jakarta from 2017 to 2019 did not meet standards, with more than 83% of areas having moderately polluted well water. The areas most vulnerable to well water contamination were in North Jakarta. Significant factors were elevation (p < 0.001), population density (p = 0.015), and low education (p = 0.028). Conclusion: Well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019 was mostly substandard due to elevation, population density, and education levels. Recommendation: Local governments and private sectors should expand the piped water network and educate the public on well water quality, prevention, and solutions.
Read More
S-11618
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fatimah Syakura; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Dyah Prabaningrum
Abstrak: Skripsi ini membahas cakupan pengelolaan limbah medis Covid-19 yang sesuai standar dari RS Rujukan Covid-19 di DKI Jakarta pada Tahun 2020 berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2015 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 537 Tahun 2020. Peneliti ini juga menganalisis potensi optimalisasi pemanfaatan sarana prasarana dalam rangka percepatan pemusnahan limbah medis Covid-19 di DKI Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain studi ekologi yang menggunakan metode analisis spasial. Analisis spasial yang digunakan mencakup analisis overlay, analisis buffer, dan analisis vektor distance to nearest hub.
Read More
S-10612
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurwirah Verliyanti; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Dewi Susanna, John Marbun, Sri Anggraini
T-4252
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zahra Dhiyanissa; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Debbie Valonda
Abstrak:
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis akibat bakteri Leptospira. DKI Jakarta termasuk dari 11 wilayah endemis. Penelitian ini menganalisis keterkaitan faktor sosial (kepadatan penduduk), iklim (kelembapan, curah hujan, suhu), dan lingkungan (rawan banjir, timbulan sampah) terhadap kasus leptospirosis di lima kota administrasi DKI Jakarta tahun 2017–2023. Hasil menunjukkan hubungan signifikan antara kelembapan, curah hujan, dan daerah rawan banjir (p<0,05), dengan korelasi kelembapan (r = -0,375) dan curah hujan (r = 0,477). Persebaran kasus lebih banyak pada wilayah rawan banjir, timbulan sampah sedang–tinggi, dan kepadatan penduduk sedang. Dengan demikian, perlu dilakukan optimalisasi pelaporan dan kolaborasi lintas sektor dalam mengintervensi masyarakat.


Leptospirosis is a zoonotic disease caused by Leptospira bacteria. DKI Jakarta is one of 11 endemic areas. This study analyzed the relationship between social (population density), climatic (humidity, rainfall, temperature), and environmental (flood-prone, waste generation) factors on leptospirosis cases in five administrative cities of DKI Jakarta in 2017-2023. The results showed a significant relationship between humidity, rainfall, and flood-prone areas (p<0.05), with a correlation of humidity (r = -0.375) and rainfall (r = 0.477). The distribution of cases was more in flood-prone areas, medium-high waste generation, and medium population density. Thus, it is necessary to optimize cross-sector collaboration in intervention. 

Read More
S-12113
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Imam Abdullatif; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Sri Tjahjani, Dwinda Ramadhoni
S-7297
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhyneke Pramitha Yuciana; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Zakianis, Aria Kusuma
Abstrak:

Hubungan antara kualitas udara dengan masalah kesehatan pernapasan dan kardiovaskular su- dah banyak diteliti, tetapi studi mengenai kualitas udara dengan demam berdarah dengue masih terbatas. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, baik di wilayah tropis maupun subtropis. Studi ekologi dila- kukan di DKI Jakarta, salah satu wilayah yang memiliki jumlah kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara, untuk meneliti hubungan antara Incidence Rate (IR) DBD dengan polusi udara, kece- patan angin, luas ruang terbuka hijau, serta kepadatan penduduk selama 2019–2023. Dilakukan pendekatan uji korelasi, uji Kruskal wallis, uji regresi linear berganda, dan analisis spasial. Ha- silnya menunjukkan bahwa semakin buruk kualitas udara, maka IR DBD cenderung menurun, dan sebaliknya pada uji korelasi, uji Kruskall-Wallis, dan regresi. Kecepatan angin, kepadat- an penduduk, dan luas ruang terbuka hijau memiliki hubungan negatif signifikan terhadap IR DBD di hampir seluruh wilayah di DKI Jakarta. Pada analisis spasial, IR DBD cenderung lebih tinggi di wilayah dengan polusi udara tinggi, luas ruang terbuka hijau rendah, dan kepadatan penduduk tinggi, sedangkan kecepatan angin menunjukkan variabilitas dan tidak tampak pola yang konsisten. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk meningkatkan akurasi prediksi dini IR DBD di DKI Jakarta.


The associations between respiratory and cardiovascular health outcomes with air quality have been well examined. Less conclusive are the studies assessing the relationship between air quality and Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), a mosquito-borne illness which remains a public health problem worldwide. We examined this relationship in DKI Jakarta, Indonesia, where the burden of DHF is among the highest across South-East Asian region. We analyzed the correlation between dengue incidence rate and variations in air pollution, wind speed, vegetation greenness, and population density in DKI Jakarta from 2019 to 2023 using the ecological study method. The results indicated that poorer air quality was generally associated with lower dengue incidence rate, as shown in the correlation, Kruskal-Wallis test, and regression tests. Wind speed, population density, and green open space area showed significant negative relationships with dengue incidence rate across most areas in DKI Jakarta. In the spatial analysis, dengue incidence rate tended to be higher in areas with high air pollution, low green vegetation, and high population density, while wind speed showed variability and did not indicate a consistent pattern. Variations in the concentrations of these air pollutants may inform short-term DHF forecasts by the Agency for Meteorology, Climatology, and Geophysics (BMKG)

Read More
S-11886
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive