Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 36586 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yuni Indriati Fatonah; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Abdur Rahman, Suyud Warno Utomo, June Mellawati, Ricki M. Mulia
T-3262
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nanik Prihartini; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Rachmadi Purwana, Abdur Rahman, Ricki M. Mulia, Evi Nuryana
T-3183
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yana Irawati; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Laila Fitria, Abdur Rahman, Ricki M. Mulia, S. Faisal Paraouq
T-3267
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novita Laela Sumbara; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Ema Hermawati, Muchtar Mawardi
Abstrak: Pekerja peleburan logam berisiko terhadap dampak kesehatan akibat pajanan particulate matter (PM2,5). Tujuan dari penelitian ini untuk mengestimasi risiko akibat pajanan dari PM2,5 pada udara ambien di lingkungan kerja Kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) Desa Kebasen Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Penelitian ini menggunakan data primer dengan responden sebanyak 42 pekerja dan 5 titik sampel udara menggunakan alat DustTrak II TSI. Metode yang digunakan adalah analisis risiko kesehatan lingkungan yang menghasilkan nilai intake perhari dan risk quotient (RQ) berdasarkan konsentrasi PM2,5, pola pajanan, dan berat badan. Responden pada penelitian ini memiliki nilai rata-rata berat badan sebesar 56,926 kg dan rata-rata laju inhalasi 0,6017 mg/m3. Nilai median untuk waktu pajanan 8 jam/hari, median frekuensi pajanan 273,5 hari/tahun, dan median durasi pajanan real time 8,5 tahun. Beberapa pekerja mulai berisiko (RQ>1) di saat durasi pajanan real time dengan konsentrasi minimal sebesar 254 µg/m3 . Manajemen risiko dilakukan dengan mengurangi waktu dan frekuensi pajanan.

Metal smelting workers are at risk of health effects due to their exposure to particulate matter (PM2,5). The purpose of this study is to estimate the risk due exposure of PM2,5 in ambient air in the work environment of the Small Industrial Village (PIK) of Kebasen Village, Talang District, Tegal Regency. This study used primary data with 42 respondents and 5 air sample points by using the Dusttrak II TSI tool. The method used is an environmental health risk analysis that produces daily intake and risk quotient (RQ) values based on PM2,5 concentration, exposure patterns, and body weight. Respondents in this study had an average weight value of 56,926 kg and had an average inhalation rate of 0,6017 mg/m3. The median value for exposure time is 8 hours/day, the median frequency of exposure is 273,5 days/year, and the median duration of real-time exposure is 8,5 years. Some workers begin to be at risk (RQ>1) at the time of real time exposure with a minimum concentration of 254 µg/m3.
Read More
S-10492
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Atisa; Pembimbing: Izhar M. Fihir; Penguji: Indri hapsari Susilowati, Farida Tusafariah
S-7697
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Betty Susilowati; Pembimbing: Sri Tjahyani Budi Utami; Penguji: Zakianis, Rionaldo Sutanto
S-7037
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Izzah Aisyah Ridlani; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Abdur Rahman, Heny Mayawati
Abstrak: Benzena merupakan bahan kimia yang terbukti karsinogenik serta bersifat genotoksik pada manusia. Salah satu penggunaan benzena adalah lem yang digunakan di industri mebel atau furniture. Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi tingkat risiko kesehatan pajanan benzena pada pekerja industri mebel. Yang menjadi tempat penelitian adalah workshop kayu yang berada Kawasan Gotong Royong, Klender, Jakarta Timur. Penelitian dilakukan selama bulan November hingga Maret 2016. Metode yang digunakan adalah metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Nilai estimasi risiko kesehatan non karsinogenik dinyatakan dengan Risk Quetient dan estimasi risiko kesehatan karsinogenik dinyatakan dengan Excess Cancer Risk. Konsentrasi benzena di udara lingkungan kerja diukur dan karakteristik pola pemajanan responden didapatkan dari hasil wawancara langsung. Didapatkan bahwa nilai median konsentrasi benzena di udara lingkungan kerja di Kawasan Gotong Royong sebesar 0,508 mg/m3 atau 0,159 ppm. Nilai median dari intake non karsinogenik untuk durasi life span adalah 0,016 mg/kg/hari, sedangkan nilai median dari intake non karsinogenik real time sebesar 0,00073 mg/kg/hari. Nilai median dari intake karsinogenik sebesar 0,00026 mg/kg/hari. Dari nilai intake, didapat besar tingkat risiko non karsinogenik (RQ) untuk durasi life span sebesar 1,90 dan RQ real time sebesar 0,085. Sedangkan tingkat risiko karsinogenik (ECR) dengan CSF minimal sebesar 0,4E-4 dan ECR dengan CSF maksimal sebesar 1,5E-4. Nilai RQ life span dan nilai ECR maksimal sudah melewati batas aman sehingga udara di lingkungan kerja Kawasan Gotong Royong sudah tidak aman dari risiko kesehatan non karsinogenik dan risiko kesehatan karsinogenik pajanan benzena dengan intake sesuai masing-masing responden. Diperlukan manajemen risiko untuk meminimalisir risiko kesehatan pajanan benzena. Kata Kunci: Benzena, Lem Kayu, Workshop Kayu, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
Read More
S-9087
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Olivia Purnamasari; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Didik Supriyono
S-9767
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lovely G. Sepang; Pembimbing : Haryoto Kusnoputranto, Budi Hartono; Penguji : Rahman, Lindawaty, Edwan
T-4022
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Wulandari; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Laila Fitria, Abdur Rahman, Sonny Priajaya Warouw, Didi Purnama
Abstrak: Pajanan kronis benzena di lingkungan kerja selalu dihubungkan dengan gangguanhematologi. Hal ini dikarenakan sistem hematologi adalah jaringan target yangpaling kritis terhadap pajanan benzena melalui rute inhalasi dan diketahui sebagaipenyebab pansitopenia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubunganantara kadar S-PMA urin dengan leukosit pada pekerja industri sepatu informalyang terpajan benzena. Penelitian menggunakan desain cross sectional di enamindustri sepatu informal yang berada di kawasan Cibaduyut dengan jumlah sampel64 pekerja. Sampel urin dan darah diambil pada masing-masing sampel untukmenilai kadar S-PMA urin dan jumlah leukosit. Kadar S-PMA urin diukur denganmenggunakan alat LC-MS/MS dan leukosit diukur menggunakan alat AutomatedHematology Analyzer. Data karakteristik individu diperoleh melalui wawancaralangsung. Konsentrasi benzena di udara menggunakan data sekunder daripenelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubunganyang signifikan antara kadar S-PMA dengan leukosit (p value: 0,048) dan kadarS-PMA urin dengan jenis pekerjaan (p value: 0,004). Sebanyak 31,3% pekerjamemiliki kadar S-PMA urin melampaui BEI ACGIH (>25 μg/g kreatinin).Semakin tinggi konsentrasi benzena di udara ruang kerja, semakin banyak pekerjayang memiliki kadar S-PMA urin >25 μg/g kreatinin. Hasil uji regresi linearganda menemukan bahwa ada kecenderungan asosiasi antara kadar S-PMA urindengan leukosit, setelah dikontrol dengan variabel jenis pekerjaan, jam kerja perhari, dan kebiasaan berolahraga. Hasil penelitian dapat disimpulkan terdapatasosiasi antara kadar S-PMA urin dengan penurunan jumlah leukosit.Kata kunci: benzena, S-phenylmercapturic acid, leukosit, industri sepatu informal
Benzene high exposure in working is environment always connected tohematology disorders. This is caused by hematology system is the most criticaltarget network toward benzene exposure through inhaling route. This study aimsto analyze the relation between urinary and leukocytes S-PMA level of informalshoes industrial workers exposed to benzene. This study uses cross sectionaldesign in six informal shoes industries which are located in Cibaduyut with thenumber of sample of 64 workers. Urinary and blood samples are collected on eachsample to measure urinary S-PMA level and the number of leukocytes. Urinary S-PMA level is measured using Automated Hematology Analyzer. Individualcharacteristic data are obtained through direct interview. To measure benzeneconcentration, secondary data of previous study is used. The result of the studyindicates that there is significant correlation between S-PMA level withleukocytes (p value: 0.048) and urinary S-PMA level with the type of job (p value:0.004). By 31.3% workers have urinary S-PMA level more than BEI ACGIH (>25μg/g creatinine). The higher the benzene concentration of indoor air, the moreworkers have urinary S-PMA level > 25 μg/g creatinine. The result of doublelinear regression test finds that there is association tendency between urinary andleukocytes S-PMA level, after it is controlled by type of job, time of work perday, and exercising habit variables. It can be concluded that there is associationbetween urinary S-PMA level and the number of leukocytes decrease.Keywords: benzene, S-phenylmercapturid acid, leukocytes, informal shoesindustries
Read More
T-4768
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive