Ditemukan 34965 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
ABSTRAK
Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta adalah Rumah Sakit Unit SwadanaDaerah Kelas B Non Pendidikan, berlokasi di Jl. TB. Simatupang No. 30 Jakarta 13760,sesuai dengan misinya melayani masyarakat menengah ke bawah yang rnembutuhkanlayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau, sedangkan visinya adalah menjadi salahsatu dari tiga rumah sakit swdana di Indonesia yang terbaik dalam pelayanan GawatDarurat dan Pelayanan Rawat Jalan.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keadaan yang terjadi di Instalasi PemeliharaanRumah Sakit RSUD Pasar Rebo, dimana program pelaksanaan pemeliharaan alat medisbelum dijalankan secara optimal. Dari analisa situasi yang ada ditemukan bahwa alokasianggaran pemeliharaan alat medis masih rendah, yaitu untuk alokasi anggaran di tahun2001 untuk anggaran pemeliharaan sebesar Rp. 2.000.000.000,- atau 8 % dan totalaggaran rumah sakit yang sebesar Rp. 24.450.000.000,-, sedanglcan khusus anggaranpemeliharaan alat medís sebesar Rp. 151.200.000,- atau 0.6 %. Pada an.ggaran tahun2002 alokasi anggaran PSRS sebesar Rp. 3.033.000.000,- atau J % dan total anggaranrurnali sakit yang sebesar Rp. 26.579.000.000,- khusus unluk anggaran pemeliliaraan alatmedis sebesar Rp. 559.741.049,- atan 2 % dan total anggaran nunafl saldt, setain ituadanya pengeluaran biaya perbaikan alat medis ( X - Ray ) yang meiicladak sebesar Rp.190.000.000,- di tahun 2000. Pada tahun 2003 direncanakan akan dilakukan perubahanbadan hukum RSUD Pasar Rebo dan Unit Swadana menjadi Bailan Usaha Milik Daerah.Dengan latar belakang ini, dilakukan penelitian dengan tujuan memperolehgambaran proses pemeliharaan alat - alat medís untuk merighasilkan ketersediaau alatmedis yang siap pakai gima menunjang pelayanan kepada pasien.Jenis penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan kualltatil data daninformasi diperoleh melalui wawancara yang mendalam dan observasi serta melihat arsipdan dokumen yang ada di unit - unit yang terkait.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses pemeliharaan alat medís belumdilaksanakan secara optimal, pemeliharaan hanya dilakukan atas dasar kerusakan (BreakDown Maintenance ), tidak melalui tahapan perencanaan, penetapan sistem pemeliharaan,pelaksanaan pemeliharaan, pencatafan & pelaporan, monitoring dan evaluasi.Berdasarkan hasil penelitian ini di?arankan agar pihak manejemen ruiuah sakitmelakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya,organisasi,peraturan dan kebijakan rumah sakit ( protap - protap ) pemeliharaan danpengoperasian alat media, diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja IPSRS dalammelaksanakan proses pemeliharaan alat media sehingga menghasilkan ketersediaan alatmedia yang siap pakai.
ABSTRACT
The Local Public Hospital of Pasar Rebo Jakarta is a selfund local hospital unit,non education class B, located aL Jalan TB. Simatupang No. 30 Jakarta 13760. Inaccordance with its mission to serve law middle classes society needing high quality andaffordable health care, while its vision is to become one of the these best seiflind hospitalin Indonesia which lias the best service in the emergency care unit and out patient care.The background of this research was the condition happeriiiig at the Pasar Rebolocal public hospital maintenance installation where a program of medical equipment hadnot been carried out in the optimal manner. From the analysis of the existing condition, itwas found that the alocation budget for medical equipment was still law, that is thealocation budget in 2001 for maintenance was Rp 2.000.000.000,- or 8% of the hospitaltotal budget of Rp 24.450.000.000,- while the one especially for medical equipmentmaintenance was Rp 151.200.000.,- or 0.6%. [n the year 2002 budget, the alocationbudget ofthe local public Hospital of Pasar Rebo was Rp 3.033.000.000,- or 11% of thehospital total budget of Rp 26.579.000.000,- the one especially for the medical equipmentof the 559.741.049,- or 2% of the hospital total budget, besides that there was anunexpected expenditure of Rp 190,000.000,- in 2000 to repair a medical equipment(X Ray). In 2003 the hospital plan to change to corporate law of local public HospitalPasar Rebo from selifunded unit into local government company.With this background a research was carried out with the aim to get a picture ofmedicai equipment maintenance process which results in the availability of ready usemedical equipment to support service to the patients.The type of this research was a qualitative approach the data and information wereobtain ftom in the depth interview, observation files and document study which wereavailable in the related units.The result of the research showed that the process of the medical equipmentmaintenance had not been done in the optimal manner. A maintenance was doue base onbreak down (break down maintenance ) not on planning, decided maintenance system,recording and rporting, monitoring and evaluation.Based on this research it is suggested that the hospital management must take someactions to improve the quality and quantity of human resources, organization, hospitalrules and policies (protap) in the field of medical equipment maintenance and operation, itis hope that this can encourage the improvement of local public Hospital of Pasar ReboJakarta working performance in carryng out the medical equipment maintenance process toproduce/make the availability of ready use medical equipment.
Tahun 1998 ketika RSUD Pasar Rebo berubah status menjadi kelas B, jumlah pejabat struktural bertambah yaitu menjadi 21 orang, kemudian Direktur/Pimpinan Rumah Sakit menetapkan Pejabat Struktural sesuai dengan kompetensi. Sejak itu pula terjadi kecaman-kecaman atau hujatam-hujatan pada pejabal struktural/manajemen.Penelitian ini bcrtujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam dan mengidentifikasi konflik yang berkaitan dengan kebijakan jabatan struktural di RSUD Pasar Rebo. Jenis penelilian ini adalah deskripsi analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional secara kuantitatif dan kualitatif. Alat pengukur data kuantitatif yang disusun berdasarkan penskalaan Likert. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan metode Fokus Group Diskusi (FGD). Variabel-valiabel yang diteliti adalah Z indikator konflik yang terdiri dari adu argumentasi, masalah komunikasi, kompetisi yang destruktif, sikap yang tidak fleksibel dan tidak sensitif, saling menyimpan informasi, kecaman yang tidak fair, dan hubungan menjadi sangat formal. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 114 orang yang terdid dari : kelompok Medis 9 orang, kelompok Perawat 35 orang, Kelompok Non Medik 51 Orang dan Kelompok Struktural 19 orang.Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: variabel adu argumentasi, yang menyatakan ada konflik dari kelompok Non Medik 62,5% dan kelompok perawat 64,3% , pada variabel masalah komunikasi, yang menyatakan ada konflik dari kelompok non medik 39,2% dan kelompok perawat 34,2%, pada pada variabel kompetisi yang destruktif, yang menyatakan ada konflik dari kelompok non medik 33,3% dan kelompok perawat 37,l%, pada variabel sikap yang tidak fleksibel yang menyatakan ada konflik dari kelompok non medik 39,2% dan dari kelompok perawat 34,2%. Pada variabel menyimpan informasi yang menyatakan ada konflik pada kelompok non medik 29,4% dan pada kelompok pelawat 31,4%. Pada variabel kecaman yang tidak fair yang menyalakan ada konflik pada kelompok non medik l9,6% dan pada kelompok perawat 31,4%. Pada variabel hubungan yang sangat formal, yang menyatakan ada konflik pada kelompok non mcdik 30,2% dan pada kelompok Perawat 42,8%. Berdasarkan persepsi kelompok Non Medik dan Kelompgk Perawat, faktor penyebab konflik adalah adanya perbedaan pendapat lemahnya komunikasi dan gaya kepemimpinan. Posisi konflik yang paling tinggi terjadi pada kelompok Non Medik dan kelompok Perawat, Dampak konflik kearah negatif yaitu konflik yang merusak (disfungsional/destruktif). Hal ini berpengaruh terhadap motivasi kerja dan suasana kerja yang tidak kondusif.Saran dalam penelitian ini, adalah Direktur RSUD Pasar Rebo segera untuk merespon masalah ini secara cepat dan tepat, dengan melakukan persamaan persepsi dan memberikan informasi tentang kebijakan yang berkaitan dengan jabatan struktural. Selain itu guna meningkatkan ketrampilan terhadap pejabat struktural/manajemen perlu diberikan peladhan-pelatihan tentang manajemen.
In the year 1998 Pasar Rebo Hospital changed the status to class B hospital, the numbers of structtual staff becomes 21 staftf furthermore Directore of the Hospital decided the structural stat? selected according to the related competition rank and copability. From this assignment time, has rised a protest or slander destireci to management/or structural staff ofthe Pasar Rebo Hospital.This research purposed to achieve to get a clear pictures and to identifying thc conflict related with the role of function ofoocupation in Pasar Reho Hospital. The type of this research is descriptive-analytical which is conducted by means of quatitative and qualitative Cross-Sectional approach. The instrument for measureing the quantitative data structured questionnaire which is compiled based on Likert Scale. The qualitative data collection is conducted by means of Focus Group Discussion method. The variables which are researched are : unwarranted arguments among employees, communication problems, destructive competition, employees exhibiting inflexible and insensitive attitudes, colleagues withholding information, unfair criticims of certain individuals, excessively fomial interpersonal relationships between employees. The sample were ll4 persorw, which are : 9 persons hom medical group, 55 prsons from nurses, 51 persons from non medical and I9 persons hom structural.The result of this research was summarized that the variables unwarranted argument who has stated conflicts from non medik group is 62,5% and from nurses group is 64,3%. In the alterhand the variable commtmication problem who has stated cinflicts from non medik group is 39,2% and Hom nurses group is 34,2%. The variable destructive competition who has stated conflicts from non medik group is 33,3% and from nurses group is 37,1%. For the variable employees exhibiting inflekxible and inssitive attitudes who has stated conflicts from non medik group 39,2% and 34,2% for nurses group. For the variable colleagues withholding information who has stated conflicts is 29,-4% for non medik and 31,4% for nurses group. For the variable unfair criticims of certain individuals who has conflicts is l9,6% for non medik group and 3l,4% for nurses group. For the variable excessively formal interpersonal who has stated conflicts is 30,2% for non medik and 42,8% for nurses group. A factor of conflict due to diiiient ideas, cornmtuiication problems and style of leadeshipness In these kind of conflicts called disfungsiorial/destructive. Eventually the excess oh these conflicts influenced to motivation of working an uncondusively ol' comfortable working ethic.The recommendations should forward to : Directore of Pasar Rebo Hospital to response these conflicts problems seriously in order to react by uniforming of perceptions by giving them the correct information, regarding to the role of fimction which related with thc structural occupation in Pasar Rebo Hospital. ln other hands this efforts is to achieve or to improve the skilfull of the structural stall' or management staff whose needs to give them a change like a management training etc.
RSUD Pasar Rebo saat ini masih mengalami kekurangan tenaga perawat. Sejauh ini belum diketahui beban kerja dan pola waktu kegiatan perawat yang bertugas di RSUD Pasar Rebo khususnya di ruang rawat Inap. Karena itu rumah sakit harus memberikan perhatian terhadap beban kerja dan pola waktu kegiatan perawat untuk menghitung jumlah tenaga perawat secara tepat sesuai dengan kegiatan pelayanan di rawat inap.
Tujuan penelitian adalah menganalisis beban kerja, klasifikasi pasien, metode penugasan, kebijakan rumah sakit, dan karakteristik perawat di ruang rawat inap penyakit dalam dan bedah dalam upaya penghitungan jumlah tenaga perawat yang sesuai.
Jenis penelitian adalah deskriptif dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dilakukan dengan cara pengamatan kegiatan perawat, pengisian kuesioner pada perawat di ruang rawat inap penyakit dalam dan bedah, dan wawancara mendalam pada manajer RSUD Pasar Rebo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSUD Pasar Rebo masih mengalami kekurangan tenaga perawat di ruang rawat inap penyakit dalam dan bedah berdasarkan penghitungan melalui analisis beban kerja perawat dan dari rasio jumlah perawat dengan jumlah pasien. Salah satu unsur yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dalam penghitungan jumlah tenaga perawat adalah klasifikasi pasien dimana klasifikasi pasien di ruang rawat inap penyakit dalam dan bedah paling banyak adalah moderate care.
Kegiatan tindakan merupakan tindakan langsung yang menyita sebagian besar waktu perawat di ruang Cempaka dan Melati. Kegiatan komunikasi kepada pasien dan keluarga pasien di ruang Cempaka dan Melati masih kurang. Kurangnya komunikasi ini dapat menggambarkan bahwa kurang tenaga perawat dapat mengakibatkan ada kegiatan penting yang tidak dilaksanakan atau kurang dilaksanakan. Kegiatan administrasi pasien dan rekam medik menyita waktu sebagian besar kegiatan keperawatan tidak langsung. Kegiatan administrasi yang tidak dianjurkan adalah kegiatan administrasi keuangan karena perawat dapat terbebani dengan hal-hal yang seharusnya bukan kegiatannya.
Metode penugasan yang berlaku di ruang Cempaka dan Melati adalah kombinasi dari metode fungsional dan tim. Rencana ke depan akan diubah menjadi metode tim dengan dasar penyempurnaan dari metode penugasan yang berlaku sekarang. Dengan akan diberlakukannya metode penugasan tim maka harus diperhatikan perbandingan jumlah tenaga perawat dengan jumlah pasien untuk setiap tim.
Dengan adanya data tentang beban kerja perawat, klasifikasi pasien, metode penugasan, kebijakan rumah sakit dalam memenuhi jumlah tenaga perawat, dan karakteristik perawat yang ada. Data ini di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan jumlah tenaga perawat yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kepada pasien rawat inap di RSUD Pasar Rebo.
Concerning with the enhancement of hospital services for facing competition among hospitals, hospital management has to consider human resources as the most influential asset. Human resources in health section is one of determining factor for hospital success. The largest number of human resources in health section is nurse. Lacking of nursing resources can influence hospital services and image.
RSUD Pasar Rebo, where this research was carried out, has been lacking of nursing resources. So far, it is still unknown about the nursing workload and work-time pattern of nurses' activities whose duty is giving medical care in the in-patient wards. Therefore, the hospital management has to pay attention to the workload and work-time pattern of nurses to determine the number of nurses needed to match the service activities in the in-patient wards.
The purpose of this research was to analyze nursing workload, patient classification, assignment method, hospital policy, and nurses' characteristics in the in-patient wards of internee and post surgery patients to calculate appropriate number of nursing resources.
The research method was descriptive with qualitative and quantitative analyses. The research was carried out by observing nursing activities, questionnaire, and in-depth interviews with hospital managers.
Results of the research indicate that RSUD Pasar Rebo has been lacking of nursing resources based on the calculation against nursing workload analysis. One of the important factor to be noted for calculating the number of nursing resources is patient classification which in the in-patient wards of internee and post surgery most of patients were classified in a moderate care.
The treatment activity is a direct treatment which takes the nurses? working time a lot at Cempaka and Melati wings. Communication with the patients and their family at these wings is still negligible. This can show the lack of nursing resources which can further be used as an indication that there is an important activity with no or little implementation. The administration procedure of the patient and medical recording indirectly take most of the nurses' working time. The unnecessary administrative duty is not financial as it means adding nurses' workload with a job not in line with their job's description.
The assignment method carried out at Cempaka and Melati wings is combination of functional and team method. In the future, this will be changed into team method only, based on the improvement of the current assignment method. Adopting team assignment method will require close attention to the ratio between the number of nurses and patients in each team.
The data resulted from this research, was the nurses' workload, patient classification, assignment method, hospital policy to meet the required number of nursing resources, and current nurses' characteristics. These data can be used in the future as the basis of planning program to meet appropriate number of nurses in order to provide excellent services for the in-patients at RSUD Pasar Rebo Jakarta.
Hasil observasi di Rumah Sakit Umum Daerah Cideres Kabupatcn Majalengka, menunjukkan bahwa ada masalah-masalah yang mengganggu pelayanan diantaranya masalah pengadaan penyimpanan dan penyaluran barang farmasi berupa obat dan alai kesehatan habis pakai. Hal itu menggambarkan masih lernahnya pelaksanaan pengadaan penyimpanan dan penyaluran barang farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Cideres Majalengka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mcngetahui faktor kebijakan, faktor organisasi. faktor perencanaan. faktor prosedur. faktor sumberdaya manusia, faktor pencatatan pelaporan dan faktor evaluasi terhadap pengadaan, penerimaan penyimpanan dan penyaluran barang farmasi. Penelitian dilaksanakan tanggal 6 Maret sampai dengan tanggal 10 Mei 2006. penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan sumber data dari informan, telaah dokumen dan pengamatan langsung. Hasil penelitian adalah perlama Variabel Kebijakan. kebijakan yang ditetapkan telah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Kedua Variabel Organisasi, hasilnya adalah bagian-bagian yang terkait dalam pengelolaan persediaan barang farmasi telah mempunyai tugas wewenang yang berbeda dengan bagian unit lain dan tidak terjadi duplikasi tugas dan wewenang. Ketiga Variabel Perencanaan. hasil yang didapat bahwa perencanaan rutin dan perencanaan tahunan kebutuhan barang farmasi tidak dilaksanakan sesuai kebijakan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku, tidak membuat Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU) dan ada dokter yang tidak mematuhi formularium obat. Keempat Variabel prosedur. hasilnya sccara umum setiap bagian yang terkait dalam pengelolaan persediaan barang farmasi telah mempunyai prosedur tetap. Kelima Variabel Sumber Daya Manusia. Instalasi Farmasi masih membutuhkan tiga orang pegawai sedangkan personil Panitia Pengadaan Pekerjaan Unit merangkap tugas dengan tugas pokok lainnya dan belum memiliki ruang sekretariat khusus. Keenam Variabel Pencatatan Pelaporan hasil yang didapat adalah buku penerimaan barang, kartu barang dan pencatatan pendapatan obat tidak dicatat secara akurat. Pelaporan eksternal tidak dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ketujuh Variabel Evaluasi, Pelaksanaan evaluasi belum optimal, tidak dilaksanakan sesuai dengan tugas kewenangannya. Kedelupan Variable Pengadaan, Obat atas kesehatan habis pakai yang dipesan ke Perusahaan belum semuanya dikirim sesuai dengan pesanan, seluruh penerimaan barang ke rumah sakit diterima pemegang barang dan diperiksa Panitia perneriksa barang. Kesembilan Variabel Penyimpanan, Secara umum penyimpanan telah sesuai dengan peraturan namun sistim penyimpanan di Gudang induk dikelompokan berdasarkan pemasok. Kesepuluh Variabel Penyaluran, diketahui bahwa masih terdapat pennintaan obat alai kesehatan habis pakai dan atau resep yang tidak dipenuhi sesuai permintaan. Saran dari peneliti adalah buat dokumen kebutuhan barang unit yang mengakomodir kebutuhan pengguna. Optimalisasi pencatatan administrasi dan pendapatan barang farmasi rumah sakit. Tingkatkan kerjasama dengan pemasok tentang pembayaran dan pengiriman barang. Tetapkan buffer stock barang farmasi di gudang induk dan di instalasi farmasi. Perlu penambahan tiga pegawai di instalasi farmasi. sekretaris panitia pengadaan barang tidak dibebani tugas lain dan adanya ruang khusus panitia pengadaan barang. Serta perlunya aplikasi inventory yang teritegrasi dengan aplikasi billing system.
The result of an observation during a residency in Cideres country General Hospital some problem reveal on a pharmacies inventory supply and storage system. Those problems have a major impact on hospital service quality. The impact on hospital services quality will lead to a negative perception from the public and in a long run has a potential distortion on a hospital income thereby a good pharmacies good inventory controlling system in Cideres country General Hospital is a must. The aim of this research was to reveal and analyze the policy factor, organizational factor, planning factor, procedural factor, human resource factor, and data entry and reporting factor on pharmacies goods inventory contolling system. This research held from Maret 6 to May 10- of 2006, performed with qualitative analyzing that used informant data, secondary data and observation data. This research reveal that ; first, policy variable, the Cideres County General Hospital inventory policy has been established according to a general rules set by the government. Second, Organizational variable, every departement that co-op with pharmacies inevntory management already has a different task and a different authority, therefore, task and authority duplication were not found. Third, Planning variable, both daily and annually planning for pharmacies goods supplies were not held according to procedure and the rules, even a units stock annually planning was not made. Fourth, proccedure variable, generally every section that co-op with inventory management had a well astablish procedure. Fifth, human resource variable, pharmacies unit still sort of personnel therefore need an addition personnel as much as three personnel; Furthermore it required a secretary room. Sixth, Data Entry and reporting variable, stock card were not accurately update and externals reporting were not condurated according to the rules. Seventh, Evaluation variable, not optimalize of evaluation and improperly of the duty of authorities. Eight Supllies variable, drugs and expendable medical tools that has been ordered were not delivered as much as an order stated. Ninth, acceptance and storage variable all goods that goes in to the hospital accept by a goods holder after run in to check by the comitte. Tenth, expandite variable, this research reveral that there were some demands on a certain drugs and medical kit or recipe that were not fulfilled as demand. Base on the result of this research, making of the inventory unit necessity document for accomodate user needs. Optimalization of administration report and the income of hospital pharmacies stuff Increasing cooperation with the distributor about payment and distribution. Determined the buffer stock at pharmacy main strorage and fharmacy instalation. It needs three additional employees at fharmation unit, the officer of fharmacy inventory can not have another jobs and it needs special room. Integrated inventory application with a billing system is also a recomandation that has an urgency to fulfill imadietly.
