Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39231 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ainun Jariah; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Siane Nursianti, Sholah Imari
T3399
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yoedi Ariyanto; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Tri Yunis Miko, Ella Nurlaela Hadi, Didik Supriyono, Calvin S. Wattimena
Abstrak:

Derajat kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar dan merupakan indikator status kesehatan di suatu negara sehingga sccara terus menurus perlu mendapat perhatian melalui upaya yang berkesinambungan. Salah sam indikator peming dalam menilai derajat kesehatan adalab Angka Kematian Balita (AKBa). Hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 200l, Angka Kematian Balita akibat penyakit Sistim pemapasan adalah 4,9 per l.000 yang berarti ada sekitar 5 dari 1.000 balita yang meninggal setiap tahun akibat ISPA, atau rata-rata 1 anak Balita Indonesia akibat meninggal akibat ISPA setiap 5 menimya. Pengetahuan ibu dan keluarga tentang pengetahuan Infeksi Saluran Pemapasan Almt (ISPA) merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap upaya penurunan kesakitan dan kematian Balita, yaitu dengan mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kondisi kesehatannya Balita serta meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Citeureup Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor tahun 2008. Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal daxi pcnelitian yang dilakukan oieh peneliti pada bulan April tahun 2008 di Puskesmas Citeureup Kecamatan Ci1eureup Kabupaten Bogor tahun 2008. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah crass seclional (potong lintang). Populasi adalah scluruh ibu Balita yang terpilih menjadi subyek penelitian berdasarkan hasil survey di Puskesmas Citeureup Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor iahun 2008. Hasil analisis diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita, pada ibu yang berpengetahuan rendah mempunyai resiko sebesar 3,673 kali Lmtuk menderita ISPA pada balitanya dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan tinggi. Variabel lainnya yang mempengaruhi hubungan pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita adalah variabel pendidikan (0R= 3,037 nilai p= 0,000 dan 95 % CI: l,738-5,309). Riwayat imunisasi campak (0R= 1,814 nilai p= 0,037 dan 95 % CI: 1,036-3,l77) dan status gizi balitanya (OR= 1.807 nilai p= 0,039 dan 95 % CI: 1,030-3,l69) serta status sosial ekonomi keluarga (0R= 1.323 nilai p= 0,333 dan 95 % Cl: 0,750-2,335). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan rcsponden dengan kejadian ISPA pada balita setelah dikontrol oleh variabcl pendidikan. Responden yang berpengetahuan rendah mempunyai kemungldnan 3,673 kali untuk meningkatkan resiko kejadian ISPA pada balitanya diban dingkan dengan responden yang berpengetahuan tinggi. Dampak pengetahuan terhadap kejadian ISPA pada balita cukup besar yaitu sebesar 72,4%, untuk itu perlu dilakukan penyuluhan yang lebih intensif dengan melibatlcan kader, tokoh masyarakat, tokoh agama dan ibu-ibu penggerak PKK untuk rnaningkatkan pengetahuan ibu tentang faktor risiko kejadian ISPA pada balita dalam memberikan penyuluhan, meningkatkan kctrampilan petugas kesehatan dcngan membcrikan pelatihan konseling dan mempermudah akses masyarakat ke pelayanan kcsehatan.


The degree of health is one of the basic needs and an indicator of health status in a country such that it requires constant attention through a continuous effon. One ofthe important indicator when evaluating the degree of health if Child Mortality Rate (CMR). Findings from a domestic health survei “SKR'l"’ in the year of 2001 stated that the CMR due to diseases ofthe respiratory system was 4,9 per 1000, which means there is 5 deaths out of 1000 children under 5 years old attributed to URTI, or an average of 1 child’s death every 5 minutes. Mothers’ and families’ knowledge on Upper Respiratory Tract Infection (URTI) is the most influential factor in the effort to decrease morbidity and mortality of children under 5 years, that is by knowing the risk factors which influence the health conditions of children under 5 years and by increasing the accessibility to health services. The objective of this research was to determine the association between mothers’ knowledge on Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and events of URTI in children under tive years in Citeureup Public Health Centre, Citeureup distrcit of Bogor region in the year of 2008. This study used primary data which originated from a study conducted by the researcher in April 2008 in Citeureup Public Health Centre, Citeureup distrcit of Bogor region The study design used was cross sectional. The population was all mothers having children under 5 years old who were selected to be study subjects based on a survey in Citeureup Public Health Centre, Citeureup distrcit of Bogor region in the year of 2008. Results from analysis fotmd that there were four variables which were significantly associated with URTI namely knowledge (OR= 3,673 nilai p= 0,000 dan 95 % Cl: 1,970-6,848), education (OR= 3,037 nilai p= 0,000 dan 95 % Cl: l,738- 5,309), measles variable (OR= l,8l4 nilai p= 0,037 dan 95 % Cl: l,036~3,l77) as well as nutrition (OR= l.807 nilai p= 0,039 dan 95 % Cl: 1,030-3,l69). Other variables namely occupation, social economy, birth weight, crowded residency, and presence of a smoker in one’s house, were not significantly associated with URTI events in children under 5 years. It can be concluded that there was a significant association between the subjects’ knowledge and URTI events in children under 5 years after controlling for education variable. Subjects with lower knowledge had a probability of 3,673 times of increasing the risk of URTI events in their children under 5 years when compared to subjects with higher knowledge. Impact on knowledge on URTI events in children under 5 years was quite huge, which was 72,4%. 'Therefore health education and promotion need to be conducted more intensively by involving "kader”, public figures, religious figures, and PKK ladies in order to increase mothers’ knowledge on risk factors of URTI events in children \mder 5 years. This was done through giving heath education and increasing health personals’ skills by conducting counseling training and making the publichan easier access to health services.

 

Read More
T-2776
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chrissendy Tuan Laham Sitorus; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Modastri Korib Sudaryo, Gindo Mangara Simanjutak
S-5753
Depok : FKM-UI, 2009
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muammar Muslih; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Yunis Tri Miko Wahyono, Ella Nurlaela Hadi, Lukman Hakim, Suherman
Abstrak:

Latar belakang : Hasil investigasi KLB malaria  ada hubungan faktor resiko perilaku pemakaian kelambu. Perilaku pemakaian kelambu dipengaruhi pengetahuan dan sikap. Peneliti ingin mengetahui gambaran dan hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku penduduk usia di atas 15 tahun di Hargotirto. Metodologi : Desain penelitian cross sectional. Sampel adalah penduduk usia di atas 15 tahun yang dipilih dengan sistem cluster dan random pada setiap cluster. Jumlah sampel 266 responden. Dilakukan análisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil : Distribusi responden dengan pengetahuan tinggi 52,3%, sikap positif 57,9%, perilaku memakai kelambu 80,8%. Perilaku memakai kelambu dengan pengetahuan tinggi dan sikap positif 31,9%. Hasil bivariat pengetahuan (OR=1,57 nilai p=0,15 95%CI=0,85-2,9), sikap (OR=4,93 nilai p=0,000, 95%CI=2,51-9,69). Hasil regresi logistik sikap dengan perilaku pemakaian kelambu ada hubungan dan bermakna  (OR=4,933 nilai p=0,000, 95%CI=2,510-9,698). Kesimpulan : Responden dengan pengetahuan tinggi dan sikap positif sebanyak 90 responden (33,8%).Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku memakai kelambu. Ada hubungan bermakna antara sikap dengan perilaku memakai kelambu. Saran bentuk penyuluhan yang lebih mengena untuk meningkatkan pengetahuan, contoh dari tokoh masyarakat memakai kelambu sehingga masyarakat meniru untuk memakai kelambu dan diadakan kembali arisan kelambu untuk membantu yang belum memiliki kelambu. Kata Kunci  : pengetahuan, sikap, perilaku memakai kelambu, malaria, regresi logistik ganda.


 

Background : The results of investigation malaria outbreak there is a risk factor for mosquito nets usage behavior. Use of mosquito nets behavior influenced of knowledge and attitudes. Researcher wants to know the description and the association between knowledge, attitude with mosquito nets usage behavior by age over 15 year in Hargotirto, 2012. Methods : cross  sectional  study  design.  Sample  is  population  by age over  15 year  selected with cluster systems and random in each  cluster.  The number of samples  are 266 respondents. Univariat  analysis, bivariat  and multivariat with multiple logistic regression. Results : Distribution of respondents with high knowledge of 52.3%,  positive attitude is 57.9%,  and the behavior of using mosquito nets is 80.8%. Behavior of using mosquito nets with high knowledge and positive attitudes about 31.9%. The results of the bivariat :  knowledge  (OR = 1.57 p-value = 0.15,  95% CI = 0.85- 2.9), attitude (OR = 4.93 p-value = 0.000, 95% CI = 2.51 - 9,69). The results of logistic regression attitude to the behavior of using mosquito nets have meaningful associatin (OR=4.933, p-value=0.000, 95%CI=2.510-9.698). Conclusions : The behavior of respondents 33.8% wearing mosquito net with the knowledge of high and positive attitude. There is no association between knowledge of the behavior of using mosquito nets. There is a significant association between attitudes to the behavior of using mosquito nets. Keywords : knowledge, attitudes, behaviors of using mosquito nets, multiple logistic regression

Read More
T-3679
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dian Kurnia Rabbani; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Mondastri Korin Sudaryo, Eulis Wulantari, Dewi Dwinurwati Wahyuni
T-4760
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anisah Rahmah; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Yovsyah, Rani Handayani
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan kader Posyandu dengan aktivitas pemantauan tumbuh kembang anak selama masa pandemi di kelurahan tengah, kecamatan kramat jati, Jakarta timur. Desain studi cross-sectional dari data primer dengan jumlah sampel 115 orang kader Posyandu di kelurahan tengah. Penelitian kami menunjukkan 57,6% kader Posyandu menjalankan pemantauan tumbuh kembang anak.
Read More
S-10576
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Bungsu; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Ahmad Syafiq, Nurhayati Prihartono, Helda Khusun, Dewi Dwinurwati
Abstrak: Ibu hamil adalah salah satu kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap pangan dan gizi. Diperkirakan sebesar 20% kematian ibu berkaitan dengan rendahnya kadar hemoglobin (anemia gizi) selama kehamilan. Teh memiliki potensi sebagai penyebab anemia karena disinyalir mampu mengabsorbsi mineral sebagai bentuk zat besi yang dikaitkan dengan peranan tanin dalam akndungan teh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar tanin pada teh celup terhadap anemia gizi besi pada ibu hamil. Penelitian dilakukan dengan design Cross Sectional analytic. Responden terdiri dari 94 ibu hamil dengan usia kandungan > 16 minggu. Data dianalisis dengan menggunakan analisa Cox Regression.
Read More
T-3712
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sakina Makatita; Pembimbing: Ratna Djuwita, Nurhayati Adnanl Penguji: Anies Irawati, Juzi Deliana
Abstrak:
Tesis ini membahas hubungan pola asuh dan pendidikan ibu dengan stunting pada batita Stunting merupakan suatu keadaan dimana anak dibawah lima tahun mengalami gagal tumbuh yang di akibatkan karena kekurangan asupan gizi kronis yang disebabkan oleh malnutrisi jangka panjang sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan umur anak tersebut atau bisa dikatakan anak terlalu pendek jika dibandingkan dengan usianya

Stunting is a public health problem that needs to be addressed both in Indonesia and the World. The real impact of this problem is hampered motor development, mental growth and increased risk of morbidity  and death. One of the risk factors for stunting in children is the lack of nutritional intake of infants, especially exclusive breastfeeding. This study aims to determine the relationship between exclusive breastfeeding with stunting in toddlers aged 12-36 months in Tamansari sub-district, Bogor district, 2019. The research design used was cross-sectional using primary data. The sample in this study amounted to 500 toddlers obtained by Proportional Random Sampling. This research was conducted in July 2019. Data collection was carried out by measuring height, body length, interviews with questionnaires and food recall. Stunting status was assessed based on the TB / U indicator <-2 z-score. The analysis used in this study uses multivariate cox regression analysis and the magnitude of the effect is expressed in the prevalence ratio (PR) with a 95% confident interval (CI). The results showed that the prevalence of stunting in toddlers aged 12-36 months in Tamansari sub-district, Bogor district in 2019 was 39.2%. The results of multivariate analysis showed that toddlers who were not given exclusive breastfeeding had a chance of 1.37 (95% CI: 1.03-1.83) times stunting compared to toddlers who were given exclusive breastfeeding after being controlled by maternal education and toddler calorie intake. It is necessary to improve maternal education at least high school and to provide toddlers food intake that is high in energy and protein and affordable by the community.

Read More
T-5957
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Datrianti Indah Savitri; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Putri Bungsu, Sumiati
Abstrak: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan permasalahan kesehatan masyarakat hampir di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Ibukota Jakarta. Jakarta Selatan merupakan wilayah dengan Incidence Rate (IR) tertinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2014. Penelitian ini menganalisis hubungan antara karakteristik demografi, sosial ekonomi, lingkungan fisik, dan perilaku pencegahan DBD dengan kejadian DBD di Jakarta Selatan. Data kejadian DBD diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan variabel independen diperoleh dari Data Potensi Desa BPS 2014. Penelitian ini dilakukan secara observasional dengan rancangan studi potong lintang dengan uji Chi-Square. Populasi dan sampel adalah seluruh kasus DBD yang tercatat dan dilaporkan dari RS ke Surveilans Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan proporsi kasus terbanyak pada laki-laki (52.67%) dan pada kelompok umur 15-44 tahun (41.69%). Diperoleh hubungan kepadatan penduduk (p 0.007), jumlah keluarga di permukiman kumuh (p 0.008), jumlah rumah di bantaran sungai (p 0.015), jumlah permukiman di bantaran sungai (p 0.09), jumlah permukiman kumuh (p.0.018) yang menurunkan prevalensi kejadian DBD. Oleh karena itu, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara peningkatan kasus dengan variabel demografi, sosial ekonomi, lingkungan fisik, dan perilaku pencegahan DBD. Kata Kunci: DBD, Demografi, Sosial-ekonomi, Lingkungan, Podes Dengue Hemmorhagic Fever is a problem of public health in Indonesia, including Jakarta. South Jakarta where is the highest Incidence Rate of dengue in Jakarta Province in 2014. This research is to analyze relationship between demographic characteristics, socioeconomic, physical environment, and practice against dengue in South Jakarta. Data is collected from Surveilance of Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta and Badan Pusat Stastistik. This is an observational cross-sectional study with Chi-Square test. Population and sample are whole cases of dengue recorded and reported from Hospital to Surveilance Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. The results showed the highest proportion of cases is in men (52.67%) and on age group is in 15-44 years (41.69%). The relations of population density (p 0.007), number of family lived in slums (p 0.008), number of houses along the river (p 0.015), number of settlements along the river (p 0.09), number of Slums (p.0.018) which are reduce the prevalence of dengue incidence. therefore, not found a significant relationship between the increase in cases wtih demographic, socioeconomic, physical environment, and practice prevention against of dengue. Key Words: Dengue, Demography, Social Economy, Environment, PODES
Read More
S-9274
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amrul Hasan; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Dian Ayubi, Cicilia Widiyaningsih, Ismen
Abstrak:

Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat hingga saat ini di Kota Bandar Lampung dengan jumlah penderita yang terus meningkat. Pada tahun 2001 Incidence rate sebesar 13,56 per 100.000 penduduk, meningkat menjadi 109,8/100.000 penduduk pada tahun 2006 dan akhir Februari 2007 Kota Bandar Lampung dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam berdarah dengue lokal. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kebiasaan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pencegahan gigitan nyamuk dengan kejadian demam berdarah dengue di Kota Bandar Lampung, menggunakan desain kasus kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 406 individu terdiri dari 203 kasus dan 203 kontrol. Kasus adalah individu yang menderita DBD yang pernah dirawat di rumah sakit dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dari tanggal 1 Maret 2007 sampai 15 Mei 2007, sedangkan kontrol dipilih dari tetangga kasus yang bertempat tinggal dalam radius 100 meter dari tempat tinggal kasus. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2007. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi rumah kasus dan dan kontrol kemudian diwawancarai dan observasi lingkungan rumah. Hasil penelitian diketahui ada hubungan kebiasaan melakukan PSN dengan kejadian demam berdarah dengue, individu yang tidak melakukan PSN berisiko 5,85 (95% CI : 2,86 - 11,99) kali terkena DBD, sedangkan individu yang melakukan 1 jenis PSN (menguras atau menutup atau mengubur) berisiko 2,22 (95% CI : 1,32-3,72) kali untuk terkena DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan PSN setelah dikontrol dengan variabel riwayat tetangga yang pemah sakit DBD, keberadaan benda yang dapat penampung air di sekitar rumah dan kebiasaan melakukan pencegahan gigitan nyamuk. Ada hubungan antara kebiasaan melakukan pencegahan gigitan nyamuk dengan kejadian DBD, Individu yang tidak pernah melakukan pencegahan gigitan nyamuk berisiko 7,82 (95% CI : 4,12-14,86) kali untuk terkena DBD, sedangkan individu yang melakukan 1 pencegahan (mengunakan penolak nyamuk di oles di kulit repellent atau anti nyamuk bakar atau menyemprot ruangan dengan pembasmi serangga) berisiko 4,21 (95% CI : 2,31 - 7,65) kali untuk terkena DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan 3 pencegahan gigitan nyamuk setelah dikontrol dengan variabel umur, riwayal tetangga pernah sakit DBD, keberadaan benda yang dapat menampung air di sekitar rumah dan kebiasaan melakukan PSN. Untuk menanggulangi DBD kegiatan PSN perlu dilakukan secara teratur minimal satu minggu sekali. Untuk mencegah terjadi terkena DBD dapat dilakukan melindungi diri agar tidak digigit nyamuk terutama 2 jam sebelum matahari terbit dan terbenam dengan menggunakan anti nyamuk yang di oles di kulit, anti nyamuk semprot ataupun electrik/bakar.


Dengue haemorrhagic fever most important public health problem in Bandar Lampung today. Increasing case occure from 2001 to 2006, if 2001 incidence rate 13,56/ 100.000 became 109,8/ 100.00 at 2006 and the end of February 2007 stated Bandar Lampung local outbreak dengue haemorrhagic fever. A case-control study was conducted to explore correlation the risk factor of dengue infection in Bandar Lampung from 20 April to 30 May 2007. 230 case and 230 control were included for statisyical analysis. After further adjusting the confounder there are strong correlation between habitual Eliminating Mosquitos Breeding Sites and use personal protective (eg; use repellent, mosquito coil and use insecticide hand sprayer) with dengue case. Individual has one PSN estimated to be 2,22 (95% Cl : 1,32-3,72) times as great for individual has 3 PSN and individual did not PSN estimates to be 5,85 (95% CI : 2,86 - 11,99) times as great has dengue fever for individual has 3 PSN after controlled by history neightborhood DHF, water container around house, use mosquitoes prevention bites. Individual use one mosquitoes prevention bites estimated to be 4,21 (95% Cl : 2,31-7,65) times as great for individual use three mosquitoes prevention bites and individual did not use mosquitoes prevention bites estimated to be 7,82 (95% CI : 4,12- 14,86) times as great for individual use three mosquitoes prevention bites. Dengue fever is a mosquitoes-bome disease and the risk of person contracting the disease is determined by individu behaviour in eliminating mosquitos breeding sites and use mosquitoes prevention bites in Bandar Lampung.

Read More
T-2524
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive