Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34682 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Elyza Fitrianingsih; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Dewi Susana, Ririn Arminsih Wulandari, Riris Nainggolan, Eka Agustina
Abstrak:

Berdasarkan data profil kesehatan Kota Serang, pada tahun 2008 terdapat 14.046 kasus diare dengan jumlah penderita diare pada balita sebesar 6.770 kasus dan 100% berhasil ditangani. Sedangkan pada tahun 2009 terdapat 15.123 kasus diare, jumlah penderita diare pada balita sebesar 8.844 (58,48%) kasus dan dari semua kasus yang ada 100% berhasil ditangani. Tahun 2009, cakupan Jamban Keluarga sebesar 58,03%, Tempat Sampah 38,64%, dan SPAL 27,74%. Ketiga cakupan sanitasi dasar tersebut masih kurang dari target. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui manajemen penyakit diare berbasis wilayah pada balita di Kota Serang Tahun 2011. Hasil dari penelitian ini adalah Manajemen penyakit berbasis wilayah telah diterapkan di Kota Serang namun belum berjalan optimal. Peraturan daerah Kota Serang, menyatakan bahwa pembangunan kesehatan di wilayah Kota Serang harus terpadu tapi ternyata tidak ada keterpaduan sehingga hal ini menjadi pemicu terjadinya peningkatan kasus diare di Kota Serang. Daftar pustaka : 23 (2000-2011) Kata kunci : Manajemen, Diare, Faktor risiko, Manajemen kasus, Integrasi


 On the database profile of Serang, in 2008 there were 14.046 cases of diarrhoea by the number of patients with diarrhoea in children under five years of 6770 and 100% of the cases treated successfully. While that in 2009 there were 15.123 cases of diarrhoea, the number of patients with diarrhea in infants by 8.844 (58,48%) cases and all cases were 100% treated with success. In 2009, the scope of family latrines of 58,03%, 38,64% of garbage and 27,74% SPAL. These three basic sanitation coverage remains below the target. The purpose of this study was to determine the area of managing for diarrhoeal diseases in children in the town of Serang year 2011. The results of this study is, the areas of management of the disease have been carried out in the town of Serang, but they do not run optimally. Regulation Serang area of the city, said that the development of health in the region should be integrated Serang, but there apparently is no integration, so it becomes a trigger for the increase in cases of diarrhea in the town of Serang. Infectious diseases including diarrhea, associated with aspects of the environment and human behavior. Therefore, efforts to control risk factors for disease must be integrated with other programs, as well as with cross-sector partnerships with the community and has forged an ongoing basis. Bibliography: 23 (2000-2011) Keywords: Management, diarrhea, risk factors, case management, integration

Read More
T-3359
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Azkiya Zulfa; Pembimbning: I Made Djaja; Penguji: Renti Mahkota, Farida
Abstrak: Kejadian diare terbanyak di Kota Bogor terjadi di Kecamatan Tanah Sareal dimana kondisi sanitasi yang berkaitan dengan air minum berisiko tinggi terdapat di Kelurahan Sukadamai dan Mekarwangi yang termasuk ke dalamwilayah kerja puskesmas Mekarwangi Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita diwilayah kerja puskesmas Mekarwangi Kota Bogor tahun 2014. Disain penelitian yang digunakan adalah case control dengan jumlah kasus 120 dan jumlah kontrol120. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan laboratorium sampel air minum. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita adalah Escherichiacoli dalam air minum (OR=2,61; 95% CI= 1,32-6,76), perilaku cuci tangan ibuatau pengasuh (OR=2,05; 95% CI= 1,18-3,57), hygiene sanitasi makanan danminuman (OR=2,53; 95% CI= 1,46-4,39) dan pengetahuan ibu atau pengasuh(OR=1,83; 95% CI= 1,01-3,31). Perlu dilakukan upaya pencerdasan kepada masyarakat berupa penyuluhan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media cetak seperti poster, pamflet dan lain sebagainya.
Kata kunci: Diare, balita
The highest incidence of diarrhea in Bogor occurred at Tanah Sarealdistrict where the condition of basic sanitation associated with high risk drinkingwater in Kelurahan Sukadamai and Kelurahan Mekarwangi which belong toPuskesmas Mekarwangi region. This study aims to analyze risks that affectedunderfive years children diarrhea in region of Puskesmas Mekarwangi, Bogor2014. This study used case control design with 120 controls and 120 cases. Theinformation collected by interviews, observation and laboratorium analyze ofdrinking water sample. Result that risk factors that affected diarrhea areEscherichia coli in drinking water (OR=2,61; 95% CI= 1,32-6,76), handwashingbehavior (OR=2,05; 95% CI= 1,18-3,57), hygiene sanitation of food and drink(OR=2,53; 95% CI= 1,46-4,39) and also knowledge of mother about diarrhea(OR=1,83; 95% CI= 1,01-3,31). It should be held an interventions direct orindirectly toward the residents, by printed media,e.g. poster, pamphlet, bulletin,xbanner etc.
Keyword: Diarrhea, underfive years children
Read More
S-8168
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Holong Purnama Putra; Pembimbing: Abdul Rahman; Penguji: Sri Tjahjani Budi Utami, Ramdan Tiar
Abstrak: Diare pada balita merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%). Sekitar 162.000 balita meninggal akibat diare tiap tahunnya atau sekitar 460 balita per hari (Depkes, 2011). Di Bogor angka diare meningkat tiap tahunnya data dari 2011-2013 menunjukkan ada peningkatan kasus di tahun 2011 ada 21.687 kasus tahun 2012 ada 22.625 kasus dan di 2013 ada 24.187 kasus (P3KL Dinkes Bogor, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor risiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas Bogor utara. Studi ini menggunakan metode kasus kontrol dengan jumlah sampel 46 kasus dan 46 kontrol metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang berpengaruh antara faktor penyebab dengan kejadian diare yaitu : Perilaku mencuci tangan OR: 4,28 (95% CI 1,587-11,575), Penanganan sampah OR: 3,87 (95% CI 1,632-9,203), Sumber air bersih OR: 3,16 (95% CI 1,244- 8,039), Sarana Jamban OR: 4,52 (95% CI 1,845-11,081), Sanitasi makanan OR: 2,92 (95% CI 1,249-6,809), dan Pengetahuan orang tua OR: 2,66 (CI 95% 1,146- 6,198). Upaya penanggulangan dengan cara meningkatkan sanitasi lingkungan dan memberikan program penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sekitar.

Kata kunci : Diare pada balita, Faktor-faktor penyebab diare

Diarrhea is one cause of death in infants (31,4%) and children under the age of five years (25,2%). Approximately 162.000 children under the age of five death every year or 460 every day (Depkes) in Bogor incident rate of diarrhea increase every year from 2011-2013. in 2011 there are 21.687 case, in 2012 there are 22.625 case and in 2013 there are 24.187 case. this research have a purpose to determine risk factors associated with diarrhea incident in children under the age of five on working area Puskesmas north Bogor. this study use case control method with number of sample 46 people case and 46 control. Method of data collection by interview and observation. the results showed influence of risk factors with diarrhea incident. the risk factors have influence are Handwashing behaviour OR: 4,28(95% CI 1,587-11,575), Waste handling OR: 3,87 (95% CI 1,632-9,203), Source of clean water OR: 3,16 (95% CI 1,244-8,039), Availabilty of latrines OR: 4,52 (95% CI 1,845-11,081), Food hygiene and sanitation OR: 2,92 (95% CI 1,249-6,809), and Knowledge of parents OR: 2,66 (CI 95% 1,146- 6,198). Diarrhea prevention efforts by improving enviroment sanitation and providing education programs to increase public knowledge.

Key Words : Diarrhea in children under the age of five, Risk factors cause diarrhea
Read More
S-9060
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fransiska Gultom; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ema Hermawati, Yusdayani Aisya Aprilia
Abstrak: JUMLAH PENDERITA DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN MAKASAR MENGALAMI KENAIKAN DARI TAHUN 2014 SAMPAI 2016. KELURAHAN KEBON PALA MENJADI PENYUMBANG TERBANYAK DARI KESELURUHAN KASUS DIARE. JUMLAH PENDERITA DIARE BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN KEBON PALA TAHUN 2014 SEBESAR 182 KASUS KEMUDIAN NAIK TAHUN 2015 SEBESAR 251 KASUS DAN MENGALAMI PENURUNAN PADA TAHUN 2016 SEBESAR 238 KASUS. PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN KEBON PALA. DISAIN PENELITIAN YAITU CASE CONTROL, KASUS ADALAH PENDERITA DIARE YANG TERCATAT DALAM REGISTER PUSKESMAS SELAMA 14 HARI TERAKHIR WAKTU PENELITIAN BERLANGSUNG DAN KONTROL ADALAH TETANGGA KASUS. JUMLAH SAMPEL MASING-MASING KONTROL DAN KASUS 60 RESPONDEN. PENGUMPULAN DATA DENGAN WAWANCARA LANGSUNG DAN OBSERVASI MENGGUNAKAN KUESIONER. KUESIONER BERISIKAN PERTANYAAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN, PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, SUMBER AIR BERSIH, SARANA JAMBAN DAN SARANA PEMBUANGAN SAMPAH. PENELITIAN INI DIDAPATKAN HASIL ADANYA HUBUNGAN YANG SIGNIFIKAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (NILAI P 0.005; OR 5,107), PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (NILAI P 0,005; OR 4,030), SARANA JAMBAN (NILAI P 0,022; OR 2,993) DAN SARANA PEMBUANGAN SAMPAH (NIALI P 0,003; OR 3,406) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA.

KATA KUNCI : DIARE, FAKTOR RISIKO, KASUS KONTROL

THE NUMBER OF DIARRHEA SUFFERERS IN UNDER-FIVE CHILDREN IN THE WORKING AREA OF PUSKESMAS KECAMATAN MAKASAR INCREASED FROM 2014 TO 2016. KEBON PALA VILLAGE BECAME THE BIGGEST CONTRIBUTOR OF ALL DIARRHEA CASES. THE NUMBER OF DIARRHEA SUFFERERS IN THE WORK AREA OF KEBON PALA PUBLIC HEALTH CENTER IN 2014 AMOUNTED TO 182 CASES AND THEN INCREASED IN 2015 BY 251 CASES AND DECREASED IN 2016 BY 238 CASES. THIS STUDY AIMS TO DETERMINE THE RISK FACTORS OF DIARRHEA OCCURRENCE IN INFANTS IN THE WORKING AREA OF KEBON PALA PUBLIC HEALTH CENTER. THE CASE STUDY DESIGN WAS CASE CONTROL. THE CASE WAS DIARRHEA SUFFERER RECORDED IN THE PUSKESMAS REGISTER FOR THE LAST 14 DAYS WHILE THE STUDY TOOK PLACE AND THE CONTROL WAS NEIGHBORING CASE. THE NUMBER OF SAMPLES OF EACH CONTROL AND CASE ARE 60 RESPONDENTS. DATA WAS COLLECTED BY DIRECT INTERVIEW AND OBSERVATION USING QUESTIONNAIRE. THE QUESTIONNAIRE CONTAINS QUESTIONS ON HANDWASHING BEHAVIOR WITH SOAP, EXCLUSIVE BREASTFEEDING, CLEAN WATER SOURCES, TOILET FACILITIES AND GARBAGE DISPOSAL FACILITIES. THE RESULTS OF THIS STUDY SHOWED THAT THERE WAS A SIGNIFICANT RELATIONSHIP BETWEEN HANDWASHING WITH SOAP (P 0.005, OR 5,107), EXCLUSIVE BREASTFEEDING (P VALUE 0.005, OR 4.030), TOILET FACILITIES (P VALUE 0.022, OR 2,993) AND GARBAGE DISPOSAL FACILITIES NIALI P 0,003; OR 3,406) WITH THE INCIDENCE OF DIARRHEA IN INFANTS

KEY WORDS: DIARRHEA, RISK FACTORS, CASE CONTROL
Read More
S-9357
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agung Budijono; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi, Budi Tjahjani Utami; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Ade Sutrisno, Nunuk Agustina
Abstrak:

Tuberculosis (TB) sampai hari ini masih menjadi masalah dunia terutama pada negara berkembang termasuk Indonesia. Sejak tahun 1993, WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa TB sebagai Global Emergency (kedaruratan umum). Pada tahun 2000, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) merespon dengan mengeluarkan resolusi PBB tentang Deklarasi Millenium. Tahun 2005, Indonesia resmi mengadopsi MDG?s (Millenium Development Goal?s) sebagai arah pembangunan nasional dan menetapkan TB sebagai prioritas penanggulangan penyakit infeksi dan penyakit menular. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan model manajemen penyakit TB paru berbasis wilayah Kota Bekasi tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan hasil penderita TB BTA (+) laki-laki 62%, Wanita 38%, kelompok umur penderita terbanyak (25-34 tahun) 28%, kelompok umur anak (0-14 tahun) 12%, kelompok pelajar (5-24 tahun) 30%, kelompok umur produktif (25-55 tahun) 85,33%, kelompok lansia (>55 tahun) 9,34%, status imunisasi BCG 6% dan status tidak imunisasi BCG 94%. Kondisi lingkungan fisik rumah penderita TB paru BTA (+) tidak memenuhi syarat sehat, meliputi suhu 72,33%, kelembaban 82,67%, pencahayaan 82%, ventilasi 69,33% dan lantai rumah 38%. Sangat perlu dilakukan tindakan penanggulangan untuk memutuskan rantai penularan TB secara integrated dengan melibatkan lintas sektor dan lintar program untuk perbaikan fisik rumah penderita seperti Dinas Tata Kota, PNPM, Kecamatan dan Kelurahan, serta ibu-ibu PKK untuk penggiatan posyandu.dan menambah faktor risiko lingkungan fisik rumah penderita pada formulir TB.01.


  Tuberculosis (TB) shall today still become the world problem especially at developing countries including Indonesia. Since year of 1993, WHO ( World Health Organization) please express that TB as Global Emergency. In the year 2000, United Nations response by the resolution PBB concerning Deklarasi Millenium. Year of 2005, Indonesia begin to adopt MDG's ( Millenium Development Goal's) as national development direction and specify TB as priority prevention disease of contagion and infection. Purpose of research is to get the disease management model TB paru base on the region Kota Bekasi year of 2012. This research is research descriptif with patient result TB BTA (+) men of 62%, Woman of 38%, of old age group of patient many ( 25-34 year) 28%, of old age group [of] child ( 0-14 year) 12%, student group ( 5-24 year) 30%, productive of old age group ( 25-55 year) 85,33%, group lansia (> 55 year) 9,34%, status immunize BCG 6% and status don't immunize BCG 94%. Environmental condition of patient house physical TB paru BTA (+) healthy ineligibility, cover the temperature of 72,33%, dampness of 82,67%, illumination of 82%, ventilation of 69,33% and house floor of 38%. Is very needed to conduct action preventife to decide to enchain the infection TB integratedly by entangling to pass by quickly the sector and pass by quickly program for the repair of patient house physical be like Dinas Tata Kota, PNPM, Kecamatan and Kelurahan, and also mothers PKK for animation posyandu.

Read More
T-3661
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asep Roni; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Budi Hartono, Yasep Setiakarnawijaya
Abstrak: Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia.WHO mengestimasi rata-rata kasus untuk pemeriksaan dahak didapatkan BTA positif 115 per 100.000 tahun 2003. Jumlah kasus baru TB Paru BTA positif sebesar 194.780 orang tahun 2011, untuk kabupaten Bogor tahun 2010 sebanyak 3.869 orang dan Kecamatan Cisarua 18 orang.
 
Manajemen penyakit Tuberkulosis berbasis wilayah dilaksanakan dengan manajemen kasus dan manajemen faktor risiko secara simultan, paripurna, terencana dan terintegrasi. Penelitian ini mengenai analisis manajemen penyakit TB berbasis Wilayah di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor tahun 2012.
 
Kerangka konsep penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen penyakit berbasis wilayah dengan memadukan manajemen kasus dengan manajemen faktor risiko. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa UPT Puskesmas Cisarua telah melaksanakan manajemen kasus pada penanggulangan penyakit Tuberkulosis melalui program DOTS, namun upaya penanggulangan faktor risiko belum optimal. Tidak ada Klinik Sanitasi sebagai suatu wahana masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
 

Tuberculosis is a chronic infectious disease remains a public health problem in the world including Indonesia.WHO estimating the average case for smear-positive sputum specimens obtained 115 per 100,000 in 2003. Number of new cases of smear-positive pulmonary TB 194 780 people in 2011, to the district of Bogor in 2010 and as many as 3,869 people Cisarua District 18.
 
Tuberculosis disease management implemented region-based case management and management of risk factors simultaneously, complete, well-planned and integrated. This study analyzes the management of TB disease in the sub region based Cisarua Bogor regency in 2012.
 
The conceptual framework of this study using area-based disease management approach to integrating case management with risk factor management. This research was conducted with qualitative methods. The results showed that the UPT Puskesmas Cisarua been implementing case management on tuberculosis control through DOTS programs, but the reduction of risk factors is not optimal. No Sanitation Clinic as a vehicle for communities to address environmental health issues.
Read More
S-7949
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kristina; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Yovsyah, Suhardiman
S-6533
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meithyra Melviana Simatupang; Pembimbing: Sri Tjahjani Budi Utami; Penguji: Ema Hermawati, Laila Fitri, Didin Aliyudin, Upi Meikawati
Abstrak: Mycobacterium tuberculosis dilepaskan oleh penderita saat batuk, bersin bahkan ketika berbicara. Durasi dan lamanya paparan kuman TB merupakan faktor penting dalam penularan, terutama pada ruangan tertutup. Maka, orang yang paling rentan tertular adalah kontak serumah penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku dan kondisi lingkungan rumah terhadap adanya gejala TB pada kontak serumah penderita. Penelitian cross-sectional ini dilakukan dengan mewawancarai 73 penderita TB serta kontak serumahnya dan mengobservasi kondisi lingkungan rumahnya. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya gejala TB pada kontak serumah dipengaruhi oleh penderita yang tidak menutup mulut saat batuk/bersin, membuang dahak sembarangan dan kontak serumah yang tidur di ruangan yang sama dengan penderita. Adapun kondisi rumah yang berpengaruh meliputi pencahayaan dan ventilasi yang tidak memenuhi syarat serta kepadatan hunian yang tinggi. Kesimpulannya, perilaku dan kondisi lingkungan rumah berkaitan dengan adanya gejala tuberkulosis pada kontak serumah. Agar tidak terjadi penularan pada kontak serumah, penderita dianjurkan untuk menggunakan masker, kontak serumah tidak boleh tidur bersama penderita. Pencahayaaan dan ventilasi rumah juga harus sesuai syarat rumah sehat untuk mencegah perkembangbiakan mikroorganisme di dalam rumah.
Kata kunci: tuberkulosis, perilaku, lingkungan rumah, kontak serumah

Mycobacterium tuberculosis bacteria exhaled by patients when coughing, sneezing, even speaking. Duration and frequency of exposure is important factor of TB transmission, especially in closed room. Therefore, household contact of TB patient is susceptible. This research aimed to find out the influence of behavior and house environment condition to tuberculosis symptoms existence at household contact of TB patient. This cross-sectional research collected data by interviewed 73 TB patients and their household contact. Then, observation the house environment conditions. Results showed that TB symptoms at household contact was affected by patient behavior to covered mouth when coughing/sneezing, disposed sputum carelessly and household contact behavior who slept in the same room with the patient. While, house condition that affect was not-eligible lighting and ventilation, then high population density. In conclusion, behavior and house environment condition was influenced the existence of TB symptoms at household contact. To avoid tuberculosis transmission, patients is suggested to wear mask and their household contacts should not sleep with them in the same room. Lighting and ventilation also have to comply healthy house requirement to prevent the proliferation of microorganisms in the house.
Keywords: tuberculosis, behavior, house environment, household contact
Read More
T-4811
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mukhlasin; Pembimbing: Rachmadi Purwana, Ratna Djuwita; Penguji: Ririn Arminsih, Christina Widaningrum, Dedi Kusnadi
T-3438
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anynda Putri Assyifa; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Zakianis, Neneng Sumiati
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kontaminasi Esherichia coli pada DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang) dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Limo, Kota Depok tahun 2021. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang telah dilakukan pada balita yang tinggal di Kecamatan Limo, yaitu sebanyak 180 balita. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara kontaminasi E. coli pada DAMIU (p = 0,000; OR = 4,204), pemberian ASI eksklusif (p = 0,006; OR = 2,760), kebiasaan membuang tinja balita (p = 0,001; OR = 3,222), perilaku cuci tangan (p = 0,003; OR = 2,899), kondisi jamban (p = 0,013; OR = 2,879), dan kondisi tempat sampah (p = 0,002; OR = 3,080) dengan kejadian diare pada balita.
Read More
S-10814
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive