Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34463 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Shinta Devita Astiti; Pembibing: Nurhayati A. Prihartono; Penguji: Yovsyah, Mondastri Korib Sudaryo, Toni Wandra
T-3440
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Megawati A. Hutahaean; Pembimbing: Nasrin Kodim; Penguji: Toha Muhaimin, Yovsyah, Viny Sutriani
T-3202
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Liana Rica Mon Via; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Syahrizal, Rizky Hasby, B. Bayu Sabdo Kusumo
Abstrak: HIV masih menjadi masalah kesehatan global. Pelanggan WPS merupakan salah satu populasi kunci penyebaran HIV. Penggunaan kondom secara konsisten menjadi cara efektif pencegahan HIV dan IMS pada kelompok ini. Angka konsistensi penggunaan kondom kelompok ini masih rendah, yaitu: 35,82% pada konsistensi kategori 1 (selalu atau sering menggunakan kondom), dan 21,10% pada konsistensi kategori 2 (selalu menggunakan kondom). Konsistensi penggunaan kondom dipengaruhi beberapa faktor salah satunya adalah persepsi berisiko tertular HIV. Pada kelompok pelanggan diketahui yang mempunyai persepsi merasa berisiko tertular HIV adalah 45,37%. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif desain cross sectional untuk mengetahui hubungan persepsi berisiko tertular HIV dengan konsistensi penggunaan kondom pada pelanggan WPS yang menggunakan data STBP 2018-2019, dilaksanakan di 24 kabupaten/ kota di 16 provinsi di Indonesia pada tahun 2018 sampai 2019 dengan jumlah sampel sebanyak 4743 orang. Hasil penelitian menunjukkan: pada konsistensi penggunaan kondom kategori 1, terdapat hubungan signifikan antara persepsi berisiko tertular HIV dengan konsistensi penggunaan kondom dimana pelanggan WPS yang memiliki persepsi merasa berisiko tertular HIV memiliki kecenderungan 1,60 kali lebih tinggi untuk konsisten menggunakan kondom saat berhubungan seks dibandingkan yang memiliki persepsi merasa tidak berisiko setelah dikontrol oleh variabel umur pertama kali berhubungan seks dan pengetahuan tentang efektivitas kondom (PR=1,60, 95% CI=1,28-1,99). Sedangkan pada konsistensi penggunaan kondom kategori 2, terdapat hubungan signifikan antara persepsi berisiko tertular HIV dengan konsistensi penggunaan kondom dimana pelanggan WPS yang memiliki persepsi merasa berisiko tertular HIV memiliki kecenderungan 1,46 kali lebih tinggi untuk konsisten menggunakan kondom saat berhubungan seks dibandingkan yang memiliki persepsi merasa tidak berisiko setelah dikontrol oleh variabel umur pertama kali berhubungan seks dan pengetahuan tentang efektivitas kondom (PR=1,46, 95% CI=1,10-1,94). Pemberlakuan perda kewajiban kondom di lokalisasi dengan sanksi yang tegas disertai kerjasama sinergis antar lintas sektor, updating pemetaan berkala lokalisasi yang belum terjangkau disertai penyuluhan tentang HIV/ AIDS dan efektivitas kondom, diseminasi informasi untuk membentuk persepsi berisiko dan perilaku konsisten menggunakan kondom, penerapan manajemen penyediaan kondom di lokalisasi perlu dipertimbangkan untuk mengurangi kejadian HIV terutama di kelompok pelanggan WPS.
HIV is still a global health problem. FSW customers are one of the key populations spreading HIV. Consistent condom use is an effective way of preventing HIV and STI in this group. The consistency rate of condom use in this group is still low, namely: 35.82% in category 1 consistency (always or often using condoms), and 21.10% in category 2 consistency (always using condoms). The consistency of condom use is influenced by several factors, one of which is the perception of risk of contracting HIV. In the group of known customers who have a perception of feeling at risk of contracting HIV is 45.37%. This study is a quantitative cross-sectional design study to determine the relationship between perception of risk of contracting HIV with consistency of condom use in FSW customers using IBBS data 2018-2019, carried out in 24 regencies/cities in 16 provinces in Indonesia from 2018 to 2019 with a total sample of 4743 people. The results showed: in the consistency of category 1 condom use, there was a significant relationship between the perception of risk of contracting HIV and the consistency of condom use where FSW customers who had a perception of feeling at risk of contracting HIV had a 1.60 times higher tendency to consistently use condoms during sex than those who had a perception of feeling no risk after being controlled by the age variable of first intercourse sex and knowledge of condom effectiveness (PR=1.60, 95% CI=1.28-1.99). Meanwhile, in the consistency of category 2 condom use, there was a significant relationship between the perception of risk of contracting HIV and the consistency of condom use where FSW customers who had a perception of feeling at risk of contracting HIV had a 1.46 times higher tendency to consistently use condoms during sex than those who had a perception of feeling no risk after being controlled by age variables for the first time having sex and knowledge of condom effectiveness (PR=1.46, 95% CI=1.10-1.94). The implementation of mandatory condom localization bylaws with strict sanctions accompanied by synergistic cooperation between cross-sectors, updating the periodic mapping of unreached localizations accompanied by counseling on HIV/AIDS and condom effectiveness, dissemination of information to form risk perceptions and consistent behavior using condoms, the implementation of condom provision management in localization needs to be considered to reduce the incidence of HIV especially in FSW customer groups.
Read More
T-6683
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Evi Fachlaeli; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Tri Yunis Miko Wahyono, Suherman, Eli Winardi
Abstrak:

ABSTRAK Prevalensi IMS tinggi pada WPSL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsistensi penggunaan kondom pada satu bulan terakhir dengan kejadian Infeksi Menular seksual pada wanita penjaja seks langsung (WPSL). Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sumber data hasil Survey Terpadu Biologis dan Perilaku Tahun 2011. Populasi adalah wanita penjaja seks langsung (WPSL) di Provinsi Jawa Barat. Jumlah sampel adalah 500 responden. Hasil penelitian prevalensi IMS pada WPSL 21%, sebagian besar WPSL tidak konsisten menggunakan kondom 76 %. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan tidak bermakna antara konsistensi penggunaan kondom dengan kejadian IMS OR 1.14 (95%CI 0.66;2.3). Peningkatan konsistensi penggunaan kondom dan peningkatan peluang menggunakan kondom.


ABSTRACT STDs prevalence is high in the WPSL. This study aims to determine the relationship the consistency of condom use in the last month with the incidence of sexually transmitted infections in female sex workers directly (WPSL). This study uses crosssectional study design. Data is collected secondary data results of Integrated Biological and Behavioral Survey in 2011. Population is female direct sex workers (WPSL) in West Java province. Number of sample is 500 respondents. The study found that the prevalence of sexually transmitted infections in female sex workers directly (WPSL) by 21% most of the WPSL is inconsistent use of condoms 76%. The results of bivariate analysis showed that there was no significant relationship between the consistency of condom use with the incidence of STI OR 1:14 (95% CI 0.66; 2.3). Increase particularly the consistent use of condoms and increased opportunities to use condoms.

Read More
T-3583
Depok : FKM UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jeany Chrestien Wattimena; Pembimbing: Renti Mahkota; Penguji: Yovsyah, Esti Prima Kartika, Eko Saputro
Abstrak:

Kejadian infeksi HIV semakin meluas secara globaL Di Indonesia, tren kasus HIV meningkat pada penularan meialui hubungan seks (Ditjen P2PI_., 2007). Pencegahan untuk hal tersebut adalah dengan menggunakan kondom secara benar dan konsisten. Namun berdasarkan Survei Surveilans Perilaku (SSP) HIV/AIDS tahun 2003, temyata penggunaan kondom pada populasi ri§iko tinggi seperti wanita penjaja seks masih rendah. Di wilayah Jakarta, Bekasi, dan Ambon, penggmmaan kondom pada WPS bahkan lcurang dari 5%. Untuk mengubah perilaku ini, perlu diketahqi faktor-faktor yang merupakan determinan penggunaan kondom pada WPS. Tujuan penelitian ini adalah untuk xnengetahui dctcrminan pcnggunaan kondom pada WPS di Kota Ambon tahun 2005. Penelitian ini mengglmakan data SSP HIV/AIDS tahun 2005, dengan desain penelitian cross-sectional. Jumlah WPS yang diwawancarai dan datanya dapat dianalisis sebanyak 333 orang. Faktor-faktor yang diteliti dalam hubungannya dengan penggunaan kondom antara lain urnur, peudidikan, larna bekerja, jumlah pfilarlggarl, ketersediaan kondom, riwayat IMS, riwayat konsumsi alkohol/narkoba, dan keterpaqanan informasi tentang HIV/AIDS. Semua variabel ini dianalisis secara multivariat menggunakan analisis Cax Proportional Hazard Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa detenninan penggmmaan kondom pada WPS di kota Ambon adalah lama bekenja [PR=2.l7 (CI95%=I,25-3,'76)}, ketersediaan kondom [PR=4,ll (CI95%=1,66-l0.l9)], riwayat IMS [PR=0,45 (CI95%=0,22-0,92)], dan keterpajanan informasi tentang HIV/AIDS [PR=3,38 (CI95%=1 ,64-7,01 )]. Berdasarkan hasil penelitian tersebut., maka saran yang dapat diberil-can adalah menetapkan perda yang mewajibkan ketersediaan kondom di tempat kerja WPS, mengembangkan metode diskusi serta pcmbcrian brosur dalam memberikan informasi tentang HIV/AIDS, meningkatkan pemberian informasi dan edukasi yang intensif kepada WPS yang positif terkena IMS, serta mengembangkan kemampuan WPS dalam bemegosiasi penggunaan kondom dengan pelanggannya.


HIV infections are considered spread worldwide. In Indonesia, trend of HIV cases increase at sexual transmitting (Ditjen P2PL, 2007). Prevention of the infection is the proper and consistent condom use. However, Behavioral Surveillance Survey of HIV/AIDS 2003 indicated that condom use among high-risk population, such as Female Sex Workers, was still low. Condom use among FSW in Jakarta, Bekasi, and Ambon was the lowest, less than tive percent. In order to modify this behavior, it requires factors that are considered as determinants of condom use among FSW. The objective of the study is to identify detenninants of condom use among FSW in Ambon City 2005. This study use data horn HIV/AIDS Behavioral Surveillance Survey in 2005, with study design cross-sectional. Three hundred and thirty three FSWS are interviewed and their data can be analyzed. Factors that are studied, related to condom use, are age, education, time of work, number of clients, condom availability, history of Sexual Transmitted Infection (STI), history of alcohol and drug use, and exposure to infonnation about HIV/AIDS. All of these variables are multivariate analyzed using Cox Proportional Hazard Regression Analysis. Result of this study shows that determinants of condom use among FSW in Ambon City are time of work [PR=2.l7 (Cl95%=l,25-3,76)], condom availability [PR=4,ll (CI95%=l,66-l0.l9)], history of STI (PR=0,45 (CI95%=0,22-0,92)], and exposure to information about HIV/AIDS {PR=3,38 (CI95%=1,64-7,0l)]. Based on the results, suggestions given iiom this study are to establish regulation of condom availability at FSW’s workplace, develop promotion of HIV/AIDS prevention by discussion and brochure distribution, increase information and education intensively to FSW with STI, and develop FSW’s ability of condom negotiation with client.

Read More
T-2984
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maliani; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Helda, Sholah Imari
T-3387
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadya Hanna Talitha Sidabutar; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Nurhalina Afriana
S-9823
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Endah Kusumowardani; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Kodrat Pramudho, Nandipinta
T-3727
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Frans Landi; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, F. Jeanne Uktolseja
Abstrak: Klamidia adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis, merupakan IMS dengan prevalensi tertinggi yang menginfeksi manusia terutama pada umur 15-49 tahun. Klamidia apabila tidak diobati menyebabkan kekamilan ektopik, infertilitas, servisitis, nyeri panggul kronis dan dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan infeksi mata pada bayi. Wanita Penjaja Seks Tidak Langsung (WPSTL) berisiko terhadap penularan klamidia karena perilaku seksnya dan kurang pengawasan dan pelayanan kesehatan karena pada umumnya beroperasi secara tersembunyi.

Penelitian ini menggunakan data sekunder Survei Terpadu Perilaku dan Biologis (STBP) 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah WPSTL di 11 kabupaten/kota Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi klamidia sebesar 31,9%. Proporsi WPSTL yang tidak konsisten menggunakan kondom sebesar 23,2%. Hasil analisis multivariat diketahui bahwa WPSTL yang tidak konsisten menggunakan kondom berisiko 1,2 kali (PR=1,2 ; (%%CI=0,933-1,522), hasil ini secara statistik tidak bermakna. Cara pencegahan infeksi klamidia pada WPSTL antara lain dengan penggunaan kondom secara konsisten dan benar terutama pada WPSTL berusia <25 tahun dan menderita IMS lain.
Read More
T-5621
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Sulami; Pembimbing: Ratna Djuwita Hatma; Penguji: Lukman Hakim Tarigan, Dyah E. Mustikawati, Dwiana Ocviyanti
T-3078
Depok : FKM UI, 2009
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive