Ditemukan 38095 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Puri Wulandari; Pembimbng: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Zakianis, Dudi H. Gunandi
S-6887
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Umi Kulsum; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Haryoto Kusnoputranto, Muhammad Nasir
S-4604
Depok : FKM UI, 2006
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dedy Supriadi; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Budi Hartono, Teguh Ariotejo
Abstrak:
Pelayanan rumah sakit menghasilkan limbah medis padat yang harus dikelola dengan baik dan komprehensif sejak limbah dihasilkan hingga dikelola di tempat pembuangan akhir. Berdasarkan pengamatan, masih ada petugas kebersihan di Rumah Sakit Haji Jakarta yang tertusuk jarum saat melakukan pengolahan limbah medis yang berarti pengelolaan limbah masih belum optimal dilakukan dan berpotensi menimbulkan dampak kesehatan bagi petugas dan lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan menganalisis sistem pengelolaan limbah medis padat sesuai dengan Keputusan Kemenkes 1204 tahun 2004. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan disain studi kasus. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk menganalisis sistem pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit Haji Jakarta yang terdiri dari input, proses, output dan rekomendasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada faktor input poduksi limbah medis tergolong besar sebesar 128 kg/hari. Pada faktor proses mulai dari pewadahan, tercampur antara limbah medis dan non medis serta benda tajam (jarum suntik), pengangkutan belum menggunakan trolly khusus dan penyimpanan limbah medis belum memenuhi syarat sesuai dengan Kepmenkes 1204 tahun 2014. Oleh karena itu pemilahan (pewadahan) limbah medis yang dimulai dari sumbernya, perilaku petugas dan penyediaan sarana limbah medis menjadi faktor penentu didalam pengelolaan limbah medis sehingga diharapkan dampak resiko kecelakaan kerja dan lingkungan sekitar dapat dikurangi dan bahkan dihindari (zero accident).
Kata Kunci : Limbah Medis Padat, Rumah Sakit Haji
Hospital services produce solid medical waste that must be managed properly and comprehensively since the waste is produced until it is managed in a landfill. Based on the observation, there is still a janitor at Haji Hospital Jakarta who punctured needle while doing medical waste treatment which mean waste management still not optimal done and have potential to cause health impact for officer and environment. This research discusses solid waste medical management system based on regulation of Ministry of Health No. 1204 2004. The research method used qualitative approach with case study design. A qualitative approach was undertaken to analyze the medical waste management system at Haji Jakarta Hospital consisting of inputs, processes, outputs and recommendations.The results showed that in the input factor of medical waste production is large amounted to 128 kg/day. In process factors starting from containers, mixed between medical and non-medical waste and sharp objects (syringes), transportation has not been using special trolly and medical waste storage has not been eligible according to regulation of Ministry of Health No. 1204 2004. Therefore, the sorting of medical waste starting from the source, the behavior of the officer and the provision of medical waste becomes the determining factor in the management of medical waste, so that it is expected that the impact of occupational accident risk and the surrounding environment can be reduced and avoided (zero accident).
Keywords : Solid Medical Waste, Haji Hospital
Read More
Kata Kunci : Limbah Medis Padat, Rumah Sakit Haji
Hospital services produce solid medical waste that must be managed properly and comprehensively since the waste is produced until it is managed in a landfill. Based on the observation, there is still a janitor at Haji Hospital Jakarta who punctured needle while doing medical waste treatment which mean waste management still not optimal done and have potential to cause health impact for officer and environment. This research discusses solid waste medical management system based on regulation of Ministry of Health No. 1204 2004. The research method used qualitative approach with case study design. A qualitative approach was undertaken to analyze the medical waste management system at Haji Jakarta Hospital consisting of inputs, processes, outputs and recommendations.The results showed that in the input factor of medical waste production is large amounted to 128 kg/day. In process factors starting from containers, mixed between medical and non-medical waste and sharp objects (syringes), transportation has not been using special trolly and medical waste storage has not been eligible according to regulation of Ministry of Health No. 1204 2004. Therefore, the sorting of medical waste starting from the source, the behavior of the officer and the provision of medical waste becomes the determining factor in the management of medical waste, so that it is expected that the impact of occupational accident risk and the surrounding environment can be reduced and avoided (zero accident).
Keywords : Solid Medical Waste, Haji Hospital
S-9579
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Meirlin Ramadhani Piliang; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Sri Tjahjani Budi Utami, Rina Fitriani Bahar
S-6381
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Adinda Putriansyah; Pembimbing: Haryoto Kusno Putranto; Penguji: Zakianis, Hikmah Kurniaputri
Abstrak:
Read More
Keberadaan limbah B3 medis padat yang dihasilkan oleh fasyankes masih menjadi perhatian, apabila tidak dikelola dengan tepat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Rumah sakit sebagai produsen utama limbah B3 medis diwajibkan mengelola limbah B3 yang dihasilkannya dengan tepat, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021. Namun di DKI Jakarta, masih banyak limbah B3 medis dari fasyankes yang belum dikelola sesuai standar, dimana hanya 52,9% fasyankes yang melakukan pengelolaan limbah B3 medis sesuai standar, sementara daerah lain mampu mencapai 84,6%. Sejumlah tantangan masih harus dihadapi DKI Jakarta dalam mengelola limbah B3 medis rumah sakit. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap pengelolaan limbah B3 medis padat rumah sakit di DKI Jakarta. Desain penelitian ini merupakan kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif studi kasus yang dilakukan pada lima RSUD di DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan secara langsung di rumah sakit melalui metode wawancara, observasi, dan telaah dokumen terkait dengan praktik pengelolaan limbah B3 medis padat rumah sakit. Karakteristik limbah B3 medis padat di lima RSUD DKI Jakarta meliputi limbah infeksius, patologis, benda tajam, farmasi, dan kimia, dengan tambahan limbah sitotoksik di RSUD A, RSUD D, dan RSUD E. Sumber utama limbah berasal dari instalasi rawat inap, IGD, unit hemodialisa, dan kamar operasi. Rata-rata timbulan harian mencapai 416,44 kg/hari, dengan jumlah tertinggi di RSUD D. Seluruh rumah sakit telah memenuhi standar pelatihan, sarana, dan prasarana, sementara pengelolaan mencakup pengurangan, pemilahan, pewadahan, penyimpanan, hingga pengangkutan eksternal yang dilakukan oleh pihak ketiga berizin. Tingkat kesesuaian pengelolaan limbah tertinggi dicapai oleh RSUD A (93,4%) dan terendah RSUD C (80,7%). Pengelolaan limbah B3 medis padat di RSUD DKI Jakarta telah memenuhi sebagian besar standar regulasi, namun peningkatan diperlukan pada aspek pemilahan, pewadahan, dan jalur pengangkutan internal untuk mencapai kesesuaian yang lebih baik secara menyeluruh.
The presence of solid hazardous medical waste generated by healthcare facilities remains a significant concern. If not properly managed, it can pose serious threats to human health and the surrounding environment. Hospitals, as the primary producers of hazardous medical waste, are required to manage this waste in accordance with Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021. However, in DKI Jakarta, a significant amount of medical hazardous waste from healthcare facilities is still not managed according to standards, with only 52.9% of facilities complying, compared to 84.6% in other regions. DKI Jakarta continues to face various challenges in managing hospital medical hazardous waste effectively.This study aims to provide an overview of the management of solid hazardous medical waste in hospitals in DKI Jakarta. The research employed a mixed-methods design, combining qualitative and quantitative approaches, using a descriptive case study conducted at five regional general hospitals (RSUD) in DKI Jakarta. Data collection was conducted directly at the hospitals through interviews, observations, and reviews of relevant documents on waste management practices. The characteristics of solid hazardous medical waste (B3) in the five regional general hospitals in DKI Jakarta include infectious, pathological, sharp, pharmaceutical, and chemical waste, with additional cytotoxic waste identified in RSUD A, RSUD D, and RSUD E. The primary sources of waste originate from inpatient wards, emergency rooms, hemodialysis units, and operating rooms. The average daily waste generation reaches 416.44 kg/day, with the highest amount recorded at RSUD D. All hospitals have met the standards for training, facilities, and infrastructure, while waste management encompasses reduction, segregation, containment, storage, and external transportation handled by licensed third parties. The highest compliance level in waste management was achieved by RSUD A (93.4%) and the lowest by RSUD C (80.7%). The management of solid hazardous medical waste in five regional general hospitals across DKI Jakarta has met most regulatory standards; however, improvements are needed in segregation, containment, and internal transportation routes to achieve better overall compliance.
S-11905
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Muhammad Rizky Erdimas; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Heru Nugroho
Abstrak:
Read More
Praktik penanganan limbah medis B3 yang dilakukan tenaga kesehatan dapat didukung oleh beberapa faktor agar berjalan dengan baik dan terbebas dari bahaya atau cidera yang dapat mengancam tenaga kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah Ingin mengetahui praktik tenaga kesehatan dalam penanganan limbah B3 oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit X. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi Cross sectional dengan sampel sebanyak 142 orang tenaga kesehatan di rumah sakit x. Variabel dependen penelitian ini adalah praktik penanganan limbah medis B3 oleh tenaga kesehatan di rumah sakit x Jakarta, kemudia variabel independennya adalah pengetahuan seorang tenaga kesehatan dalam penanganan limbah medis B3, tingkat pendidikan tenaga kesehatan, lama bekerja tenaga kesehatan, sikap tenaga kesehatan dalam melakukan penanganan limbah medis B3, ketersediaan fasilitas dan APD yang ada di rumah sakit, peraturan atau SOP yang mengatur penanganan limbah medis B3, serta kategori pekerjaan seorang tenaga kesehatan tersebut. Faktor yang berhubungan di penelitian ini adalah ketersediaan fasilitas dan kategori pekerjaan.
The practice of handling B3 medical waste by health workers can be supported by several factors so that it runs well and is free from danger or injury that could threaten health workers. The purpose of this study was to find out the practice of health workers in handling B3 waste by health workers at X Hospital. This research used a quantitative method with a cross-sectional study design with a sample of 142 health workers at X Hospital. The dependent variable of this study is the practice of handling B3 medical waste by health workers at the x Jakarta hospital, then the independent variable is the knowledge of a health worker in handling B3 medical waste, the education level of the health worker, the length of time the health worker has worked, the attitude of the health worker in handling waste medical B3, availability of facilities and PPE in the hospital, regulations or SOPs governing the handling of B3 medical waste, as well as the job category of the health worker. Related factors in this study are the availability of facilities and job categories.
S-11445
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Niken Tristindaruni; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Laila Fitria, Muslina Handayani
S-5954
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Noni Chrissuda Anggraini; Pembimbimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Budi Hartono, Arthur Ferdinad
Abstrak:
Hasil pemeriksaan limbah cair yang dilakukan pada bulan agustus tahun 2016, titik inlet dan outlet menunjukan kesenjangan hasil dimana hasil pemeriksaan di titik outlet lebih besar dari pada titik inlet untuk parameter tds, tss, ph, cod dan mbas. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisi efektifitas pengolahan limbah cair di rumah sakit harapan depok memenuhi baku mutu limbah cair tahun 2017. Dengan penelitian ini bersifat studi kasus. Sumber penghasil limbah cair rumah sakit harapan depok terbesar berasal dari seluruh aktifitas kegiatan di rumah sakit, jenis dan sumber terbesar air limbah yang dihasilkan di rumah sakit adalah limbah domestik, sisanya limbah yang terkontaminasi oleh infection agents kultur mikroorganisme, darah, buangan pasien pengidap penyakit infeksi, dan lain- lain. Debit output limbah cair rata-rata yang dihasilkan 3 m3/hari. Jaringan perpiaan yang digunakan sebagian terbuat dari pipa pvc sebagian terbuat dari beton yang masih terbuka. Proses pengolahan limbah cair di rumah sakit harapan depok melalui 3 proses pengolahan yaitu pengolahan pendahuluan (pre treatment), pengolahan pertama (primary treatment), pengolahan kedua (secondary treatment), pengolahan ketiga (tertiary treatment). Berdasarkan perhitungan waktu tinggal diperoleh hasil yang belum efektif yaitu pada bak equalisasi didapatakan hasil 35,87 jam dengan kedalam bak ekualisasi 1,5 m. pada bak sedimentasi belum efektif dalam menurunan kadar pencemar yaitu bod 0,49% dan tss 0,95% dengan waktu tinggal 41,6 jam. Kualitas inffluent dan effluent limbah cair dari hasil pemeriksaan sudah efektif dalam menurunkan beban pencemaran limbah cair sesuai dengan baku mutu yang dipersyarat kepmen lh ri no. 5 tahun 2014 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan.
Kata kunci : instalasi pengolahan limbah cair (iplc), influent, effluent.
Read More
Kata kunci : instalasi pengolahan limbah cair (iplc), influent, effluent.
S-9527
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dewi Sulistyowati; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Budi Hartono, Edeng Rachmat
Abstrak:
ABSTRAK Nama : Dewi Sulistyowati Program Studi : Kesehatan Lingkungan Judul : EfektifitasInstalasiPengolahan Air Limbah (IPAL) dalammemperbaikikualitas air limbah(COD, BOD, TSS, MinyakdanLemak, Amonia (NH3), dan Total Coli) di RumahSakitIbudanAnakRestiMulyaTahun 2017. Rumah Sakit Ibu dan Anak Resti Mulya dalam mengelola limbah cair menggunakan IPAL dengan sistem biofilter aerob-anaerob pada tahun 2014. Penelitian ini membahas efektifitas Instalasi Pengolahan Air Limbah di Rumah Sakit Ibu dan Anak Resti Mulya. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskripsi observasional dengan pendekatan cross sectional. Hasil Penelitian terhadap kualitas effluent untuk parameter TSS, COD, BOD, minyak dan lemak tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh Pergub DKI Jakarta No. 69 tahun 2013 dan MenLH No. 05 tahun 2014. Sedangkan untuk parameter amonia dan total Coliform melebihi baku mutu yang ditetapkan. Rata-rata kualitas effluent untuk masing-masing parameter adalah : TSS 22,96 mg/L, amonia 8,90 mg/L, minyak dan lemak 0,995 mg/L, COD 50,61 mg/L, BOD 15,43 mg/L, dan total Coliform adalah sebesar 5.838 MPN/100 ml. Sedangkan berdasarkan analisis hasil laboratorium, efisiensi penurunan kadar pencemar untuk setiap parameter adalah : TSS 25,27%, amonia 56,26%, minyak dan lemak 50,37%, COD 54,36%, BOD 34,17%, dan total Coliform sebesar 60.81%. Persentase efisiensi IPAL dapat diketahui tidak hanya berdasarkan hasil outlet melainkan dengan menguji inlet secara berkala. Apabila parameter amonia, BOD, dan COD melebihi baku mutu yang telah ditetapkan , maka tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki sistem aerasi dan melakukan treatment dengan menambahkan zat penetral seperti PAC.
Kata kunci : Efektifitas, IPAL, TSS, COD, BOD, Minyak dan Lemak, Amonia, Total Coliform
Mother and Child Resti Mulya Hospital in managing Waste Water Treatment Plant (WWTP) with aerob-anaerob biofilter system in 2014. This research discuss effectiveness of Waste Water Treatment Plant Installation at Resti Mulya Hospital. This research is an observational description with cross sectional approach. The result of the research on the effluent quality for TSS, COD, BOD, Oil and fat parameters do not exceed the quality standard specified by Jakarta governor regulation No. 69/2013 and regulation of environment minister number 05/2014. As for amonia and total Coliform parameters exceeded standard Quality set. The average quality of effluent for each parameter are TSS 22,96 mg/L, amonia 8,90 mg/L, oil and fat 0,995 mg/L, COD 50,61 mg/L, BOD 15,43 mg/L, and the total Coliform is 5,838 MPN/100 ml. While based on laboratory analysis, efficiency of decreasing pollutant level for each parameter are : TSS 25,27%, ammonia 56,26%, oil and fat 50,37%, COD 54,36%, BOD 34,17% and total colimorm amounted to 60,81%.The percentage of WWTP efficiency can be known not only based on outlet results but by regularly testing the inlet. If the ammonia, BOD, and COD parameters exceed the predefined quality standard, then the action that can be done is to improve the aeration system and perform treatment by adding a neutralizing agent such as PAC.
Keyword : Effectiveness, WWTP, TSS, COD, BOD, Oil and Fat, Amonia, Total Coliform
Read More
Kata kunci : Efektifitas, IPAL, TSS, COD, BOD, Minyak dan Lemak, Amonia, Total Coliform
Mother and Child Resti Mulya Hospital in managing Waste Water Treatment Plant (WWTP) with aerob-anaerob biofilter system in 2014. This research discuss effectiveness of Waste Water Treatment Plant Installation at Resti Mulya Hospital. This research is an observational description with cross sectional approach. The result of the research on the effluent quality for TSS, COD, BOD, Oil and fat parameters do not exceed the quality standard specified by Jakarta governor regulation No. 69/2013 and regulation of environment minister number 05/2014. As for amonia and total Coliform parameters exceeded standard Quality set. The average quality of effluent for each parameter are TSS 22,96 mg/L, amonia 8,90 mg/L, oil and fat 0,995 mg/L, COD 50,61 mg/L, BOD 15,43 mg/L, and the total Coliform is 5,838 MPN/100 ml. While based on laboratory analysis, efficiency of decreasing pollutant level for each parameter are : TSS 25,27%, ammonia 56,26%, oil and fat 50,37%, COD 54,36%, BOD 34,17% and total colimorm amounted to 60,81%.The percentage of WWTP efficiency can be known not only based on outlet results but by regularly testing the inlet. If the ammonia, BOD, and COD parameters exceed the predefined quality standard, then the action that can be done is to improve the aeration system and perform treatment by adding a neutralizing agent such as PAC.
Keyword : Effectiveness, WWTP, TSS, COD, BOD, Oil and Fat, Amonia, Total Coliform
S-9515
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tuti Kurniawati; Pembimbing: Sri Tjahjani Budi Utami; Penguji: I Made Djaja, Didik Supriyono
S-7450
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
