Ditemukan 31233 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Dedy Zairus, Elisna Syahruddin, Anwar Jusuf
JRI Vol.28, No.4
Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2008
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Slamet Dwi Pahlawan, Soedjajadi Keman
JKL Vol.7, No.2
Surabaya : Departemen KL FKM Unair, 2014
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Elisna Syahruddin, Dedy Zairus, Anwar Jusuf
JRI Vol.28, No.4
Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2008
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Elisna Syahruddin
JRI Vol.17, No.4
Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 1997
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Andree Kurniawan; Promotor: Ratna Djuwita; Ko Promotor: Asri C. Adisasmita, Sonar Soni Panigoro; Penguji: Noorwati Sutandyo, Fiastuti Witjaksono, Tirza Z. Tamin, Rachmat Sumantri, Dwi Savitri Rivami
Abstrak:
Latar Belakang: Masih terbatas data hubungan sarkopenia dengan toksisitas kemoterapi dan kualitas hidup. Tujuan studi adalah untuk mengetahui peran sarkopenia terhadap toksisitas kemoterapi dan perubahan skor kualitas hidup setelah pasien kanker payudara Metode: Studi kohort prospektif pada pasien kanker payudara perempuan berusia 18-59 tahun yang menjalani kemoterapi pertama dilakukan evaluasi sarkopenia dengan analisa Bio-impedans dan dinamometer JAMAR. Evaluasi toksisitas kemoterapi dan kualitas hidup dengan kuesioner National cancer Institute common toxicity criteria dan kuesioner European Organization for Research and Treatment of Cancer Core Quality of life 30 dan BRE-23. Hasil: Sebanyak 128 subyek kanker payudara dengan median usia 47(25-59) tahun, 39,1% dengan status gizi gemuk, 56,3% dengan stadium 2, 51,6% belum menopause, dan 51,6% mendapat kemoterapi berbasis Taxan. Sarkopenia sebelum kemoterapi berisiko dengan toksisistas pasca kemoterapi pertama dengan adjusted rasio odds (OR) 1,74(0,62-4,86), pasca kemoterapi kedua adjusted OR 40,34 (2,54-641,19), dan pasca kemoterapi ketiga adjusted OR 3,98 (0,14-114,01). Sarkopenia berisiko terhadap perubahan skor kualitas hidup pasca tiga siklus kemoterapi untuk domain kehilangan nafsu makan dengan adjusted OR 2,23(0,27-18,63), domain konstipasi dengan adjusted OR 3,42(0,75-15,50), dan domain kesulitan finansial dengan adjusted OR 5,50(1,41-121,42). Simpulan: Sarkopenia sebelum kemoterapi berhubungan dengan toksisitas kemoterapi dan penurunan skor kualitas hidup untuk beberapa domain skala gejala
Background: There was still limited data whether sarcopenia related to chemotherapy toxicity and impacted to quality of life. The aim is to know the role of sarcopenia on chemotherapy toxicity and changed of quality of life after breast cancer patients. Methods: This prospective cohort study was conducted in breast cancer women patients with age 18 to 59-year old who underwent chemotherapy, will be evaluated sarcopenia with Bio-Impedans analysis and JAMAR dynamometer. Evaluation of chemotherapy toxicity and quality of life with National cancer institute common toxicity criteria and European Organization for research and treatment of cancer care quality of life 30 and BRE-23. Results: A total of 128 breast cancer subjects with median age 47(25-59) year old, 39.1% with obese, 56.3% with stage 2 disease. Sarcopenia before chemotherapy associated with toxicities after first, second, and third cycles of chemotherapy with adjusted OR 1.73(0.62-4.86); 40.34(2.54-641.19); and 3.98(0.14-114.01), respectively. Sarcopenia associated with changed of quality of life scores of loss of appetite, constipation, and financial loss domains with adjusted OR 2.23(0.27-18.63), 3.42(0.75-15.50), and 5.50(1.41-21.42) respectively after underwent three cycles of chemotherapy. Conclusion: Sarcopenia before chemotherapy associated with chemotherapy toxicity and decreased quality of life score for several domain of symptom scales
Read More
Background: There was still limited data whether sarcopenia related to chemotherapy toxicity and impacted to quality of life. The aim is to know the role of sarcopenia on chemotherapy toxicity and changed of quality of life after breast cancer patients. Methods: This prospective cohort study was conducted in breast cancer women patients with age 18 to 59-year old who underwent chemotherapy, will be evaluated sarcopenia with Bio-Impedans analysis and JAMAR dynamometer. Evaluation of chemotherapy toxicity and quality of life with National cancer institute common toxicity criteria and European Organization for research and treatment of cancer care quality of life 30 and BRE-23. Results: A total of 128 breast cancer subjects with median age 47(25-59) year old, 39.1% with obese, 56.3% with stage 2 disease. Sarcopenia before chemotherapy associated with toxicities after first, second, and third cycles of chemotherapy with adjusted OR 1.73(0.62-4.86); 40.34(2.54-641.19); and 3.98(0.14-114.01), respectively. Sarcopenia associated with changed of quality of life scores of loss of appetite, constipation, and financial loss domains with adjusted OR 2.23(0.27-18.63), 3.42(0.75-15.50), and 5.50(1.41-21.42) respectively after underwent three cycles of chemotherapy. Conclusion: Sarcopenia before chemotherapy associated with chemotherapy toxicity and decreased quality of life score for several domain of symptom scales
D-445
Depok : FKM-UI, 2021
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Jusuf Anwar, Elisna Syahruddin, Ahmad Hudoyo
JRI Vol.29, No.4
Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2009
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Syafrizal Syafei
CDK Vol.36, No.1 (2009)
Jakarta : Kalbe Farma, 2009
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
The Indonesian J. of Public Health (IJPH), Vol.3, No.1, Juli 2006, hal. 19-23. ( ket. ada di bendel 2005- 2006) dan ( di bendel 2006-2007 )
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Elisna Syahruddin, Ahmad Hudoyo, Anwar Jusuf
JRI Vol.30, N0.2
Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru, 2010
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nissa Noor Annashr; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: KLusharisupeni, Bambang Wispriyono, Diah Wati, Didik Supriyono
Abstrak:
Timbal merupakan salah satu logam berat yang mencemari udara dan terus menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang paling serius. Absorpsi timbal yang meningkat menyebabkan terjadinya penurunan kadar Hb, penurunan jumlah dan pemendekan masa hidup eritrosit, peningkatan jumlah retikulosit dan peningkatan jumlah eritrosit berbintik basofilik. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efek dari kadar timbal dalam darah terhadap kadar Hb dan eritrosit berbintik basofilik pada siswa SD di Desa Cinangka, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel darah vena diambil dari 103 siswa SD Cinangka untuk diukur kadar timbal dalam darah, kadar Hb dan eritrosit berbintik basofilik. Kuesioner digunakan untuk mengetahui data mengenai tingkat pendidikan pendapatan orangtua dan asupan zat gizi. Variabel status gizi diketahui melalui perhitungan Indeks Massa Tubuh/Umur (IMT/U) yang dikonversikan ke dalam skala Z-Score. Hasil penelitian menunjukkan 61,2% siswa SD memiliki kadar timbal dalam darah tinggi (≥ 10 μg/dl). Hasil analisis statisik dengan chi square menunjukkan bahwa asupan protein (p = 0,03; OR = 4,184 95% CI : 1,062-16,49) dan asupan zat besi (p = 0,008; OR = 5,398 95% CI : 1,406-20,718) memiliki hubungan yang signifikan dengan kadar Hb pada siswa SD Cinangka. Untuk variabel dependen eritrosit berbintik basofilik, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kadar timbal dalam darah yang tinggi (p = 0,001; OR = 180 95% CI : 38,093-850,551) dan pendidikan ibu yang rendah (P = 0,005; OR = 3,92 95% CI : 1,459-10,532) merupakan faktor risiko terjadinya eritrosit berbintik basofilik pada siswa SD. Kata Kunci : kadar timbal dalam darah, kadar Hb, eritrosit berbintik basofilik
Read More
T-4280
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
