Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6305 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rizaldy Pinzon
MJKI No.5
Jakarta : Grafiti Medika Pers, 2011
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yusuf Subekti; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yulianty Permanasari, Tranggono Yudo Utomo, Armansyah
Abstrak: Stroke adalah penyebab utama kematian dan kesakitan di Indonesia, menurut data Riskesdas prevalensinya terus meningkat dengan angka 10,9 per mil di tahun 2018. Stroke non hemoragik merupakan kasus terbanyak di rawat inap RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Bekasi. RS telah membuat clinical pathway, tetapi belum dilakukan pembaharuan setelah lebih dari 3 tahun dibuat. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran input, proses, output, dan outcome dan tantangan yang dihadapi saat implementasi clinical pathway. Penelitian ini retrospektif menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam kerangka evaluasi sistem. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada variabel input dari sisi SDM, dana, kebijakan, sarana prasarana, obat dan alkes tersedia dan siap menerapkan CP, tantangan pada koordinasi tim. Variabel proses sudah berjalan dengan tantangan pada identifikasi tim, penunjukan ketua tim dan sosialisasi CP belum optimal. Variabel output didapatkan LHR rata-rata sesuai dengan CP, varian didapatkan pada visite, pemeriksaan penunjang, tindakan, konsultasi obat dan alkes. Variabel outcome terdapat selisih tagihan sebesar Rp. 224.103 (5%) dengan Selisih positif pada layanan fisioterapi Rp 178.470 (143%), Visite Rp. 88.215 (26%), Gizi Rp. 78.014 (18%), Akomodasi Rp. 53.625 (10%), Tindakan Rp. 45.805 (7%), Konsultasi Rp. 6.750 (6%). Selisih negatif terjadi pada layanan Obat Rp. 123.911 (25%), Laboratorium Rp. 92.465 (21%), Radiologi Rp. 8.238 (1%) dan Alkes Rp. 2.162 (1%).
Stroke is the leading cause of death and illness in Indonesia, according to Riskesdas data the prevalence continues to increase by 10.9 per mile in 2018. Non-hemorrhagic strokes are the most frequent inpatients cases at dr.Chasbullah Abdulmadjid Hospital. The hospital has made the clinical pathway, but no updates have been made after more than 3 years. This study aims to get an overview of the inputs, processes, outputs, and outcomes and challenges faced when implementing clinical pathways. This is retrospective research, uses quantitative and qualitative approaches in a system evaluation framework. The results showed that the input variables in terms of HR, funds, policies, infrastructure, drugs and medical equipment are available and ready to apply CP, the challenge is lies in the team coordination. Process variables are already running with challenges in team identification, team leader election and the CP socialization still not optimal. Output variables obtained an average LHR in accordance with CP, variants were obtained on the visit, supporting examinations, nursing services, drug consultations and medical devices. The outcome variable, there is a price difference between real and appropriate CP of Rp. 224,103 (5%), Positive difference in physiotherapy services Rp. 178,470 (143%), Visite Rp. 88,215 (26%), Nutrition Rp. 78,014 (18%), Accommodation Rp. 53,625 (10%), nursing services Rp. 45,805 (7%) and Consultation Rp. 6,750 (6%). A negative difference occurs in the drug service Rp. 123,911 (25%), Laboratory Rp. 92,465 (21%), Radiology Rp. 8,238 (1%) and Medical Devices Rp. 2,162 (1%).
Read More
B-2156
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Weny Rinawati; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Andi Basuki Prima B., Kemal Imran
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Weny Rinawati Program Studi : Kajian Administrasi Rumah Sakit Judul : Analisis biaya perawatan stroke berdasarkan Clinical Pathway di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta dalam pelayanan pasien Jaminan Kesehatan Nasional Latar belakang. Masalah yang sering dihadapi pada pelayanan pasien Jaminan Kesehatan Nasional adalah kesenjangan biaya perawatan pasien stroke dengan tarif INA-CBGs. Hal ini terkait dengan biaya perawatan dan Clinical Pathway. Tujuan. Mengetahui biaya perawatan pasien stroke di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Metoda. Penelitian kuantitatif deskriptif mengikutsertakan 277 subjek penyakit stroke yang diperoleh di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta selama Januari – Juni 2015. Biaya perawatan stroke dihitung berdasarkan biaya satuan (unit cost) dengan menggunakan metode activity based costing dan Clinical Pathway. Hasil. Biaya satuan perawatan stroke iskemik dan stroke hemoragik berdasarkan Clinical Pathway, dengan memperhitungkan biaya investasi dan biaya gaji, tanpa memperhitungkan jasa medis berturut-turut adalah Rp 311,860,860.83 dan Rp 585,083,610.01; dengan memperhitungkan biaya investasi, biaya gaji, dan jasa medis berdasarkan tarif rumah sakit adalah Rp 321,682,940.73 dan Rp598,929,450.01; dengan memperhitungkan biaya investasi, biaya gaji, dan jasa medis berdasarkan tarif IDI adalah Rp 318,360,860.73 dan Rp 594,333,610.01; tanpa memperhitungkan biaya investasi, biaya gaji, dan jasa medis adalah Rp30,361,681.00 dan Rp25,698,199.46; tanpa memperhitungkan biaya investasi dan biaya gaji, tetapi memperhitungkan jasa medis berdasarkan tarif rumah sakit adalah Rp 40,183,761.00 dan Rp 39,544,199.46; tanpa memperhitungkan biaya investasi dan biaya gaji, tetapi memperhitungkan jasa medis berdasarkan IDI adalah Rp 36,861,681.00 dan Rp 34,948,199.46. Simpulan: Dijumpai selisih biaya perawatan berdasarkan biaya satuan dan Clinical Pathway, baik yang memperhitungkan biaya investasi, gaji, dan jasa medis, maupun tanpa memperhitungkan biaya investasi, gaji, dan jasa medis, dengan tarif layanan existing dan tarif INA-CBGs Kata kunci : biaya, Clinical Pathway, INA-CBGs, stroke


ABSTRACT Name : Weny Rinawati Study Program : Hospital Administration Title : Cost of stroke treatment based on Clinical Pathway in National Brain Center Hospital, Jakarta Background. Problem often encountered in patient care National Health Insurance is the gap between the cost of stroke treatment with INA-CBGs tariff. This is related to the cost of treatment and the Clinical Pathway. Aim. Knowing the cost of stroke treatment in the National Brain Center Hospital Jakarta. Methods. Descriptive quantitative study involving 277 subjects stroke obtained at the National Brain Center Hospital Jakarta during January - June 2015. The cost of stroke treatment are calculated based on the unit cost using activity-based costing method and Clinical Pathway. Results. The unit cost of ischemic stroke and hemorrhagic stroke treatment by Clinical Pathway, taking into account investment costs and salary costs, regardless of medical services is IDR 311,860,860.83 and IDR 585,083,610.01; taking into account investment cost, salary cost, and medical services tariff based hospital is IDR 321,682,940.73 and IDR 598,929,450.01; taking into account investment cost, salary cost, and medical services tariff based IDI is IDR 318,360,860.73 and IDR 594,333,610.01; without taking into account investment cost, salary cost, and medical services are IDR 30,361,681.00 and IDR 25,698,199.46; without taking into account the investment cost and salary cost, but taking into account medical services tariff based hospital is IDR 40,183,761.00 and IDR 39,544,199.46; without taking into account the investment cost and salary cost, but taking into account medical services tariff based IDI is IDR 36,861,681.00 and IDR 34,948,199.46. Conclusion. Found difference in the cost of stroke treatment is based on unit cost and Clinical Pathway, both of which take into account the investment, salaries, and medical services cost, and without taking into account investment, salaries, and medical services cost, with existing services and tariff rates INA-CBGs Keywords: Clinical Pathway, cost, INA-CBGs, stroke

Read More
B-1786
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Telly Purnamasari Agus; Promotor: Ratna Djuwita; Kopromotor: Amal Chalik Sjaaf, Adisasmita, Asri C.; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Mardiati Nadjib, Evi Martha, Rizaldy Taslim Pinzon, Trihono
Abstrak: Pengaruh pelaksanaan clinical pathway terhadap proses pelayanan dan lama hari rawat pasien stroke iskemik di tiga rumah sakit Indonesia Pengaruh pelaksanaan clinical pathway terhadap proses pelayanan dan lama hari rawat pasien stroke iskemik di tiga rumah sakit Indonesia
Read More
D-379
Depok : FKM-UI, 2018
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
I Nyoman Gede Bayu Wiratama Suwedia; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Ede Surya Darmawan, Vetty Yulianty Permanasari, Koen Virawan, Ni Ketut Agustiani
Abstrak:
Tesis ini membahas evaluasi implementasi dari clinical pathway diare pada balita, dengan tujuan didapatkan hasil evaluasi dari implementasi Clinical Pathway diare pada balita serta perhitungan unit cost pada kasus diare pada balita di RSU Bhakti Rahayu Denpasar. Desain penelitian yan digunakan yaitu mix method yaitu desain penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019 hingga Juni 2020. Hasil yang didapatkan adalah masih didapatkannya beberapa variasi pada layanan yang diberikan untuk pasien sehingga mendapatkan total biaya tindakan yang sesuai dengan clinical pathway sebesar Rp 675.281,- dengan biaya riil pelayanan yang diberikan sebesar Rp 1.045.212,- yang berarti masih terdapat selisih sebesar Rp 369.931

This thesis discusses about the evaluation of the suitability of the clinical pathway application of clinical pathway diarrhea in infants, with the aim of obtaining the results of an evaluation of the implementation of Clinical Pathway diarrhea in infants and the calculation of unit cost in cases of diarrhea in infants in Bhakti Rahayu General Hospital Denpasar. The research design used is the mix method, namely quantitative and qualitative research designs. The  study was conducted in May 2019 to June 2020. The results obtained are still getting some variations in the services provided to patients so that the total cost of action in accordance with clinical pathway is Rp. 675,281, - with the real cost of services provided at Rp. 1,045,212 , - which means there is still a difference of Rp. 369,931, -.

Read More
B-2144
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bambang Eko Sunaryanto; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Atik Nurwahyuni, Diah Setia Utami, Puji Triastuti
Abstrak:

Untuk mengevaluasi terhadap penerapan clinical pathway bagi pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, dilakukan penelitian menggunakan desain cross-sectional retrospektif dengan pengambilan sampel berdasarkan proporsi kejadian variabel yang diukur. Hasil yang diperoleh adalah indikator kejadian percobaan bunuh diri menurun dari 6% menjadi 2% (p= 0,097). Indikator kejadian pasien lari 6% vs 5% (p = 0,756). Kejadian pasien jatuh menurun dari 2% menjadi nol (p= 0,155). Indikator kejadian pasien yang difiksasi satu kali menurun dari 26% menjadi 12%, sedangkan pasien yang difiksasi lebih dari satu kali menurun dari 12% menjadi 10% (p = 0,028). Indikator kejadian infeksi nosokomial akibat scabies terdapat peningkatan bermakna dari tidak ada kasus menjadi 19% (p = 0,001). Tidak ada kejadian infeksi nosokomial akibat luka fiksasi. Kejadian re-hospitalisasi sebanyak satu kali mengalami penurunan sesudah penerapan clinical pathway sebanyak 7% (26% menjadi 19%). Kejadian re-hospitalisasi lebih dari satu kali meningkat sebesar 42% (10% menjadi 52%). Interval re-hospitalisasi kurang dari satu bulan menurun dari 2% menjadi 1%. Rata-rata lama rawat menurun dari 80,8 menjadi 59,16 (p = 0,04). Sedangkan indikator kepuasan pelanggan terdapat kecenderungan terjadi peningkatan setelah penerapan clinical pathway, namun pada tahun 2011 terdapat tren yang menurun. Saran: perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang adanya faktor-faktor selain clinical pathway, yang berpengaruh terhadap perubahan tingkat keselamatan pasien, re-hospitalisasi, efektivitas pelayanan, serta perlunya revisi formulir clinical pathway.


 

This study was conducted to evaluate the implementation of clinical pathway for patients with schizophrenia in the Dr. Radjiman Wediodiningrat Mental Hospital. This research used cross-sectional design with retrospective sampling events based on the proportion of measured variables. We found that the incidence of suicide attempts decreased from 6% to 2% (p = 0.097). There was no different of run away event ( 6% vs 5%; p = 0.756). The incidence of patient fell decreased from 2% into zero (p = 0.155). The events of one-time fixation decreased from 26% to 12%, while patients who got more than once fixation declined from 12% to 10% (p = 0.028). The incidence of nosocomial infection scabies increased to 19% (p = 0.001). There was no wound infections from fixation events. The incidence of re-hospitalization, one-time decreased after the implementation of clinical pathways as much as 7% (26% to 19%). But the incidence of rehospitalization for more than one time increased by 42% (10% to 52%). The average length of stay decreased from 80.8 to 59.16 (p = 0,04). In term of customer satisfaction, there was a tendency an increase after the implementation of clinical pathways, but in 2011 there was a downward trend. The study suggest to asses factor beside clinical pathways that influence patient safety, rehospitalized, care of effectivenes and review the clinical pathway form.

Read More
B-1572
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Riska Amalia Okyana; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Purnawan Junadi, Yusuf Manuhutu
S-9018
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Susi; Pembimbing: Ronnie Rivany, Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Mus Aida, Cici Sri Suningsih
T-2308
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Erani Soengkono; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Wachyu Sulistiadi, Dedi Tedjakusnadi, Jusuf Kristianto
Abstrak: Gastroenteritis akut merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia karena faktormortalitas dan morbiditas yang tinggi terutama pada anak-anak. Proses pelayanan yangbaik dan terorginisir akan meningkatkan hasil keluaran (outcome) yang baik daripasien dengan gastroenteritis akut. Clinical Pathway dapat digunakan sebagai standardyang jelas untuk meningkatkan kualitas pelayanan, mengurangi lama hari perawatandi rumah sakit, biaya perawatan dan mengurangi variabilitas. Rumah Sakit Husadayang menerapkan clinical pathway gastroenteritis akut pada pasien anak sebagai alatkendali mutu harus benar-benar merencanakan, menyusun, menerapkan danmengevaluasi clinical pathway secara sistematis dan berkesinambungan.Penelitian inidilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan Tools PengembanganPra Clinical Pathway dan Evaluasi Clinical Pathway serta pendekatan kualitatif denganwawancara mendalam. Implementasi clinical pathway gastroenteritis akut pada pasienanak di RS Husada dapat dilihat dari faktor input (sumber daya manusia, biaya / dana,kebijakan rumah sakit, ketersediaan obat dan alat kesehatan, sarana dan prasarana),faktor proses mulai dari proses pra persiapan clinical pathway sampai tahapimplementasi dan faktor output berupa kesesuaian pelayanan kesehatan denganclinical pathway gastroenteritis akut (lama hari rawat, visite DPJP, pemeriksaanpenunjang, tindakan keperawatan dan penggunaan obat dan alat kesehatan). Hasilpenelitian didapatkan dari faktor input sumber daya manusia menjadi faktorpenghambat penerapan clinical pathway gastroenteritis akut sehingga penerapannyatidak berjalan baik, sedangkan dari sisi proses langkah awal pembuatan clinicalpathway tidak dijalankan dengan benar sehingga menjadi awal hambatan pada prosesimplementasi selanjutnya, dan dari faktor output masih belum ada kesesuaianpelayanan dengan clinical pathway gastroenteritis seperti visite DPJP, penggunaanobat dan alkes yang polifarmasi dan tidak efisien, serta pemeriksaan penunjang yangtidak diperlukan.Kata Kunci: gastroenteritis akut, pasien anak, evaluasi, implementasi, ClinicalPathway
Acute gastroenteritis becomes health problem all over the world, because it is thecausal factor of high mortality and morbidity especially in children. Good and well-organized process of healthcare service will improve the outcome of the patients withacute gastroenteritis. Clinical pathway may be used as clear standard to improve thequality of health care, and also to reduce the length of hospital stay, hospital costs anddecrease the variability. Husada Hospital which implementing the clinical pathwayacute gastroenteritis in children as a quality control should really plan, organize,implement and evaluate clinical pathway systematically and continuously. Methodethat used for the research are quantitative approach with development of pre-clinicalpathways and evaluation of clinical pathways tools, and also indepth interview. Theaim of this research are to find out the inhibiting factors for implementation of clinicalpathways acute gastroenteritis which seen from input factors (human resources,funds, hospital policy, availability of drugs and medical equipments, also facilitiesand infrastructure); process factors which start from pre-preparation of clinicalpathways until the implementation phase; the output factors to look at theappropriateness of health services acute gastroenteritis in children with clinicalpathways in Husada Hospital. The result showed that the inhibiting factors from inputfactors are human resources, then process factors are the beginning of deciding on anICP to develop, and the output which there are no appropriatness in service healthwith acute gastroenteritis clinical pathways (e.g. visite doctors, using drugs andmedical equipments, laboratories, radiology that unnecessary)
Read More
B-1808
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizka Chairani Riza; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Mardiati Nadjib, Kurnia Sari, Dyana Ratna Mariza, Agus Budhy
Abstrak: Proses penyusunan hingga tahap penerapan dan faktor output berupa kesesuaian pelayanan kesehatan dengan clinical pathway demam tifoid (lama hari rawat, visite, pemeriksaan penunjang, penggunaan obat dan alat kesehatan serta tindakan keperawatan). Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor input sumber daya manusia menjadi salah satu faktor penghambat penerapan clinical pathway demam tifoid sehingga penerapannya kurang berjalan baik, sedangkan dari sisi proses langkah penyusunan clinical pathway tidak dijalankan dengan benar sehingga menjadi awal hambatan pada proses penerapan selanjutnya, dan dari faktor output masih belum ada kesesuaian pelayanan dengan clinical pathway demam tifoid seperti penggunaan obat dan pemeriksaan penunjang.
Read More
B-2107
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive