Ditemukan 25684 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Komari
Seri Gizi 16
Bogor : P3G, 1993
Laporan Penelitian Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sumayyah; Pembimbing : Siti Arifah Pudjonarti; Penguji: Trini Sudiarti, Damar Wiraputra
Abstrak:
Mengingat angka kejadian gizi buruk dan anak pendek di Indonesia serta minimnya alternatif makanan untuk anak autisme, maka penulis ingin membuat cookies non-terigu berprotein tinggi dengan memanfaatkan bahan produksi pangan Indonesia, yaitu tepung ikan teri, tepung daun kelor, dan tepung mocaf. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan acak lengkap. Panelis dalam penelitian ini adalah 45 mahasiswa FKM UI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cookies yang paling disukai panelis adalah cookies 144 yang memiliki kandungan tepung mocaf sebesar 34.0% ,tepung ikan sebesar 8.5%, dan tepung daun kelor sebesar 8.5%. Penelitian membuktikan adanya perbedaan signifikan terkait penilaian warna,aroma, after taste, dan keseluruhan cookies (p < 0,05) namun tidak pada variabel tekstur, dan rasa (p > 0,05). Berdasarkan hasil uji laboratarium, cookies 144 memiliki kandungan gizi yaitu energi 415,82 kkal; air 11,04 gram; abu 3,483 gram; lemak 14,78 gram; protein 11,80 gram; dan karbohidrat 58,90 gram. Penambahan tepung mocaf, tepung ikan teri, dan tepung daun kelor meningkatkan jumlah protein, lemak, karbohidrat, kadar air, dan kadar abu.
Kata kunci: Cookies, Protein, tepung mocaf, tepung ikan teri, dan tepung daun kelor
The incidence of malnutrition and short children in Indonesia increase and the lack of alternative food for children with autism, hence the authors want to make highprotein non-wheat cookies by utilizing Indonesian food production which is mocaf flour, anchovy fish flour, and moringa flour. This research is an experimental research that using completely randomized design method. Panelists for hedonic test in this research are 45 students from Faculty of Public Health UI. The results showed that cookies most favored panelists were cookies 144 which contained mocaf flour by 34.0%, fish flour by 8.5%, and moringa flour by 8.5%. Studies have shown significant differences in color, aroma, after taste, and overall cookies (p 0.05). Based on laboratorium analysis, the nutrient contents of cookies 144 are 415,82 kcal of energy; 11,04 gram of water; 3,483 gram of ash; 14,78 gram of fat; 11,80 gram of protein; and 58,90 gram of carbohydrate. The addition of mocaf flour, fish flour, and moringa flour can improve the content of protein, fats, carbohydrate, water, and ash.
Keywords : Cookies, Protein, mocaf flour, anchovy fish flour, and moringa flour.
Read More
Kata kunci: Cookies, Protein, tepung mocaf, tepung ikan teri, dan tepung daun kelor
The incidence of malnutrition and short children in Indonesia increase and the lack of alternative food for children with autism, hence the authors want to make highprotein non-wheat cookies by utilizing Indonesian food production which is mocaf flour, anchovy fish flour, and moringa flour. This research is an experimental research that using completely randomized design method. Panelists for hedonic test in this research are 45 students from Faculty of Public Health UI. The results showed that cookies most favored panelists were cookies 144 which contained mocaf flour by 34.0%, fish flour by 8.5%, and moringa flour by 8.5%. Studies have shown significant differences in color, aroma, after taste, and overall cookies (p 0.05). Based on laboratorium analysis, the nutrient contents of cookies 144 are 415,82 kcal of energy; 11,04 gram of water; 3,483 gram of ash; 14,78 gram of fat; 11,80 gram of protein; and 58,90 gram of carbohydrate. The addition of mocaf flour, fish flour, and moringa flour can improve the content of protein, fats, carbohydrate, water, and ash.
Keywords : Cookies, Protein, mocaf flour, anchovy fish flour, and moringa flour.
S-9367
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Marsella Syah Putri; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Fathimah Sulistyowati Sigit, Cesilia Meti Dwiriani
Abstrak:
Read More
Anemia gizi besi (AGB) masih menjadi masalah gizi mikro yang umum dialami oleh remaja perempuan di Indonesia. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi AGB adalah dengan mewajibkan fortifikasi zat besi pada tepung terigu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata asupan zat besi dari pangan berbahan tepung terigu berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada siswi SMAN 34 Jakarta tahun 2025. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah responden sebanyak 65 siswi. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata asupan zat besi dari pangan berbahan tepung terigu sebesar 4,19 ± 1,58 mg/hari (27,93% dari AKG). Terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara frekuensi jajan, uang jajan, pengaruh teman, dan ketersediaan makanan berbahan tepung terigu dengan asupan zat besi (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor berpengaruh terhadap kontribusi pangan berbahan tepung terigu terhadap kecukupan zat besi.
Iron deficiency anemia (IDA) remains a prevalent micronutrient deficiency among adolescent girls in Indonesia. One of the government’s strategies to address IDA is mandatory iron fortification in wheat flour. This study aimed to analyze the differences in average iron intake from wheat-based foods based on influencing factors among female students at SMAN 34 Jakarta in 2025. A cross-sectional design was used with a total of 65 respondents. The results showed that the average iron intake from wheat-based foods was 4.19 ± 1.58 mg/day, which only meets 27.93% of the recommended dietary allowance (RDA). Significant differences were found in iron intake based on snacking frequency, amount of pocket money, peer influence, and availability of wheat-based foods at home (p < 0.05). It can be concluded that both internal and external factors influence iron adequacy from wheat-based foods among adolescents.
S-11893
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Majalah Keamanan Pangan, Vol.24, Tahun XII, 2013, halaman. 21-24. ( ket. ada di bendel maj. campuran No. 9 )
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Maj. Kesmas. Indo. (MKMI), XXII, No.10, November, 1994, hal. 647-650
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Vissia Didin Ardiyani; Pembimbing: I Made Djaja
S-2724
Depok : FKM UI, 2002
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ance Murdiana Dahro
Seri Gizi 16
Bogor : P3G, 1993
Laporan Penelitian Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
M. Saidin
Seri Gizi 21
Bogor : P3G, 1998
Laporan Penelitian Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Uken S. Soetrisno
Seri Gizi 14
Bogor : P3G, 1991
Laporan Penelitian Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ajeng Mustika; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Sri Arifah Pujonarti, Ida Ruslita Amir
Abstrak:
Periode pemberian makanan pendamping ASI merupakan waktu meningkatnyajumlah prevalensi gizi kurang yang dapat menyebabkan pertumbuhan danperkembangan yang buruk pada anak. Menurut Riskesdas tahun 2013, prevalensistunting di Indonesia sekitar 35-40% dan underweight 15-20% untuk anak usiabawah 5 tahun. Pada negara berkembang, praktik pemberian MP ASI masihbermasalah dalam ketidakcukupan jumlah zat gizi makro dan mikro, frekuensimakan yang sedikit, dan rendahnya kemampuan serta variasi bahan lokal yangdigunakan untuk MP ASI. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alternatif MPASI dan mengetahui kualitas organoleptik cookies panambahan tepung tulangceker ayam dan tepung ampas tahu. Penelitian dengan desain eksperimental yangdilakukan dengan membuat enam formulasi yaitu satu kontrol dan lima cookiesformulasi. Pembuatan tepung dengan ukuran partikel 100 mesh dan dilakukananalisis kandungan gizi tepung dan cookies. Uji hedonik dilakukan pada 50panelis yaitu ibu yang memiliki bayi berusia 6-12 bulan di Depok untuk melihatpengaruh rasa, aroma, warna, tekstur, after taste, dan keseluruhan cookies.Penelitian membuktikan adanya perbedaan signifikan terkait penilaian warna,aroma, rasa, after taste, dan keseluruhan cookies (p < 0,05) namun tidak padavariabel tekstur (p > 0,05). Cookies formulasi yang paling disukai adalah cookies849 dengan komposisi 12 gram tepung tulang ceker ayam dan 28 gram tepungampas tahu. Penambahan tepung tersebut memberikan peningkatan kandunganprotein, kalsium, air, abu, dan zat besi.Kata kunci: MP ASI, cookies, tepung tulang ceker ayam, tepung ampas tahu.
Read More
S-9212
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
